Bagaimana dengan jawaban dari pertanyaan ku di pembuka kata pertama,kau sudah menyiapkan jawabannya?atau kau masih berandai andai aku melupakannya?
Hahaha,kau tidak menemukan apa apa jika pikiran mu tidak kau cuci dengan darah yang murni
Apa menurutmu aku iblis?kalau menurutku kau lah malaikat berlumur dosa
-adila
Arutala membuka matanya setelah 30 menit pingsan,gadis mungil itu menatap sekelilingnya untuk mencari sosok sang kakak
Di sana…
abhi dan jack sedang mengobrol di tempat tidur abhi,dan baru lah arutala sadar jika ia berbaring di sofa panjang yang cukup lebar
"Gue gapapa jack,ini udah takdir gue kalau emang gue buta gue terima tapi yang gue khawatirin itu tala,siapa yang bakal jaga adek gue jack,siapa yang bakal ngasih makan adek gue,biaya sekolah nya,keperluan nya,kehidupannya.gue khawatir kalau tala bakal menderita hidup bareng gue.tala harus sekolah,dia pengen jadi psikolog jack,gue harus penuhin semua impian arutala.gue mohon sama lo jack,bawa gue pergi jauh terus lo palsuin kematian gue,dengan begitu tala gak bakal ngikutin gue pergi,walaupun papa gue gak mau nerima tala tapi masih ada bi tasya yang bakal siap merawat tala" arutala yang awalnya tersenyum melihat abhi kini menangis tanpa suara sambil membekap mulutnya
berulang kali jack menghela napas panjang
"Tapi kenapa harus pergi dari tala bahkan sampek pura pura mati sih bii" kata jack sangat frustasi
abhi tersenyum
sedangkan arutala menangis terisak
"dia bakal repot kalau harus ngurusin gue yang buta jack,adek gue harus sukses dia harus terus bahagia" jawab abhi dengan bangga
jack sudah tidak tau lagi harus mengatakan apa pada abhi,pria itu sungguh gila.pikir jack
"tala gak bakal bisa hidup tanpa lo bhi" abhi hanya menggeleng dan tersenyum
"adek gue itu perempuan yang pintar dan kuat jack,dia pasti bakal bisa nerima semuanya seiring berjalannya waktu" kata abhi dengan sangat yakin
Arutala kembali memejamkan matanya kembali dalam diam hingga tanpa sadar gadis itu terlelap
2 hari sudah abhi berada di rumah sakit,arutala menjaga abhi dengan sangat baik hingga abhi tidak menyadari jika arutala sedang tidak baik baik saja
wajah gadis itu tampak sangat pucat seolah tak ada aliran darah yang mengalir disetiap saraf saraf nya
"lo udah makan la?istirahat lo gimana?terus sekolah lo?" tanya abhi dengan bertubi tubi
Arutala hanya tersenyum lesu dan terus menyuapi abhi dengan telaten
tak jauh berbeda dengan keadaan abhi dan arutala
rain pun menyuapi sahabatnya askara yang terbaring lemah di tempat tidur dengan sabar,bahkan saat pria tampan itu berulang kali menolak makan,rain selalu sabar membujuk askara untuk makan
"makan dikit lahh ra" kata rain untuk ke tiga kalinya
"gue gak laper,gue cuma mau ketemu sama arutala" rain hanya mampu menghela napas panjang
"nanti saya bawa arutala ke sini" jawab rain pada akhirnya
tentu saja askara merasa senang,tapi di balik itu semua askara menaruh curiga pada sang sahabat yang menyebut nama arutala seolah olah ia mengenal arutala dengan arutala
askara mengepalkan tangannya dengan kuat
"lo kenal cewek gue dari mana?" tanya askara penuh intimidasi
sedangkan rain hanya memutar bola matanya dengan malas
"aahh,gak bakal saya rebut tuh cewek.gini gini saya tipikal sahabat yang setia kawan asal kamu tau" jawab rain kesal
askara menatap rain dengan tatapan penuh intimidasi seolah meminta rain menjelaskan semuanya pada askara
rain yang paham hanya bisa menghela napas
"Saya suka sama sosok yang arutala anggap sebagai sahabatnya.namanya anjana,dia gadis yang unik kar,dia juga gadis yang baik,jika arutala si ceria tanpa cela maka anjana adalah si pemarah yang begitu menjaga arutala.saya cinta sama anjana" jelas rain dengan sangat tulus
askara tampak terkejut mendengar jawaban rain,bahkan sangat terkejut.pria itu tau betul apa yang rain alami dan yang rain rasakan
rain yang lagi lagi paham arti tatapan askara pun terkekeh
"saya tau apa yang kamu pikirkan askara,awalnya saya juga bingung tapi semakin saya mengenal anjana saya sangat yakin kalau saya bisa mencintai anjana dan mungkin hanya anjana satu satu nya"kata rain yang terdengar lirih tapi ada nada bangga di akhir kalimat nya
"terus daniel?" rain tersenyum lembut dan memandang keluar jendela
"saya sudah tidak berhubungan lagi dengan john semenjak saya berjanji untuk menjaga arutala pada anjana" jawab rian
askara hanya mengangguk dan menepuk nepuk bahu rain seolah merasa bangga pada sang sahabat
"Rain" rain hanya berdehem sebagai respon saat askara mengucapkan namanya
"kalau gue mati nanti,gue minta tolong ya sama lo untuk jagain arutala" kata askara tiba tiba
untuk sesaat rain hanya bisa terdiam
"kenapa kamu ngomong gitu?" tanya rain di sertai kekehan kecil dari mulutnya
askara mengela napas panjang dan menatap rain dengan sendu
"lo tau kan kalau penyakit gue udah parah banget,dan sampai saat ini gue belum dapet donor jantung" jawab askara dengan lesu
Pria yang kini sedang pucat itu menatap kedepan tanpa ekspresi
"baru kali ini gue ngerasain takut akan kematian rain,bukan karna gue gak pengen mati tapi karna gue takut pisah dari tala,dan gue takut setelah gue mati gadis itu dimiliki pria lain" kata askara lagi
rain hanya bisa menepuk pundak pria pucat itu seolah sebagai penguat
"saya yakin kamu bakalan sembuh,oh iya hari ini jefran datang buat jengukkin kamu" askara menautkan kedua alisnya bingung
"tumben tuh cicak jengukkin gue?biasanya sibuk mulu tuh" tanya askara heran
"katanya dia sekalian mau ketemu sama sahabat baru nya" askara hanya mengangguk paham
" ya udah saya pergi dulu" kata rain yang bersiap untuk pergi
"mau kemana lo?" tanya askara heran,pasalnya rain sudah berjanji akan menjaga nya dan melarang nadhira menemuinya
"saya mau jemput arutala supaya kamu mau makan,sekalian mau ketemu sama anjana" askara hanya terkekeh dan menggeleng kan kepalanya
"dasar bucin" batin askara
rain melajukan mobilnya ke rumah sakit tempat abhipraya di rawat,pria manis itu tersenyum lebar saat membayangkan wajah marah anjana saat ia memberikan liontin kupu kupu pada arutala nanti
"pasti wajahnya lucu" gumam rain dengan senang
tapi dari sebelah kanan,ada sebuah mobil sport berwarna merah beriringan dengan mobil rain,dengan rendah hati rain menurunkan kecepatan mobilnya bermaksud memberi keleluasaan sang pemilik mobil untuk mendahuluinya
tapi bukannya menambah kecepatan penuh,mobil merah itu malah berjalan di depan rain seolah menghalang rain untuk mendahuluinya
"kenapa sih tuh orang" gumam rain
Drttt…
dengan pikiran yang masih penuh tanda tanya,fokus rain beralih pada suara handphone nya
"halo" sahut rain
"Maaf pak,tapi pasien yang bernama askara bramasta tiba tiba saja drop,beliau sedang dalam keadaan kritis dan beliau menyebut nyebut nama anda,mohon anda segera ke rumah sakit sekarang juga" jelas seorang perawat
rain terkejut mendengar kabar tentang sang sahabat,padahal sebelum ia pergi askara masih baik baik saja
Bruaakkkk….. brukkk… brakk…
Tiba tiba saja mobil di depan rain banting stir hingga rain terkejut dan mobil mereka bertabrakkan parah
sebelum mata rain tertutup sempurna,pria manis itu melihat pengemudi mobil merah tadj tersenyum kearahnya dengan kondisi yang sudah setengah hancur
pria itu bergumam yang dapat dengan mudah rain tangkap kalimatnya
SEHIDUP SEMATI
rain hanya mampu berkedip beberapa kali hingga akhirnya tak sadarkan diri dengan banyak bekas luka
"Daniel" gumam rain sebelum pingsan
tak hanya rain,kedua orang yang sama sama memiliki penyakit parah itu pun sedang berjuang antara hidup dan mati
yang satu ingin bertahan hidup
dan yang satu berusaha untuk mati
Bukannya aku tak ingin hidup,tapi kemampuan ku yang tak lagi sanggup