Loading...
Logo TinLit
Read Story - Fix You
MENU
About Us  

Situasi hanya tinggal bagaimana kau mengambil sudut pandang. Ingin sedih, ingin senang semua bisa kau jungkirbalikkan.

.

Sebut saja Rena tidak tahu malu. Karena bagainmana tidak, ia yang seorang tamu malah bangun paling siang diantara orang-orang.

Dean dan Detta sudah hampir menyelesaikan sarapan mereka ketika Rena turun. Keduanya bahkan sudah sangat rapi, Detta dengan seragam putih abunya, sementara Dean yang mengenakkan kemeja biru dengan dalaman polo shirt.

“Baru bangun Tuan Putri?” ujar Dean sereya menyuapkan nasi goreng ke dalam mulutnya. Sementara Detta di sebelahnya hanya terkekeh mendengar sindiran halus dari kakaknya itu.

“Maaf Bang, gue tadi kebablasan.”

Sedikit dilirik, Rena pun memilih untuk mengambil tempat duduk di samping Dean. Lewat matanya Dean menyuruh Rena menyiduk nasi yang ada di harapannya. Ya, walau sedikit pedas, Rena rasa Dean tidak akan setega itu membiarkan Rena hanya berdiri menonton ia dan adiknya sarapan.

“Tidur jam berapa sih lu sampe kesiangan gini?” tanya Dean tanpa sedikit pun melirik kea rah Rena.

“Jam delapan juga gue udah tidur kok.”

“Bohong.” Dean sontak berbalik, sendoknya yang tidak sengaja ia jatuhkan membuat Detta yang duduk di depannya sedikit melongo.

Rena sendiri hanya menghela napas, ia sudah tahu jika Dean pasti tidak akan percaya dengan apa yang dirinya katakan. Tapi sungguh, tadi malam adalah malam di mana ia berhasil mendapatkan tidur paling layak.

Sebelumnya, Rena memang tidak pernah menyangka akan mendapatkan tidur senyenyak itu. hanya saja, ketika ia sedang dalam sambungan telepon bersama Suri, ia tiba-tiba teringat tidur siangnya yang pulas.

Rena sangat yakin jika kelelahan bukan satu-satunya penyebab tidur tersebut, namun ada hal lain dan yang pertama Rena ingat adalah podcast yang ia dengarkan. Maka saat sambungan teleponnya dengan Suri berakhir, Rena buru-buru bertanya kepada Detta ikhwal podcast tersebut.

T3S, begitu kata Detta. Tak butuh waktu lama, Rena pun segera mencari podcast yang di maksud. Beruntung untuknya, bukan hanya chanelnya yang ia dapatkan, gadis itu juga menemukan akun twitter pemilik podcast tersebut. Talkingstar namanya.

Sejujurnya, saat itu Rena tidak terlalu menaruh harapan besar. Pikirnya, gangguan tidur yang ia derita sudah sangat parah. Suara seseorang pastinya tak bisa berpengaruh banyak pada dirinya. Namun siapa sangka jika seperti siang itu, Rena terlelap kurang dari lima belas menit.

“Kalau enggak percaya sih ya udah. By the way Tta, makasih ya rekomen podcastnya.”

Detta tidak bereaksi apa-apa, ia malah sama herannya dengan Dean di sebelahnya.

“Oh iya, hari ini lu mau ke mana Bang?”

“Aa mau nganter aku dong Kak.” Detta menjawab dengan semangat. Dean pun ikut mengamini dengan menggukkan kepalanya.

“Ikut dong.”

“Dih, lu kan belom mandi.”

“Elah, enggak akan kecium juga bau iler gue.”

Rena memekik ketika Dean memutar matanya. Itu artinya iya untuk kamus Dean dan Rena sangat senang untuk hal itu. setidaknya pagi itu ia akan menikmati sejuknya udara kota kembang, tidak ada polusi apa lagi sumpeknya jam-jam macet yang menyebalkan.

Ralat, macet di mana-mana memang menyebalkan. Termasuk di Bandung.

“Lagian siapa yang bilang kalau Bandung enggak pernah macet?”

Rena yang hanya mengenakkan hodie seadanya untuk menutupi ajah kucelnya itu hanya bisa cemberut di kursi belakang. Tangannya terlipat, bibirnya manyun dengan raut wajah sebal. Di depan mereka sendiri tengah mengantre banyak sekali kendaraan.

Seperti Jakarta, jalanan Bandung juga sama sekali tidak ramah di pagi hari. Apa lagi jalan menuju area perkantoran juga sekolahan. Ramai anak-anak berseragam mengendarai motor mereka, membuat jalanan yang sempit oleh mobil pribadi semakin susah saja dilewati.

“Ke sini kan niatnya mau jauh-jauh dari ginian, eh ketemu lagi.”

Rena bisa mendengarkan Detta tertawa sesaat setelah ia menarik hodienya menutupi kepala. Moodnya yang begitu bagus tadi pagi kini porak poranda akibat rentetan suara klakson dan nyaringnya motor hasil modifikasi para jajaka kota kembang.

“Sabar ya Kak, bentar lagi masuk ke area sekolahku kok. Jadi maklum kalau susah masuknya, banyak motor.”

Rena mengangguk saja, perkataan Detta sama sekali tidak berguna ditelinganya. Ia harus segera mencari sarapan (lagi) enak setelah ini, tidak mau tahu, pikirnya.

Seperti kata Detta, tak lama setelah itu akhirnya mobil berhenti tepat di sebuah kedai jus. Beberapa meter dari sana terlihat jelas gerbang sekolah Detta berdiri kokoh melindungi bangunan tingkat tiganya.

Detta bersekolah di salah satu sekolah negeri, kata Dean ibunya beruntung Detta cukup pintar masuk ke sana tanpa menyogok, yang kemudian dihadiahi dengan sebuah pukulan keras dari adiknya tersebut.

“Nyari siapa sih?” suara Dean terdengar, membuat Rena menyikap hodienya.Ia yang mengira Detta sudah turun itu melihat gadis tersebut masih celingukan memerhatikan gerbang.

“Aku nunggu Wira ih, males di depan ada OSIS. Pasti di ceng-cengin.”

“Dih, pede banget kamu bakalan di ceng-cengin.”

“Iiih Aa!”

Perkataan Dean itu membuat Detta sepertinya naik darah, sementara Dean seperti biasa, terlalu malas untuk meladeni gadis tersebut.

“Detta, ayo turun sama kakak aja. Kita beli jus dulu sambil nunggu Wira.”

Rena tahu Wira. Kemarin, sebelum anak itu pulang mereka sempat berkenalan dan dengan sedikit kejuatan, Wira mengaku jika dirinya adalah fans berat dari MERAKI. Sedikitnya itu membuat Rena terhibur. Karena lagi-lagi ia bisa bertemu dengan seseorang yang bisa mempercayainya.

Kembali ke keadaan sekarang, Rena kini tengah duduk bersama Detta di kedai jus. Keduanya menikamti jus masing-masing sambil mengobrol santai. Kadang Detta tersenyum kearah temannya yang datang dan menyapa. Namun tak jarang juga ada anak laki-laki yang iseng menggodanya hingga membuat bibir penuh gadis tersebut mencebik sebal.

Detta memang sosok yang manis. Ia memiliki wajah lucu dan menggemaskan, pipinya chubby, matanya bulat namun tidak terlalu besar. Rena yakin seratus persen jika di kelas atau bahkan di sekolahnya Detta pasti terkenal di kalangan siswa lainnya. Apa lagi dengan sikapnya yang easy going.

“Itu Wira.” Detta berseru seraya menunjuk ke seorang siswa yang baru saja turun motor tak jauh dari tempat mereka.

“Wira!”

“Detta!”

Detta mendekat, melupakan Rena yang memilih berjalan di belakangnya sambil menenteng kantung kresek berisi jus milik Dean.

“Lama banget sih.”

“Ya maaf, tuh gara-gara si Aa lama banget eeknya.”

Wira menunjuk seseorang di belakangnya. Ia masih menggunakan helm, membuat Rena tidak bisa melihat wajahnya.

“Eh ada Kak Rena. Ikut nganter Detta Kak? Kang Deannya mana?” tanya Wira disertai senyum kotak khas miliknya.

“Iya, biar bisa liat-liat Bandung dulu sebelum jalan-jalan nanti. Bang Dean di dalam mobil tuh.”

Rena menunjuk mobil Dean yang kebetulan ada di belakang Wira. Seolah bisa melihatnya Dean di dalam sana, Wira sedikit membungkuk kecil ke arah mobil tersebut.

Pada saat itu, entah kenapa Rena merasa jika ada seseorang yang sedang memerhatikannya. Ia menyapu tenguknya dengan refleks. Tangannya tiba-tiba saja berkeringat. Perasaan aneh berpacu dalam dadanya tak karuan.

Cemas, panik juga takut menyerangnya bertubi-tubi membuat dadanya sedikit sesak. Ia datang ke Bandung untuk melarikan diri dari perasaan tersebut, tanpa memikirkan mungkin di sini pun masih ada yang mengenalinya.

Tidak seperti Wira, mungkin orang-orang itu justru turut andil dalam perundungan yang ia alami. Hal itu kembali membuat serangan paniknya terpancing, sesuatu yang sangat Rena hindari. Tapi sekarang—

“Kak Rena….”

Rena berjengit ketika Detta menepuk pundaknya dengan sedikit keras. Itu berhasil membuat Rena kembali ke realitanya, walau masih dengan keringat dingin, ia bisa menghentikan kegelisahannya berkat usapan tangan Detta.

“Kakak sakit?” tanya Wira. Di belakangnya, sosok pria berhelm itu sudah bisa Rena lihat wajahnya.

Ia ikut menatap Rena seperti tatapan Detta dan Wira. Ia tidak bicara sepatah kata pun, hanya saja pancaran khawatir bisa Rena rasakan lewat tatapannya itu.

“Enggak kok. Aku enggak apa-apa.”

“Tapi Kakak pucet lho.”

Rena tersenyum menanggapi ucapan Detta yang lembut. “Enggak apa-apa, mungkin Kakak cuman kurang….”

Rena ingin menyebutkan kalau ia kurang tidur, tapi alasan itu tampaknya sudah basi mengingat Detta pun tahu kalau ia tadi bangun kesiangan.

“Ah!” Wira memekik, menyelamatkan Rena yang tengah berpikir dengan keras. Mata pemuda itu tampak kesal. Sambil mengusap pinggangnya, ia menatap marah pada pria di belakangnya.

“Kenapa?” tanya Rena.

“Hahaha enggak kok,” ia tertawa hambar. “Aku cuman baru inget. Ini…” Wira membuka helmnya lalu merapikan rambutnya. “Lupa belom lepas helm!”

Wira menyerahkan helmnya kepada Sadam, lelaki itu menerima dengan cepat lalu menaruh benda tersebut di bagasi motornya.

“Ini Sadam ya?” celetuk Rena membuat lelaki tadi berhenti dengan kegiatannya dan dengan cepat melepas helm untuk bisa menyapa Rena dengan leluasa.

“Ketemu lagi,” ujar Sadam sambil mengulurkan tangannya. Rena tak mengerti apa maksudnya, namun karena ia tak mau dianggap tidak sopan, akhirnya gadis itu pun menyambut uluran tangan Sadam.

Namun saat kedua tangan mereka bertautan, entah perasaan Rena saja atau bukan, kini ia merasakan jika tangannya dua kali lebih basah dari sebelumnya. mungkin karena ia terus berkeringat, atau karena Sadam juga sama berkeringatnya dengan Rena.

“Rena!” seruan lain terdengar. Itu Dean, ia melambaikan tangannya kepada Rena. “Ayo balik. Kamu juga Dek, masuk sana cepet.”

Rena yang dipanggil segera berlari ke mobil setelah berpamitan dengan Detta, Wira dan Sadam. Dalam perjalanannya ia baru menyadari sesuatu. Suara Sadam, suara beratnya terdengar begitu Rena kenal. Ia tahu mereka sempat bersua kemarin siang, namun rasanya bukan itu. Ada suara lain yang mengganggunya, tapi suara yang mana?

.

“Balik? Wah Bang, baru juga kita satu hari di sini. Masa udah balik lagi sih.”

Baru juga lima belas menit Rena dan Dean menginjakkan kakinya di pelataran rumah Dean, gadis itu sudah mendapatkan kabar mengejutkan.

Bagaimana tidak, setelah Dean menerima sebuah telepon yang entah datang dari siapa, lelaki itu memberitahu Rena jika hari itu juga ia harus kembali ke Jakarta.

Pekerjaan yang Dean bilang sudah rampung semuanya tiba-tiba menerima banyak revisi. Konsep musik juga beberapa bait lirik mendapatkan koreksi dari agensi tempatnya bekerja. Hal itu tak bisa Dean lakukan di Bandung, mengingat semua senjata perangnya ada di Jakarta.

“Ya gimana lagi. Kalau gue enggak balik, enggak ngerjain ya gue bakalan kena finalty dong.” Dean berkata seraya memasukkan beberapa barang ke dalam tasnya.

“Terus gue gimana?”

“Nanti gue bilang ke Detta buat nemenin lu.”

“Kamu ini,” ujar Ibu Dean muncul dari belakang Rena. “Detta kan sekolah, mana bisa nemenin Rena.”

“Bener tuh kata Tante. Gue enggak enak juga kali kalau harus minta Detta.”

Dean akhirnya menghentikan pekerjaannya dan memilih duduk di atas ranjang. “Terus siapa dong.”

Semua yang ada di sana ikut berpikir. Ibu Dean tidak mungkin, ia banyak sekali pekerjaan. Sementara Detta tentu saja sekolah. membawa Rena kembali ke Jakarta pun bukan sebuah ide yang bagus.

“Ah, Ibu tahu.” Ibu Dean berujar dengan keras. “Suruh Sadam saja.”

.

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
PALETTE
529      289     3     
Fantasy
Sinting, gila, gesrek adalah definisi yang tepat untuk kelas 11 IPA A. Rasa-rasanya mereka emang cuma punya satu brain-cell yang dipake bareng-bareng. Gak masalah, toh Moana juga cuek dan ga pedulian orangnya. Lantas bagaimana kalau sebenarnya mereka adalah sekumpulan penyihir yang hobinya ikutan misi bunuh diri? Gak masalah, toh Moana ga akan terlibat dalam setiap misi bodoh itu. Iya...
Ken'ichirou & Sisca
13755      2927     1     
Mystery
Ken'ichirou Aizawa seorang polisi dengan keahlian dan analisanya bertemu dengan Fransisca Maria Stephanie Helena, yang berasal dari Indonesia ketika pertama kali berada di sebuah kafe. Mereka harus bersatu melawan ancaman dari luar. Bersama dengan pihak yang terkait. Mereka memiliki perbedaan kewarganegaraan yang bertemu satu sama lain. Mampukah mereka bertemu kembali ?
Drifting Away In Simple Conversation
436      303     0     
Romance
Rendra adalah seorang pria kaya yang memiliki segalanya, kecuali kebahagiaan. Dia merasa bosan dan kesepian dengan hidupnya yang monoton dan penuh tekanan. Aira adalah seorang wanita miskin yang berjuang untuk membayar hutang pinjaman online yang menjeratnya. Dia harus bekerja keras di berbagai pekerjaan sambil menanggung beban keluarganya. Mereka adalah dua orang asing yang tidak pernah berpi...
Jikan no Masuku: Hogosha
3956      1393     2     
Mystery
Jikan no Masuku: Hogosha (The Mask of Time: The Guardian) Pada awalnya Yuua hanya berniat kalau dirinya datang ke sebuah sekolah asrama untuk menyembuhkan diri atas penawaran sepupunya, Shin. Dia tidak tahu alasan lain si sepupu walau dirinya sedikit curiga di awal. Meski begitu ia ingin menunjukkan pada Shin, bahwa dirinya bisa lebih berani untuk bersosialisasi dan bertemu banyak orang kede...
Accidentally in Love!
442      292     1     
Romance
Lelaki itu benar-benar gila! Bagaimana dia bisa mengumumkan pernikahan kami? Berpacaran dengannya pun aku tak pernah. Terkutuklah kau Andreas! - Christina Adriani Gadis bodoh! Berpura-pura tegar menyaksikan pertunangan mantan kekasihmu yang berselingkuh, lalu menangis di belakangnya? Kenapa semua wanita tak pernah mengandalkan akal sehatnya? Akan kutunjukkan pada gadis ini bagaimana cara...
Stars Apart
630      439     2     
Romance
James Helen, 23, struggling with student loans Dakota Grace, 22, struggling with living...forever As fates intertwine,drama ensues, heartbreak and chaos are bound to follow
the Overture Story of Peterpan and Tinkerbell
13974      9122     3     
Romance
Kalian tahu cerita peterpan kan? Kisah tentang seorang anak lelaki tampan yang tidak ingin tumbuh dewasa, lalu seorang peri bernama Tinkerbell membawanya kesebuah pulau,milik para peri, dimana mereka tidak tumbuh dewasa dan hanya hidup dengan kebahagiaan, juga berpetualang melawan seorang bajak laut bernama Hook, seperti yang kalian tahu sang peri Tinkerbell mencintai Peterpan, ia membagi setiap...
Game of Dream
1436      800     4     
Science Fiction
Reina membuat sebuah permainan yang akhirnya dijual secara publik oleh perusahaannya. permainan itupun laku di pasaran sehingga dibuatlah sebuah turnamen besar dengan ratusan player yang ikut di dalamnya. Namun, sesuatu terjadi ketika turnamen itu berlangsung...
Your Moments
9627      2545     0     
Romance
Buku ini adalah kumpulan cerita mini random tentang cinta, yang akan mengajakmu menjelajahi cinta melalui tulisan sederhana, yang cocok dibaca sembari menikmati secangkir kopi di dekat jendelamu. Karena cinta adalah sesuatu yang membuat hidupmu berwarna.
Dunia Alen
5655      1666     2     
Romance
Alena Marissa baru berusia 17 belas tahun, tapi otaknya mampu memproduksi cerita-cerita menarik yang sering membuatnya tenggelam dan berbicara sendiri. Semua orang yakin Alen gila, tapi gadis itu merasa sangat sehat secara mental. Suatu hari ia bertemu dengan Galen, pemuda misterius yang sedikit demi sedikit mengubah hidupnya. Banyak hal yang menjadi lebih baik bersama Galen, namun perlahan ba...