tidak ada salahnya mengakui kesalahanmu,adila
kau manusia bukan malaikat.jangan merasa tinggi hingga kau berpikir dirimu adalah Tuhan sang maha benar
-adelia
"Tala,kenapa lo gak ikut tour perpisahan?" tanya safira yang sudah kepo berat,arutala menghela nafas berat nya
"gue gak mau kak abhi susah cuma gara gara rencana bodoh temen temen lo" jawab arutala sekenanya
Brukk…
Arutala menatap malas tiga gadis didepannya itu.andini,cika,dan vivian
"Apasih?"
sungguh arutala jengah dengan sifat kekanak kanakkan dan sok berkuasa beberapa teman sekelasnya itu
"lo selalu aja buat masalah la,gue kesel sama lo gimana temen temen di kelas ini gak benci sama lo orang sifat lo asal asalan gini kok" kata cika dengan sini
"bener,kau itu egois tau gak.jangan sampek ya gara gara lo nama baik kelas kita jadi jelek"sambung vivian tak kalah sinisnya
arutala hanya berdecak kesal melihat wajah teman temannya itu
"kalian memang anjing ya,temen lagi susah bukannya di tolong malah di hina" kata safira tak kalah kesal
"diem deh lo fir,temen lo aja yang gak tau diri.udah gak pernah banggain kelas malah mau hancurin image 12 IPS 3,gak ada otak emang lo" arutala memejamkan matanya menahan amarah yang sudah pada batasnya
"Kalau kalian gak bisa bantu gue setidaknya kalian tutup mulut sampah kalian itu,mulut kalian itu bau azab tau gak"
mata andini,cika dan vivian melotot saat arutala dengan lancang menghina mereka didalam kelas
"mulut lo bangsat amat la,kayak gak punya sopan santun aja lo" arutala hanya memutar bolanya dengan malas saat mendengar ocehan cika yang kelewat bangsat itu.
"wajar aja sih dia kayak gini,dia kan gak pernah di didik sama ibu nya.secara ibu nya meninggal waktu dia SD" kata andini dengan santai
cukup sudah arutala tidak bisa mentoleransi ucapan mereka lagi,itu sudah keterlaluan masa mereka membawa bawa ibu nya yang sudah meninggal.
"Gue peringatin yaa sama lo,jangan bawa bawa orang yang udah meninggal dalam urusan makhluk yang masih bernyawa.pake otak deh lo"
andini mengepalkan tangannya mendengar kata kata arutala yang merendahkan harga dirinya
"itu pun kalau lo masih punya otak" sambung arutala
Plakk…
Andini menampar arutala karna emosi yang sudah di ubun ubun
" mulut lo anjing" teriak andini sambil menunjuk wajah arutala,arutala memegang pipinya yang memerah dan menatap andini dengan tajam,sangat tajam
"kak abhi aja gak pernah mukul gue,dan dengan gak tau dirinya lo malah mukul gue
Dasar sampah semesta lo" kata arutala sambil memukul andini dengan sapu membuat gadis berkulit putih itu mengaduh kesakitan
bahkan teman sekelasnya berlari untuk menghentikan arutala dan melindungi andini dengan kaki yang mulai membiru
"Lo gila,anjing"
bayu mendorong arutala dengan keras hingga gadis itu terlempar cukup jauh,ia tidak rela sahabatnya di aniaya oleh arutala yang sudah hilang akal sehatnya,dengan amarah yang belum menghilang gadis mungil itu melempar andini dengan penghapus papan tulis dan mengenai hidung gadis itu hingga berdarah
Dukk… takk…
Bayu reflek melempar kursi yang didekatnya ke arutala,gadis mungil itu terduduk dilantai dengan lebam besar di lengan dan dahi membiru yang sedikit berdarah bahkan air mata gadis itu keluar tanpa sadar,ia melihat bayu dengan tatapan penuh kebencian
sedangkan bayu?pria itu melotot tak percaya,ia melihat tangannya dan juga arutala yang masih terduduk di lantai,pria tampan itu bahkan menyandarkan badannya ke dinding saking lemasnya
"gue benci sama lo,sampai gue mati pun gue bakal benci sama lo" kata arutala sambil menghapus air matanya dengan kasar
"salah gue bela diri gue sendiri?salah gue marah sama kalian haaa?kalian manusia biadab tau gak" teriak arutala yang kembali mengeluarkan air matanya
"lo kalau salah ya ngaku salah la,jangan mencoba mencari pembenaran segala.caper amat lo"
arutala terkekeh sinis mendengar kata kata pedas sean,laki laki yang dikenal paling bijak di SMA harapan bangsa itu
"percuma gue ngomong sama binatang kayak kalian" kata arutala sambil menyambar tas nya dan pergi ntah kemana
"Sialan" desis arutala dengan kesal,bahkan ia tak merasakan sakit sama sekali mungkin karna ia sedang kesal,pikir gadis itu
"Kenapa lo?"
arutala hanya diam mendengar pertanyaan anjana yang terdengar mengejek itu,sunggu menjengkel kan
" gue tebak,lo pasti jatuh di kelas lagi?hahaha" arutala memutar bola matanya dengan malas,sangat malas.
"gue di lempar bayu pake kursi" kini anjana yang terdiam
"bayu?"
dan arutala hanya mengangguk sebagai jawaban,anjana berdesis kemudian memijit pangkal hidung nya dengan kesal
"bodoh banget sih tuh makhluk" gumam anjana tapi dihiraukan arutala
Arutala termenung di tepi danau yang masih sepi pengunjung itu,pikirannya melayang ke mana mana,tatapannya kosong
anjana hanya bisa menghela napas panjang,sepertinya kali ini dia harus menjaga arutala,batinnya
sentuhan lembut membuat anjana terkejut,ia menatap orang yang menyentuh bahunya dengan tatapan membunuh miliknya membuat pria yang menyentuhnya pun cengengesan tak jelas
"hai anjana" sapa pria yang tak lain adalah rain
anjana menatap rain tajam dan mengacungkan jari tengahnya pada rain membuat pria dewasa itu terkekeh dan mengacak acak rambut anjana dengan gemas
Tapi senyum rain pudar saat melihat titik lain fokusnya,matanya terbelalak kaget
"kenapa bisa terluka?" tanya rain khawatir
anjana diam membiarkan arutala yang berbicara tapi hasilnya nihil gadis itu masih tetap diam dengan pikiran kosong membuat anjana menghela nafas berat
"di bully" mata rain menatap anjana dengan tatapan tak percaya,ia ingin bertanya tapi takut membuat anjana merasa tak nyaman padanya
"saya obatin ya?" anjana kembali menghela napas kemudian mengangguk saja.rain sampai meringis melihat luka gadis didepannya itu
ia merasa iba dengan gadis didepannya sekaligus merasa heran melihat ekspresi datar gadisnya ini,oh gadisnya? Rain menggelengkan kepala untuk mengusir pikiran absurdnya yang secara tidak langsung mengklaim anjana sebagai miliknya.
"Lo dokter?" tanya anjana,pasalnya rain masih mengenakan jas putihnya
tadinya rain ingin berangkat bekerja tapi saat melewati danau kenangan,pria itu tak sengaja melihat anjana dan kemudian menghampirinya.rain tersenyum lembut pada anjana
"bukan,tapi mirip lah" anjana hanya mengangguk tanpa berniat bertanya lebih jauh lagi
"kamu SMA mana?" tanya rain yang melihat anjana masih menggunakan seragam sekolahnya
"harapan bangsa" rain tersenyum lebar,ia beruntung bisa mengetahui sekolah anjana,mungkin saja ia akan ke sana untuk sosialisasi nanti nya
dan kemungkinan ia akan mengajukan sekolah anjana kepada pimpinannya nanti
"berarti kamu bolos?" anjana memutar bola matanya dengan malas
"sahabat gue terluka,masa gue diem aja sih" rian hanya mengangguk sambil nyengir ke arah anjana,ia suka melihat wajah kesal anjana
Tak terasa hari sudah sore,arutala yang masih mengenakan seragam sekolahnya pergi ketaman seperti biasa,ia ingin menghindari abhi ia takut abhi akan memarahinya ia yakin bahkan sangat yakin pertengkarannya dengan andini sudah sampai ke telinga abhi,dan arutala pastikan besok ia akan di panggil guru BK lagi
Arutala menatap langit senja dengan damai
gadis itu merasa bahagia saat menatap langit
sampai suara tawa sumbang membuat arutala merinding kemudian menoleh ke sebelahnya,di sana kala menghisap rokoknya sambil memperhatikan wajah arutala
"setelah beberapa hari ngehindarin gue,dan sekarang lo muncul dengan muka hancur" kata kala dengan nada mengejek andalannya membuat mood arutala semakin buruk saja
"ngapain lo ke sini?" kala menaikkan sebelah alisnya kemudian menyeringai
"tentu saja menghampiri milikku" ingin sekali arutala membogem wajah tampan kala yang mengatakan dirinya milik pria itu,ayo lah ia bukan barang yang bisa dimiliki seseorang.
tapi semua hanya arutala telan bulat bulat,gadis malang itu masih takut melihat pisau digenggaman pria itu.psikopat,batin gadis itu
"Kenapa lo bisa luka?" arutala hanya mendelik,ia malas menjawab pertanyaan kala sungguh malas.
"jawab anjing" teriak kala sambil menodongkan pisaunya pada arutala
"jatuh dari tangga" jawab arutala,kala tersenyum mengejek dan menginjak puntung rokoknya
"bodoh lo,gue pikir lo di bully.gue lupa kalau hidup lo itu mulus tanpa beban" arutala hanya tersenyum sinis mendengar ucapan kala yang sangat absurd menurutnya
Baik arutala dan kala sama sama membisu sambil menatap langit senja yang mulai kemerahan diatas sana,tapi lamunan keduanya buyar karna suara telpon kala yang sangat sangat memekakan telinga arutala
"ganteng ganteng doyan dangdut klasik" batin arutala.
mata kala berbinar saat melihat siapa yang menelponnya
"halo nad,kenapa?kamu gak marah lagi sama aku?kamu mau balik lagi sama aku kan nad?" tapi sedetik kemudian senyum kala memudar dan pria itu membanting handphonenya sambil berteriak seperti orang kerasukkan.
arutala menatap kala dengan ngeri apalagi ketika pria itu tertawa keras dan menggores tangannya dengan pisau.
"hahahaha nadhira,lo gak boleh pergi dari gue nad"
arutala yang panik pun mendekati kala dan menahan pisau yang akan menggores tangan kala lagi hingga telapak tangannya terluka cukup dalam
"shhh,anjir" gumam gadis mungil itu.bukannya berterima kasih kala malah menatap arutala tajam kemudian menendang dada gadis itu dengan keras hingga arutala terlembar ke tanah.gadis itu memegang dadanya yang terasa sangat sakit
"hati gue" batin arutala yang menangis sambil terus memegang dadanya yang terasa sangat sakit,tapi ia berusaha berdiri dan menghampiri kala yang mengarahkan pisau kedadanya sendiri
Bughhh….
Arutala menerjang tubuh kala hingga mereka jatuh ke tanah,lalu arutala membuang pisau kala sejauh mungkin
"lo" arutala memejamkan matanya saat kala berteriak didepan wajahnya,mata pria itu yang sudah memerah membulat sempurna
"kal,lo apa apain sih.lo pikir dengan lo mati masalah lo selesai?gak bego,beruntung kalau lo mati banyak orang yang nangis,kalau malah ketawa?lo bisa apa anjir.jangan goblok deh jadi manusia,dunia gak bakal berduka hanya karna lo meninggal dunia"
kala terdiam sambil menatap arutala,kemudian pria itu memeluk arutala dengan erat dan menagis dalam dekapan gadis mungil itu
"gu-gue gak mau kehilangan nadhira,gue gak bisa kehilangan nadhira gue bakal berusaha sekeras apapun asalkan nadhira gak ninggalin gue"
arutala memutar bola matanya dengan malas tapi ia juga menepuk nepuk punggung kala yang menangis di pelukkannya
Setelah kala cukup tenang arutala mengusap pipi kala yang masih basah oleh air mata
"lo udah baikkan?"
kala hanya mengangguk dengan bibir yang cemberut serta hidung nya yang memerah membuat arutala sedikit meringis
"isss jelek banget anjir" batin gadis itu
"lo cinta sama nadhira?" kala hanya diam tak menjawab pertanyaan arutala
"lo cinta gak sama nadhira?" tanya arutala
lagi "gue gak mau kehilangan dia" jawab kala dengan serak
"kalau lo cinta,lo harus perjuangin dia jangan maksa dia kal" kata arutala lagi.
"udah malem,sebaiknya lo pulang"
arutala menatap langit dan mengangguk mengiyakan ucapan kala.sepeninggalan arutala,kala kembali menatap langit kemudian melihat lengannya yang dibalut sapu tangan arutala tadi,kala tersenyum tipis menatap sapu tangan yang memerah karna darah itu
"gue cinta nadhira?" gumam kala berulang kali
Kau terlalu gegabah dengan perasaanmu sendiri,kau terlalu ceroboh untuk menaruh harap.dan lihat kau jatuh terjeremab