Loading...
Logo TinLit
Read Story - Toko Kelontong di Sudut Desa
MENU
About Us  

Bagian Ketiga

Ibu Rum menceritakan semua kejadian semalam pada kakek pemilik toko kelontong. Rum, putrinya menemukan Afuya dan Winter kedinginan di gazebo depan rumahnya. Karena masak kebanyakan, ujung-ujungnya suami dan anak lelakinya tidak jadi pulang ke rumah, akhirnya Afuya dan Winter diajak makan bersama. Mendengar cerita tersebut pria tua itu jadi berempati untuk memperbolehkan kedua remaja SMP tinggal di rumahnya sementara waktu. Berhubung Meira dan suaminya juga telah pindah, kakek sekarang hanyalah sebatang kara. 

Pria tua pemilik toko kelontong berjalan lesu ke arah rumah. Ya, sebenernya rumah Afuya juga. Rum masih asyik dengan main air yang digunakan untuk menyiram tanaman. Winter mengajak Afuya sejenak menjauh dari area tadi. Pemuda itu hanya ingin membahas tentang sebuah kejanggalan yang menimpanya saat ini. Ia tak ingin Rum, maupun ibunya yang tidak berhubungan, malah ikut serta masuk dalam keanehan.

Winter memelankan suaranya. "Kamu mengerti sekarang?" 

Afuya membalasnya dengan anggukan dan tatapan kosong menghadap kerikil-kerikil di jalanan kecil. "Aku rasa, kita berdua telah masuk di waktu bunda masih belum pindah ke Surabaya. Berarti, apakah yang dikandung bunda tadi adalah diriku?" 

Winter mengangguk cepat, seraya tanpa kata pun ia telah menjawab semua keraguan gadis itu dalam kalimat pertanyaannya. 

"Jadi, sebenarnya kita di dalam sebuah ilusi, ataukah kita yang tidak nyata?" Afuya mengubah mimik wajahnya panik.

"Kita buktikan setelah ini. Kamu masih percaya padaku, kan?" 

Afuya menarik napas sejenak lalu membuangnya dengan lembut. "Kalau Kamu bohong, nanti jadi ayam warna-warni." 

"Nggak mau! Jadi keturunan Avatar aja aku mau." Winter membulatkan kedua matanya. Alisnya turun, untuk menampilkan setelan wajah seram dan penolakan terhadap perkataan gadis di depannya. 

"Mau ayam warna-warni, Kak!" Tiba saja, percakapan mereka terhenti oleh seorang anak kecil, yang tak lain adalah Rum. 

"Rum! Jangan ngagetin seperti itu!" Afuya tampak kesal.

"Hehe... ngomong-ngomong, Rum mengerti kakak dari dua belas tahun yang akan datang nanti." Rum tertawa.

Spontan Afuya dan Winter melotot ke arah anak kecil tersebut. Entah mengapa Rum seakan bukan manusia biasa. Kedua remaja SMP saling bertatapan. Otak mereka penuh tanda tanya. Kepala mereka jika digambarkan pasti dipenuhi burung kecil yang berputar. Sebenarnya Rum ini siapa? Dari awal kemunculannya saja sudah dipenuhi sesuatu yang misterius. 

"Tenang saja, anggap Rum sebagai pemandu kalian saat ini, oke. Kita hanya akan berpisah saat malam hari. Selebihnya, Rum akan membimbing jalan kalian untuk pulang kembali." 

Rum telah mengikuti ibunya pulang. Sang mentari telah berganti tempat dengan rembulan. Tidak seperti semalam yang hujan tak kunjung berhenti, kali ini sinar benda bulat nan jauh di langit, begitu terang. Afuya dan Winter telah duduk di sofa kayu rumah kakek pemilik toko kelontong. Afuya duduk santai karena sudah terbilang sehari tanpa duduk di sofa tersebut membuat hidupnya tidak lengkap. Duduk di sofa kayu telah menjadi rutinitasnya. 

Afuya telah berjanji pada Winter, sementara mereka harus menjadi orang asing. Hanya mereka berdua dengan Rum yang tahu akan keadaan ini. Afuya tidak diperbolehkan untuk mengungkit pertanyaan dan memaksa sang kakek mempercayai gadis itu sebagai cucunya. Mereka berdua tidak mengungkit lagi masalah tadi siang. 

Kakek memberikan teh hangat yang baru ia buat di dapur. Afuya yang sebenarnya sudah khatam tentang seluk-beluk rumah, seketika menjadi diam dan bersifat polos selayaknya tamu pada umumnya. Pria tua tersebut menuang teh di gelas terakhir. Dua gelas sebelumnya telah terisi penuh. Air teh hampir melebihi garis pembatas di gelas ketiga. Kakek pemilik rumah memberdirikan kembali posisi ceret yang tadi seakan terjungkal itu. 

Dua gelas disodorkan pada kedua tamunya. Afuya dan Winter langsung menyeruput hingga habis tak tersisa. Ketika usai meletakkan gelas kosong itu di atas meja, mereka saling diam. Tanpa ada yang memulai obrolan terlebih dahulu. Kakek terlihat masih menikmati tehnya. Bukan Winter jika dirinya tidak bisa memulai percakapan, walau hanya sekadar kalimat candaan yang begitu singkat. 

"Anak Kakek tadi pindah ke Surabaya selamanya?" 

"Tidak." Pria tua tersebut meletakkan gelasnya yang masih berisi air teh setengah. "Mungkin beberapa bulan saja. Meira dipaksa suaminya melahirkan di Surabaya karena akses yang lebih mudah. Setelah itu mereka akan kembali, tetapi mungkin beberapa tahun. Karena suami Meira juga kerja di Surabaya." 

Afuya mengembuskan napas besar. "Apakah Bun-, maksudku tante Meira menikah di tiga November tahun lalu?" Pertanyaan Afuya membuat Winter maupun kakek langsung beralih memandangnya. 

"Afufu!" Winter memasang kekecewaannya. "Kita 'kan, sudah berjanji."

"Kamu tau dari mana?" tanya kakek membuat topik obrolan semakin menegangkan. 

"Ah... iya, tadi kita nggak sengaja baca album nikah milik tante Meira dan suaminya," sela Winter mencoba mengalihkan kakek yang mulai curiga. "Maafkan kami, Kek." lanjutnya. 

"Tidak apa-apa. Sudah lumayan malam, kalian cepatlah tidur. Ada dua kamar kosong, satu kamar ini, satu lagi kamar Meira. Besok jika kalian ingin ke ladang, kita berangkat pagi-pagi," titah pria tua pemilik toko kelontong itu sebelum beranjak berdiri lalu meninggalkan mereka berdua.

Afuya menoleh ke arah sebuah kamar di sebelah kiri ruang tamu tepat menghadap pintu utama.

Kamar ini selanjutnya akan menjadi kamarku kelak. 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Bullying
576      355     4     
Inspirational
Bullying ... kata ini bukan lagi sesuatu yang asing di telinga kita. Setiap orang berusaha menghindari kata-kata ini. Tapi tahukah kalian, hampir seluruh anak pernah mengalami bullying, bahkan lebih miris itu dilakukan oleh orang tuanya sendiri. Aurel Ferdiansyah, adalah seorang gadis yang cantik dan pintar. Itu yang tampak diluaran. Namun, di dalamnya ia adalah gadis rapuh yang terhempas angi...
Daniel : A Ruineed Soul
579      341     11     
Romance
Ini kisah tentang Alsha Maura si gadis tomboy dan Daniel Azkara Vernanda si Raja ceroboh yang manja. Tapi ini bukan kisah biasa. Ini kisah Daniel dengan rasa frustrasinya terhadap hidup, tentang rasa bersalahnya pada sang sahabat juga 'dia' yang pernah hadir di hidupnya, tentang perasaannya yang terpendam, tentang ketakutannya untuk mencintai. Hingga Alsha si gadis tomboy yang selalu dibuat...
Kembali Utuh
816      488     1     
Romance
“Sa, dari dulu sampai sekarang setiap aku sedih, kamu pasti selalu ada buatku dan setiap aku bahagia, aku selalu cari kamu. Begitu juga dengan sebaliknya. Apa kamu mau, jadi temanku untuk melewati suka dan duka selanjutnya?” ..... Irsalina terkejut saat salah satu teman lama yang baru ia temui kembali setelah bertahun-tahun menghilang, tiba-tiba menyatakan perasaan dan mengajaknya membi...
Ada Cinta Dalam Sepotong Kue
7060      2083     1     
Inspirational
Ada begitu banyak hal yang seharusnya tidak terjadi kalau saja Nana tidak membuka kotak pandora sialan itu. Mungkin dia akan terus hidup bahagia berdua saja dengan Bundanya tercinta. Mungkin dia akan bekerja di toko roti impian bersama chef pastri idolanya. Dan mungkin, dia akan berakhir di pelaminan dengan pujaan yang diam-diam dia kagumi? Semua hanya mungkin! Masalahnya, semua sudah terlamba...
Cinta untuk Yasmine
2410      1024     17     
Romance
Yasmine sama sekali tidak menyangka kehidupannya akan jungkir balik dalam waktu setengah jam. Ia yang seharusnya menjadi saksi pernikahan sang kakak justru berakhir menjadi mempelai perempuan. Itu semua terjadi karena Elea memilih untuk kabur di hari bahagianya bersama Adam. Impian membangun rumah tangga penuh cinta pun harus kandas. Laki-laki yang seharusnya menjadi kakak ipar, kini telah sah...
AKSARA
6613      2238     3     
Romance
"Aksa, hidupmu masih panjang. Jangan terpaku pada duka yang menyakitkan. Tetaplah melangkah meski itu sulit. Tetaplah menjadi Aksa yang begitu aku cintai. Meski tempat kita nanti berbeda, aku tetap mencintai dan berdoa untukmu. Jangan bersedih, Aksa, ingatlah cintaku di atas sana tak akan pernah habis untukmu. Sebab, kamu adalah seseorang yang pertama dan terakhir yang menduduki singgasana hatiku...
Aku Mau
11746      2217     3     
Romance
Aku mau, Aku mau kamu jangan sedih, berhenti menangis, dan coba untuk tersenyum. Aku mau untuk memainkan gitar dan bernyanyi setiap hari untuk menghibur hatimu. Aku mau menemanimu selamanya jika itu dapat membuatmu kembali tersenyum. Aku mau berteriak hingga menggema di seluruh sudut rumah agar kamu tidak takut dengan sunyi lagi. Aku mau melakukannya, baik kamu minta ataupun tidak.
Buku Harian Ayyana
27463      5158     6     
Romance
Di hari pertama masuk sekolah, Ayyana udah di buat kesel sama cowok ketus di angkatannya. Bawaannya, suka pengen murang-maring terus sama cowok itu! Tapi untung aja, kehadiran si kakak ketua OSIS bikin Ayyana betah dan adem tiap kali dibuat kesel. Setelah masa orientasi selesai, kekesalan Ayyana bertambah lagi, saat mengetahui satu rahasia perihal cowok nyebelin itu. Apalagi cowok itu ngintilin...
V'Stars'
1514      698     2     
Inspirational
Sahabat adalah orang yang berdiri di samping kita. Orang yang akan selalu ada ketika dunia membenci kita. Yang menjadi tempat sandaran kita ketika kita susah. Yang rela mempertaruhkan cintanya demi kita. Dan kita akan selalu bersama sampai akhir hayat. Meraih kesuksesan bersama. Dan, bersama-sama meraih surga yang kita rindukan. Ini kisah tentang kami berlima, Tentang aku dan para sahabatku. ...
MAMPU
7654      2475     0     
Romance
Cerita ini didedikasikan untuk kalian yang pernah punya teman di masa kecil dan tinggalnya bertetanggaan. Itulah yang dialami oleh Andira, dia punya teman masa kecil yang bernama Anandra. Suatu hari mereka berpisah, tapi kemudian bertemu lagi setelah bertahun-tahun terlewat begitu saja. Mereka bisa saling mengungkapkan rasa rindu, tapi sayang. Anandra salah paham dan menganggap kalau Andira punya...