Loading...
Logo TinLit
Read Story - Beauty Girl VS Smart Girl
MENU
About Us  

Nit, Nit, Nit ... Nit ...

Suara alarm digital terus berbunyi, membuat gadis cantik yang tengah tertidur dengan piyama bermotif hello kitty itu terusik.

Perlahan ia membuka kedua matanya sambil terus mengusapnya beberapa kali. 

"Whoam ...."

Ia menguap sambil menutup mulutnya dengan punggung tangannya.

Kedua bolamatanya tertuju pada alarm digital yang berada di atas meja belajarnya, dekat dengan tempat tidurnya, yang kini telah menunjukan pukul 07.00. Sontak saja, kedua matanya terbelalak ketika melihat jam tersebut.

"Mampus gue!"

Dengan cepat, ia pun langsung melemparkan selimut yang menutupi sebagian tubuhnya, lalu langsung terperanjat dan bangkit dari kasurnya. 

Berlari kecil menuju kamar mandi sambil menggerutu. "Ih ... kok Mamah nggak bangunin gue sih. Kan gue jadi telat gini."

Beberapa menit telah berlalu, kini gadis cantik dengan rambut panjang bergelombang itu tengah siap dengan seragam sekolahnya sambil memakai riasan tipis di wajahnya tepat didepan cermin, dengan sesekali ia melihat kearah jam digital miliknya tersebut yang terus mengganti tiap angkanya.

"Duh ... sampai sekolah jam berapa nih gue. Kalau sekarang aja udah 07.15. Ini mah udah masuk." monolognya yang ngedumel.

Setelah dirinya selesai bercermin dan merapihkan pakaiannya, ia pun segera mengambil tasnya dan segera keluar dari kamarnya tanpa membereskan kamar itu yang berantakan persis seperti kapal pecah.

Bantal dan guling acak-acakan, selimutnya sampai jatuh ke lantai, bahkan handuk yang digunakan ia taruh begitu saja di atas kasur dan juga tirai jendela kamarnya pun tidak di buka olehnya. 

Gadis itu sangat terburu-buru sampai ia tidak sempat untuk membereskan ruangan pribadinya itu.

Ia berjalan dengan langkah tergesa-gesa, menuruni tangga dan langsung tertuju ke ruang makan.

"Mah ... Mamah .... Mah. Mbok ... Mbok ...." teriaknya dengan pandangan yang berkeliaran mencari sosok yang ia panggil tersebut.

"Aduh, sayang ... kamu kenapa sih teriak-teriak." sahut sang Mamah yang baru saja tiba di ruang tersebut.

Gadis itu pun langsung menoleh kearah sang mamah. "Mah ... Freya udah telat nih, lihat udah jam 07.15. Ini udah masuk, Mah. Mamah kok nggak bangunin Freya sih." kesalnya.

"Bukan Mamah nggak bangunin kamu. Kamunya yang susah Mamah bangunin. Kan jadi telat gini." jawab sang Mamah.

Gadis cantik dengan bibir pink itu mengerjapkan kedua matanya. '"Ya harusnya Mamah tetep gedor-gedor pintu Freya domg sampai Freya bangun, biar nggak telat kaya gini."

Inka menggeleng, melihat tingkah anaknya ini. "Kamu ini aneh, kamu yang telat kok malah nyalahin Mamah sih. Udah sana, kamu cepat berangkat."

"Tapi ini udah telat Mah, sekolah udah masuk juga."

"Udah nggak papa. Lebih baik telat daripada nggak sama sekali."

Gadis cantik dengan nama lengkap Freya Ilona Eleanor itu pun mendengus pelan, ia pun memgangguk dan bersalaman dengan Mamahnya. "Yaudah, Freya berangkat dulu ya, Mah."

"Iya hati-hati ya. Kamu nyetirnya jangan kebut-kebut ya." pesan sang Mamah.

"Iya Mah." jawabnya yang sudah berjalan menuju kearah ruang depan keluar dari rumahnya.

Freya pun langsung memasuki mobil berwarna merah muda miliknya dan segera pergi dari rumahnya menuju kearah SMA Cakrawala.

Gadis berlesung pipi itu pun mengemudi dengan sesekali melihat kearah jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya.

"Kalau gue biasanya berangkat sekitar 20-25 menit. Berarti kalau gue ngebut bisa sekitar lima belas menit sampai dong." monolognya dengan pandangan yang terus fokus pada kemudinya.

Beberapa kali ia mengatur napasnya, dan mulai mencepatkan laju kendaraanya hingga spidiometer mobilnya pun terus naik keatas hingga diatas 140km/jam.

'Let's go. Gue harus bisa sampai sekolah dengan waktu lima belas menit.' batinnya.

Di jalan yang sama, seorang gadis berkacamata tengah terburu-buru juga mengendarai sepeda motornya, ia pun mencepatlan laju kendaraannya dengan kecepatan diatas rata-rata.

'Duh, gue harus buru-buru nih. Gue nggak boleh dicap sebagai anak yang nggak baik di sekolah. Semoga aja, keterlambataan gue hari ini nggak membuat para guru jadi ilfill sama gue.' batin gadis berkacamata itu.

Freya semakin kencang menginjak pedal gas, sedangkan gadis berkacamata itu pun juga semakin mengegaskan motor maticnya. Hingga keduanya pun secara tak sengaja hampir menabrak satu sama lain saat hendak berbelok di jalan sama menuju kearah sekolah SMA Cakrawala, hingga keduanya pun sama-sama ngerem secara mendadak.

Suara decitan rem pun terdengar jelas, untung saja tak ada kendaraan lain di tempat itu, sehingga tidak terjadi sesuatu pada mereka berdua.

Kedua gadis itu sama-sama mengatur napasnya beberapa kali. Syok, akan apa yang terjadi beberpa detik yang lalu.

Freya mengerjapkan kedua matanya. "Untung aja gue angsung ngerem. Kalau nggak kan bisa nabrak orang." gumamnya.

Pandangan matanya tertuju pada seorang gadis di luar sana dengan kendaraan sepeda motor tersebut.

"Dia kenapa-kenapa nggak ya?" monolognya.

Dengan segera, ia pun langsung turun daru6 mobilnya dan menemui gadis itu.

Sedangkan gadis berkacamata itu pun menstadarkan motornya dan segera turun seraya membuka helm yang dikenakannya,  menaruhnya di spion motor. 

Pandangan matanya pun tertuju pada mobil berwarna pink itu dan melihat bahwa seorang gadis telah turun dari mobil tersebut berjalan menemui dirinya.

Freya secara tiba-tiba menghentikan langkahnya, begitu tahu bahwa gadis yang mengemudi sepeda motor itu adalah teman satu sekolahnya.

Begitupun juga gadis berkcamata itu yang terdiam, seketika ia tahu kalau seseorang yang mengendari mobil itu adala Freya, si cewe populer di sekolahnya.

"Elo?!" ucap mereka serentak seraya saling menujuk satu sama lain.

"Ternyata siswi berprestasi kaya lo bisa telat juga." ucap Freya.

"Memangnya kenapa? Gue juga manusia biasa yang bisa telat." sahutnya.

Setelah mengucapkan kalimat itu, gadis berkacamata dengan nama lengkap Diah Aqila itu pun langsung menuju kearah motornya kembali, begitu juga dengan Freya yang menuju kearah mobilnya. 

Mereka saling mengecek kendaraan mereka masing-masing, namun setelah di cek.

Freya yang berkali-kali mencoba untuk menyalakan mesin mobilnya tak bisa hidup. Sedangkan Aqila langsung tepuk jidat lantaran ternyata bensinnya habis.

"Akh ... sial!" decak mereka secara bersamaan yang kesal akan kondisi kendaraan mereka masing-masing.

Freya langsung keluar dari mobilnya seraya mengambil tas ransel miliknya yang berwarna merah, mengambil ponsel yang berada di dalam tasnya itu.

Sedangkan Aqila berusaha untuk mendorong motornya, mencari tempat bensin terdekat untuk mengisi bahan bakar sepeda motornya tersebut. 

"Hallo ... mobil saya mogok nih, Pak. DI jalan permata indah 1 dekat dengan sekolah saya."

"...."

"Iya, di SMA Cakrawala. Di tunggu ya Pak. Saya nggak bisa lama-lama, soalnya saya udah telat masuk sekolah, jadi ini saya tinggal aja ya Pak mobilnya."

Setelah selesai menelpon montir langganannya. Ia pun segera mencoba untuk menghubungi taksi online agar bisa segera sampai ke sekolah.

*****

Beberapa menit telah berlalu, jam telah menujukan pukul 08.00. Freya baru saja turun dari taksi yang di tumpanginya dan benar saja, pintu gerbang pun sudah di tutup. Jelas, hal itu membuat Freya pun menekuk wajahnya.

"GImana nih, dispensasi telat juga udah habis." monolognya.

Ia pun tetap melanjutkan langkahnya hingga berhenti tepat didepan pintu gerbang sekolah. Pandangan matanya langsung tertuju pada pos satpam itu.

"Pak ...." panggil Freya.

TIba-tiba saja, ia mendengar suara motor yang berhenti tepat di belakangnya. Ia menoleh dan melihat bahwa yang baru saja turun dari ojek online itu adalah Aqila.

"Makasih ya, Pak." ucap Aqila pada pengendara ojek tersebut, seraya memberikan beberapa lembar uang.

Gadis berkacamata itu pun membenarkan posisi kacamatanya, lalu berjaan menuju kearah gerbang sekolah dan berdiri tak jauh dari Freya.

"Lo pakai ojek?" tanya Freya.

"Udah tahu pakai nanya." sahut Aqila yang hanya melihat sekilas kearah Freya.

'Dih, ketus banget sih jawabnya, gue kan cuma nanya.' batin Freya yang sedikit kesal pada Aqila.

"Pak ... Pak satpam. Bukain dong gerbangnya." teriak Aqila.

Tak lama kemudian, dua satpam yang berjaga di sekolah itu pun segera kleuar dari pos tersebut dan menemui mereka berdua.

"Aduh, neng dua ini telat? Tapi ini udah jam 08.00. Kalian nggak boleh masuk. Dispensasi telat udah habis, kan cuma 15 menit setelah masuk." ujar salah satu satpam tersebut.

"Boleh dong, Pak ... ijinin saya masuk." ucap Aqila.

"Aduh ... gimana ya Neng. Masalahnya, nanti kita berdua yang bakalan kena tegur."

"Pak, Bapak kenal saya kan. Saya ini Freya Ilona Eleanor, siswi paling hits di sekolah ini. Jadi Bapak satpam berdua ini harus bolehin saya masuk ya." ucap Freya seraya memelas dengan kedua tangan yang di katupkan didepan dadanya.

Aqila, yang berada di sebelahnya pun meliriknya dengan tatapan jijik dengan nada manja Freya serta tingkahnya yang memelas.

Ia pun kembali melihat kearah dua satpam tersebut. "Pak, udah Pak, Bapak bukain gerbangnya buat saya saja. Saya kan baru pertama kali ini telat, jadi Bapak satpam nggak bakalan kena marah sama guru."

Jelas, ucapan yang baru saja di lontarkan oleh Aqila itu membuat Freya pun langsung menoleh kearah siswi berkacamata tersebut.

Ia berlipat kedua tangannya didepan dada seraya memerhatikan Aqila. "Heh, maksud lo apa ngomong kaya gitu? Kita  ini sama-sama telat, kalau lo boleh masuk, gue juga boleh masuk. Kenapa tadi lo ngomong kalau cuma lo doang yang boleh masuk."

Aqila menghelah napasnya dengan gusar, ia memutar bola matanya jengah seraya melihat kearah Freya.

"Heh, gue kan baru pertama kali telat. Kalau lo kan udah berkali-kali, jadi ... guru BK juga udah capek ngurusin murid yang modelan kaya lo gini." sahutnya.

Freya langsung menghelah napasnya, ia membenarkan posisi beridirinya dengan pandangan yang terus tertuju pada Aqila.

"Heh! Gue sekolah itu untuk belajar, kalau gue telat ya urusan gue. Kenapa malah jadi lo yang sewot. Lagian gue telat itu gara-gara lo, mobil gue jadi ngerem mendadakan dan akhirnya mogok."

Tak mau disalahkan oleh Freya, membuat Aqila pun langsung terbelakak. "Heh. Mobil lo mogok itu bukan salah gue. Lagian, motor gue juga mogok plus bannya bocor."

Jelas berdebatan dua siswi itu membuat dua satpam tersebut malah bingung, hingga mereka saling melihat satu sama lain.

Bu Salma, yaitu Guru BK di sekolah itu yang tengah berjalan melewati lapangan sekolah, secara tak sengaja mendengar sebuah keributan yang tak jauh darinya.

Dengan rasa penasaran pandangan matanya pun berkeliling mencari asal suara bising tersebut, dan terhenti ketika ia melihat bahwa terdapat dua siswi yang berada diluar gerbang sekolah.

Ia melihat kearah jam tangan yag melingkar di pergelangan tangannya yang kini telah menunjukan pukul 08.10.

Ia mengdengus pelan seraya mengelengakan kepalanya. 'Sudah jam segini, masih aja ada yang telat.' batinnya.

Bu Salma pun berjalan kearah gerbang itu dan menghentikan langkahnya tepat disamping dua satpam tersebut, alhasil dua satpam itu pun segera bergeser dari posisinya. 

Guru BK itu masih memerhatikan kedua siswinya yang berdebat satu sama lain dan saling menyalahkan.

"Pokoknya lo yang salah. Mobil gue itu mogok gara-gara lo." ujar Freya.

"Nggak bisa! Mobil lo mogok itu bukan salah gue! Mungkin aja mobil lo kali yang udah harus di ganti." sahutnya yang sedikit mengejek mobil milik Freya.

"Heh! Mobil gue itu mobil bagus ya, baru juga satu tahun, nggak mungkin rusak. Lagian Bokap gue itu beli cash di tempat sorum mobil mewah." sahut Freya yang tak terima jika mobil kesayangnnya itu di hina.

Aqila tersenyum miring. "Bisa aja kan mobil mewah tapi barang mesinnya rongsokan. Ups!" sahutnya yang semakin mengejek mobil milik Freya.

Jelas ejekan itu membuat Freya makin emosi. Sungguh, ia benar-benar kesal dengan tingkah dan nada bicaranya yang sok itu.

"Bener-bener lo ya. Dasar lo --"

"Ehem ... Ehem!"

Sontak saja, pandangan kedua siswi itu pun langsung menoleh kearah dalam gerbang, yang ternyata sudah ada Bu Salma berdiri di sana sambil memerhatikan mereka.

Aqila pun langsung tersenyum manis pada Sang Guru seraya menyapanya. "Pagi Bu."

"Pagi." jawab Bu Salma.

"Kalian telat?" tanya Bu Salma yang diaggukan oleh dua siswi tersebut.

"Maaf, Bu. Tadi saya kesiangan, tapi lebih baik saya tetap masuk sekolah kan Bu. Karena seperti kata pepatah lebih baik telat daripada tidak sama sekali, gitu kan, Bu." ucap Freya.

"Nggak sopan, asal nyaut aja." sahut Aqila dengan mempelankan volume suaranya, dan jelas saja didengar oleh Freya yang langsung melirik Aqila.

'Apaan sih nih anak. Suka-suka gue dong, kok dia yang sewot sih.' batin Freya.

Bu Salma terus memerhatikan dua murid tersebut.  "Kalian tahu kan ini sudah jam berapa? Jam Delapan lewat lima belas menit. Itu artinya dispensasi telat sudah habis." 

"Iya Bu, Maaf. Tapi ini saya baru pertama kali Bu telat, saya nggak akan ulangin lagi. Tapi kalau yang berkali-kali telat kaya yang di sebelah saya ini, mungkin bisa Ibu kasih hukuman yang berat agar tidak mengulangi lagi secara terus menerus." ucap Aqila sekaligus menyindir Freya.

Freya melirik sekilas kearah Aqila dengan rasa kesal. "Nyindir gue, lo?" sahutnya.

"Nggak nyindir, memang kenyataannya." sahut Aqila dengan songongnya.

Freya yang terbawa emosi pun langsung memposisikan kearah Aqila. "Heh! Apa lo bilang tadi?!"

"Kenapa? Lo nggak terima dengan ucapan gue?" sahut Aqila yang malah semakin membuat Freya emosi dan langsung memajukan langkahnya mendekati Aqila dengan tatapan tajam.

"Stop! Kalian benar-benar tidak sopan ya. Sudah tahu ada guru disini masih saja berdebat. Kalian Ibu hukum!"

How do you feel about this chapter?

1 1 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • annisaangg

    Seru di chapter ini

    Comment on chapter Kesombongan Aqila
Similar Tags
Deepest
1116      665     0     
Romance
Jika Ririn adalah orang yang santai di kelasnya, maka Ravin adalah sebaliknya. Ririn hanya mengikuti eskul jurnalistik sedangkan Ravin adalah kapten futsal. Ravin dan Ririn bertemu disaat yang tak terduga. Dimana pertemuan pertama itu Ravin mengetahui sesuatu yang membuat hatinya meringis.
Dimensi Kupu-kupu
14647      2796     4     
Romance
Katakanlah Raras adalah remaja yang tidak punya cita-cita, memangnya hal apa yang akan dia lakukan ke depan selain mengikuti alur kehidupan? Usaha? Sudah. Tapi hanya gagal yang dia dapat. Hingga Raras bertemu Arja, laki-laki perfeksionis yang selalu mengaitkan tujuan hidup Raras dengan kematian.
injured
1537      804     1     
Fan Fiction
mungkin banyak sebagian orang memilih melupakan masa lalu. meninggalkannya tergeletak bersama dengan kenangan lainya. namun, bagaimana jika kenangan tak mau beranjak pergi? selalu membayang-bayangi, memberi pengaruh untuk kedepannya. mungkin inilah yang terjadi pada gadis belia bernama keira.
Alya Kirana
2192      999     1     
Romance
"Soal masalah kita? Oke, aku bahas." Aldi terlihat mengambil napas sebentar, sebelum akhirnya melanjutkan berbicara, "Sebelumnya, aku udah kasih tau kan, kalau aku dibuat kecewa, semua perasaan aku akan hilang? Aku disini jaga perasaan kamu, gak deket sama cewek, gak ada hubungan sama cewek, tapi, kamu? Walaupun cuma diem aja, tapi teleponan, kan? Dan, aku tau? Enggak, kan? Kamu ba...
The Best I Could Think of
542      390     3     
Short Story
why does everything have to be perfect?
LATHI
2072      844     3     
Romance
Monik adalah seorang penasihat pacaran dan pernikahan. Namun, di usianya yang menginjak tiga puluh tahun, dia belum menikah karena trauma yang dideritanya sejak kecil, yaitu sang ayah meninggalkan ibunya saat dia masih di dalam kandungan. Cerita yang diterimanya sejak kecil dari sang ibu membuatnya jijik dan sangat benci terhadap sang ayah sehingga ketika sang ayah datang untuk menemuinya, di...
Different World
1051      528     0     
Fantasy
Melody, seorang gadis biasa yang terdampar di dunia yang tak dikenalnya. Berkutat dengan segala peraturan baru yang mengikat membuat kesehariannya penuh dengan tanda tanya. Hal yang paling diinginkannya setelah terdampar adalah kembali ke dunianya. Namun, ditengah usaha untuk kembali ia menguak rahasia antar dunia.
Gino The Magic Box
4587      1402     1     
Fantasy
Ayu Extreme, seorang mahasiswi tingkat akhir di Kampus Extreme, yang mendapat predikat sebagai penyihir terendah. Karena setiap kali menggunakan sihir ia tidak bisa mengontrolnya. Hingga ia hampir lulus, ia juga tidak bisa menggunakan senjata sihir. Suatu ketika, pulang dari kampus, ia bertemu sosok pemuda tampan misterius yang memberikan sesuatu padanya berupa kotak kusam. Tidak disangka, bahwa ...
Can You Hear My Heart?
794      450     11     
Romance
Pertemuan Kara dengan gadis remaja bernama Cinta di rumah sakit, berhasil mengulik masa lalu Kara sewaktu SMA. Jordan mungkin yang datang pertama membawa selaksa rasa yang entah pantas disebut cinta atau tidak? Tapi Trein membuatnya mengenal lebih dalam makna cinta dan persahabatan. Lebih baik mencintai atau dicintai? Kehidupan Kara yang masih belia menjadi bergejolak saat mengenal ras...
Lovebolisme
238      198     2     
Romance
Ketika cinta terdegradasi, kemudian disintesis, lalu bertransformasi. Seperti proses metabolik kompleks yang lahir dari luka, penyembuhan, dan perubahan. Alanin Juwita, salah seorang yang merasakan proses degradasi cintanya menjadi luka dan trauma. Persepsinya mengenai cinta berubah. Layaknya reaksi eksoterm yang bernilai negatif, membuang energi. Namun ketika ia bertemu dengan Argon, membuat Al...