Read More >>"> Janji-Janji Masa Depan (Bagian Hidup (Bagian 3)) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Janji-Janji Masa Depan
MENU
About Us  

Pagi sekali aku sudah memanasi motor Lail.

Nurdin yang dahulu pada jam sama selalu menghampiriku, kini tetap datang ke halamanku hanya saja menjemput orang yang berbeda.

Setiap hari melihat pemandangan seperti ini aku jadi mulai terbiasa mengabaikannya.

Ada sesuatu yang penting yang akan aku lakukan hari ini.

Seperti biasa, tujuanku adalah rumah Pak Bah. Ada banyak mesin-mesin yang sakit, ingin segera disembuhkan.

Mungkin aku akan berkutat dengan traktor sepuh itu lagi jika tidak ada kipas angin atau rice cooker yang harus dibetulkan.

Kemampuanku sementara hanya mahir untuk benda semacam itu.

Matahari cukup hangat menemani perjalananku menelusuri jalanan yang tidak rata.

Kadang turun, banyakan naik, kadang juga landai lalu kemudian rata sebelum akhirnya naik atau turun lagi.

Sesaat sebelum aku benar-benar sampai dan memarkirkan sepeda motor yang aku naiki di halaman rumah Pak Bah, aku melihat sedan merah baru saja melintas pergi melewatiku dan hilang di kelokan jalan.

Mobil itu seperti yang pernah aku lihat saat pertama kali ke sini bersama Pak Leo.

"Pak Bah, sebelumnya ada yang ingin aku bicarakan, mungkin tidak terlalu penting. Tapi aku merasa perlu untuk membicarakan hal ini denganmu."

Tak ada perubahan yang berarti pada raut wajah Pak Bah, seperti biasanya diam, tenang, terlihat seperti tidak peduli padahal sebenarnya sangat memperhatikan. "Bicaralah, Bujang. Tidak seperti biasanya kau meminta izin terlebih dulu."

"Ini menyangkut aku dan putrimu, Pak. Sena." Secara tiba-tiba tenggorokanku mengering, jantungku berdegup kencang, dan keberanianku bergetar bukan main.

Sempat kurutuki diriku sendiri mengapa aku langsung mengajak bicara ayahnya, ingin aku coba membanting stir membuka pembicaraan tapi aku tidak bisa menarik kata-kataku lagi, bila sekali layar terkembang, pantang biduk surut ke pantai, begitu kata orang melayu.

Sudah terlanjur.

Pak Bah kini menatapku serius.

"Tak terhitung sudah seberapa sering saya berbincang dan berhubungan baik dengan Sena, entah itu di sini, di rumah sendiri, di pasar atau di mana pun. Ini telah terjadi selama berbulan-bulan sejak pertama kali kami bertemu. Ia memberikan warna yang berbeda dengan caranya sendiri pada kehidupan keluarga saya. Ibu mulai terbiasa menanyakannya, kakak perempuanku juga sudah akrab dengan Sena. Ada yang berbeda jika ia tidak ada. Rumah kami menjelma taman yang lebih berbunga dari yang tadinya sunyi sebelum ia datang. Pada awalnya saya juga tidak mengira akan saling mengenal hingga sejauh ini, tapi Pak Bah sendiri yang mengatakan bahwa pertemuan yang tidak sengaja, kebanyakan memang mengubah rencana." Gaya bicaraku berubah menjadi lebih formal, tidak tahu mengapa. Aku masih gugup dan menimang-nimang perkataanku, apakah akan aku lanjutkan atau sebaiknya dihentikan saja.

"Entah apa yang membuat saya berpikir bahwa semesta mendukung jalan kami, perasaan ini tiba saat saya mulai mempunyai kesibukan meskipun serabutan yang membuat saya memiliki penghasilan dan tabungan, memang tidak banyak, tapi cukup untuk sekadar menghidupi saya dan Ibu. Sena juga hampir selesai dari sekolahnya. Ia terlihat lebih dewasa dari semenjak saya bertemu dengannya pertama kali. Maaf jika ini lancang, tapi saya takut tidak bisa mengatakan karena tidak punya kesempatan, karena saya yakin bukan hanya saya saja yang ingin menggunakan kesempatan itu. Mungkin ini terlalu cepat, atau bahkan mengejutkan. Tapi saya rasa tidak ada perasaan yang tidak mempunyai hak untuk disampaikan selama keadaan memang masih memberikan kemungkinan akan terciptanya sebuah jalan. Saya masih sendiri dan Sena juga. Apa kiranya boleh, jika saya memiliki itikad baik untuk bisa lebih serius dengan-"

Sebelum aku mengakhiri kata-kataku, Pak Bah menangis. ia melepaskan kacamatanya dan beranjak dari tempat duduk dibalik meja kerjanya. Ia meninggalkanku yang kebingungan di kursi seberangnya.

Entah apa yang terjadi padanya selama aku berbicara tadi. Sungguh aku akan memukul diriku sendiri jika ada dari perkataanku yang melukai hatinya.

Aku belum pernah melihatnya menangis sebelumnya, bahkan dalam keadaan tersedih sekalipun.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (3)
  • mesainin

    I wish I can meet Nadif & Pak Bah in real life :'

    Comment on chapter Epilog
  • cimol

    ayoo !!!

    Comment on chapter Prolog
  • wfaaa_

    next chapter!

    Comment on chapter Prolog
Similar Tags
Bottle Up
2456      1082     2     
Inspirational
Bottle Up: To hold onto something inside, especially an emotion, and keep it from being or released openly Manusia selalu punya sisi gelap, ada yang menyembunyikannya dan ada yang membagikannya kepada orang-orang Tapi Attaya sadar, bahwa ia hanya bisa ditemukan pada situasi tertentu Cari aku dalam pekatnya malam Dalam pelukan sang rembulan Karena saat itu sakitku terlepaskan, dan senyu...
Jawaban
343      213     3     
Short Story
Andi yang digantung setelah pengakuan cintanya dihantui penasaran terhadap jawaban dari pengakuan itu, sampai akhirnya Chacha datang.
Bullying
527      317     4     
Inspirational
Bullying ... kata ini bukan lagi sesuatu yang asing di telinga kita. Setiap orang berusaha menghindari kata-kata ini. Tapi tahukah kalian, hampir seluruh anak pernah mengalami bullying, bahkan lebih miris itu dilakukan oleh orang tuanya sendiri. Aurel Ferdiansyah, adalah seorang gadis yang cantik dan pintar. Itu yang tampak diluaran. Namun, di dalamnya ia adalah gadis rapuh yang terhempas angi...
Warisan Kekasih
641      452     0     
Romance
Tiga hari sebelum pertunangannya berlangsung, kekasih Aurora memutuskan membatalkan karena tidak bisa mengikuti keyakinan Aurora. Naufal kekasih sahabat Aurora mewariskan kekasihnya kepadanya karena hubungan mereka tidak direstui sebab Naufal bukan seorang Abdinegara atau PNS. Apakah pertunangan Aurora dan Naufal berakhir pada pernikahan atau seperti banyak dicerita fiksi berakhir menjadi pertu...
The Hallway at Night
3587      1902     2     
Fantasy
Joanne tak pernah menduga bahwa mimpi akan menyeretnya ke dalam lebih banyak pembelajaran tentang orang lain serta tempat ia mendapati jantungnya terus berdebar di sebelah lelaki yang tak pernah ia ingat namanya itu Kalau mimpi ternyata semanis itu kenapa kehidupan manusia malah berbanding terbalik
GAUNG SANGKARA
848      438     0     
Action
Gaung Sangkara, mendapatkan perhatian khusus mengenai pengalamannya menjadi mahasiswa Teknik paling brutal di kampusnya. Dimana kampusnya adalah sebuah universitas paling top di Indonesia, ia mendapatkan banyak tekanan akan nama-nama besar yang berusaha menindas bahkan membunuh dia dan keluarganya. Hal tersebut berpengaruh terhadap kondisi sosial dan psikologis-nya. Lahir dari kalangan keluarga d...
Bifurkasi Rasa
76      66     0     
Romance
Bifurkasi Rasa Tentang rasa yang terbagi dua Tentang luka yang pilu Tentang senyum penyembuh Dan Tentang rasa sesal yang tak akan pernah bisa mengembalikan waktu seperti sedia kala Aku tahu, menyesal tak akan pernah mengubah waktu. Namun biarlah rasa sesal ini tetap ada, agar aku bisa merasakan kehadiranmu yang telah pergi. --Nara "Kalau suatu saat ada yang bisa mencintai kamu sedal...
That Snow Angel
11156      2281     4     
Romance
Ashelyn Kay Reshton gadis yang memiliki kehidupan yang hebat. Dia memiliki segalanya, sampai semua itu diambil darinya, tepat di depan matanya. Itulah yang dia pikirkan. Banyak yang mencoba membantunya, tetapi apa gunanya jika dia sendiri tidak ingin dibantu. Sampai akhirnya dia bertemu dengannya lagi... Tapi bagaimana jika alasan dia kehilangan semuanya itu karena dia?
When You're Here
1945      895     3     
Romance
Mose cinta Allona. Allona cinta Gamaliel yang kini menjadi kekasih Vanya. Ini kisah tentang Allona yang hanya bisa mengagumi dan berharap Gamaliel menyadari kehadirannya. Hingga suatu saat, Allona diberi kesempatan untuk kenal Gamaliel lebih lama dan saat itu juga Gamaliel memintanya untuk menjadi kekasihnya, walau statusnya baru saja putus dari Vanya. Apa yang membuat Gamaliel tiba-tiba mengin...
For One More Day
436      299     0     
Short Story
Tentang pertemuan dua orang yang telah lama berpisah, entah pertemuan itu akan menyembuhkan luka, atau malah memperdalam luka yang telah ada.