Loading...
Logo TinLit
Read Story - Kau Tutup Mataku, Kuketuk Pintu Hatimu
MENU
About Us  

Ingin tenang?
Abaikan ocehan orang lain tentangmu.
Semakin didengar, maka potensi mengunjungi
Poli THT dan Poli Jiwa akan semakin besar.

Biarkan angin berembus membawa bising.
Nikmati sejuknya untuk tenangkan jiwa.

πŸ‚πŸ‚πŸ‚

 

            Gemerlap lampu jalanan ibu kota sejak tiga jam lalu menyala. Semakin malam, jalan tidak menunjukkan ketenangan. Suasananya justru ramai dipenuhi dengan mobil-mobil mewah, angkutan umum, bus kota sampai motor.

            Untuk mereka yang tidak tinggal di ibu kota, ini seperti surga. Memanjakan mata, katanya. Namun, bagi warga tetap ini adalah kejenuhan karena bisa menjadi arena adu kendaraan jika tidak berhati-hati.

            Di antara banyaknya yang lewat, sebuah motor matic berwarna hitam melaju dengan santainya. Gadis dengan seragam salah satu pusat perbelanjaan yang dibalut dengan jaket itu begitu menikmati malamnya.

            Ia fokus pada jalanan yang dilalui sembari menghela napas dan tersenyum. Entah apa yang dipikirkan oleh gadis berkacamata itu. Ia berhenti ketika lampu merah menyala.

            “Lima, empat, tiga, dua, satu, Mas Dan, tunggu Yas di kosan, ya?” teriaknya sambil menarik gas di tangan ketika lampu hijau menyala.

            “Mbak sehat? Ngapa teriak-teriak?” salah satu motor yang tadi bersebelahan dengan motor Yashinta tiba-tiba menyalip sambil, dua orang laki-laki yang menumpanginya cekikikan sambil berlalu begitu saja.

            Dengan wajah sewot, pemilik nama lengkap Yashinta Sadina itu menutup kaca helm dan tidak lupa menghadiahkan jari tengahnya di udara untuk kedua lelaki yang menyapanya.

            Nggak ngurus mau gimana, nggak kenal juga. Siapa yang kenal sama Yas selain orang-orang di tempat kerja dan kosan, batin Yashinta.

            Jalanan yang dilalui Yashinta memang terbilang jauh. Ia bisa saja menempuh jarak yang lebih dekat dengan melewati jalanan yang lebih sepi dan beberapa jalan tikus. Namun, Yashinta masih lebih sayang pada nyawanya.

            Ia tidak ingin menyerahkan nyawa secara suka rela pada begal yang sedang marak di lingkungan sepi dan jauh dari pantauan CCTV kota. Lebih baik memutar, tetapi lebih aman.

            “Mbak-mbak, Yas pulang!” ucapnya ketika membuka gerbang dan mulai memasukkan motor ke halaman indekos yang sudah didiami selama tujuh bulan itu.

            “Cepat bersih-bersih, sholat, makan, aku tadi bikin sayur sop banyak.”

            Perempuan yang menjadi penghuni terlama di tempat itu menyambut Yashinta dengan ramah. Dan itu tidak hanya sekadar basa-basi. Ia memang terkenal baik dan ramah kepada siapa saja.

            Yashinta berlari menuju kamarnya, tidak berapa lama ia keluar lagi menuju kamar mandi, semua ia lakukan dengan begitu cepat. Selain tidak suka berlama-lama di kamar mandi, sulung dari dua bersaudara itu memang serba cepat dalam melakukan pekerjaan.

            “Mbak-mbak yang lain ke mana? Kenapa Mbak Yayah sendirian?”

            “Ada yang mau nginap di kosan temannya, ada yang mau lemburan, sisanya belum ada kabar. Nanti chat saja di grup. Takut mereka pulang kemalaman dan nggak nemu pintu.”

            Yashinta mengangguk. Rambut basah yang dibalut handuk ikut berayun. Di hadapannya sudah sebuah mangkuk berisi sayuran, perkedel kentang dan nasi yang tidak begitu terlihat karena tenggelam oleh kuah sop yang masih beruap.

            “Mbak Yayah ...,” Yashinta mencolek siku perempuan di sebelahnya.

            “Iya, iya, ini tak ganti ke channel kesayanganmu, Surya Rajawali Televisi (SRTV). Stasiun TV absurd. Masa namanya matahari sama burung rajawali, tapi lambangnya merpati.”

            “Alhamdulillah, Mbak Yayah baik.”

            “Kamu nggak niat ganti idola? Dia tuh pendatang baru, loh. Masa sampai segitu sukanya.”

            Yashinta menggeleng sambil mempercepat mengunyah makanan yang sudah telanjur masuk ke mulutnya. “Yas sudah nandain dia dari masih piyik, Mbak. Dari pas dia baru muncul jadi atlet panahan, sampai sekarang.”

            Suara bising tepuk tangan dari televisi mencuri perhatian Yashinta. Ia meminta perempuan di sebelahnya itu untuk diam dan fokus pada tontonan. Sebuah acara ajang pencarian bakat menyanyi untuk mereka yang sudah atau pernah memiliki profesi berbeda.

            Acara yang bertajuk My Way Show itu banyak digemari oleh masyarakat. Ratingnya selalu menempati peringkat pertama ketika tayang. Acara ini menjadi kebanggaan SRTV.

            Sampai tahap sepuluh besar ini setidaknya ada seorang dokter, anggota kepolisian, pedagang di pasar tradisional, pemilik usaha waralaba minuman viral, seorang aktor laga, artis film, satu atlet dan satu mantan atlet.

            Untuk peserta yang selanjutnya, wah, ini tidak perlu diragukan lagi. Wajahnya tampan, kepribadiannya juga sangat baik, suaranya juga sangat bagus. Untuk ladies, hati-hati jangan sampai terpanah olehnya. Kita sambut penampilan dari Danendra Pramudya yang untuk kesempatan kali ini akan membawakan sebuah lagu dari Calum Scot – You Are the Reason.

            Yashinta tidak berkedip sejak awal ia mendengar nama Danendra Pramudya disebutkan. Ia begitu antusias menatap layar kaca. Binar di matanya sangat berbeda ketika ia menatap sang idola dan berbicara dengan lawan jenis secara langsung.

            “Yas, dia berondong, loh!”

            “Cinta nggak mandang umur, Mbak. Nggak apa-apa kata Ayah, yang penting mau diambil mantu.” Yashinta menjawab tanpa menoleh dan terus saja memandangi idolanya. Ia bahkan tidak peduli ketika Perempuan di sampingnya mencubit kecil lengan kirinya. 

            Penampilan Danendra ditutup dengan sangat indah. Lampu sorot hanya fokus kepadanya dan meredup secara perlahan. Suara gemuruh tepuk tangan dan standing applause ia dapatkan dari semua juri malam ini.

            Begitu juga dengan Yashinta yang sangat antusia. Ia menyingkirkan mangkuk di pangkuannya dan berdiri sambil tepuk tangan. Benar-benar sebuah kegilaan yang nyata.

            “Yas, ponselmu bunyi. Angkat dulu, mungkin penting.”

            “Paling juga Ibu, Mbak. Biasanya abis Mas Dan kelar tampil Ibu selalu telepon.” Yashinta berlari ke kamarnya dan kembali ke ruang tengah dengann telepon di telinganya.

            “Ibu mau bilang kalau malam ini penampilan Mas Dan cakep ‘kan?” ucap Yashinta terburu-buru. “Waalaikumsalam, salamnya lupa, Bu.”

            “Bocah, biasa banget kalau telepon. Salam atau jawab dulu salamnya.”

            Yashinta menekan tombol speaker karena masih ingin meneruskan makan sambil menikmati komentar-komentar juri. Hal ini memang biasa ia lakukan. Toh selama ini Mbak Yayah memang sering menjadi penasehat ketika ia dan ibunya bertengkar.

            “Nduk, kapan mau pulang? Ini ada yang mau kenalan lagi sama kamu. Mungkin cocok. Kalau iya, lusa pulang dulu, ya?”

            Mbak Yayah menoleh mendengar ucapan dari seberang. Ia kemudian menatap Yashinta yang menampakkan wajah cemberut. Gadis itu terlihat menghela napas.

            “Bu, Yas sudah pernah bilang, sebelum nikah Yas kepengin ketemu sama Mas Dan dulu. Kalau nggak, sekalian Yas bawa Mas Dan jadi mantunya ibu, mau?”

            “Kamu ini ngejawab saja. Dua tahun lagi kamu sudah kepala tiga, Yas. Kepala tiga!” tegas sang ibu.

            “Bu, kepalanya Yas masih satu, Bu. Kalau sampai tiga berarti monster.”

            Yashinta seperti terdorong mendadak karena punggungnya dipukul dengan sangat keras oleh Mbak Yayah. Sontak si gadis melotot sambil mengucap kata sakit tanpa suara. Bukannya dikasihani, ia malah mendapat sorot mata tajam dari perempuan di sebelahnya.

            “Ngomong yang bener sama Ibu!” ujar Mbak Yayah dengan suara berbisik.

            “Terus, kamu kapan mau bawa calon menantu ke rumah ini?”

            “Bu, doakan saja. Nggak usah minta calon mantu dulu sama Allah, sampaikan lewat doa supaya Allah menjawab doa-doanya Yas. Kalau Yas yang doa, kadang masih nyangkut, Bu. Kalau Ayah, apalagi Ibu yang doakan, bagh. Itu langsung tembus sampai langit ketujuh, Bu. Doakan, Yas, ya?”

            “Ibu selalu doakan kamu, minta supaya apa yang jadi kebahagianmu itu terwujud.”

            “Yas sayang sama Ibu, salam sama Ken, sama Ayah juga. Minggu depan Yas sempatkan pulang.”

            Sambungan telepon diputus. Selama menerima telepon, fokus Yashinta sedikit terpecah. Ia mendengar pembawa acara kondang My Way Show mulai menyebut rekam jejak Danendra sebagai Atlet.

            Tidak berapa lama, layar di bagian belakang panggung mulai menampilkan foto-foto sang idola sejak kecil ketika ia mulai menyukai dan belajar memanah. Hilang satu foto, datang foto lainnya. Senyum keceriaan ketika turnamen pertamanya membawa piala turut membuat Danendra tersenyum.

            Sampai pada akhirnya, potongan-potongan headline news tentang mundurnya Danendra dari dunia atlet panahan mulai menggantikan foto-foto berisi kenangan manisnya.

            Danendra Pramudya, kita tahu bahwa adalah bintang dari atlet panahan, kenapa memutuskan untuk mundur? Ada yang bisa diceritakan?

Kata-kata singkat dari pembawa acara membuat Yashinta tidak bisa menahan kegelisahannya.  “Dia nggak suka ini diungkit lagi. Kok gini, sih?”

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
The Boy Between the Pages
1325      839     0     
Romance
Aruna Kanissa, mahasiswi pemalu jurusan pendidikan Bahasa Inggris, tak pernah benar-benar ingin menjadi guru. Mimpinya adalah menulis buku anak-anak. Dunia nyatanya membosankan, kecuali saat ia berada di perpustakaantempat di mana ia pertama kali jatuh cinta, lewat surat-surat rahasia yang ia temukan tersembunyi dalam buku Anne of Green Gables. Tapi sang penulis surat menghilang begitu saja, meni...
SORRY
21141      3236     11     
Romance
Masa SMA adalah masa yang harus dipergunakan Aluna agar waktunya tidak terbuang sia-sia. Dan mempunyai 3 (tiga) sahabat cowok yang super duper ganteng, baik, humoris nyatanya belum untuk terbilang cukup aman. Buktinya dia malah baper sama Kale, salah satu cowok di antara mereka. Hatinya tidak benar-benar aman. Sayangnya, Kale itu lagi bucin-bucinnya sama cewek yang bernama Venya, musuh bebuyutan...
ETHEREAL
1816      801     1     
Fantasy
Hal yang sangat mengejutkan saat mengetahui ternyata Azaella adalah 'bagian' dari dongeng fantasi yang selama ini menemani masa kecil mereka. Karena hal itu, Azaella pun incar oleh seorang pria bermata merah yang entah dia itu manusia atau bukan. Dengan bantuan kedua sahabatnya--Jim dan Jung--Vi kabur dari istananya demi melindungi adik kesayangannya dan mencari sebuah kebenaran dibalik semua ini...
IKAN HIU MAKAN BADAK! I LOVE YOU MENDADAK!
93      70     0     
Romance
Blurb : Arisha Cassandra, 25 tahun. Baru 3 bulan bekerja sebagai sekretaris, berjalan lancar. Anggap saja begitu.Β  Setiap pekerjaan, ia lakukan dengan sepenuh hati dan baik (bisa dibilang begitu).Β  Kevin Mahendra (34) sang bos, selalu baik kepadanya (walau terlihat seperti dipaksakan). Ia sendiri tidak mengerti, kenapa ia masih mempertahankan Arisha, sekretarisnya? Padahal, Arisha sa...
Aria's Faraway Neverland
3736      1237     4     
Fantasy
"Manusia adalah Tuhan bagi dunia mereka sendiri." Aria adalah gadis penyendiri berumur 7 tahun. Dia selalu percaya bahwa dia telah dikutuk dengan kutukan ketidakbahagiaan, karena dia merasa tidak bahagia sama sekali selama 7 tahun ini. Dia tinggal bersama kedua orangtua tirinya dan kakak kandungnya. Namun, dia hanya menyayangi kakak kandungnya saja. Aria selalu menjaga kakaknya karen...
Dandelion
496      320     1     
Inspirational
Masa lalu yang begitu menyakitkan, membuatnya terpuruk. Sampai pada titik balik, di mana Yunda harus berjuang sendirian demi sebuah kesuksesan. Rasa malas dan trauma dari masa lalu ditepis demi sebuah ambisi yang begitu berat. Memang, tidak ada yang bisa mengelak dari masa lalu. Namun, bisa jadi masa lalu itu merupakan cambukan telak untuk diri sendiri. Tidak masalah pernah terpuruk dan tertin...
Between the Flowers
740      410     1     
Romance
Mentari memilih untuk berhenti dari pekerjaanya sebagai sekretaris saat seniornya, Jingga, begitu menekannya dalam setiap pekerjaan. Mentari menyukai bunga maka ia membuka toko bersama sepupunya, Indri. Dengan menjalani hal yang ia suka, hidup Mentari menjadi lebih berwarna. Namun, semua berubah seperti bunga layu saat Bintang datang. Pria yang membuka toko roti di sebelah toko Mentari sangat me...
Cinta di Sepertiga Malam Terakhir
7076      1633     1     
Romance
Seorang wanita berdarah Sunda memiliki wajah yang memikat siapapun yang melihatnya. Ia harus menerima banyak kenyataan yang mau tak mau harus diterimanya. Mulai dari pesantren, pengorbanan, dan lain hal tak terduga lainnya. Banyak pria yang datang melamarnya, namun semuanya ditolak. Bukan karena ia penyuka sesama jenis! Tetapi karena ia sedang menunggu orang yang namanya sudah terlukis indah diha...
KataKu Dalam Hati Season 1
5797      1530     0     
Romance
Terkadang dalam hidup memang tidak dapat di prediksi, bahkan perasaan yang begitu nyata. Bagaikan permainan yang hanya dilakukan untuk kesenangan sesaat dan berakhir dengan tidak bisa melupakan semua itu pada satu pihak. Namun entah mengapa dalam hal permainan ini aku merasa benar-benar kalah telak dengan keadaan, bahkan aku menyimpannya secara diam-diam dan berakhir dengan aku sendirian, berjuan...
To The Bone
543      352     0     
Romance
Posting kembali.. Sedikit di Revisi.. --- Di tepi pantai, di Resort Jawel Palace. Christian berdiri membelakangi laut, mengenakan kemeja putih yang tak dikancing dan celana pendek, seperti yang biasa ia pakai setiap harinya. > Aku minta maaf... karena tak bisa lagi membawamu ke tempat-tempat indah yang kamu sukai. Sekarang kamu sendirian, dan aku membenci itu. Kini kamu bisa berlari ...