aku bisa memberi mu beribu alasan untuk tetap berusaha,tapi aku tak memiliki satu pun alasan agar kau bisa bahagia
-adelia
arutala terus berlari melewati koridor rumah sakit dengan perasaan yang sangat khwatir,gadis malang itu tak henti hentinya menangis sambil memegang dadanya yang semakin terasa ngilu
"kak abhi" gumam arutala saat melihat abhi yang terbaring di brankar rumah sakit dengan jack di sisinya
arutala menangis melihat kondisi abhi yang cukup memprihatinkan,mata pria jangkung itu diperban,begitu juga dahi dan tangannya.ntah sudah berapa lama abhi mengalami kecelakaan hingga pria itu sudah sadar ketika arutala sampai
sedangkan jack,hanya meringis dan tersenyum kikuk pada arutala yang menatap nya dengan tajam
"eh,arutala udah dateng" kata jack berbasa basi
mendengar nama arutala,abhi yang awalnya terlihat murung pun tersenyum cerah sampai sampai arutala menangis dengan terisak
"ehh,tala.lo kenapa nangis?" tanya abhi dengan perasaan yang begitu sakit mendengar isakan arutala
dengan hati hati arutala memeluk abhi sambil terus terisak
"kakak kenapa bisa kayak gini?kakak pasti kesakitan,terus kenapa mata kakak di perban hiks?" abhi kembali tersenyum dan meraba kepala sang adek kemudian mengusap lembut kepala gadis itu
"gue gapapa,tadi gak sengaja keserempet mobil" jawab abhi yang berusaha menenangkan arutala
gadis berdecih sambil terus terisak
"mana ada gak sengaja keserempet tapi lukanya separah ini"kata arutala kesal
abhi hanya terkekeh dan terus memeluk sang adek
dan jack hanya tersenyum miris melihat kasih sayang kedua kakak beradik itu
"gak kebayang gue kalau mereka di pisahin.bayanginnya aja gue udah nyesek"batin jack
arutala menyentuh perban dimata abhi dengan alis mengkerut bingung
"ini kenapa di perban kak?" tanya arutala
abhi hanya mampu menghela napas dan tersenyum dan berusaha menyentuh pipi gadis mungil itu
"gapapa,ini cuma sementara kok la.nanti juga sembuh" jawab abhi
gadis itu menyipitkan matanya dan menatap jack penuh tanda tanya
awalnya jack hanya cuek dan pura pura tidak mengerti tapi melihat ekspresi arutala yang semakin menuntut membuat pria itu menghela napas panjang
"buta" itu lah yang arutala tangkap dari gerakkan bibir jack
dada arutala semakin sesak,gadis malang itu kembali menangis tanpa suara
kemudian jack memberikan selembar kertas pada arutala
"ini gue temuin di tempat abhi kecelakaan" bisik jack dengan hati hati
dengan rasa penasaran arutala membaca kertas pemberian jack
"tidak ada rembulan tanpa ada nya cahaya
jika kau terus menolak semua fakta
maka harapan akan lenyap dari semesta"
arutala memutar otaknya untuk memahami arti tulisan di tangannya
"gue gak ngerti maksudnya" kata jack yang seolah paham apa yang arutala pikirkan
gadis itu mengulang ulang tulisan dikertas itu dengan seksama
"ini sajak.dalam bahasa sansekerta rembulan berarti arutala,itu nama gue.sedangkan cahaya bisa di artikan emm…askara,askara?itu namanya kala dan harapan itu adalah… abhipraya" tangan arutala mengepal dengan kuat
gadis itu sudah memahami arti dari tulisan dikertas itu
ARUTALA TIDAK BISA MENJAUH DARI ASKARA,JIKA ARUTALA MEMBANTAH MAKA ABHI AKAN MATI
itu lah kesimpulan dari isi kertas yang arutala baca
dengan langkah cepat arutala berlari ketaman dan menemui kala dengan emosi yang sudah memuncak
entah kebetulan atau kesengajaan di sana sudah ada kala yang bersedekap dada sambil menyeringai ke arah arutala
"Hai baby girl" dada arutala naik turun menahan emosi yang sudah bergejolak hebat
"Lo kan yang nyelakain kak abhi" teriak arutala
Kala,aha atau sekarang kita sebut dia askara
pria tampan dan tinggi itu hanya tertawa nyaring,membuat arutala semakin marah
"Mau lo apa sih anjing,kenapa lo nyelakain kak abhi,cuma dia yang gue punya sekarang"teriak arutala diiringi tangisnya yang mulai terisak
askara yang melihat air mata arutala menatap gadis itu dengan sendu,pria tinggi itu mendekati arutala tapi segera di dorong oleh sang empu
"Jangan deketin gue bangsat" bentak arutala mulai hilang kendali
"Kau cuma harus mematuhiku dan tidak meninggalkan ku arutala,jika kau patuh maka akan ku jamin keselamatan dan hidup kalian berdua"kata askara dengan raut wajah penuh keseriusan
"Lo gila anjing lo gila,lo udah punya istri tapi kenapa lo nahan gue,mending lo sama nadhira istri lo aja jangan ganggu gue" kata arutala dengan sesenggukan
Askara sempat tersentak mendengar perkataan arutala barusan
"Istri?siapa yang mengatakan kalau nadhira adalah istriku?" tanya askara dengan suara bergetar ntah karna emosi atau sedih
Arutala tertawa sinis dan menunjuk wajah askara dengan sinis
"lo jangan pura pura bego,nadhira udah ngasih tau semuanya anjirrr" kata arutala
Tangan askara terkepal kuat ia ingin marah tapi tidak tau karna apa,dan yang arutala katakan adalah faktanya kalau nadhira masih istri sah nya secara hukum maupun agama
"Lo gak bisa jawab kan" askara menatap arutala dengan penuh intimidasi dan dibalas tatapan tajam oleh arutala
"Aku tidak bisa memutuskan apapun untuk sekarang,aku masih belum mengerti,tapi jangan pernah menjauhiku atau kakakmu akan mati.berjanji lah kalau kau akan selalu berada di sisiku sampai aku mengerti maka akan ku berikan pendonor mata untuk kakakmu" kata askara
bukannya terharu atau berterima kasih arutala malah tertawa seperti orang kesetanan
Askara pun menatap arutala dengan bingung,sangat bingung
"Jadi lo udah tau kondisi kak abhi?oh iya gue lupa kalau ini semua rencana lo hahaha" askara hanya diam memperhatikan tingkah arutala yang seperti orang yang tidak waras
"Kau cukup mematuhiku saja" kata askara lagi
Arutala terdiam sebelum akhirnya menendang perut askara hingga pria itu terjungkal ke tanah
"Kakak gue buta gara gara lo anjing,gara gara lo.karna obsesi gila lo kakak gue ke sakitan,karna kelabilan lo kakak gue menderita,karna kebodohan lo kakak gue sedih,dan karna lo yang pengecut untuk ngambil keputusan kakak gue butaaaaa arrghhhhhhh" teriakkan arutala bercampur dengan kecewa dan rasa sakit
gadis mungil itu memegang dadanya yang terasa sakit sakit
askara yang melihat arutala terduduk di tanah menjadi sangat khawatir dan menghampir arutala
Tapi lagi lagi gadis itu menolak dan meludahi wajah askara yang berusaha memapahnya
Askara tidak marah,pria itu tetap berusaha mengangkat tubuh arutala walaupun sang gadis terus meludahi wajahnya dan mencaci makinya
"Kalau bukan kau,sudah ku pastikan orang itu akan mati"batin askara
Arutala terus berteriak kencang hingga beberapa orang melihat ke arah mereka
tak ada satu pun yang membantu,mereka semua berpikir kalau arutala dan askara sepasang kekasih yang sedang bertengkar biasa
"Gue bilang jangan sentuh gue anjing" teriak arutala kencang
"Kau kesakitan,ayo ke rumah sakit" kata askara berulang kali
Arutala memaksa kan dirinya untuk berdiri
gadis mungil itu menatap askara dengan tajam
"gue benci sama lo,gue gak sudi hidup di sisi lo,gue gak mau hidup di langit yang sama dengan lo,gue gak mau nginjek tanah di mana lo juga nginjek tanah itu,gue gak mau hidup di saat lo juga hidup.cuma salah satu dari kita yang bisa hidup di dunia ini.gue benci sama lo arrghhhh" teriak arutala dan langsung pingsan
askara mendekati arutala dengan raut wajah cemas,saat pria itu akan mengangkat tubuh arutala,jack mendorong tubuh askara dan menggendong arutala
askara menatap jack dengan sinis begitu juga sebaliknya
"Jangan sentuh adek gue" setelah mengatakan itu jack berlari membawa arutala ke rumah sakit
sedangkan askara hanya terdiam,air mata pria itu turun tanpa aba aba
Pria itu memukuli kepalanya dan menjambaki rambutnya
Bahkan pria itu memukul mukul dadanya yang kembali terasa sakit
"Arrghhh sakitttttt" teriak askara dengan nyaring
karna sudah merasa tak sanggup menahan rasa sakit askara mengeluarkan pisau dari sakunya dan menggores tangannya
"Askaraaaa" askara hanya tersenyum ke arah sahabatnya dan menutup kedua matanya
"Rain" gumamnya sebelum kesadarannya hilang
Aku kalah?tidak,aku hanya mengalah agar kau tersenyum cerah