Loading...
Logo TinLit
Read Story - LATHI
MENU
About Us  

Monik tersirap. Tangannya gemetar tatkala Danish mengulurkan sebuah buku dan bolpoin. Tulang-tulangnya bahkan masih terasa sangat lemah dan seakan-akan terlepas dari tubuhnya. Meski begitu, Monik menarik napas dalam-dalam, lalu mengembuskan napasnya perlahan untuk menenangkan diri. Dia mencoba berfokus pada buku yang tengah dipegangnya. Sejurus kemudian, dia mencatat sebuah alamat, lalu memberikan kembali buku dan bolpoin itu pada Danish.

 

“Ini rumahmu?”

 

Monik mengangguk.

 

“Baik. Akan aku periksa. Untuk sementara, kamu bisa tinggal bersama dengan rekanku. Jangan dulu pulang ke rumahmu karena akan kami periksa. Sebentar lagi rekanku akan bawa kamu ke rumahnya. Oke.”

 

Lagi-lagi konsultan pernikahan dan pacaran itu mengangguk. Dia sedikit merasa aneh. Ada sebuah perasaan yang tidak dapat digambarkannya, tetapi sangat mengganggu. Setiap kali melihat mayat sang ibu, hatinya terasa sangat sakit seolah-olah seperti dirinya yang membuat sang ibu terbujur kaku.

 

Monik baru akan duduk ketika seorang perempuan bepenampilan menarik menghampirinya. Perempuan itu berjalan mendekat, lalu berdiri tepat di samping Monik.

 

“Hai, kamu Monik, bukan?”

 

“Ya.”

 

“Aku tahu kamu sedang sedih. Tapi, ada baiknya kamu pergi sama saya. Pak Danish tadi sudah menitipkan kamu sama saya. Oh, ya, nama saya Sheena.” Perempuan itu mengulurkan tangannya dan dibalas oleh uluran tangan Monik.

 

“Monik. Tapi, Mama?”

 

“Mamamu sudah ada yang urus. Kamu nggak perlu khawatir. Ayok!”

 

Monik berdiri. Langkahnya sedikit diseret. Tubuhnya terasa sangat lelah dan sakit sejak tadi. Namun, dia tak memedulikan itu. Yang dia pedulikan sekarang adalah hatinya yang patah dan berantakan. Juga … perasaan-perasaan aneh yang dirasakannya kini.

 

“Kamu baik-baik saja, Monik?”

 

Monik menggeleng. Dia ingin berbohong bahwa dirinya baik-baik saja. Kenyataannya, dia memang sedang dalam keadaan tidak baik. Meski begitu, dia menyimpan semuanya. Monik tak ingin seorang pun tahu apa yang tengah dirasakannya.

 

Sheena mundur beberapa langkah. Dia memegang tubuh Monik, bermaksud untuk mendukung perempuan yang baru saja kehilangan ibunya itu. Sejurus kemudian, Sheena menolong Monik masuk ke dalam mobil.

 

Malam makin pekat. Bulan dan bintang makin menampakkan sinarnya seiring waktu yang berjalan. Sepanjang perjalanan, Monik tak mengatakan apa pun. Gadis tiga puluh tahun itu hanya berdiam diri dan memejamkan mata. Dia tertidur pulas setelah kelelahan mengurus pekerjaan dan ibunya yang ditemukan meninggal beberapa saat yang lalu.

 

Sementara itu, Danish dan rekan-rekan kerjanya sesama polisi telah sampai ke tempat kejadian perkara atau rumah Monik. Suara sirine mobil polisi membuat para tetangga makin banyak berkumpul di depan rumah itu. Salah seorang dari tetangga yang berkerumun itu tiba-tiba menghampiri Danish yang baru saja akan masuk ke dalam rumah Monik.

 

“Ada apa ini, Pak?” tanya pria berusia pertengahan lima puluhan itu.

 

“Orang yang berada di rumah ini meninggal dunia.”

 

“Bu Rina?”

 

“Ya.”

 

“Apa sakit?”

 

“Tidak. Ada kemungkinan telah terjadi pembunuhan.”

 

“Hah, pembunuhan?”

 

Perkataan orang itu menarik perhatian yang lain sehingga mereka berkasak kusuk dan berasumsi. Tiga orang rekan Danish mewawancarai orang-orang yang berkerumun untuk mendapatkan informasi. Beberapa orang dari antara mereka mengaku sempat melihat seorang lelaki berusia hampir sama dengan Rina sedang berdiri di depan pintu gerbang rumah Rina selama beberapa waktu lamanya.

 

Tiga orang dari antara mereka mengaku melihat lelaki itu masuk ke dalam rumah Rina setelah sekitar sepuluh menit berdiri di situ. Tiga puluh menit setelah memasuki rumah, lelaki itu keluar. Salah satu saksi mengatakan bahwa raut wajah lelaki itu terlihat cemas seolah-olah telah terjadi sesuatu.

 

“Apakah Ibu Rina terlihat ketika orang itu masuk?” tanya Willy, salah satu rekan Danish.

 

“Sepertinya tidak, Pak. Mungkin Bu Rina mempersilakan lelaki itu masuk dengan berteriak dari dalam.”

 

“Anda yakin?”

 

“Saya tidak yakin. Tapi, saya yakin bahwa Bu Rina tidak terlihat saat orang itu masuk.”

 

“Baik. Kira-kira apa Anda tahu siapa lelaki itu?”

 

“Saya tidak tahu, Pak. Mungkin mantan suaminya.”

 

“Mantan suami?”

 

“Ya. Bu Rina sudah lama hanya tinggal dengan Monik saja. Menurut rumor yang beredar, Bu Rina ditinggal oleh suaminya saat sedang hamil Monik.”

 

“Emm … jadi begitu.”

 

“Apakah Anda mengenal orang yang baru saja Anda ceritakan itu?”

 

“Tidak, Pak.”

 

“Baik. Terima kasih informasinya, Pak.”

 

Di sebelah Barat rumah Monik, Aries, rekan Danish yang lain juga mewawancari warga yang memberikan kesaksian sama. Saksi itu mengatakan bahwa lelaki yang mendatangi rumah Monik dan Rina saat itu bertubuh tinggi dan berkulit cokelat atau sawo matang. Orang itu juga mengatakan bahwa pria itu pernah datang saat Monik berada di situ.

 

Sementara rekan-rekan yang lain mewawancarai para saksi, Danish sibuk menyelidiki TKP. Sebelum pergi ke TKP, Danish sempat sedikit mewawancarai Monik untuk menanyakan posisi sang ibu. Monik mengatakan bahwa ibunya saat itu sedang dalam posisi tidur, tetapi dalam kondisi masih hidup ketika dalam perjalanan ke rumah sakit.

 

Kesaksian dari Monik dibenarkan oleh dokter dan para perawat yang memeriksa kondisi Rina. Mereka mengatakan bahwa ibu Monik memang masih hidup ketika dibawa ke rumah sakit dan baru meninggal di ruang IGD. Tim medis mengatakan bahwa Rina mengalami gagal jantung, tetapi justru Monik menemukan kejanggalan dalam kematian sang ibu.

 

Di TKP, Danish tiba-tiba ingat tentang rambut korban yang menggumpal karena darah yang menumpuk di situ. Pria itu mencari darah yang seharusnya menempel entah di sprai atau di sebuah tempat. Dia melihat dengan saksama kasur yang diduga ditiduri oleh korban untuk terakhir kalinya. Namun, dia tidak menemukan darah yang dimaksud.

 

Danish membuka bagian bawah kasur demi menemukan darah itu, tetapi dia juga tidak menemukannya. Dia memindai sekitar, tidak ada tanda-tanda sebuah kejahatan. Itu artinya, si pelaku telah mempersiapkan segalanya sebelum memulai pembunuhan. Danish baru akan kembali memulai penyelidikannya ketika Willy dan Aries melaporkan temuan mereka lewat kesaksian para tetangga.

 

“Jadi mereka mencurigai seseorang yang dateng ke sini sebelum ditemukan oleh Monik?”

 

“Ya. Ada kemungkinan terjadi penyerangan. Kalau menurut kesaksian dokter, meninggalnya di rumah sakit, sudah pasti mungkin pelaku mengira kalau korban sudah meninggal di sini.”

 

“Hmm … tunggu sebentar!”

 

Danish segera mengambil cairan luminol, lalu menyebarkan cairan itu ke seluruh penjuru kamar, termasuk ke kasur yang diduga sebagai barang bukti penting.

 

“Willy, tolong matikan lampunya!” seru Danish memberi perintah.

 

Willy segera mematikan lampu. Tiga detektif itu tercengang bukan kepalang ketika mendapati ruangan itu menunjukkan beberapa sudut menyala terang berwarna biru. Danish berjalan ke arah tembok yang ada di dekat pintu masuk. Di sana ada bekas noda darah yang berada di tembok, tetapi sudah dihapus dengan rapi. Bekas noda darah itu menyerupai goresan berbentuk vertikal.

 

“Gadis itu tidak berbohong. Ibunya memang dibunuh.”

 

***

 

Tags: twm23

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (3)
  • tika_santika

    Pembukaan yang menarik, semangat Bundo 😍

    Comment on chapter KAFE
  • ibnurini

    Kewreeeeeenn Bundo, semangaaaatt teruuuzzz

    Comment on chapter KAFE
  • AjengFani28

    Menarik nih kak

    Comment on chapter KAFE
Similar Tags
Project Pemeran Pembantu
5958      1838     1     
Humor
Project Pemeran Pembantu adalah kumpulan kisah nyata yang menimpa penulis, ntah kenapa ada saja kejadian aneh nan ajaib yang terjadi kepadanya dan orang-orang yang ada di sekitarnya. Dalam kumpulan cerita ini, penulis menyadari sesuatu hal yang hilang di hidupnya, apakah itu?
Hyeong!
192      167     1     
Fan Fiction
Seok Matthew X Sung Han Bin | Bromance/Brothership | Zerobaseone "Hyeong!" "Aku bukan hyeongmu!" "Tapi—" "Seok Matthew, bisakah kau bersikap seolah tak mengenalku di sekolah? Satu lagi, berhentilah terus berada di sekitarku!" ____ Matthew tak mengerti, mengapa Hanbin bersikap seolah tak mengenalnya di sekolah, padahal mereka tinggal satu rumah. Matthew mulai berpikir, apakah H...
Lullaby Untuk Lisa
5583      1627     0     
Romance
Pepatah mengatakan kalau ayah adalah cinta pertama bagi anak perempuannya. Tetapi, tidak untuk Lisa. Dulu sekali ia mengidolakan ayahnya. Baginya, mimpi ayahnya adalah mimpinya juga. Namun, tiba-tiba saja ayahnya pergi meninggalkan rumah. Sejak saat itu, ia menganggap mimpinya itu hanyalah khayalan di siang bolong. Omong kosong. Baginya, kepergiannya bukan hanya menciptakan luka tapi sekalig...
KILLOVE
4530      1403     0     
Action
Karena hutang yang menumpuk dari mendiang ayahnya dan demi kehidupan ibu dan adik perempuannya, ia rela menjadi mainan dari seorang mafia gila. 2 tahun yang telah ia lewati bagai neraka baginya, satu-satunya harapan ia untuk terus hidup adalah keluarganya. Berpikir bahwa ibu dan adiknya selamat dan menjalani hidup dengan baik dan bahagia, hanya menemukan bahwa selama ini semua penderitaannya l...
Heliofili
2663      1169     2     
Romance
Hidup yang sedang kami jalani ini hanyalah kumpulan berkas yang pernah kami tandatangani di kehidupan sebelumnya— dari Sastra Purnama
DELUSION
6226      1826     0     
Fan Fiction
Tarian jari begitu merdu terdengar ketika suara ketikan menghatarkan sebuah mimpi dan hayalan menjadi satu. Garis mimpi dan kehidupan terhubung dengan baik sehingga seulas senyum terbit di pahatan indah tersebut. Mata yang terpejam kini terbuka dan melihat kearah jendela yang menggambarkan kota yang indah. Badan di tegakannya dan tersenyum pada pramugari yang menyapanya dan menga...
Sebelas Desember
4737      1360     3     
Inspirational
Launa, gadis remaja yang selalu berada di bawah bayang-bayang saudari kembarnya, Laura, harus berjuang agar saudari kembarnya itu tidak mengikuti jejak teman-temannya setelah kecelakaan tragis di tanggal sebelas desember; pergi satu persatu.
Samudra di Antara Kita
34161      5570     136     
Romance
Dayton mengajar di Foothill College, California, karena setelah dipecat dengan tidak hormat dari pekerjaannya, tidak ada lagi perusahaan di Wall Street yang mau menerimanya walaupun ia bergelar S3 bidang ekonomi dari universitas ternama. Anna kuliah di Foothill College karena tentu ia tidak bisa kuliah di universitas yang sama dengan Ivan, kekasihnya yang sudah bukan kekasihnya lagi karena pri...
Susahnya Jadi Badboy Tanggung
5911      1867     1     
Inspirational
Katanya anak bungsu itu selalu menemukan surga di rumahnya. Menjadi kesayangan, bisa bertingkah manja pada seluruh keluarga. Semua bisa berkata begitu karena kebanyakan anak bungsu adalah yang tersayang. Namun, tidak begitu dengan Darma Satya Renanda si bungsu dari tiga bersaudara ini harus berupaya lebih keras. Ia bahkan bertingkah semaunya untuk mendapat perhatian yang diinginkannya. Ap...
LUKA TANPA ASA
8985      2211     11     
Romance
Hana Asuka mengalami kekerasan dan pembulian yang dilakukan oleh ayah serta teman-temannya di sekolah. Memiliki kehidupan baru di Indonesia membuatnya memiliki mimpi yang baru juga disana. Apalagi kini ia memiliki ayah baru dan kakak tiri yang membuatnya semakin bahagia. Namun kehadirannya tidak dianggap oleh Haru Einstein, saudara tirinya. Untuk mewujudkan mimpinya, Hana berusaha beradaptasi di ...