Read More >>"> Lazy Boy (28. Ray) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Lazy Boy
MENU
About Us  

Semenjak foto skandal itu ketahuan sama Kinan, hati gue nggak tenang. Gue nggak tahu lagi bagaimana perasaan Kinan. Soalnya nggak lama kemudian, Om Brian datang dan mengajak kita makan. Sepanjang perjalanan gue mengantarkan ke rumahnya, dia cuma diam seribu bahasa.

 

Keesokan harinya, Kinan mendatangi gue di café. Gue kira dia mau mengabari soal dia putus. Itu harapan gue. Nyatanya malah kabar buruk.

 

“Ray, kayaknya gue udah nggak bisa jadi guru privat lo. Gue … gue ambil tawaran Pak David buat masuk Russelia GTC. Gue juga bakal langsung sibuk persiapan untuk tes masuk Oxford.” Kinan menunduk sambil mengembalikan jam tangan gue.

 

“Bukannya lo bilang bakal nolak?”

 

“Gue berubah pikiran.”

 

“Apa perlu gue minta Bapak’e nulis surat rekomendasi ke Pak David? Lo udah berhasil naikin nilai gue. Gue kunci supaya lo bisa dapet beasiswa. Bukan dengan cara disogok gini, Pret!”

 

Kinan terdiam.

 

“Oh, gue tahu. Si cowok Korea yang nyuruh? Dia cemburu karena lo ngajarin gue?”

 

Kinan mengangguk. “Dia marah besar waktu tahu kemaren kita jalan bareng.”

 

“Hah? Lo nggak lihat kelakuan bejat dia?! Dia nyium cewek lain!”

 

“Tapi itu kan kejadian sewaktu gue sama dia belum pacaran.”

 

“Pret, lo itu cewek pinter. Masa lo mau aja dibohongin? Asal lo tahu, gue beberapa kali nguping pembicaraan mereka. Tahu nggak apa yang mereka omongin? Mereka ngomporin kapan si cowok Korea bisa ngejamah lo!”

 

Kinan terdiam kembali.

 

“Dia ngancam lo? Ancam dia balik pake foto ini. Gue izinin.”

 

“Maaf, Ray. Lolos beasiswa itu segalanya bagi gue.”

 

Gue tertawa sinis. “Gue jadi tahu penyebab selama ini lo nggak punya temen. Lo cuma mikirin ambisi lo, tapi nggak peka sama perasaan orang lain. Lihat aja Dayana lebih milih bareng anak-anak choir daripada lo. Lo menyedihkan banget.”

 

Gue menebak Kinan akan menampar gue, tapi dia cuma menatap gue dengan datar.

Lalu gue menendang meja saat Kinan pergi.

 

***

 

Suasana kelas XII bikin gue jadi nggak bisa santai. Jadi di Russelia itu memakai kurikulum A level ditambah muatan lokal. Selain sibuk sama ad classes, dan sebagainya, di kelas XII kita harus ikut UN juga. Makanya ada yang namanya bimbingan khusus pelajaran UN sepulang sekolah.

 

Bagi murid yang berencana kuliah di Indonesia, mereka biasanya sudah kursus tambahan di luar. Ya, bayangin aja, bukunya beda. Kita banyak memakai istilah bahasa Inggris. Terus untuk UN, kita belajar pakai bahasa Indonesia. Ribet deh.

 

Ada untungnya, gue jadi punya alasan sibuk dan mengabaikan Kinan. Dia kelihatan bahagia-bahagia aja sama pacarnya. Kalau boleh jujur, gue benar-benar khawatir dengan Kinan. Gue tuh cowok. Gue paham banget kelakuan cowok macam Ibra dan komplotannya.

 

Gue tahu Kinan itu cewek baik-baik. Keluarganya juga menjaga dia dengan sangat ketat. Kelihatan banget dari dia yang selalu ditelepon orangtuanya kalau belum balik setelah magrib. Kursus ngaji segala. Makanya gue takjub waktu itu. Udah dari kapan tahu Emak menuruh gue untuk ngaji dan gue baru kepikiran saat Kinan cerita soal itu.

 

Meskipun Kinan nggak berjilbab—ya emang nggak ada murid di Russelia pake jilbab walaupun agamanya Islam sih—tapi pakaian dia sopan terus. Makanya waktu bajunya basah dan dia merasa risi, gue cepat tanggap dengan meminjamkannya jaket.

 

Mungkin ini didikan Emak. Emak pernah bilang, “Ray, Bunda masih bisa toleransi kamu males belajar, karena ada saatnya nanti kamu bakal sadar. Tapi jangan sekali-kali nakalin perempuan. Kalau bisa, kamu jaga perempuan dengan baik. Bunda nggak bakal maafin kamu dunia-akhirat kalau kamu sampai mainin perempuan.”

 

Makanya gue sering banget sengaja memata-matai Kinan saat dia bersama pacarnya. Yah, jadi ketahuan deh. Padahal tadi gue udah sok menutupi dengan alasan sibuk belajar. Halah, kayak orang percaya aja.

 

Apalagi Kinan sering belajar di perpustakaan, gue suka pura-pura tidur di pojokan sambil memantau. Dan gue pernah menguping pembicaraan dia bersama pacarnya.

 

“Ayolah, sehari aja nggak belajar. Nanti malam ada birthday party-nya Cello.”

 

“Nggak bisa, Baim. Jadwal tes masuk Oxford sebentar lagi.”

 

“Ya ampun, Ki. Lo itu udah pinter. Belajar tiap hari. Bisa, bisa.”

 

“Baim, Kak Mira aja nangis sehabis ujian Oxford. Padahal IQ dia di atas gue. Gue nggak mau gagal, Im. Please, ngertiin gue.”

 

Sekali sampah, tetap sampah. Seharusnya si cowok Korea bersyukur punya pacar sama Kinan. Kebahagiaannya cuma belajar. Dia nggak minta dibeliin makeup atau belanja barang mahal. Kalau lo nggak bisa membahagiakan Kinan, mending relain Kinan buat gue. Apa sih gue ini?!

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
A promise
507      320     1     
Short Story
Sara dan Lindu bersahabat. Sara sayang Raka. Lindu juga sayang Raka. Lindu pergi selamanya. Hati Sara porak poranda.
Kare To Kanojo
5192      1453     1     
Romance
Moza tidak pernah menyangka hidupnya akan berubah setelah menginjak Negara Matahari ini. Bertemu dengan banyak orang, membuatnya mulai mau berpikir lebih dewasa dan menerima keadaan. Perbedaan budaya dan bahasa menjadi tantangan tersendiri bagi Moza. Apalagi dia harus dihadapkan dengan perselisihan antara teman sebangsa, dan juga cinta yang tiba-tiba bersemayam di hatinya. DI tengah-tengah perjua...
A Perfect Clues
4985      1403     6     
Mystery
Dalam petualangan mencari ibu kandung mereka, si kembar Chester-Cheryl menemukan sebuah rumah tua beserta sosok unik penghuninya. Dialah Christevan, yang menceritakan utuh kisah ini dari sudut pandangnya sendiri, kecuali part Prelude. Siapa sangka, berbagai kejutan tak terduga menyambut si kembar Cherlone, dan menunggu untuk diungkap Christevan. Termasuk keberadaan dan aksi pasangan kembar yang ...
Gi
789      437     16     
Romance
Namina Hazeera seorang gadis SMA yang harus mengalami peliknya kehidupan setelah ibunya meninggal. Namina harus bekerja paruh waktu di sebuah toko roti milik sahabatnya. Gadis yang duduk di bangku kelas X itu terlibat dalam kisah cinta gila bersama Gi Kilian Hanafi, seorang putra pemilik yayasan tempat sekolah keduanya berada. Ini kisah cinta mereka yang ingin sembuh dari luka dan mereka yang...
Di Hari Itu
418      295     0     
Short Story
Mengenang kisah di hari itu.
Melody of The Dream
333      199     0     
Romance
Mungkin jika aku tidak bertemu denganmu, aku masih tidur nyenyak dan menjalani hidupku dalam mimpi setiap hari. -Rena Aneira Cerita tentang perjuangan mempertahankan sebuah perkumpulan yang tidak mudah. Menghadapi kegelisahan diri sendiri sambil menghadapi banyak kepala. Tentu tidak mudah bagi seorang Rena. Kisah memperjuangkan mimpi yang tidak bisa ia lakukan seorang diri, memperkarakan keper...
Warisan Kekasih
618      435     0     
Romance
Tiga hari sebelum pertunangannya berlangsung, kekasih Aurora memutuskan membatalkan karena tidak bisa mengikuti keyakinan Aurora. Naufal kekasih sahabat Aurora mewariskan kekasihnya kepadanya karena hubungan mereka tidak direstui sebab Naufal bukan seorang Abdinegara atau PNS. Apakah pertunangan Aurora dan Naufal berakhir pada pernikahan atau seperti banyak dicerita fiksi berakhir menjadi pertu...
SATU FRASA
13262      2695     8     
Romance
Ayesha Anugrah bosan dengan kehidupannya yang selalu bergelimang kemewahan. Segala kemudahan baik akademis hingga ia lulus kuliah sampai kerja tak membuatnya bangga diri. Terlebih selentingan kanan kiri yang mengecapnya nepotisme akibat perlakuan khusus di tempat kerja karena ia adalah anak dari Bos Besar Pemilik Yayasan Universitas Rajendra. Ayesha muak, memilih mangkir, keluar zona nyaman dan m...
Cinta Dalam Diam
687      445     1     
Short Story
Kututup buku bersampul ungu itu dan meletakkannya kembali dalam barisan buku-buku lain yang semua isinya adalah tentang dia. Iya dia, mungkin sebagian orang berpendapat bahwa mengagumi seseorang itu wajar. Ya sangat wajar, apa lagi jika orang tersebut bisa memotivasi kita untuk lebih baik.
My Rival Was Crazy
83      71     0     
Romance
Setelah terlahir kedunia ini, Syakia sudah memiliki musuh yang sangat sulit untuk dikalahkan. Musuh itu entah kenapa selalu mendapatkan nilai yang sangat bagus baik di bidang akademi, seni maupun olahraga, sehingga membuat Syakia bertanya-tanya apakah musuhnya itu seorang monster atau protagonist yang selalu beregresi seperti di novel-novel yang pernah dia baca?. Namun, seiring dengan berjalannya...