Read More >>"> Kau Tutup Mataku, Kuketuk Pintu Hatimu (:: Yang Patah Berganti ::) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Kau Tutup Mataku, Kuketuk Pintu Hatimu
MENU
About Us  

Sedih itu wajar, sakit hati juga wajar.
Yang tidak wajar itu menyakiti orang lain,
tetapi merasa dirinya yang tersakiti.
Sampai di situ paham?

Sama-sama tidak ingin sakit?
Jangan berulah!

πŸ‚πŸ‚πŸ‚

 

Ini menjelang akhir pekan, jumlah pengunjung di supermarket tempat Yashinta bekerja akan jauh lebih banyak daripada hari-hari biasanya. Apalagi mendekati sore, akan sangat padat.

Yashinta berdiri di depan meja kasir Nita. Teman perempuan yang sudah jelas menusuknya dari belakang. Membuat laporan palsu tentang kinerjanya. Bodohnya lagi, pihak perusahaan tidak melakukan tindak lanjut terhadap laporan tersebut, tetapi justru melayangkan surat pemutusan hubungan kerja.

"Teman, sudah siap melayani saya sebagai konsumen. Harus siap, dong," ujar Yashinta sambil melipat tangannya.

Pakaian dan penampilannya benar-benar berbeda dari teman-temannya. Tampak anggun dan juga membuat beberapa pengunjung langsung meliriknya ketika melintas di dekatnya.

"Cih. Ngapain masih di sini? Bukan karyawan sini lagi 'kan?" Nita melayangkan tatapan sinis pada Yashinta.

"Eh, eh, nggak boleh melayani konsumen dengan wajah seperti itu, Mbak! Nanti saya laporkan, mau? Saya ini bukan karyawan, saya tegaskan, saya konsumen di sini."

Yuyun langsung memberi kode pada Nita supaya menuruti Yashinta. Tatapan mata gugup dan gelisah dapat Yashinta lihat ketika mereka bertukar pandang. Yashinta langsung mendorong dua troli berisikan barang belanjaannya.

Kedua troli itu sangat penuh dengan barang belanjaan. Yashinta tidak peduli ia akan menguras kantongnya kali ini. Toh gaji yang baru didapatnya lebih dari cukup untuk membayar itu semua.

Nita dan Yuyun saling membantu mengecek barang-barang dan memindai barcode di balik bungkus makanan. Keduanya tampak serasi dan kompak. Termasuk kejahatan yang mereka lakukan kepada Yashinta.

Ketika semua sudah selesai, Yashinta menghentikan kegiatan keduanya yang tengah memasukkan barang ke dalam kardus.

"Eh, Mbak, maaf. Untuk yang itu, itu, dan sebelah situ, minta tolong dipisah, ya? terus yang makanan jangan dicampur dengan barang lainnya. Paham maksud saya 'kan?" Yashinta menghadiahkan senyuman kepada kedua temannya itu.

"Banyak bacot! Cepet pergi lah dari sini." Nita yang matanya sudah tampak memerah mulai menggerutu dengan keras.

"Duh, maaf untuk para pengunjung. Teman saya ini suka bercanda. Jangan didengarkan, ya? Tapi kalau mau protes, bisa kok. Silakan bikin aduan saja ke nomor yang tertera di sini. Biar mereka menjaga omongannya."

Nita merasa tersulut, ia berdiri dan hendak meraih leher Yashinta. Namun, tangan Yuyun jauh lebih sigap untuk menarik dan meminta Nita mundur. Kegiatan mereka menjadi pusat perhatian.

Meja kasir kanan dan kiri yang memang penuh, mendapat tontonan gratis. Sementara itu Yashinta masih saja dengan sikap awalnya, penuh senyum, tetapi sorot matanya mengintimidasi.

Rasanya itu belum setimpal dibanding sakit hati Yashinta. Hanya satu pemikiran Yashinta kali ini, ia tidak ingin merepotkan Tuhan dan menunggu balasan Tuhan untuk keduanya.

Begitu semua barang sudah selesai dihitung, Nita menyebutkan nominal belanjaan milik Yashinta. Gadis dengan rambut berekor kuda itu mengambil sejumlah uang dan meletakkannya di hadapan Yashinta.

"Kembaliannya buat Mbak Nita dan Mbak Yuyun, hitung-hitung traktiran perpisahan dari saya. Makasih banyak untuk pertemanan selama ini."

Belum juga keduanya membalas, Yashinta memajukan tubuhnya dan mendekatkan mulutnya di dekat telinga Nita.

"Sekali busuk, tetap busuk. Ini belum seberapa, tapi saya berterima kasih sama Tuhan karena sudah menunjukkan kebusukanmu. Jangan lupa untuk lebih berhati-hati jika ingin menjatuhkan orang lain," bisik Yashinta.

Sang gadis berambut ekor kuda itu menjauh dari kasir dengan wajah yang tetap terangkat. Tidak ada satu keraguan yang menyergap sebab ia tidak melakukan kesalahan. Malu? Ia sudah membuang itu semua. Justru dua temannya itu yang seharusnya lebih malu.

Yashinta memasuki halaman indekos ketika hujan turun dengan lebatnya. Ia sengaja tidak membawa barang belanjaannya karena terlalu berat jika dibawa dengan motor. Yashinta memanfaatkan jasa pesan antar yang disediakan di tempat kerjanya itu.

Begitu sampai, tidak berapa lama ada yang memanggilnya. Yashinta yang masih menggunakan mantel akhirnya keluar dan menemui si pengantar barang. Mereka membantu Yashinta memasukkan ke dalam rumah.

"Makasih, ya. Salam sama teman-teman lainnya. Dan ini sekadar ucapan terima kasih dari Yas karena sudah menjadi teman yang baik."

"Kenapa harus Mbak Yas yang diberhentikan? Kami jadi merasa kehilangan," ucap kurir yang menggunakan topi berwarna hitam.

"Mungkin jalan saya sudah buntu di sini, tapi terbuka di tempat lain. Tetap saling bertukar kabar, ya. sampaikan salam saya sama yang lainnya, termasuk bapak-bapak penghuni pos satpam."

Sang kurir berpamitan. Bersamaan dengan itu, seorang penghuni kamar indekos keluar.

"Siapa, Yas?"

"Mbak Yayah!"

Yashinta langsung berbalik ketika mendengar suara yang sangat ia kenal. Gadis dua puluh delapan tahun itu langsung memeluk erat perempuan di hadapannya. Butiran-butiran air mata langsung meluncur susul menyusul.

Isakan tangis itu bukannya mereda justru semakin keras. Mbak Yayah yang kaget berusaha menahan gerakan tiba-tiba dari Yashinta. Belum lagi dengan jas hujan yang masih melekat di tubuh Yashinta menyebabkan dasternya ikut basah.

"Yas mau cerita sama Mbak?"

Yashinta menggeleng. "Nanti saja, masih pengin nangis dulu."

"Boleh, tapi bersih-bersih dulu, ya? Sambil Mbak Yayah ganti baju. Ini baju Mbak basah juga, loh."

"Maaf, Mbak. Yas pengin marah, Yas pengin nangis, Yas pengin ngamuk."

"Iya, habis ini, ya? Sekarang mandi dulu, ganti baju, salat, sambil Mbak bikin teh hangat."

Seperti anak kecil yang sangat penurut, Yashinta mulai melucuti jas hujan dan memasukkan tas beserta heels yang ia kenakan. Ia melakukan semua yang Mbak Yayah minta. Begitu selesai, Yashinta langsung duduk di ruang tengah. Pintu ruang tengah sengaja ia buka untuk melihat rintik hujan yang tidak surut.

Yashinta menoleh ketika Mbak Yayah menyodorkan teh hangat dan memilih duduk di sebelahnya. Perempuan yang lebih tua dua tahun darinya itu langsung menarik kepala Yashinta untuk bersandar di bahunya.

"Mbak Yayah, Yas dipecat dari tempat kerja. Ada yang fitnah Yas, Mbak."

Lagi-lagi bulir air mata jauh di pipinya. Mbak Yayah mengusap kepala yang bersandari di bahunya.

"Innalillahi, kenapa ada yang jahat seperti itu? Nggak apa-apa. Alhamdulillah sekarang Yas sudah bebas dari mereka yang tukang fitnah. Yas tahu dari mana kalau difitnah? Jangan dari katanya-katanya, ya?'

"Sumpah bukan katanya, Mbak. Yas dengar sendiri dari mulut orang yang bikin fitnah."
"Alhamdulillah, ya? Malah langsung diberitahu kebusukannya sama Allah."

"He'em, Mbak. Makanya Yas nyiksa mereka dulu sebelum angkat kaki. Daripada ngerepotin Tuhan buat balas perbuatan mereka, mending Yas balas duluan."

Mbak Yayah terkikik mendengar ucapan Yashinta. Ia menepuk bahu Yashinta dengan pelan. "Belajar dari mana teori model begitu?"

"Mikir aja, Mbak." Yashinta menghela napas dan menegakkan kepalanya.

"Nggak jadi marah sama ngamuk?" tanya Mbak Yayah.

"Sudah lega, Mbak. Jalannya Yas di sana sudah buntu, tapi masih ada jalan-jalan lain yang bakalan terbuka, tapi setelah ini Yas mau kerja apa?"

Mbak Yayah berdiri dan berjalan ke kamarnya. Ia mengambil ponsel kemudian menyodorkannya pada Yashinta.

"SRTV nyari office girl? Yakin, Mbak?"

Pertanyaan Yashinta hanya dijawab anggukan. Yashinta langsung berhambur ke dalam pelukan Mbak Yayah.

"Itu Mbak dapat dari Mas Sepupu yang kerja di sana. Infonya valid, kok. Dicoba, ya?"

Dengan penuh rasa syukur, Yashinta mengangguk berkali-kali. Sorot mata yang penuh kebingungan, kini mulai ceria. Ia meminta Mbak Yayah untuk mengirim info tersebut kepadanya.

Mungkin kesempatan untuknya tidak banyak, tetapi mencoba juga tidak buruk. Sebab yang namanya rezeki bisa datang kapan saja dan di mana saja.

"Sepupu Mbak Yayah kerja di bagian apa?"

"Yang ngurusuin keperluan peserta My Way Show."

Pikiran Yashinta langsung berkelana. Ia memiringkan kepalanya. Setelah beberapa detik berlalu, Yashinta langsung berdiri dan menarik Mbak Yayah. "Mas Dan, dong? Kenapa baru bilang?"

πŸ‚πŸ‚πŸ‚

 

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Take It Or Leave It
3983      1530     2     
Romance
"Saya sadar...." Reyhan menarik napasnya sejenak, sungguh ia tidak menginginkan ini terjadi. "Untuk saat ini, saya memang belum bisa membuktikan keseriusan saya, Sya. Tapi, apa boleh saya meminta satu hal?" Reyhan diam, sengaja menggantungkan ucapannya, ia ingin mendengar suara gadis yang saat ini akhirnya bersedia bicara dengannya. Namun tak ada jawaban dari seberang sana, Aisyah sepertinya masi...
Mencari Malaikat (Sudah Terbit / Open PO)
4586      1668     563     
Action
Drama Malaikat Kecil sukses besar Kristal sang artis cilik menjadi viral dan dipujapuja karena akting dan suara emasnya Berbeda dengan Viona yang diseret ke luar saat audisi oleh mamanya sendiri Namun kehidupan keduanya berubah setelah fakta identitas keduanya diketahui Mereka anak yang ditukar Kristal terpaksa menyembunyikan identitasnya sebagai anak haram dan mengubur impiannya menjadi artis...
Hello, Kapten!
928      483     1     
Romance
Desa Yambe adalah desa terpencil di lereng Gunung Yambe yang merupakan zona merah di daerah perbatasan negara. Di Desa Yambe, Edel pada akhirnya bertemu dengan pria yang sejak lama ia incar, yang tidak lain adalah Komandan Pos Yambe, Kapten Adit. Perjuangan Edel dalam penugasan ini tidak hanya soal melindungi masyarakat dari kelompok separatis bersenjata, tetapi juga menarik hati Kapten Adit yan...
SURGA DALAM SEBOTOL VODKA
5855      1523     6     
Romance
Dari jaman dulu hingga sekarang, posisi sebagai anak masih kerap kali terjepit. Di satu sisi, anak harus mengikuti kemauan orang tua jikalau tak mau dianggap durhaka. Di sisi lain, anak juga memiliki keinginannya sendiri sesuai dengan tingkat perkembangan usianya. Lalu bagaimanakah jika keinginan anak dan orang tua saling bertentangan? Terlahir di tengah keluarga yang kaya raya tak membuat Rev...
Allura dan Dua Mantan
2697      877     1     
Romance
Kinari Allura, penulis serta pengusaha kafe. Di balik kesuksesan kariernya, dia selalu apes di dunia percintaan. Dua gagal. Namun, semua berubah sejak kehadiran Ayden Renaldy. Dia jatuh cinta lagi. Kali ini dia yakin akan menemukan kebahagiaan bersama Ayden. Sayangnya, Ayden ternyata banyak utang di pinjol. Hubungan Allura dan Ayden ditentang abis-abisan oleh Adrish Alamar serta Taqi Alfarezi -du...
Lily
1085      497     4     
Romance
Apa kita harus percaya pada kesetiaan? Gumam Lily saat memandang papan nama bunga yang ada didepannya. Tertulis disana Bunga Lily biru melambangkan kesetiaan, kepercayaan, dan kepatuhan. Lily hanya mematung memandang dalam bunga biru yang ada didepannya tersebut.
Campus Love Story
5293      1454     1     
Romance
Dua anak remaja, yang tiap hari bertengkar tanpa alasan hingga dipanggil sebagai pasangan drama. Awal sebab Henan yang mempermasalahkan cara Gina makan bubur ayam, beranjak menjadi lebih sering bertemu karena boneka koleksi kesukaannya yang hilang ada pada gadis itu. Berangkat ke kampus bersama sebagai bentuk terima kasih, malah merambat menjadi ingin menjalin kasih. Lantas, semulus apa perjal...
I'm not the main character afterall!
828      409     0     
Fantasy
Setelah terlahir kembali ke kota Feurst, Anna sama sekali tidak memiliki ingatan kehidupannya yang lama. Dia selama ini hanya didampingi Yinni, asisten dewa. Setelah Yinni berkata Anna bukanlah tokoh utama dalam cerita novel "Fanatizing you", Anna mencoba bersenang-senang dengan hidupnya tanpa memikirkan masalah apa-apa. Masalah muncul ketika kedua tokoh utama sering sekali terlibat dengan diri...
Girl Power
1390      583     0     
Fan Fiction
Han Sunmi, seorang anggota girlgrup ternama, Girls Power, yang berada di bawah naungan KSJ Entertainment. Suatu hari, ia mendapatkan sebuah tawaran sebagai pemeran utama pada sebuah film. Tiba-tiba, muncul sebuah berita tentang dirinya yang bertemu dengan seorang Produser di sebuah hotel dan melakukan 'transaksi'. Akibatnya, Kim Seokjin, sang Direktur Utama mendepaknya. Gadis itu pun memutuskan u...
Memories About Him
2699      1402     0     
Romance
"Dia sudah tidak bersamaku, tapi kenangannya masih tersimpan di dalam memoriku" -Nasyila Azzahra --- "Dia adalah wanita terfavoritku yang pernah singgah di dalam hatiku" -Aldy Rifaldan --- -Hubungannya sudah kandas, tapi kenangannya masih berbekas- --- Nasyila Azzahra atau sebut saja Syila, Wanita cantik pindahan dari Bandung yang memikat banyak hati lelaki yang melihatnya. Salah satunya ad...