Read More >>"> Lazy Boy (25. Kinan) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Lazy Boy
MENU
About Us  

Meskipun berkali-kali aku menenangkan diri, tetap saja kedua telapak tanganku berkeringat dingin. Aku tahu ini ulah siapa, tapi apa cukup hanya membela diri? Bahkan aku saja belum sempat melihat wujud isi kertas ujian tersebut.

 

Davina hanya meneriakiku, "She's cheating, Miss."

 

Aku kira dia hanya membual. Ternyata saat pengawas datang menghampiriku, dia mendapatkan selembar kertas dari kolong meja. Aku nggak sempat memeriksa kolong meja.

 

Setelah datang ke sekolah, aku sibuk belajar di area dekat kolam renang. Di situ sepi. Kalau nggak salah, aku sempat melihat siluet seorang cowok. Saat cowok itu melihatku, dia pergi ke area belakang. Mungkin ke tempat latihan wushu.

 

Terus aku masuk ke kelas ketika semua teman-teman sudah hampir semuanya duduk rapi di dalam. Bahkan pengawas datang tepat di belakangku.

 

"Saya heran, kenapa bisa soal ujian bocor sampai ke murid? Formatnya persis dengan soal yang dibagikan hari ini. Bahkan ada kop Russelia di atasnya. Bukannya setiap PIC memberikan soal ke panitia ujian?" Pak David menaruh lembaran sontekan tersebut ke atas mejanya.

 

"Saya PIC yang membuat soal Math dan nggak pernah membocorkan soal kepada murid, Pak. Lagi pula soal ujian ada di komputer saya di ruang guru. Sepertinya nggak mungkin ada siswa yang berani mengutak-atiknya," terang Mrs. Shelly.

 

"Apa mungkin Mrs. Shelly memberikan les atau privat kepada Kinan? Bukannya saya menuduh, tapi tahun lalu sempat ada kejadian seperti ini di Elementary. Ada guru yang privat dengan salah satu muridnya dan memberikan latihan soal persis dengan soal Final Test," ungkap Pak David.

 

Wajah Mrs. Shelly merah padam. Namun setelah itu dia berdeham dan berlagak merapikan baju atasan putih yang dikenakannya.

 

"Kinan itu salah satu murid saya yang paling pintar, Pak. Dia nggak perlu privat, karena dia sudah bisa mengikuti pelajaran saya dengan baik. Memang dia sempat gagal olimpiade tahun lalu. Cuma Kinan pernah bilang ke saya waktu itu ibunya sedang sakit. Jadi konsentrasinya buyar. Tapi bukan menjustifikasi bahwa kemampuannya menurun."

 

"Lalu kenapa kertas soal ujian bisa bocor ke tangan murid?" Pak David mengusap wajahnya dengan gusar. Kumis tipisnya diusap-usapnya sambil terus menghela napas.

 

"Bisa saya lihat kertasnya, Pak?" pinta Mrs. Shelly. Lalu Miss. Ratna yang menjadi pengawas turut memberikan kertas ujianku kepada Mrs. Shelly.

 

Selagi Mrs. Shelly meneliti kertas tersebut, aku memberanikan diri untuk mengangkat tangan. "Pak, boleh saya berbicara?"

 

"Silakan, Kinan."

 

"Saya hari ini masuk ke kelas telat, karena belajar terlebih dahulu di area kolam renang. Di sana sepi. Terus saya datang ke kelas telat bertepatan dengan Miss. Ratna masuk. Saya nggak sempat mengecek kolong meja. Semua barang punya saya dimasukkan ke loker dan saya hanya membawa tempat pensil ke dalam."

 

"Tapi memangnya ada bukti kalau kamu nggak menyelipkan sebelumnya?" Aku nggak suka dengan tatapannya pria yang umurnya nggak jauh dari Papa ini. Kalau saja orangtuaku pejabat yang berpengaruh dan Pak David ditelepon, selesai urusannya. Sudah menjadi rahasia umum kalau beliau adalah penjilat para wali murid yang kaya.

 

"Kalaupun saya menyelipkannya di tempat pensil, pasti kertas itu dalam keadaan lecek, Pak. Saya aja belum sempat lihat kertas itu. Ini hari pertama ujian, Pak. Misalkan saya menaruhnya di kolong meja hari sebelumnya, bisa jadi dibuang oleh panitia yang membereskan ruang ujian. Lalu kenapa Bapak nggak mencurigai murid yang datang duluan di kelas atau bahkan yang meneriaki saya menyontek? Padahal saya sama sekali nggak melihat ke kolong, tapi kenapa Davina bisa yakin ada kertas di kolong saya? Kan ketutup badan saya."

 

Pak David membeku. Mulutnya terbuka, tapi sepertinya dia nggak yakin dengan ucapannya yang akan keluar.

 

"Kalau saya bisa mencari orang yang ngelihat saya di area kolam renang, apa Bapak bisa mengecek Davina? Kenapa dia bisa tahu ada kertas di kolong saya?" protesku lagi.

 

Mrs. Shelly membenarkan letak kacamatanya dan berkali-kali kedua alisnya bertaut.

 

"Pak, di kertas ini kunci jawabannya diketik memakai komputer. Pada bagian pilihan ganda, jawaban yang benar ditebalkan hurufnya. Terus bagian isian singkat dan essay ditulis langsung jawabannya saja." Mrs. Shelly menyodorkan kertas tersebut kepada Pak David.

 

"Lucunya, Pak, pada bagian essay ada kunci jawaban yang salah. Bagaimana bisa Kinan menyontek, tapi jawaban dia yang benar, dan sontekan ini yang salah. Terus saya menyuruh anak-anak untuk menulis caranya pada bagian essay, bukan hanya hasil akhirnya. Kinan menuliskan caranya beserta jawaban yang benar." Mrs. Shelly kembali menyodorkan kertas ujianku.

 

"Kalau mau saya bisa menuliskan ulang caranya tanpa melihat jawaban milik saya. Atau Mrs. Shelly memberikan soal dengan angka yang berbeda. Saya juga bisa menjelaskan dan bahkan mempresentasikan bagaimana saya mendapatkan hasil seperti itu, Pak," imbuhku.

 

Sekakmat! Pak David hanya bisa merespon dengan embusan napas, dan membolak-balik kertas di hadapannya. Lalu dia mengizinkanku untuk keluar dari ruangan.

 

"Saya tetap ingin ada saksi bahwa kamu tidak di kelas sebelum ujian," katanya.

 

What? Bukannya bisa ditanyakan ke teman sekelas? Asli, nyebelin!

 

Ketika aku keluar dari ruangan Pak David yang terletak di gedung satu, di lantai paling bawah, Dayana menghambur memelukku. Kemudian Ibra datang di belakangnya.

 

Aku mengajak mereka untuk pergi ke rumah. Soalnya aku risi menjadi tontonan satu sekolah. Sekelebat aku melihat Ray di antara kerumunan. Namun lagi-lagi dia menghilang seperti hantu.

 

Sesampaiku di rumah, aku menceritakan semuanya kepada Dayana dan Ibra. Mama dan Papa belum pulang. Hanya ada kami bertiga.

 

"Gue yakin itu si Davina! Lihat aja dia gagal olimpiade, kan? Ngasih sontekan aja salah!" seru Dayana sambil menunjuk-nunjuk seakan Davina ada di hadapannya. Malah hampir terkena wajah Ibra.

 

"Gue juga gagal olimpiade, Day."

 

"Ya, tapi kan karena waktu itu Tante masuk rumah sakit, Ki. Siapa lagi coba yang bisa punya akses masuk ke sekolah di hari libur? Kalau kita ke sekolah di hari libur dan nggak lagi ada kegiatan di sana, biasanya kan mencolok. Kalau Davina ya santai-santai aja. Lah, keluarganya yang punya sekolah. Biasa bolak-balik. Tinggal minta OB buat ngasih kunci ruang guru. OB mau apa coba, kalau misalkan nolak? Takut dipecat-lah!"

 

Ibra mengusap punggungku dan merangkulku. "Tenang aja. Gue udah bilang sama Papi soal ini. Kalau masih diperpanjang, Papi bakal nelepon ke Pak David."

 

"Bagus itu! Paling Pak David langsung ketar-ketir dapet telepon dari Pak Walikota. Mana berani dia?" sahut Dayana.

 

Aku tertawa sambil berusaha melepas rangkulan Ibra.

 

"Gue pamit dulu kali ya ke rumah. Ganggu orang pacaran soalnya." Dayana terkikik.

 

Buru-buru aku mencegahnya. "Jangan! Gimana kalau kita belajar bareng? Gue gorengin pizza goreng, mau nggak? Mama baru beli kemaren." Aku menarik tangan Dayana.

 

"Ah, elo mah. Baru aja kelar ujian, udah belajar lagi. Tapi gue mau deh pizza goreng." Dayana menyengir lebar.

 

"Gue pesenin makanan lain juga sekalian. Kalian mau apa?" tanya Ibra yang lekas membuka aplikasi untuk memesan makanan.

 

Untung saja ada pizza goreng untuk mencegah Dayana pergi. Jadi di hari libur kemarin, Ibra kembali datang ke rumah di saat Mama dan Papa pergi kondangan. Alasannya ingin belajar bersama. Papa enggak marah, karena Dayana datang setelah aku menyuruhnya ke rumah. Pas banget, Dayana datang, Papa dan Mama juga datang. Dayana telat, karena keponakannya merengek untuk bermain bersamanya.

 

Sebenarnya aku agak takut ditinggal berdua saja dengan Ibra. Soalnya sewaktu aku berduaan saja dan Dayana belum datang ... Ibra ... dia terus duduk sambil merangkul pundakku selama belajar. Lantas dia ... ingin menciumku. Namun aku bergegas bangkit dengan alasan kebelet pipis.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
DEWS OF MOCCACINO ICE
542      372     0     
Short Story
Sepi Tak Ingin Pergi
585      340     3     
Short Story
Dunia hanya satu. Namun, aku hidup di dua dunia. Katanya surga dan neraka ada di alam baka. Namun, aku merasakan keduanya. Orang bilang tak ada yang lebih menyakitkan daripada kehilangan. Namun, bagiku sakit adalah tentang merelakan.
Apakah kehidupan SMA-ku akan hancur hanya karena RomCom? [Volume 2]
1321      588     0     
Romance
Di jilid dua kali ini, Kisaragi Yuuichi kembali dibuat repot oleh Sakuraba Aika, yaitu ia disuruh untuk bergabung dengan klub relawan yang selama ini ia anggap, bahwa melakukan hal seperti itu tidak ada untungnya. Karena godaan dan paksaan dari Sakuraba Aika terus menghantui pikirannya. Akhirnya ia pun terpaksa bergabung. Seiring ia menjadi anggota klub relawan. Masalah-masalah merepotkan pun d...
Good Art of Playing Feeling
342      254     1     
Short Story
Perkenalan York, seorang ahli farmasi Universitas Johns Hopskins, dengan Darren, seorang calon pewaris perusahaan internasional berbasis di Hongkong, membuka sebuah kisah cinta baru. Tanpa sepengetahuan Darren, York mempunyai sebuah ikrar setia yang diucapkan di depan mendiang ayahnya ketika masih hidup, yang akan menyeret Darren ke dalam nasib buruk. Bagaimana seharusnya mereka menjalin cinta...
Time Travel : Majapahit Empire
43759      4028     9     
Fantasy
Sarah adalah siswa SMA di surabaya. Dia sangat membenci pelajaran sejarah. Setiap ada pelajaran sejarah, dia selalu pergi ke kantin. Suatu hari saat sekolahnya mengadakan studi wisata di Trowulan, sarah kembali ke zaman kerajaan Majapahit 700 tahun yang lalu. Sarah bertemu dengan dyah nertaja, adik dari raja muda Hayam wuruk
UnMate
884      504     2     
Fantasy
Apapun yang terjadi, ia hanya berjalan lurus sesuai dengan kehendak dirinya karena ini adalah hidup nya. Ya, ini adalah hidup nya, ia tak akan peduli apapun meskipun...... ...... ia harus menentang Moon Goddes untuk mencapai hal itu
Love and Pain
535      311     0     
Short Story
Ketika hanya sebuah perasaan percaya diri yang terlalu berlebih, Kirana hampir saja membuat dirinya tersakiti. Namun nasib baik masih berpihak padanya ketika dirinya masih dapat menahan dirinya untuk tidak berharap lebih.
5 Years 5 Hours 5 Minutes and 5 Seconds
484      335     0     
Short Story
Seseorang butuh waktu sekian tahun, sekian jam, sekian menit dan sekian detik untuk menyadari kehadiran cinta yang sesungguhnya
the invisible prince
1510      807     7     
Short Story
menjadi manusia memang hal yang paling didambakan bagi setiap makhluk . Itupun yang aku rasakan, sama seperti manusia serigala yang dapat berevolusi menjadi warewolf, vampir yang tiba-tiba bisa hidup dengan manusia, dan baru-baru ini masih hangat dibicarakan adalah manusia harimau .Lalu apa lagi ? adakah makhluk lain selain mereka ? Lantas aku ini disebut apa ?
Aku Sakit
4877      1252     30     
Romance
Siapa sangka, Bella Natalia, cewek remaja introvert dan tidak memiliki banyak teman di sekolah mendadak populer setelah mengikuti audisi menyanyi di sekolahnya. Bahkah, seorang Dani Christian, cowok terpopuler di Bernadette tertarik pada Bella. Namun, bagaimana dengan Vanessa, sahabat terbaik Bella yang lebih dulu naksir cowok itu? Bella tidak ingin kehilangan sahabat terbaik, tapi dia sendiri...