Loading...
Logo TinLit
Read Story - Si 'Pemain' Basket
MENU
About Us  

Karena tetap mau melanjutkan kegiatan ekskul PMR, Dira harus bertemu dengan Bagas lagi. Untungnya, Marvin menemani perempuan itu dari kejauhan sehingga Bagas tidak berani untuk mendekatinya.

Setelah acara pertama selesai, barisan dibubarkan. Marvin beranjak dari duduknya dan berjalan mendekati Dira. Saat itu, dia tidak sengaja berselisih dengan Bagas. "Gue peringati lo ya, jangan ganggu cewek gue!" bisik Marvin dengan suara beratnya.

Seakan tidak terjadi apa-apa, Marvin tersenyum manis saat berjalan menuju ke arah Dira. Tanpa ragu, Marvin duduk di sisi Dira yang tengah meluruskan kakinya yang terasa begitu penat.

"Kak, kakak nggak pulang?" tanya Dira membuka pembicaraan.

Keduanya tengah duduk di tengah lapangan seperti yang lain, menunggu makan malam mereka dibagikan. Iya, makan malam karena waktu sudah menunjukkan pukul tujuh. Langit pun sudah mulai menggelap dan Marvin tetap mau menemani Dira.

"Lo ngusir gue?" tanya Marvin dengan salah satu alisnya yang terangkat.

"Bukan gitu, Kak."

Wajah panik Dira membuat Marvin tertawa kecil, tangannya kemudian terangkat dan mengusap rambut Dira yang tengah diikat. "Lo cantik banget kalau ikat rambut gini," ucap Marvin tiba-tiba.

Dira yang bingung kemudian menatap Marvin dengan alis yang bertaut. "Hah, apa, Kak?" tanya Dira memastikan apa yang sebelumnya dia dengar.

Tidak ingin Dira salah paham, Marvin menggeleng pelan. Seraya berkata, "nggak pa-pa kok."

Marvin ikut memperbaiki cara duduknya dan menatap lurus ke depan. "Gue males balik, gue pengen di sini aja. Nemenin lo," jawabnya memberi alasan.

"Tapi, kakak kan nggak bawa baju ganti."

Mendengar ucapan Dira, Marvin menoleh dengan cepat. "Siapa bilang?" Pria itu beranjak dari tempat duduknya dan pergi entah kemana. Meninggalkan Dira yang terdiam kaget karena ditinggalkan begitu saja.

Tak lama setelahnya, Marvin kembali datang dengan sebuah tas ransel di punggungnya. "Nih, gue bawa baju kok."

"Kakak tau dari mana aku di sini? Kan, pas jam istirahat kakak bilang mau ke acara keluarga."

"Gue udah ke sana kok, abis itu gue ke rumah lo. Ibu lo bilang, lo lagi di sini. Yaudah, gue ke sini."

Dira mengangguk pelan setelah mendengar penjelasan Marvin. Semuanya, menjadi jelas. Apalagi alasan pria itu datang ke sekolah lagi dengan membawa pakaian ganti.

Nasi kotak pun dibagikan untuk semua anggota PMR. Karena ada beberapa kotak yang tersisa, Marvin  juga kebagian. Dira dan Marvin asyik berbincang sembari makan, mereka tidak sadar bahwa ada sepasang mata yang terus memperhatikan mereka.

Sebelum tidur, Dira dan teman-teman satu eskulnya melakukan kegiatan malam keakraban. Mereka dikumpulkan kembali dan membuat lingkaran. Lampu dipadamkan dan sebuah lilin yang sudah mereka pegang dinyalakan.

Marvin yang bukan anggota hanya melihat dari pinggir lapangan. Dia terus memperhatikan Dira yang kini tengah menutup matanya sesuai instruksi pembinanya.

"Jangan buka mata kalian sebelum saya suruh ya!" pinta Bagas dengan sedikit keras agar semuanya dapat mendengar.

Saat itu, Marvin mendekat karena takut Bagas melakukan hal buruk pada Dira lagi. Pria itu duduk tepat di belakang Dira yang tidak menyadari keberadaannya.

Tiba-tiba Bagas lewat di sisinya dan berbisik. "Nggak usah ganggu acara gue!"

Salah satu alis Marvin terangkat saat mendengar ucapan lewat yang Bagas berikan, pria itu tidak peduli dengan peringatan yang Bagas berikan. Dia sudah terlampau menahan diri untuk tidak menghabisi Bagas sebelumnya.

Semakin lama, acara malam keakraban itu itu semakin membosankan menurut Marvin alhasil pria itu beberapa kali menguap.

Namun, pada sesi terakhir. Rasa kantuknya menghilang saat mendengar ucapan Dira disesi mengeluarkan apa yang ada di benak perempuan itu.

"Hmm, aku cuman mau hidup damai dan nggak bermasalah sama siapapun agar beasiswa aku nggak dicabut."

Mendengar ucapan Dira, Marvin akhirnya paham kenapa perempuan itu bisa masuk ke sekolahnya padahal tinggal di sebuah gang yang sangat sempit. Jadi, dia dapet beasiswa?

Setelah Dira selesai berbicara, ada beberapa siswa lain yang juga melakukan hal serupa.

"Oke, acara malam ini sudah selesai. Silakan kalian masuk ke dalam ruang ekskul PMR."

Sesuai perintah Bagas, semua anggota PMR masuk ke dalam ruangan yang nampak kosong tanpa ada kursi juga meja seperti sebelumnya. Karena hanya memiliki satu ruangan, siswa dan siswi pun dijadikan satu. Namun, tetap ada batas di antara mereka agar tidak terjadi hal buruk.

Mengikuti Dira dari belakang, Marvin layaknya anak yang mengekori ibunya.

Saat Dira sudah mendapat tempat untuk dia tidur. Marvin juga melakukan hal yang sama, pria itu ikut duduk di sisi Dira. "Loh, kok Kakak ikut duduk di sini? Kalau cowok tidurnya di sana," ucap Dira sembari menunjuk sisi lain dari ruangan tersebut yang sudah dipenuhi oleh anggota pria ekskul PMR.

Mata Marvin perlahan mengikuti arah Dira menunjuk, setelahnya dia menghela napas dengan agak kasar. Hal itu tentu membuat tanda tanya di benak Dira. "Kakak nggak pa-pa, kan?" Dira takut Marvin kenapa-kenapa.

Melihat ada kesempatan, Marvin berpura-pura sakit kepala dan langsung membaringkan tubuhnya di sisi Dira yang tengah duduk. "Kepala gue sakit, gue tidur sini aja ya."

Dira menggaruk kepalanya karena bingung harus melakukan apa, beberapa anggota lain sudah tertidur dan dia juga merasa begitu kantuk. Ya udah lah, kalau dimarahin nanti Kak Marvin pindah, pikir Dira sebelum ikut tidur.

Keesokan paginya, Marvin terbangun sedikit telat. Tangan pria itu mengusap tempat tidur Dira semalam dengan mata yang masih tertutup rapat dan dia sangat terkejut karena tidak mendapati keberadaan Dira.

"Dir!" panggil Marvin sembari memaksa diri untuk membuka mata.

Untuk kedua kalinya, dia terkejut karena melihat ruangan yang kosong tanpa siapapun selain dirinya. "Anj, gue ditinggalin!"

Dengan wajah bantal, Marvin keluar dari ruangan dan mendapati sekumpulan orang termasuk Dira tengah senam di lapangan. Marvin yang masih kantuk kemudian duduk di pinggir lapangan sembari memperhatikan Dira yang sudah begitu segar. Dia sendiri masih kantuk padahal tidak melakukan apapun semalam.

Setelah selesai senam, Dira yang melihat Marvin sendirian berjalan mendekat ke arah pria itu dan duduk di sisinya. "Kakak masih ngantuk ya?" tanya Dira yang langsung dibalas anggukan oleh Marvin. Pria itu bahkan menguap setelahnya.

"Ya udah, tidur aja lagi nanti abis sarapan," lanjut Dira.

Selang beberapa menit, nasi kotak dibagikan untuk mereka sarapan. Dira dan Marvin makan bersama tanpa peduli dengan siswa lainnya. Lagipula, mereka juga membuat kelompok-kelompok khusus yang mungkin Dira tidak bisa lampaui.

Marvin terlihat lahap memakan sarapan yang dibagikan. Namun, setelah kembali disuruh oleh Dira untuk istirahat pria itu menolak. "Nggak ah, gue di sini aja. Liatin lo."

"Beneran nih? Kegiatannya masih sampai jam 12 loh, Kak. Sekarang aja baru jam sembilan."

Setelah berpikir cukup lama, Marvin kemudian menjawab. "Iya, nggak pa-pa. Gue di sini aja. Gue takut lo diapa-apain sama Bagas. Abis lo selesai kegiatan, kita langsung balik."

Dira mengangguk pelan, walau sedikit kecewa dengan ucapan Marvin. Sebenarnya dia ingin jalan-jalan dulu sebelum pulang. Namun, Marvin ingin langsung mengantarnya. "Ya udah deh, aku ke barisan dulu ya."

***

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • aiana

    seru ni, menatikan playboy kena karma. wkakakka

    ada yang tulisannya Dio dan Deo,
    mau berteman dan saling support denganku?

    Comment on chapter Chapter 1
Similar Tags
Premium
Sepasang Mata di Balik Sakura (Complete)
7693      1942     0     
Romance
Dosakah Aku... Jika aku menyukai seorang lelaki yang tak seiman denganku? Dosakah Aku... Jika aku mencintai seorang lelaki yang bahkan tak pernah mengenal-Mu? Jika benar ini dosa... Mengapa? Engkau izinkan mata ini bertemu dengannya Mengapa? Engkau izinkan jantung ini menderu dengan kerasnya Mengapa? Engkau izinkan darah ini mengalir dengan kencangnya Mengapa? Kau biarkan cinta ini da...
Noterratus
391      267     2     
Short Story
Azalea menemukan seluruh warga sekolahnya membeku di acara pesta. Semua orang tidak bergerak di tempatnya, kecuali satu sosok berwarna hitam di tengah-tengah pesta. Azalea menyimpulkan bahwa sosok itu adalah penyebabnya. Sebelum Azalea terlihat oleh sosok itu, dia lebih dulu ditarik oleh temannya. Krissan adalah orang yang sama seperti Azalea. Mereka sama-sama tidak berada pada pesta itu. Berbeka...
Iblis Merah
9170      2435     2     
Fantasy
Gandi adalah seorang anak yang berasal dari keturunan terkutuk, akibat kutukan tersebut seluruh keluarga gandi mendapatkan kekuatan supranatural. hal itu membuat seluruh keluarganya dapat melihat makhluk gaib dan bahkan melakukan kontak dengan mereka. tapi suatu hari datang sesosok bayangan hitam yang sangat kuat yang membunuh seluruh keluarga gandi tanpa belas kasihan. gandi berhasil selamat dal...
An Angel of Death
349      222     1     
Short Story
Apa kau pernah merasa terjebak dalam mimpi? Aku pernah. Dan jika kau membaca ini, itu artinya kau ikut terjebak bersamaku.
Wait! This's Fifty-Fifty, but...
115      103     0     
Romance
Is he coming? Of course, I'm a good girl and a perfect woman. No, all possibilities have the same opportunity.
Demi Keadilan:Azveera's quest
950      533     5     
Mystery
Kisah Vee dan Rav membawa kita ke dalam dunia yang gelap dan penuh misteri. Di SMA Garuda, mereka berdua menemukan cinta dan kebenaran yang tak terduga. Namun, di balik senyum dan kebahagiaan, bahaya mengintai, dan rahasia-rasasia tersembunyi menanti untuk terungkap. Bersama-sama, mereka harus menghadapi badai yang mengancam dan memasuki labirin yang berbahaya. Akankah Vee menemukan jawaban yang ...
love like you
436      308     1     
Short Story
The First
491      353     0     
Short Story
Aveen, seorang gadis19 tahun yang memiliki penyakit \"The First\". Ia sangatlah minder bertemu dengan orang baru, sangat cuek hingga kadang mati rasa. Banyak orang mengira dirinya aneh karena Aveen tak bisa membangun kesan pertama dengan baik. Aveen memutuskan untuk menceritakan penyakitnya itu kepada Mira, sahabatnya. Mira memberikan saran agar Aveen sering berlatih bertemu orang baru dan mengaj...
Matchmaker's Scenario
1152      604     0     
Romance
Bagi Naraya, sekarang sudah bukan zamannya menjodohkan idola lewat cerita fiksi penggemar. Gadis itu ingin sepasang idolanya benar-benar jatuh cinta dan pacaran di dunia nyata. Ia berniat mewujudkan keinginan itu dengan cara ... menjadi penulis skenario drama. Tatkala ia terpilih menjadi penulis skenario drama musim panas, ia bekerja dengan membawa misi terselubungnya. Selanjutnya, berhasilkah...
God's Blessings : Jaws
1753      811     9     
Fantasy
"Gue mau tinggal di rumah lu!". Ia memang tampan, seumuran juga dengan si gadis kecil di hadapannya, sama-sama 16 tahun. Namun beberapa saat yang lalu ia adalah seekor lembu putih dengan sembilan mata dan enam tanduk!! Gila!!!