Hati mu sudah rusak,lantas mengapa dengan bodohnya kau membuka hatimu untuk patah
-anjana
Saat arutala membuka pintu rumah,gadis itu terkejut saat melihat abhi duduk sambil melipat kedua tangannya di dada
"k-kakk?" abhi menelisik penampilan arutala dan juga memperhatikan wajah dan tangan gadis itu kemudian ia menghela napas
" duduk la" arutala hanya mengangguk dan duduk di sebelah abhi.
"tadi gue di panggil BK,katanya lo mukul temen sekelas lo,bener?"
dengan ragu arutala mengangguk membenarkan apa yang abhi katakan
"gue mau denger penjelasan dari lo,jelasin!!" kata abhi yang mulai melembutkan suaranya agar arutala merasa nyaman untuk bercerita
"mereka marah sama tala karna tala gak mau ikut tour sekolah,tala juga gak mau bayar untuk baju couple nya,tala udah bilang dari awal kalau tala gak mau tapi mereka gak mau dengar,terus waktu pak sarto nanya siapa yang gak ikut,tala angkat tangan kak,terus pas pak sarto pergi cika,andini,dan vivian datengi meja tala terus mukul meja tala,tala kaget terus mereka marah marah bilang tala egois,buat image kelas jelek karna gak ikut tour perpisahan.terus andini bilang tala gak punya sopan santun karna ibu tala meninggal waktu tala masih kecil makanya tala gak di didik kak,awalnya tala cuma peringatin dia supaya gak bawa bawa orang yang udah meninggal itu pun kalau dia masih punya otak tapi andini marah dan nampar tala,kak abhi aja yang ngerawat tala dari kecil sampai segede ini aja gak pernah ngangkat tangannya ke tala tapi dia mukul tala,karna emosi tala pukul andini pake sapu"
mata abhi berembun mendengar penjelasan arutala
pria jangkung itu memeluk arutala dan mengusap kepala gadis itu hingga sang empu menangis.
"terus kenapa lo bisa luka hmm?" abhi kembali mengamati luka luka arutala dan melihat beberapa luka telah di obati dengan obat merah
"tadi waktu tala mukul andini banyak yang misahin,semua nya lindungi andini dan berusaha jauhin tala dari andini,terus tiba tiba bayu datang dan dorong tala supaya menjauh dari andini,tapi tala terlanjur emosi,tala lempar andini pake penghapus papan tulis terus hidung nya berdarah,bayu gak terima terus lempar tala pake kursi.makanya tala luka luka" jawab arutala dengan santai nya seolah perlakuan bayu padanya adalah hal biasa
tangan abhipraya terkepal kuat,rahang pria jangkung itu juga mengeras tapi sedetik kemudian abhi hanya bisa menghela napas panjang
"gak,,bayu anak pemilik yayasan,gue gak boleh gegabah" batin pria itu.
"ya udah,biar gue obatin lagi luka lo.btw siapa yang ngobatin luka lo tadi?"
arutala mengetuk dagu nya untuk berpikir
"tala gak tau namanya tapi kayaknya dia temen anjana" abhi tersenyum geli dan mencubit gemas hidung sang adek
Saat membuka mata di pagi hari arutala merasa badannya terasa patah,ia juga menggigil padahal tidak ada ac di kamarnya.
ia bahkan tidak sempat memasak,abhi sempat khawatir karna suhu badan arutala sangat panas dan menyuruh gadis mungil itu untuk tidak sekolah,tapi arutala menolak karna hari ini ia ada ulangan pelajaran ekonomi,ia tidak bisa libur hari ini
selama pelajaran arutala hanya meletakkan kepala nya di meja,ia juga menggigil padahal arutala sudah pakai jaket yang paling tebal,seperti nya ia benar benar demam.batin gadis itu
"nila,gue boleh minta tolong ambilin gue obat di uks gak nil?" tanya arutala kepada salah satu teman sekelasnya itu
"gak bisa la,gue lagi nyalin materi nih" arutala hanya menganggukan kepalanya tanda mengerti
"dea,gue boleh minta tolong ambilin obat di uks gak?gue gak sanggup jalan" tanya arutala lagi pada sekretaris di kelasnya itu
"duh la,gue mau ngecek jumlah absen semua anak kelas kita" lagi lagi arutala hanya mengangguk sebagai jawaban.
"surya,gue bisa minta tolong ambilin obat demam di uks?"
yang ditanya hanya tersenyum,tersenyum mengejek ke arah arutala
"hoho,caper amat lo jadi cewek.bilang aja lo mau modus sama gue kan.cihh cara lo basi tau gak"
arutala hanya menghela napas ia tak bertenaga untuk membalas semua perkataan surya barusan.dengan langkah gontai gadis mungil itu pergi uks untuk mengambil obat
di tengah perjalanan ke uks ia tak sengaja berselisihan dengan bayu dan para geng nya,arutala hanya cuek dan tak menatap bayu sama sekali,tapi pria tampan itu malah menggeram dan menjegal kaki arutala hingga gadis malang itu terjatuh ke lantai
"sombong ya lo sekarang"
arutala hanya diam tak melawan,ia berdiri dan melanjutkan langkahnya membuat bayu semakin geram dan mencengkram lengan gadis itu,tapi sedetik kemudian bayu melepaskan genggamannya
tentu arutala tak menyia nyiakan kesempatan dan pergi dari hadapan pria itu
"panas banget" gumam bayu sambil menatap tangannya
setelah hari itu,arutala tidak masuk sekolah selama 3 hari karna sakit.dan tidak ada satu pun teman sekelasnya datang menjenguk gadis itu,bahkan tidak ada yang sadar kalau arutala tidak masuk sekolah selama 3 hari
dihari keempat gadis mungil yang sedikit pucat itu menyusuri koridor sekolah dengan berulang kali menghela napas,hingga ia sampai didepan kelas yang masih sangat sangat sepi,baru ia sendiri yang datang dan sang ketua kelas yang menatapnya dengan intens,arutala mengabaikan bayu dan membaca novel yang beberapa hari lalu ia pinjam diperpustakaan sekolah
"lo kemana aja sampek 3 hari gak masuk sekolah haaa?" arutala mendelik tak suka saat tiba tiba bayu duduk di kursi didepan arutala.
"gapapa"
bayu menggeram kesal karna tidak puas dengan jawaban yang arutala katakan
"lo bisa gak sih gak usah bohong,hobi banget lo nabung dosa"
arutala menatap bayu tajam,ingin sekali gadis itu menjahit mulut pria didepannya ini tapi ia masih ingat perkataan abhi yang memintanya tidak berurusan lagi dengan bayu
"gue sakit" seketika bayu terdiam kemudian pergi keluar kelas tanpa mengucapkan sepatah kata pun membuat arutala geleng geleng kepala
"gue udah peringatin lo,kalau gak bisa berhenti nyakitin arutala,jauhi adek gue" kata abhi pada pria yang baru saja melewatinya
"gue gak bakal jauhin aru,lo gak berhak ngelarang gue" rahang abi mengeras dan tangannya sudah gatal ingin memukul wajah pria didepannya
"gue kakaknya" jawab abhi dengan penuh penekanan
pria didepan abhi terkekeh sinis dan menatap abhi dengan tajam
"gue calon suaminya" kali ini abhi yang terkekeh sinis
"gak bakal gue restuin,lo bisa apa?gue walinya" setelah mengatakan itu abhi pergi kekelasnya dengan tatapan dingin
Arutala menghela napas kemudian menelungkupkan kepalanya di atas meja,gadis itu merasa badannya sangat lemas.
"makan!!"
arutala terlonjak kaget dan menatap nanar sekantong plastik roti berbagai macam rasa,yang lebih membuat arutala kaget adalah si pemberi yang memasang wajah bengis nya
"gue gak mau makan roti bay" bayu mengkerutkan kening nya dan mengangguk kemudian pria tampan tapi gila itu pergi lagi keluar kelas dan kali ini ia kembali kekelas dengan berbagai macam makanan yang ada di kantin harapan bangsa
"makan!!" arutala hanya menganga dan menatap punggung bayu yang mulai menjauh dengan nanar
"overdosis tuh bangsat?" batin arutala yang bingung
"Udah lo makan?" arutala hanya mengangguk heran sambil memasukkan siomay kedalam mulutnya
"yang ini dilarang untuk dimakan!keliatannya terlalu pedas,gak sehat,gak bergizi,gak enak,gak ada vitaminnya.jadi buang"
arutala menatap bayu dengan tajam saat siomay nya menyatu didalam tempat sampah
"anjir,kan lo yang beli tadi bangsat.lo yang nyuruh makan anjir"
mata bayu membulat dan tangannya mengepal kuat,kemudian pria tampan itu mengambil semua makanan di atas meja arutala dan membuangnya ke tempat sampah
"semoga lo sakit perut,memang cewek gak tau diri lo udah di baikkin malah ngelunjak.hehh jalang,gue udah inisiatif buat baik sama lo karna gue merasa bersalah tapi lo tetap aja gak tau terima kasih.sialan lo anjing"
mata arutala memerah dengan hinaan yang bayu ucapkan
gadis mungil itu menggebrak mejanya dan menyiram bayu dengan jus jeruk di mejanya
"gue benci sama lo,gue benci banget sama lo bangsat,gue benci sama lo" teriak arutala dengan wajah yang sudah merah padam karna amarah
Sampai hari ini pun aku masih menunggu kata 'maaf' dari mu,siluman monyet