Loading...
Logo TinLit
Read Story - Janji-Janji Masa Depan
MENU
About Us  

Sorenya aku pulang dengan Nurdin, dia mengajakku mampir ke warung ronde. Aroma jahenya yang kuat dan hangat membuat minuman ini sangat cocok dengan kami yang tinggal di pegunungan.

“Aku titip satu ya, buat Laila.” Nurdin menyodorkan satu plastik berisi wedang ronde.

“Buatku mana?”

“Besok, Dip. Aku sedang tipis.” Maksudnya dompetnya.

“Pajak, Din. Atau plastik ini tidak sampai ke kakakku.” Aku pura-pura mengancam.

Nurdin mengeluh. “Tolonglah, Dip. Kamu kan kawanku yang paling baik.”

Aku ber­decih malas disogok dengan kata-kata. Nurdin dan aku bertetangga tapi tak dekat, rumahnya di puncak sementara aku di kaki bukit.

Beberapa kali terdengar gosip dari anak-anak sepantaranku tentang Nurdin yang sedang mencoba mendekati kakak perempuanku yaitu Laila. Salah satu caranya adalah dengan mendekatiku.

Sebenarnya aku dan Nurdin sudah berteman sejak lama, tapi memang akhir-akhir ini Nurdin lebih sering mengajak pergi atau silaturahmi ke rumahku.

Aku sebenarnya tidak terlalu setuju jika kelak Nurdin jadi kakak iparku, tapi biarkan saja.

Laila juga kelihatannya tidak tertarik, terakhir yang aku tahu Laila tengah naksir dengan karyawan bank syariah yang dekat dengan rumah sakit tempatnya bekerja.

Ingin kukatakan hal itu pada Nurdin, tapi aku tak sampai hati.

Lagi pula Nurdin tak pernah terang-terangan mengatakan padaku jika ia menyukai kakakku, yang ada hanya ia menanyakan kabar, menitipkan buah tangan, meminta tolong padaku untuk melakukan ini itu.

Aku mau-mau saja, karena yang ia minta pun tidak merepotkanku, malah menguntungkan. Misal nanti ronde ini tidak Laila makan, tentu saja aku yang habiskan.

Pernah pada suatu saat Nurdin menitipkan dua batang coklat, yang satu besar yang satu kecil. Dia bilang yang besar untuk Laila dan yang kecil untukku. “Tolong jangan dulu bilang kalau ini dari aku, Dip,” tambahnya. Aku iya-iya saja.

Dua hari setelahnya Laila memarahiku karena coklat yang ia makan ada kacangnya. Tiga jerawat berkunjung di pipi, alis, dan dagunya.

Aku sempat berdebat dengannya jika yang membuatnya berjerawat bukan kacang, melainkan coklatnya. Laila bisa menolaknya sejak awal. Tapi ia tak mau tahu, pokoknya aku harus tanggung jawab.

Ingin sekali kukatakan pada Laila jika coklat itu pemberian Nurdin, jadi mengapa harus aku yang tanggung jawab. Namun urung, aku sudah berjanji untuk tidak mengatakannya.

Kusampaikan kabar itu pada Nurdin. “Laila marah besar?” tanyanya.

Aku mengangguk, kukatakan jika Laila marah mirip sekali dengan ayam betina yang kehilangan telurnya.

Tak kusangka, Nurdin langsung menunduk dalam penuh penyesalan seolah kekeliruan besar yang menyangkut kedamaian dunia telah ia lakukan secara tidak sadar.

Aku mencoba membesarkan hatinya bahwa belum tentu jerawat itu ia yang sebabkan, bisa saja memang siklus bulanan Laila hampir tiba, aku dengar-dengar itu bisa menyebabkan datangnya jerawat.

Tapi Nurdin mengelak dan menunduk tambah dalam. “Tidak, Dip! Akulah penyebabnya, aku yang menyuruhmu memberikannya coklat hingga muncul jerawat yang tidak Laila sukai di wajahnya. Aku yang salah, Dip. Aku!” Sambil menepuk dadanya, masih dengan penuh penyesalan.

Aku keheranan menatap pria berbadan besar di depanku, mengapa Nurdin menjadi lembek begini.

Padahal urusan jerawat ini sangat sederhana dan wajar, tapi Nurdin bertindak seperti jerawat adalah alasan mengapa ia akan ditolak saat melamar Laila kelak. Sangat tidak logis.

Lama kelamaan menatap Nurdin, sejujurnya aku ingin tertawa tapi juga prihatin. Ia masih menunduk, saat ia mendongakkan kepala, aku buru-buru memasang wajah normal seolah tidak terjadi apa-apa.

Tidak lama ia pamit pulang dengan badan lesu dan langkah yang gontai karena mendengar kabar dariku.

Aku jadi ikut merasa bersalah, tapi aku juga tidak tahu jika Nurdin akan menanggapi perkara jerawat hingga seperti itu.

Kulihat Nurdin melangkah lemas menaiki jalan berundak menuju rumahnya, tidak kusangka lelaki sekuat Nurdin yang sanggup menguliti kambing hanya dengan satu kepalan tangan di tempatnya bekerja, menjadi sangat loyo ketika berhubungan dengan perasaan.

Kulitnya yang coklat matang, berubah menjadi pucat.

Perasaan bagaimana yang kini tengah merundungnya? Lalu ke mana logikanya pergi?

Belum selesai sampai di situ, malam harinya Nurdin kembali ke rumah dengan membawa sebuah salep kecil katanya itu obat jerawat.

Aku manggut-manggut saja diminta untuk memberikannya pada Laila.

Dengan tambahan, ”Tolong jangan dulu bilang kalau ini dari aku, Dip.” Aku mengacungkan jempol seperti biasa dan Nurdin segera pamit pergi, bilang sudah terlalu malam.

Setelah aku berikan salep itu pada Laila, ia tak terlihat keberatan dan mengucapkan terima kasih. Semua terasa aman, sementara.

Paginya, kamarku didobrak Laila saat masih subuh buta. Ayam di kandang berkokok terkejut seperti melihat jin.

Ia mengomel lebih mengerikan dari sebelumnya. Aku bersembunyi di atas lemari panjang yang tidak bisa ia jangkau.

Omelannya tak berhenti hingga Ibu datang menengahi dan bertanya ada apa.

Laila menjelaskan, ternyata salep yang semalam kuberikan bukan salep jerawat melainkan salep untuk bisul. Sambil terus bersembunyi aku menghela napas dan membatin, “Astaghfirullah, Nurdin...”.

How do you feel about this chapter?

0 1 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (3)
  • mesainin

    I wish I can meet Nadif & Pak Bah in real life :'

    Comment on chapter Epilog
  • cimol

    ayoo !!!

    Comment on chapter Prolog
  • wfaaa_

    next chapter!

    Comment on chapter Prolog
Similar Tags
Catatan Takdirku
1199      736     6     
Humor
Seorang pemuda yang menjaladi hidupnya dengan santai, terlalu santai. Mengira semuanya akan baik-baik saja, ia mengambil keputusan sembarangan, tanpa pertimbangan dan rencana. sampai suatu hari dirinya terbangun di masa depan ketika dia sudah dewasa. Ternyata masa depan yang ia kira akan baik-baik saja hanya dengan menjalaninya berbeda jauh dari dugaannya. Ia terbangun sebegai pengamen. Dan i...
Bullying
573      353     4     
Inspirational
Bullying ... kata ini bukan lagi sesuatu yang asing di telinga kita. Setiap orang berusaha menghindari kata-kata ini. Tapi tahukah kalian, hampir seluruh anak pernah mengalami bullying, bahkan lebih miris itu dilakukan oleh orang tuanya sendiri. Aurel Ferdiansyah, adalah seorang gadis yang cantik dan pintar. Itu yang tampak diluaran. Namun, di dalamnya ia adalah gadis rapuh yang terhempas angi...
The Hospital Lokapala (Sudah Terbit / Open PO)
10359      3072     12     
Horror
"Kamu mengkhianatiku!" Alana gadis berusia 23 tahun harus merasakan patah hati yang begitu dalam.Tepat pada tahun ke 3 jadian bersama sang tunangan, pria itu malah melakukan hal tak senonoh di apartemennya sendiri bersama wanita lain. Emosi Alana membeludak, sehingga ia mengalami tabrak lari. Di sebuah rumah sakit tua yang bernama Lokapala, Alana malah mendapatkan petaka yang luar biasa. Ia har...
Yang Terindah Itu Kamu
12515      3588     44     
Romance
Cinta pertama Aditya Samuel jatuh pada Ranti Adinda. Gadis yang dia kenal saat usia belasan. Semua suka duka dan gundah gulana hati Aditya saat merasakan cinta dikemas dengan manis di sini. Berbagai kesempatan juga menjadi momen yang tak terlupakan bagi Aditya. Aditya pikir cinta monyet itu akan mati seiring berjalannya waktu. Sayangnya Aditya salah, dia malah jatuh semakin dalam dan tak bisa mel...
Kamu
3995      1577     1     
Romance
Dita dan Angga sudah saling mengenal sejak kecil. Mereka bersekolah di tempat yang sama sejak Taman Kanak-kanak. Bukan tanpa maksud, tapi semua itu memang sudah direncanakan oleh Bu Hesti, ibunya Dita. Bu Hesti merasa sangat khawatir pada putri semata wayangnya itu. Dita kecil, tumbuh sebagai anak yang pendiam dan juga pemalu sejak ayahnya meninggal dunia ketika usianya baru empat tahun. Angg...
Anikala
1355      592     2     
Romance
Kala lelah terus berjuang, tapi tidak pernah dihargai. Kala lelah harus jadi anak yang dituntut harapan orang tua Kala lelah tidak pernah mendapat dukungan Dan ia lelah harus bersaing dengan saudaranya sendiri Jika Bunda membanggakan Aksa dan Ayah menyayangi Ara. Lantas siapa yang membanggakan dan menyanggi Kala? Tidak ada yang tersisa. Ya tentu dirinya sendiri. Seharusnya begitu. Na...
Ginger And Cinnamon
7719      1709     4     
Inspirational
Kisah Fiksi seorang wanita yang bernama Al-maratus sholihah. Menceritakan tentang kehidupan wanita yang kocak namun dibalik itu ia menyimpan kesedihan karena kisah keluarganya yang begitu berbeda dari kebanyakan orang pada umumnya itu membuat semua harapannya tak sesuai kenyataan.
Palette
6259      2262     6     
Romance
Naga baru saja ditolak untuk kedua kalinya oleh Mbak Kasir minimarket dekat rumahnya, Dara. Di saat dia masih berusaha menata hati, sebelum mengejar Dara lagi, Naga justru mendapat kejutan. Pagi-pagi, saat baru bangun, dia malah bertemu Dara di rumahnya. Lebih mengejutkan lagi, gadis itu akan tinggal di sana bersamanya, mulai sekarang!
Ibu
542      326     5     
Inspirational
Aku tau ibu menyayangiku, tapi aku yakin Ayahku jauh lebih menyayangiku. tapi, sejak Ayah meninggal, aku merasa dia tak lagi menyayangiku. dia selalu memarahiku. Ya bukan memarahi sih, lebih tepatnya 'terlalu sering menasihati' sampai2 ingin tuli saja rasanya. yaa walaupun tidak menyakiti secara fisik, tapi tetap saja itu membuatku jengkel padanya. Dan perlahan mendatangkan kebencian dalam dirik...
Like a Dandelion
3075      1082     2     
Romance
Berawal dari kotak kayu penuh kenangan. Adel yang tengah terlarut dengan kehidupannya saat ini harus kembali memutar ulang memori lamanya. Terdorong dalam imaji waktu yang berputar ke belakang. Membuatnya merasakan kembali memori indah SMA. Bertemu dengan seseorang dengan sikap yang berbanding terbalik dengannya. Dan merasakan peliknya sebuah hubungan. Tak pernah terbesit sebelumnya di piki...