Loading...
Logo TinLit
Read Story - LUKA TANPA ASA
MENU
About Us  

Di belakang sekolah, Haru bersandar di tembok sembari menarik nafas dalam-dalam. Matanya menerawang ke atas, menatap langit biru yang cerah. ‘Andaikan saja hari ini mendung. Pasti aku akan merasa bersyukur sekali. paling tidak, langit juga dapat merasakan apa yang aku rasakan,’ keluhnya.

Lantas dia merogoh sesuatu di saku celananya. Ia mengambil seputung rokok dan menyalakan api di ujungnya. Namun belum sampai menghisap rokoknya, ia teringat kembali wajah Hana. Dia tahu kalau Hana tidak suka melihatnya merokok. Haru juga mengingat perkataan Hana waktu itu.

“Hana bilang kalau merokok tidak baik untuk kesehatan,” ia berbicara sendiri sambil menatap rokok yang masih dipegangnya. “Fhuh, menyusahkan!”
Sebatang rokok itu ia jatuhkan dan diinjaknya sampai hancur. Haru mengambil kembali sekotak rokok dari dalam saku celananya. Ia keluarkan semua isinya dan dihancurkannya ke tanah seperti nasib putung rokok sebelumnya. Entah kenapa kini perasaan Haru menjadi lebih lega. Ia pun menghela nafas panjang dan kembali menengadah ke langit.


“Kak Haru membuang semua rokoknya?” Haru terkejut kala melihat Hana berada tidak jauh darinya. Dia tampak sedikit kelelahan. Nafasnya tidak beraturan. Sepertinya dia sehabis berlari sebelumnya.

Haru tidak menyahut. Di dalam dasar hatinya, ia merasa khawatir karena melihat Hana baru saja berlari. Ia takut terjadi apa-apa pada Hana lagi setelah ia sembuh dari sakitnya. Namun setelah melihat keadaan adik tirinya itu hanya sekedar merasa lelah saja, ia merasa lega. Hana berjalan mendekatinya. Gadis itu melihat kondisi rokok yang sudah dilumat dengan kaki Haru tadi.

“Sungguh mengenaskan,” ucapnya lagi sembari tersenyum. Melihat Hana yang tersenyum padanya, membuat Haru akhirnya luluh juga. Ia ikut-ikutan menyunggingkan senyum. Lalu Hana ikut-ikutan bersandar di tembok dan menengadahkan kepalanya ke atas. Ia melihat langit bersama dengan Haru.

“Kenapa kamu disini? Bukannya tadi ada yang menyatakan perasaannya padamu loh. Kalian sudah..,” perkataan Haru menggantung tiba-tiba. Hana melirik Haru sesaat. “Ah, lupakan!”


Hana terkekeh mendengarnya. Hana tidak menduga bahwa ia telah melakukan sesuatu yang berani untuk pertama kalinya. Ingatannya melayang kembali di saat Zeno menyatakan perasaannya kepada Hana di depan banyak orang. Hana tampak ragu untuk menjawabnya. Namun pada akhirnya ia menerima pemberian sekuntum bunga mawar putih itu. semua siswa bertepuk tangan menyambut pasangan baru di sekolahnya. Setelah kerumunan itu bubar, Hana meminta Zeno untuk berbicara berdua dengannya. Teman-temannya pun memberikan ruang untuk mereka berdua. Hana dan Zeno memutuskan untuk mengobrol di dekat lapangan basket.


“Apa kak Haru mengetahui tujuan dari kejutan ini?” tanya Hana. Zeno menganggukkan kepalanya. Cowok itu sudah mengira bahwa di dalam relung hati Hana hanyalah ada sosok Haru. Padahal Zeno sudah memberanikan diri untuk menyatakan perasaannya sekaligus meminta ijin dari Haru. Tidak disangka Haru mengabulkan keinginannya dengan syarat bahwa Zeno tidak boleh membuat Hana menangis dan terluka lagi.

Atas bantuan Haru, kejutan tadi berjalan dengan lancar. Namun ternyata kejutan tadi tetap tidak mampu meluluhkan hati Hana. Gadis itu memberikan kembali mawar putih yang sedari tadi dipegangnya. Zeno menatapnya tidak percaya. Namun Hana membalasnya dengan wajah haru.

“Terima kasih atas semuanya, Zeno. Terima kasih karena kamu sudah menjadi teman baikku. Terima kasih karena sudah memiliki perasaan yang tulus padaku. Sebelum aku kesini, aku tidak akan mengira bahwa aku akan bertemu dan memiliki teman-teman yang baik seperti kalian. Aku menyayangimu Zeno. Namun hanya sebatas itu. Jadi berikanlah mawar putih ini kepada gadis yang sama-sama memiliki ketulusan seperti dirimu.”

Zeno mengambil kembali mawar putih tersebut. Rasanya ia ingin menangis saat itu juga. Penolakan Hana membuat hatinya terasa sakit. Namun kejujuran dari Hana cukup membuatnya mengerti bahwa yang ada di hati Hana hanyalah Haru.

“Kamu pengecut, Hana.”

“Apa?” tanya Hana dengan heran. 

“Kamu ingat kan tulisan apa yang tertulis di surat Zuna?”

“Kamu membacanya juga?”

Zeno menganggukkan kepala.

“Zuna memintaku untuk membacanya. Entah kenapa sekarang ia lebih berhati-hati dalam bertindak. Dia tidak ingin menulis sesuatu hal yang salah padamu. Tetapi jauh sebelum aku membaca surat itu, aku pun sudah tahu kalau sebenarnya kamu memiliki perasaan kepada kakak tirimu itu. Tetapi perasaanku padamu membuatku menepis semua pemikiran itu. Entah berapa lama lagi kamu menyembunyikan perasaanmu itu.”

“Tapi aku tidak yakin kalau apa yang akan aku lakukan nantinya itu benar. Kalau seandainya kak Haru memiliki perasaan yang sama padaku, lantas bagaimana pandangan orang-orang terhadap kami berdua nantinya?”

“Apa kamu yakin menunda untuk mengatakan perasaanmu itu? Bagaimana kalau suatu hari nanti Haru bersama dengan gadis lain? Apakah kamu tidak menyesalinya?”

Hana meringkuk sembari memeluk lututnya. Ia membayangkan bagaimana seandainya tebakan Zeno benar. Seperti kejutan yang diberikan oleh Zeno hari ini. Segalanya tidak terduga. Jika saat itu tiba, Hana tidak ingin menyesalinya dan mengubur segala perasaannya pada Haru selamanya. Dia menengok ke arah Zeno lagi. Belum mengatakan apa-apa, Zeno tersenyum padanya.

“Saat mendengar penolakan darimu memang nyeri sih rasanya. Tetapi aku lega karena aku benar-benar sudah tahu jawabannya. Jadi.. apa Hana bisa seberani aku? Aku tidak tahu. Karena yang tahu hanyalah diri Hana sendiri. Benar kan, Han?”

Hana tersenyum kembali memikirkan Zeno yang selalu mendukungnya. Ia merasa akan menyesal karena sudah menolak cowok sebaik dia. Tetapi ia juga tidak ingin membohongi perasaannya hanya untuk menyenangkan hati Zeno. Cowok itu lebih pantas bersanding dengan gadis yang lebih baik dari dirinya.

“Jika pemandangan langit biru memenuhimu dengan sukacita, jika sehelai rumput muncul di ladang, memiliki kekuatan untuk menggerakkanmu, jika hal-hal sederhana dari alam memiliki pesan yang kamu pahami, bersukacitalah, karena jiwamu itu hidup,” ucapan Hana membiat Haru menoleh ke arah gadis yang masih menengadahkan kepalanya ke atas. Gadis itu tampak begitu menikmati pemandangan di atas sana.

“Puitis banget,” jawab Haru kemudian.

“Itu kutipan dari Eleonora Duse. Aktris dari Italia, kak Haru.”

“Nggak kenal tuh,” jawabnya lagi dengan menunjukkan wajah isengnya. Hana menjadi sebal mendengarnya. Haru terkekeh melihat wajah cemberut adik tirinya. Dia kembali menengadah memandang langit. Hana menelan ludah sesaat. Ia menatap Haru dengan berani. ‘Ini saatnya!’ pikirnya cepat. Lalu ia memejamkan matanya rapat-rapat.

Su.. suki.. ano.. sudah lama aku..,” 

“Aku juga,” suara Haru membuat Hana membuka matanya kembali.

“Ap.. apa???” Haru memegang kedua bahu Hana.

“Entah sejak kapan aku merasakan sesuatu untukmu. Awalnya kebencian itu merasuki segala pemikiranku. Maafkan aku ya. Tetapi kamu harus tahu kalau lama-lama kamu menghancurkan pemikiran buruk itu. Tidak selamanya kebencian akan membuat segalanya menjadi baik. Kamu lah yang menyadarkanku. Kamu dan mama Nobuko membuatku merasakan kembali apa arti dicintai. Aku kira kita akan menjadi keluarga yang lengkap seperti impian papa jika aku mengubur perasaanku ini. Tetapi lama-lama rasa cintaku ini semakin besar padamu. Rasa sayang yang melebihi dari seorang kakak. Aku pun menyadari tidak pernah melihatmu sebagai seorang adik. Sedari pertama kali kita bertemu..,”

“Aku juga merasakan hal yang sama padamu, kak. Sejak pertama kali aku bertemu denganmu, aku merasakan sesuatu yang berbeda. Lama-kelamaan perasaanku bertumbuh begitu saja. Status kita sebagai kakak-adik membuatku menyadari kalau perasaan itu tidak akan mungkin boleh tumbuh terus begitu dalam.”

Haru langsung memeluk Hana dengan erat.

“Han, kalau memang itu yang kita rasakan. Kita tidak bisa mencegahnya. Kita harus memperjuangkan perasaan kita ini. Aku tidak peduli apa kata orang, aku akan tetap menyayangimu dan mencintaimu.”

“Kak Haru...,” Hana membalas pelukan kakak tirinya. Seperti apa kata Zeno, perasaan Hana menjadi begitu lega. Akhirnya perasaannya terbalaskan juga. Tetapi ia pun tahu tantangan yang harus mereka hadapi itu nantinya tidaklah mudah. Kak Haru pun juga sudah menyatakan bahwa ia tidak peduli apa kata orang lain dan Hana juga harus berani untuk memperjuangkan perasaannya juga.

“Papa dan mama harus tahu, kak,” ucap Hana kemudian. Haru melepaskan pelukannya. Ia mengelus pipi Hana lembut. Lalu ia kembali bersandar di tembok sembari menengadah ke arah langit. Hana pun melakukan hal yang sama.

“Tentu saja. Sebelum kita berpacaran, papa dan mama adalah orang pertama yang harus tahu tentang hal ini.”

Keduanya memandang langit bersama. Langit berwarna biru dengan goresan awan putih yang dirasa begitu indah untuk dinikmati bersama. Baik Hana maupun Haru merasa bahwa hari itu adalah hari yang terlalu berharga untuk disia-siakan.
Sebuah luka yang tergores di tubuh tidaklah terasa sakit jika dibandingkan luka batin yang aku rasakan selama ini.

Entah mengapa luka itu sudah lama menganga lebar dan diriku tidak mampu menjahitnya lagi. Sisa-sisa jahitan yang telah terputus itu terlihat menyedihkan. Ingin rasanya aku berteriak keras menunjuk ke atas langit untuk menurunkan keajaiban padaku.

Namun ternyata Tuhan benar-benar mendengar doaku. Tidak hanya aku yang mendapatkan keajaiban untuk mengobati segala lukaku ini, tetapi orang asing yang bernama Haru Einstein juga turut merasakannya. Kami memang berasal dari dua tempat yang berbeda. Tetapi kami memiliki satu luka yang sama. Seperti luka tanpa asa. Luka dari masa lalu yang kami rasakan begitu dalam. Ukuran kedalamannya pun tak terkira hingga kami sama-sama berpikir untuk tidak lagi mengharapkan orang lain untuk mengulurkan tangannya pada kami. Karena kami tahu bahwa itu semua kan terbuang percuma. Lebih baik tersakiti sendirian.

Pertemuan kami yang tidak terencana lambat laun membuat hubungan kami semakin dekat dan saling mengobati satu sama lain. sama-sama menjahit luka dan mengeringkannya hingga jahitan itu tak berbekas. Tentu saja tidak hanya sekedar hubungan kami saja yang membuat kami memutuskan kembali untuk hidup lebih kuat lagi. Papa, mama, Yumi, dan teman-teman disini turut menyembuhkan luka kami. Tak disangka banyak dari mereka yang mengulurkan tangan pada kami.

Entah sejak kapan aku maupun kak Haru menerima uluran tangan mereka.
Membangun kepercayaan kembali memang tidak mudah. Tetapi kehadiran orang-orang disekitarku membuatku memercayai kembali bahwa orang-orang yang baik dan peduli itu ada. Aku belajar untuk merasa bahagia hingga merasakan rasa sakit dari mereka. Namun itulah yang membuatku semakin menyadari apa arti dari hidup.

Kami memandang langit bersama. Langit berwarna biru dengan goresan awan putih yang dirasa begitu indah untuk dinikmati bersama. Aku merasa baik diriku maupun kak Haru merasa bahwa hari itu adalah hari yang terlalu berharga untuk disia-siakan.

Aku menoleh ke arahnya sambil mengulum senyum. 

'Kak Haru merasakannya juga, bukan?"

 

TAMAT

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Memorieji
7640      1616     3     
Romance
Bagi siapapun yang membaca ini. Ketahuilah bahwa ada rasa yang selama ini tak terungkap, banyak rindu yang tak berhasil pulang, beribu kalimat kebohongan terlontar hanya untuk menutupi kebenaran, hanya karena dia yang jadi tujuan utama sudah menutup mata, berlari kencang tanpa pernah menoleh ke belakang. Terkadang cinta memang tak berpihak dan untuk mengakhirinya, tulisan ini yang akan menjadi pe...
Dunia Alen
5656      1667     2     
Romance
Alena Marissa baru berusia 17 belas tahun, tapi otaknya mampu memproduksi cerita-cerita menarik yang sering membuatnya tenggelam dan berbicara sendiri. Semua orang yakin Alen gila, tapi gadis itu merasa sangat sehat secara mental. Suatu hari ia bertemu dengan Galen, pemuda misterius yang sedikit demi sedikit mengubah hidupnya. Banyak hal yang menjadi lebih baik bersama Galen, namun perlahan ba...
The Difference
9175      2016     2     
Romance
Diana, seseorang yang mempunyai nazar untuk berhijab setelah ada seseorang yang mengimami. Lantas siapakah yang akan mengimami Diana? Dion, pacar Diana yang sedang tinggal di Amerika. Davin, sahabat Diana yang selalu berasama Diana, namun berbeda agama.
Last October
1879      747     2     
Romance
Kalau ada satu yang bisa mengobati rasa sakit hatiku, aku ingin kamu jadi satu-satunya. Aku akan menunggumu. Meski harus 1000 tahun sekali pun. -Akhira Meisa, 2010. :: Terbit setiap Senin ::
The Black Hummingbird [PUBLISHING IN PROCESS]
21831      2434     10     
Mystery
Rhea tidal tahu siapa orang yang menerornya. Tapi semakin lama orang itu semakin berani. Satu persatu teman Rhea berjatuhan. Siapa dia sebenarnya? Apa yang mereka inginkan darinya?
After Feeling
5823      1880     1     
Romance
Kanaya stres berat. Kehidupannya kacau gara-gara utang mantan ayah tirinya dan pinjaman online. Suatu malam, dia memutuskan untuk bunuh diri. Uang yang baru saja ia pinjam malah lenyap karena sebuah aplikasi penipuan. Saat dia sibuk berkutat dengan pikirannya, seorang pemuda misterius, Vincent Agnito tiba-tiba muncul, terlebih dia menggenggam sebilah pisau di tangannya lalu berkata ingin membunuh...
Lazy Boy
6924      1644     0     
Romance
Kinan merutuki nasibnya akibat dieliminasi oleh sekolah dari perwakilan olimpiade sains. Ini semua akibat kesalahan yang dilakukannya di tahun lalu. Ah, Kinan jadi gagal mendapatkan beasiswa kuliah di luar negeri! Padahal kalau dia berhasil membawa pulang medali emas, dia bisa meraih impiannya kuliah gratis di luar negeri melalui program Russelia GTC (Goes to Campus). Namun di saat keputusasaa...
Singlelillah
1326      637     2     
Romance
Kisah perjalanan cinta seorang gadis untuk dapat menemukan pasangan halalnya. Mulai dari jatuh cinta, patah hati, di tinggal tanpa kabar, sampai kehilangan selamanya semua itu menjadi salah satu proses perjalanan Naflah untuk menemukan pasangan halalnya dan bahagia selamanya.
Lullaby Untuk Lisa
5447      1618     0     
Romance
Pepatah mengatakan kalau ayah adalah cinta pertama bagi anak perempuannya. Tetapi, tidak untuk Lisa. Dulu sekali ia mengidolakan ayahnya. Baginya, mimpi ayahnya adalah mimpinya juga. Namun, tiba-tiba saja ayahnya pergi meninggalkan rumah. Sejak saat itu, ia menganggap mimpinya itu hanyalah khayalan di siang bolong. Omong kosong. Baginya, kepergiannya bukan hanya menciptakan luka tapi sekalig...
My Best Man
148      128     1     
Romance
Impian serta masa depan Malaka harus hancur hanya dalam satu malam saja. Dia harus menerima takdirnya. Mengandung seorang bayi—dari salah satu pelaku yang sudah melecehkan dirinya. Tidak mau dinikahkan dengan salah satu pelaku, karena yakin hidupnya akan semakin malang, Malaka kabur hingga ke Jakarta dalam kondisi perut yang telah membesar. Dia ditemukan oleh dua orang teman baik dari m...