Read More >>"> Kau Tutup Mataku, Kuketuk Pintu Hatimu (:: Tutup yang Lama, Buka yang Baru ::) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Kau Tutup Mataku, Kuketuk Pintu Hatimu
MENU
About Us  

Yang lewat biarkan saja.
Biarkan itu semua menjadi sejarah.
Tidak untuk diulang, cukup dikenang.

Jalani dan hadapi.
Tidak ada yang buruk selama bisa menerima
Sebab takdir Tuhan adalah sebaik-baiknya perjalanan

πŸ‚πŸ‚πŸ‚

 

Setelah prahara yang dilewati, Yashinta mulai berdamai dengan diri. Ia sudah tidak ingin mengingat-ingat lagi betapa sakitnya dikhianati oleh rekan kerjanya. Apalagi untuknya yang menjadi pendatang dan fokus untuk bekerja.

Mungkin memang benar, sejahat-jahatnya ibu, yang paling jahat adalah ibu kota. Mereka yang berjuang harus mengerahkan segenap tenaga untuk bertahan bahkan bersaing. Sudah seperti hukum rimba, siapa kuat ialah yang bertahan.

Yashinta bangun pagi dengan keadaan yang sangat tenang. Semalam ia puaskan dirinya untuk menangis, tetapi begitu tangisnya reda hanya kelegaan yang ia rasakan. Dan ketika bertemu dengan Mbak Yayah di malam hari, suasana hatinya sangat baik.

"Mbak Yayah, doakan Yas bisa kerja di SRTV, ya? Semoga yang Yas usahakan nggak sia-sia."

"Amin, semoga dilancarkan dan dimudahkan semuanya, Yas. Maaf, Mbak Yayah nggak bisa nemenin. Jadwal ngajar hari ini padat, Yas."

"It's okay, Mbak. Yas bisa sendiri. Yas berangkat."

"Yas, foto dulu boleh? Kamu cantik banget hari ini."

Kedua gadis itu berswafoto, Yashinta tetap berada di atas motornya, Mbak Yayah menghampiri. Setelah selesai, keduanya berpisah di jalan besar karena tujuannya berbeda.

Cuaca pagi memang tidak pernah gagal untuk membangun mood. Namun, untuk di kota besar, suasana pagi ternyata cukup untuk menguras emosi. Beruntungnya Yashinta karena pagi ini perjalanannya menuju stasiun TV milik bersama itu lancar jaya.

Bangunan megah dengan belasan lantai itu sudah terpampang nyata di hadapan Yashinta. Ia langsung menuju area parkir. Gedung dengan nama SRTV di puncak bangunan, dengan logo merpati putih itu tampah gagah berdiri.

"Bismillah. Kamu sudah ada di sini, di depan mataku. Nggak ada yang sia-sia selama dilakukan dengan benar. Yang salah adalah tidak pernah berusaha untuk mencapai cita-cita."

Ucapan Yashinta menjadi penyemangat untuk dirinya sendiri. Gadis dengan rambut cokelat terurai dan poni di jidat itu akhirnya mantap melangkahkan kaki. Ia mengikuti arahan dari satpam yang bertugas.

Begitu memasuki ruangan, embusan pendingin udara langsung menyapanya. Ia pikir, lowongan yang tersedia hanya untuk kalangan terbatas, tetapi tidak demikian. Berpuluh-puluh orang sudah duduk di kursi yang disediakan di dalam aula besar.

Mungkin ini perekrutan besar-besaran tidak hanya untuk staf, tetapi juga untuk pegawai dari berbagai devisi. Yashinta memandangi seluruh ruangan, ia meneguk ludahnya dan mendadak pesimis dengan kesempatan yang ada.

Satu jam sudah berlalu, ia juga masih belum mendapat panggilan untuk tes wawancara. Ia memandang lurus ke depan, pandangannya tertuju pada sosok laki-laki yang memegang ponsel sambil mengecek satu persatu calon pelamar.

Sampai si lelaki itu berdiri di hadapannya, lelaki dengan celana berbahan kain, dengan kemeja bermotif kotak-kotak dan kaus berwarna putih di dalamnya.

"Alhamdulillah, ketemu! Mbak ikut sama saya."

"La-lah, Mas siapa? Ini sebentar lagi sudah giliran saya, loh." Yashinta gugup ketika ada sosok yang tidak ia kenal tiba-tiba mengajaknya pergi.

"Sudah, ikut saya dulu. Mbak ini Yashinta Sadina 'kan? Ikut saya, keadaan darurat, permisi saya gandeng."

Tangan Yashinta langsung diraih tanpa persetujuan. Ia ingin melawan, tetapi kenyataan bahwa lelaki itu mengenalnya, akhirnya Yashinta pasrah. Ia mengikuti langkah kaki si lelaki yang terasa sangat diburu waktu.

Lelaki itu membawa Yashinta menaiki lift dan menuju ke lorong yang berisikan jejeran pintu dengan nama-nama yang sangat familiar. Sampai tibalah Yashinta di pintu dengan nama yang cukup untuk membuat kakinya lemas seketika.

Danendra Pramudya. Yashinta gelagapan dan menghempas tangan lelaki yang menggandengnya ketika matanya menatap tulisa dengan nama sang idola.

"Mas siapa? Ini kenapa saya dibawa ke sini?"

"Saya Fitri Hariadi. Ini tanda pengenal saya. Saya mendapat nama Mbak dari sepupu saya, Fitri Soraya."

Yashinta sudah memasang telinganya dengan benar, tetapi nama yang diucapkan oleh lelaki itu terdengar sangat asing. "Maaf, Fitri Soraya? Saya nggak kenal sama beliau. Mas pasti salah orang."

"Nggak, saya nggak salah orang. Ini Fitri Soraya, dia yang kirim foto ini ke saya," ujar lelaki itu sambil menunjukkan sebuah foto di ponselnya.

Yashinta mengarahkan pandangan pada ponsel si lelaki. Ia langsung mengenali siapa yang dimaksud oleh lelaki itu. Sebuah foto yang ia dan Mbak Yayah ambil pagi tadi kini tampak di layar ponsel. 

"Owalah, Mbak Yayah? Kalau ini saya kenal. Jadi Mas Fitri ini yang sepupunya Mbak Yayah."

"A, iya. Yayah. Saya lupa sama panggilan sepupu sendiri. Jangan panggil saya Fitri, panggil Didi saja. Mbak masuk dulu nanti saya jelaskan di dalam. Sekalian sama Danendra."

"Ng-nggak, saya mau tes wawancara dulu, Mas. Saya mau kerja di sini. Kenapa malah dibawa ke sini?"

"Mbak, saya minta tolong. Saya sangat percaya sama sepupu saya, jadi tolong kali ini Mbak Yashinta percaya sama Yayah dan saya, ya?"

"Eh, lah? Mas, bentar saya mau tes wawancara."

Lelaki itu telanjur menyeret Yas dan memasukkannya ke dalam ruangan dengan pintu bertulis nama Danendra Pramudya. Yashinta tidak bisa menolak. Ia terdorong dan oleng begitu masuk ke ruangan karena pijakan kakinya yang goyah.

Nyaris saja gadis berambut cokelat dan bermata sedikit sipit itu terjatuh, tetapi keseimbangannya langsung kembali dan berdiri tegak ketika melihat sosok lelaki yang tengah duduh di sofa.

"Bang, sudah dapat? Apa ini orangnya?"

Suara berat yang biasanya menghipnotis di layar kaca akhirnya bisa Yashinta dengar secara langsung. Ia begitu terpesona pada suara yang baru saja didengar. Detak jantungnya mendadak tidak karuan.

Yashinta meremat ujung bajunya. Matanya berkedip berkali-kali sampai ia sendiri bingung harus bagaimana.

"Iya, Dra. Dia yang direkomendasikan sama sepupu Abang. Katanya dia punya skill dalam perawatan keluarga, dia juga pernah sekolah di sekolah kesehatan, setidaknya tahu sama perhitungan gizi atau apalah itu. Kata sepupu juga dia pandai masak. Jadi kemungkinan satu orang ini bisa semuanya. Selera berbusananya juga nggak yang parah banget."

Yashinta hanya terpaku. Ia sudah seperti sapi yang disembelih lalu dikuliti. Sepupu Mbak Yayah ini seperti sangat paham terhadap dirinya. Sampai seluruh detail pengalaman yang ia punya sudah dijelaskan.

"Ma-maaf, ini kapan selesai? Saya sudah melewatkan tes wawancara."

"Kamu diterima. Saya tidak biasa menerima orang yang tidak jelas latar belakangnya. Ini karena sepupu saya, jadi saya mau dan ingin menjadikan kamu sebagai asisten manajer, asisten saya," ujar laki-laki berkemeja kotak-kotak.

"Mbak siapa namanya?" tanya Danendra dengan menatap mata Yashinta secara langsung.

Yang ditatap langsung gelagapan. Yashinta mendadak salah tingkah. "Sa-saya, Yashinta Sadina, biasa dipanggil Yas."

"Mbak Yas nanti jadi Asisten Manajernya Bang Didi. Nanti Bang Didi bakal jelaskan semuanya. Saya nggak bisa terima penolakan karena ini pilihan si Abang. Mau?"

Seperti sudah terhipnotis, Yashinta langsung mengangguk. Tidak peduli bagaimana penampilannya yang seperti orang bodoh, mengangguk tanpa pertimbangan lebih lanjut. Hanya mengikuti isi hatinya dan menyetujui kesepakatan yang masih abu-abu.

Ah, biarkanlah angin berlalu. Tutup yang lama, buka yang baru. Tuhan, terima kasih memberikan takdir yang indah buat Yas, batin Yashinta.

πŸ‚πŸ‚πŸ‚

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Take It Or Leave It
3982      1530     2     
Romance
"Saya sadar...." Reyhan menarik napasnya sejenak, sungguh ia tidak menginginkan ini terjadi. "Untuk saat ini, saya memang belum bisa membuktikan keseriusan saya, Sya. Tapi, apa boleh saya meminta satu hal?" Reyhan diam, sengaja menggantungkan ucapannya, ia ingin mendengar suara gadis yang saat ini akhirnya bersedia bicara dengannya. Namun tak ada jawaban dari seberang sana, Aisyah sepertinya masi...
Mencari Malaikat (Sudah Terbit / Open PO)
4586      1668     563     
Action
Drama Malaikat Kecil sukses besar Kristal sang artis cilik menjadi viral dan dipujapuja karena akting dan suara emasnya Berbeda dengan Viona yang diseret ke luar saat audisi oleh mamanya sendiri Namun kehidupan keduanya berubah setelah fakta identitas keduanya diketahui Mereka anak yang ditukar Kristal terpaksa menyembunyikan identitasnya sebagai anak haram dan mengubur impiannya menjadi artis...
Hello, Kapten!
928      483     1     
Romance
Desa Yambe adalah desa terpencil di lereng Gunung Yambe yang merupakan zona merah di daerah perbatasan negara. Di Desa Yambe, Edel pada akhirnya bertemu dengan pria yang sejak lama ia incar, yang tidak lain adalah Komandan Pos Yambe, Kapten Adit. Perjuangan Edel dalam penugasan ini tidak hanya soal melindungi masyarakat dari kelompok separatis bersenjata, tetapi juga menarik hati Kapten Adit yan...
SURGA DALAM SEBOTOL VODKA
5853      1521     6     
Romance
Dari jaman dulu hingga sekarang, posisi sebagai anak masih kerap kali terjepit. Di satu sisi, anak harus mengikuti kemauan orang tua jikalau tak mau dianggap durhaka. Di sisi lain, anak juga memiliki keinginannya sendiri sesuai dengan tingkat perkembangan usianya. Lalu bagaimanakah jika keinginan anak dan orang tua saling bertentangan? Terlahir di tengah keluarga yang kaya raya tak membuat Rev...
Allura dan Dua Mantan
2696      877     1     
Romance
Kinari Allura, penulis serta pengusaha kafe. Di balik kesuksesan kariernya, dia selalu apes di dunia percintaan. Dua gagal. Namun, semua berubah sejak kehadiran Ayden Renaldy. Dia jatuh cinta lagi. Kali ini dia yakin akan menemukan kebahagiaan bersama Ayden. Sayangnya, Ayden ternyata banyak utang di pinjol. Hubungan Allura dan Ayden ditentang abis-abisan oleh Adrish Alamar serta Taqi Alfarezi -du...
Lily
1085      497     4     
Romance
Apa kita harus percaya pada kesetiaan? Gumam Lily saat memandang papan nama bunga yang ada didepannya. Tertulis disana Bunga Lily biru melambangkan kesetiaan, kepercayaan, dan kepatuhan. Lily hanya mematung memandang dalam bunga biru yang ada didepannya tersebut.
Campus Love Story
5293      1454     1     
Romance
Dua anak remaja, yang tiap hari bertengkar tanpa alasan hingga dipanggil sebagai pasangan drama. Awal sebab Henan yang mempermasalahkan cara Gina makan bubur ayam, beranjak menjadi lebih sering bertemu karena boneka koleksi kesukaannya yang hilang ada pada gadis itu. Berangkat ke kampus bersama sebagai bentuk terima kasih, malah merambat menjadi ingin menjalin kasih. Lantas, semulus apa perjal...
I'm not the main character afterall!
828      409     0     
Fantasy
Setelah terlahir kembali ke kota Feurst, Anna sama sekali tidak memiliki ingatan kehidupannya yang lama. Dia selama ini hanya didampingi Yinni, asisten dewa. Setelah Yinni berkata Anna bukanlah tokoh utama dalam cerita novel "Fanatizing you", Anna mencoba bersenang-senang dengan hidupnya tanpa memikirkan masalah apa-apa. Masalah muncul ketika kedua tokoh utama sering sekali terlibat dengan diri...
Girl Power
1388      582     0     
Fan Fiction
Han Sunmi, seorang anggota girlgrup ternama, Girls Power, yang berada di bawah naungan KSJ Entertainment. Suatu hari, ia mendapatkan sebuah tawaran sebagai pemeran utama pada sebuah film. Tiba-tiba, muncul sebuah berita tentang dirinya yang bertemu dengan seorang Produser di sebuah hotel dan melakukan 'transaksi'. Akibatnya, Kim Seokjin, sang Direktur Utama mendepaknya. Gadis itu pun memutuskan u...
Memories About Him
2698      1401     0     
Romance
"Dia sudah tidak bersamaku, tapi kenangannya masih tersimpan di dalam memoriku" -Nasyila Azzahra --- "Dia adalah wanita terfavoritku yang pernah singgah di dalam hatiku" -Aldy Rifaldan --- -Hubungannya sudah kandas, tapi kenangannya masih berbekas- --- Nasyila Azzahra atau sebut saja Syila, Wanita cantik pindahan dari Bandung yang memikat banyak hati lelaki yang melihatnya. Salah satunya ad...