Loading...
Logo TinLit
Read Story - Dunia Tanpa Gadget
MENU
About Us  

 

              Hari ini kelas ramai seperti biasanya, apalagi setelah disampaikan pemberitahuan kepada salah seorang siswa bahwa Guru Biologi tidak akan mengajar hari ini. Mbak-mbak PPL akan mengambil-alih tugas Guru Biologi itu.

              Bel berdering. Dua orang perempuan berwajah ayu berkulit putih masuk ke kelas. Rambut orang yang masuk pertama diekor kuda, yang masuk kedua digerai sampai melebihi bahu. Mereka mengenakan atasan putih dan bawahan hitam.

              Mereka mulai mengajar, tetapi murid-murid sukar sekali ditenangkan. Mereka menggoda mbak-mbak itu. Murid-murid perempuan sepakat untuk mengacungkan tangan kalau bukan nama mereka yang dipanggil.

              Namun, ketika mas-mas PPL yang mengajar, murid-murid menjadi tenang. Agaknya, mereka takut dengan mas-mas PPL yang terlihat sangar. Ketika jam istirahat, Lia berkata kepada Galuh, “Murid-murid di kelas ini beraninya cuma sama mbak-mbak PPL yang lemah. Mereka tidak berani kepada mas-mas PPL yang terkesan sangar.”

              Kebetulan, Lucky sedang duduk di depan Lia dan mendengar semuanya. Ia berteriak kepada teman-teman cowoknya untuk tidak lagi mengganggu mbak-mbak PPL.

              Setelah jam istirahat kedua, mbak-mbak PPL lagi yang mengajar, tetapi kali ini yang berkulit sawo matang. Rambut yang seorang dikuncir ekor kuda dan yang lainnya berambut sebahu. Ternyata, mbak yang dikuncir ekor kuda galak juga. Salah seorang siswa tertidur di bangku tengah belakang sendiri dan mbak itu melemparkan kapur ke arah siswa itu. Siswa yang terkena lemparan kapur tergeragap bangun dan mengucek-ucek matanya.

              Besoknya, mbak PPL berkulit putih lagi yang mengajar. Murid-murid sudah tidak begitu ramai. Ia sedang berbicara soal genetika. Ia memandangi Lia dan Beni yang berkulit kuning dan bermata sipit. Ia berkata, “Ini dia contoh hasil dari genetika yang berbeda. Lia dan Beni seperti saudara kembar, sama satu dengan yang lainnya, tetapi berbeda dengan murid-murid kebanyakan. Mereka Cin*.”

              Lia tidak ambil pusing dengan perkataan mbak itu, tetapi wajah Beni menjadi merah padam. Hardiknya, “Maksudnya apa ya, Mbak?!”

              Entah apa lagi yang diucapkan Beni. Pokoknya, ia tidak terima mbak PPL menjulukinya seperti itu. Namun, Lia pernah mengalami yang lebih buruk daripada ini.

              Mata mbak PPL mulai berkaca-kaca. Bulir-bulir air mengalir dari sepasang matanya. Ia keluar kelas dan melaporkan semuanya kepada guru BP. Beni dipanggil, tetapi ia bisa memberikan argumentasi bahwa mbak PPL mengajar dengan menyebutnya dan Lia dengan julukan tertentu. Akhirnya, mbak PPL diberi peringatan.

              Teman sebangku Lia, Galuh, berbisik di dekat Lia, “Lihat, Beni marah karena kamu.” Lia tidak merasa begitu, tetapi ia merasa nyaman juga ketika mbak PPL berhenti menjulukinya lagi seperti itu.

***

              Waktu terus berjalan. Segala sesuatunya terasa biasa saja, walaupun caturwulan ini semua pelajaran diajarkan oleh mbak-mbak dan mas-mas PPL. Beni sudah tidak kelihatan marah lagi. Ia memang hanya terlihat marah sekali itu. Biasanya, ia malah terlihat pendiam di sebagian besar waktunya.

              Hanya beberapa kali Lia mendengar Beni berbicara. Yang pertama, saat iklan sebuah permen muncul di televisi dengan slogan dingin-dingin empuk. Teman-teman cowoknya berkata, “Dingin-dingin empuk,” entah mengapa. Lalu, ia menimpali, “Dingin-dingin atos.”

              Yang kedua, ketika beberapa orang siswi belajar naik sepeda motor di halaman sekolah. Beni sedang duduk-duduk di paving blok bersama beberapa orang teman cowok. Lalu, ia menyeletuk, “Cewek-cewek itu membuat minder saja. Aku nggak bisa naik motor.”

              Beni memang biasa naik sepeda pulang pergi sambil menyandang tas ransel berbentuk karung yang sepertinya jahitan tangan, sementara kebanyakan siswa naik sepeda motor. Tak sedikit pula siswi yang naik motor.

              Beni biasa duduk di pojok belakang sendiri dan sering terlihat tidak keluar kelas saat jam istirahat tiba. Seorang siswi berambut ikal sebahu dan bertubuh tinggi yang juga tergabung dalam Tonti, mendekati dan mengajak Beni bicara.

              Beni pernah duduk di sebelah Lia ketika ulangan Matematika, tetapi Lia tidak menyontek Beni yang cerdas. Lia sendiri merasa percaya diri, walaupun kemudian nilainya tidak sebagus Beni.

              Beni juga mengambil intrakurikuler yang sama dengan Lia dan Galuh, yaitu musik, tetapi mereka tidak pernah terlibat dalam suatu percakapan apa pun. Beni selalu bergabung dengan teman-teman cowoknya, entah mereka saling bicara atau tidak. Sementara itu, teman sebangku Beni dan beberapa orang siswi mengambil intrakurikuler menari.

              Setiap kali upacara bendera, semua siswa dan siswi yang tergabung dalam intrakurikuler musik mendapat giliran untuk mengiringi lagu-lagu yang dinyanyikan dalam upacara bendera itu. Sebagian besar murid memilih alat musik suling, termasuk Beni, Lia, dan Galuh. Sementara itu, teks dengan not balok diletakkan dengan disangga suatu tiang yang mempunyai lempengan ceper di atasnya, yaitu alat untuk meletakkan teks. Biasanya, Lia akan menuliskan not-not angka di bawah not-not balok itu, karena ia merasa kesulitan untuk membaca not-not balok dengan cepat.

              Guru musik telah mengajarkan bunyi not-not pada suling itu kebanyakan tu, tetapi do tinggi bunyinya to. Setidaknya, itulah yang Lia ingat.

***

              Pada waktu pengambilan rapot, Galuh dibuat takjub dengan rambut mamanya Beni yang berambut panjang dan berwarna hitam pekat, yang sedang mengambilkan rapot Beni. Ia menceritakannya kepada Lia. Lia yang penasaran mencoba melihat mamanya Beni, tetapi sayang, ia sudah pulang.

              Sementara itu, seorang murid perempuan menjadi bahan perbincangan di kalangan ibu-ibu karena kecerdasannya sampai ia bisa mendapatkan beasiswa, karena pendidikan ibunya sendiri tidak tinggi. Ibu itu berkata kepada mamanya Lia, “Owalah, Bu, padahal saya ini cuma p*mbantu.”

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • kapijogja

    Nice story

    Comment on chapter Chapter 1
Similar Tags
DAMAGE
3582      1266     2     
Fan Fiction
Kisah mereka berawal dari rasa penasaran Selgi akan tatapan sendu Sean. Ketidakpuasan takdir terhadap pertemuan singkat itu membuat keduanya terlibat dalam rangkaian cerita selanjutnya. Segalanya pun berjalan secara natural seiring kedekatan yang kian erat. Sean, sang aktor terkenal berperan sangat baik untuk bisa menunjukkan kehidupannya yang tanpa celah. Namun, siapa sangka, di balik ...
The Maze Of Madness
5252      1886     1     
Fantasy
Nora tak banyak tahu tentang sihir. Ia hidup dalam ketenangan dan perjalanan normal sebagai seorang gadis dari keluarga bangsawan di kota kecilnya, hingga pada suatu malam ibunya terbunuh oleh kekuatan sihir, begitupun ayahnya bertahun-tahun kemudian. Dan tetap saja, ia masih tidak tahu banyak tentang sihir. Terlalu banyak yang terjadi dalam hidupnya hingga pada saat semua kejadian itu merubah...
Mendung (Eccedentesiast)
8303      2166     0     
Romance
Kecewa, terluka adalah hal yang tidak bisa terhindarkan dari kehidupan manusia. Jatuh, terpuruk sampai rasanya tak sanggup lagi untuk bangkit. Perihal kehilangan, kita telah belajar banyak hal. Tentang duka dan tentang takdir yang kuasa. Seiring berjalannya waktu, kita berjalan maju mengikuti arah sang waktu, belajar mencari celah kebahagiaan yang fana. Namun semesta tak pernah memihak k...
Just For You
6026      1982     1     
Romance
Terima kasih karena kamu sudah membuat hidupku menjadi lebih berarti. (Revaldo) *** Mendapatkan hal yang kita inginkan memang tidak semudah membalik telapak tangan, mungkin itu yang dirasakan Valdo saat ingin mendapatkan hati seorang gadis cantik bernama Vero. Namun karena sesuatu membuatnya harus merelakan apa yang selama ini dia usahakan dan berhasil dia dapatkan dengan tidak mudah. karen...
Lebih Dalam
181      156     2     
Mystery
Di sebuah kota kecil yang terpencil, terdapat sebuah desa yang tersembunyi di balik hutan belantara yang misterius. Desa itu memiliki reputasi buruk karena cerita-cerita tentang hilangnya penduduknya secara misterius. Tidak ada yang berani mendekati desa tersebut karena anggapan bahwa desa itu terkutuk.
Kisah Kemarin
6792      1674     2     
Romance
Ini kisah tentang Alfred dan Zoe. Kemarin Alfred baru putus dengan pacarnya, kemarin juga Zoe tidak tertarik dengan yang namanya pacaran. Tidak butuh waktu lama untuk Alfred dan Zoe bersama. Sampai suatu waktu, karena impian, jarak membentang di antara keduanya. Di sana, ada lelaki yang lebih perhatian kepada Zoe. Di sini, ada perempuan yang selalu hadir untuk Alfred. Zoe berpikir, kemarin wak...
Asoy Geboy
5924      1646     2     
Inspirational
Namanya Geboy, motonya Asoy, tapi hidupnya? Mlehoy! Nggak lengkap rasanya kalau Boy belum dibandingkan dengan Randu, sepupu sekaligus musuh bebuyutannya dari kecil. Setiap hari, ada saja kelebihan cowok itu yang dibicarakan papanya di meja makan. Satu-satunya hal yang bisa Boy banggakan adalah kedudukannya sebagai Ketua Geng Senter. Tapi, siapa sangka? Lomba Kompetensi Siswa yang menjadi p...
Of Girls and Glory
4087      1640     1     
Inspirational
Pada tahun keempatnya di Aqiela Ru'ya, untuk pertama kalinya, Annika harus berbeda kamar dengan Kiara, sahabatnya. Awalnya Annika masih percaya bahwa persahabatan mereka akan tetap utuh seperti biasanya. Namun, Kiara sungguh berubah! Mulai dari lebih banyak bermain dengan klub eksklusif sekolah hingga janji-janji yang tidak ditepati. Annika diam-diam menyusun sebuah rencana untuk mempertahank...
Heliofili
2592      1158     2     
Romance
Hidup yang sedang kami jalani ini hanyalah kumpulan berkas yang pernah kami tandatangani di kehidupan sebelumnya— dari Sastra Purnama
Ludere Pluvia
1209      677     0     
Romance
Salwa Nabila, seorang gadis muslim yang selalu berdoa untuk tidak berjodoh dengan seseorang yang paham agama. Ketakutannya akan dipoligami adalah penyebabnya. Apakah doanya mampu menghancurkan takdir yang sudah lama tertulis di lauhul mahfudz? Apakah Jayden Estu Alexius, seorang pria yang tak mengenal apapun mengenai agamanya adalah jawaban dari doa-doanya? Bagaimanakah perjalanan kisah ...