Loading...
Logo TinLit
Read Story - Si 'Pemain' Basket
MENU
About Us  

Selama perjalanan, Dira hanya terdiam sembari sesekali memperhatikan wajah Marvin dari kaca sepion. Dia benar-benar tidak menyangka akan bersama dengan kakak kelasnya itu walau hanya sebatas Marvin mengantarnya pulang ke rumah.

"Jadi, rumah lo dimana?" tanya Marvin dengan cukup pelan karena tertutupi helm full face.

"Kakak lurus aja, nanti sebelum simpangan ada gang kecil. Turunan aku disitu aja, Kak."

Mendengar penjelasan Dira, Marvin langsung menoleh. "Loh, kenapa cuman disitu?"

"Gang rumah aku kecil, Kak. Susah masuknya."

"Ya kan, kita naik motor. Bisa masuk kan?"

"Bisa sih, tapi ... ."

"Nggak ada tapi-tapian. Gue anter sampe depan rumah, oke!" potong Marvin sebelum kembali menjalankan mesin motornya karena mereka tadi tengah menunggu lampu lalu lintas berubah hijau.

Sesampai di gang yang Dira maksud, Marvin berhenti sejenak tanpa mematikan mesin motornya."Ini kan, Gangnya?" tanya Marvin memastikan.

"Iya, Kak."

Setelah mendapat jawaban, Marvin masuk ke dalam gang tempat Dira tinggal. Selama di jalan, perempuan itu menyapa beberapa orang yang melewatinya dan membuat Marvin sedikit heran.

Karena tinggal di perumahan, Marvin jarang bertemu dengan tetangganya bahkan berinteraksi seperti yang dilakukan oleh Dira. Hal yang baru kemudian Marvin temui saat ini.

"Kak, itu rumah saya yang warna biru," ucap Dira setelah melihat rumahnya dari kejauhan.

Marvin kemudian ikut memperhatikan rumah yang dimaksud Dira dan berenti tepat di depan rumah biru berlantai satu itu. Di depan rumah milik Dira ada banyak tanaman yang membuatnya begitu asri walau cukup terbilang kecil dan harus berdempetan dengan rumah lainnya.

"Kak, saya mau turun," cicit Dira karena sejak tadi dia bingung caranya untuk turun dari motor Marvin.

Pria itu menoleh dan tertawa sejenak sebelum akhirnya menyodorkan tangannya untuk membantu Dira turun dari motor.

"Makasih ya, Kak," ucap Dira pada Marvin yang membuat pria itu mengangguk pelan.

Saat Dira membalik tubuhnya, tiba-tiba ibu perempuan itu datang dan terkejut melihat putrinya diantar oleh seorang pria. "Eh, kok tamunya nggak diajak masuk," ucap Fani dengan ramah sembari merangkul putrinya yang kini bingung dengan sikap ibunya.

"Nggak usah, Bu. Kak Marvinnya sibuk, jadi nggak bisa mampir ... ."

"Nggak kok, saya nggak sibuk," potong Marvin sembari turun dari motornya. Pria itu membuka helm yang dia gunakan dan bersalaman dengan Fani. "Saya Marvin, Tan. Kakak kelas Dira."

Fani mengangguk pelan dan menoleh ke arah Dira sembari tersenyum tipis ke arah putrinya itu. Dia cukup terpesona dengan wajah tampan milik Marvin, sebelumnya Dira tidak pernah membawa pria ke rumahnya dan Fani cukup terkejut dengan kedatangan Marvin ke rumah mereka.

"Mari Nak Marvin, masuk ke dalam. Maaf ya, rumah kami kecil," ucap Fani sembari berjalan lebih dahulu masuk ke rumahnya. Meninggalkan Dira dan Marvin yang saling bertatapan.

Dira sudah menampilkan wajah melasnya ke arah Marvin. Namun sayang, pria itu tidak peduli dan malah ikut masuk ke dalam rumah Dira layaknya rumah sendiri.

Sebelum ikut masuk, Dira menghela napasnya dan mencoba untuk tenang. Setelah ini, ibunya pasti akan mencercanya dengan banyak pertanyaan.

Saat masuk, Dira cukup terkejut karena Marvin sudah asyik bermain dengan kedua adik kembarnya. Mereka bahkan duduk lesehan di lantai. "Eh, Kak Marvin kok duduk di lantai," ucap Dira dengan rasa bersalah.

Wajah Marvin terangkat begitu juga dengan kedua alisnya. "Emang kenapa?"

"Kotor, Kak. Ayuk, duduk di kursi," perintah Dira yang malah tak didengar oleh Marvin. Pria itu kembali sibuk berbincang dengan kedua adik Dira.

"Yoga, Yogi. Masuk ke kamar!" perintah Dira dengan tegas.

Kedua adik kembarnya itu kemudian mengeluh kesal. Namun, tetap mengikuti perintah yang Dira katakan. Setelah kedua adik Dira masuk ke dalam kamar, Marvin bangun dari duduknya. "Lo kenapa sih, kasian tuh adik lo. Padahal masih mau main sama gue."

"Lagian, kakak saya suruh di kursi nggak mau," jawab Dira dengan cemberut.

"Ya udah, nih gue duduk. Panggil lagi gih, adek lo," suruh Marvin setelah duduk di kursi ruang tamu rumah Dira. Namun, tiba-tiba Fani datang dengan segelas air di tangannya.

"Minum dulu, Nak," ucap Fani setelah menaruh gelas yang dia bawa ke atas meja di hadapan Marvin.

"Makasih, Tan."

Dengan perlahan, Marvin meminum air yang Fani berikan dan kegiatan pria itu menjadi pusat perhatian Dira juga ibunya.

Setelah Marvin selesai minum, kedua perempuan di sisinya menjadi salah tingkah. Apalagi Dira, perempuan itu langsung pamit pergi ke kamarnya. "Saya ke kamar dulu ya, Kak."

Sepeninggal Dira, Marvin dan Fani sibuk berbincang. Marvin memang ahli dalam memikat hati perempuan, Fani menjadi salah satu korbannya. Perempuan itu terus bersemu saat berbincang dengan kakak kelas putrinya.

Setelah Dira selesai berganti pakaian, perempuan itu kembali ke ruang tamu dimana Marvin dan Fani berada. Dia sedikit bingung melihat interaksi ibu dan kakak kelasnya itu. Namun, dia tetap mendengarkan apa yang mereka tengah bicarakan sembari duduk di sisi Marvin yang kosong.

"Jadi, saya boleh kan, kapan-kapan ke sini lagi?" tanya Marvin tiba-tiba.

"Boleh dong, Nak. Tante malah seneng banget kalau kamu mau ke sini lagi."

Dira hanya terdiam mendengar percakapan ibu dan kakak kelasnya itu. Sebenarnya dia tidak mau Marvin kembali ke rumahnya lagi dan ingin dia hanya sekali ke sini. Sayangnya, sang ibu sepertinya tertarik pada Marvin dan membiarkan pria itu untuk kembali datang dengan tangan terbuka.

"Kak, udah sore loh, kakak nggak mau pulang apa?" tanya Dira dengan maksud mengusir Marvin halus.

Marvin menatap jam tangan yang dia gunakan dan kembali menatap wajah Dira setelahnya. "Belum sore banget kok, aman."

Dira menghela napas setelah sadar bahwa Marvin tidak memahami maksudnya. Pria itu kembali berbincang dengan ibunya dan membuat Dira seakan tidak ada di antara mereka.

Mengisi waktu senggangnya, Dira memainkan ponsel walau hanya membaca beberapa pesan yang masuk saat pulang tadi. Di antaranya berasal dari Santi yang menanyakan tentang beberapa tugas untuk minggu ini.

Di tengah kegiatannya, tiba-tiba Marvin menoleh dan ikut membaca pesan-pesan yang ada di ponsel Dira. "Lo nggak mau save nomor gue?" bisik Marvin karena Fani ternyata sudah menghilang entah kemana dan meninggalkan mereka berdua.

Dira langsung menyembunyikan ponselnya dan terlihat salah tingkah saat mendengar pertanyaan Marvin. Dia tidak tertarik memiliki nomor ponsel kakak tingkatnya itu. Apalagi jika Marvin harus menghubunginya di luar jam sekolah seperti sekarang.

"Ya udah, kalau lo nggak mau save nomor gue. Gue aja yang save nomor lo."

Marvin langsung mengeluarkan ponselnya dari saku jaket, dia bersiap mengetik nomor ponsel Dira. Namun, perempuan itu hanya terdiam sembari mencari cara agar tidak memberikan nomornya pada Marvin.

Sebelum sempat mendapat jawaban, tiba-tiba Fani kembali datang dengan segelas air lagi. "Kasih aja, Dir. Kalau ada apa-apa kan enak Marvin hubungin kamu."

Dira menghela napas setelah mendengar ucapan ibunya. Mau tak mau, dia harus memberi nomor ponselnya pada Marvin jika tidak ibunya pasti akan marah.

Setelah mengetikkan nomornya di ponsel Marvin, Dira mengembalikan ponsel pria itu dan membiarkan Marvin menulis nama untuknya di ponselnya sendiri. Dira tidak terlalu peduli akan hal itu.

***

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • aiana

    seru ni, menatikan playboy kena karma. wkakakka

    ada yang tulisannya Dio dan Deo,
    mau berteman dan saling support denganku?

    Comment on chapter Chapter 1
Similar Tags
Gareng si Kucing Jalanan
11437      3626     0     
Fantasy
Bagaimana perasaanmu ketika kalian melihat banyak kucing jalanan yang sedang tertidur sembarangan berharap ketika bangun nanti akan menemukan makanan Kisah perjalanan hidup tentang kucing jalanan yang tidak banyak orang yang mau peduli Itulah yang terjadi pada Gareng seekor kucing loreng yang sejak kecil sudah bernasib menjadi kucing jalanan Perjuangan untuk tetap hidup demi anakanaknya di tengah...
(Un)Dead
888      461     0     
Fan Fiction
"Wanita itu tidak mati biarpun ususnya terburai dan pria tadi一yang tubuhnya dilalap api一juga seperti itu," tukas Taehyung. Jungkook mengangguk setuju. "Mereka seperti tidak mereka sakit. Dan anehnya lagi, kenapa mereka mencoba menyerang kita?" "Oh ya ampun," kata Taehyung, seperti baru menyadari sesuatu. "Kalau dugaanku benar, maka kita sedang dalam bahaya besar." "...
My Andrean
11314      1993     2     
Romance
Andita si perempuan jutek harus berpacaran dengan Andrean, si lelaki dingin yang cuek. Mereka berdua terjebak dalam cinta yang bermula karena persahabatan. Sifat mereka berdua yang unik mengantarkan pada jalan percintaan yang tidak mudah. Banyak sekali rintangan dalam perjalanan cinta keduanya, hingga Andita harus dihadapkan oleh permasalahan antara memilih untuk putus atau tidak. Bagaimana kisah...
ARMY or ENEMY?
15237      4235     142     
Fan Fiction
Menyukai idol sudah biasa bagi kita sebagai fans. Lantas bagaimana jika idol yang menyukai kita sebagai fansnya? Itulah yang saat ini terjadi di posisi Azel, anak tunggal kaya raya berdarah Melayu dan Aceh, memiliki kecantikan dan keberuntungan yang membawa dunia iri kepadanya. Khususnya para ARMY di seluruh dunia yang merupakan fandom terbesar dari grup boyband Korea yaitu BTS. Azel merupakan s...
Man in a Green Hoodie
5134      1279     7     
Romance
Kirana, seorang gadis SMA yang supel dan ceria, telah memiliki jalan hidup yang terencana dengan matang, bahkan dari sejak ia baru dilahirkan ke dunia. Siapa yang menyangka, pertemuan singkat dan tak terduga dirinya dengan Dirga di taman sebuah rumah sakit, membuat dirinya berani untuk melangkah dan memilih jalan yang baru. Sanggupkah Kirana bertahan dengan pilihannya? Atau menyerah dan kem...
Seseorang Bernama Bintang Itu
543      383     5     
Short Story
Ketika cinta tak melulu berbicara tentang sepasang manusia, akankah ada rasa yang disesalkan?
Last Hour of Spring
1539      812     56     
Romance
Kim Hae-Jin, pemuda introvert yang memiliki trauma masa lalu dengan keluarganya tidak sengaja bertemu dengan Song Yoo-Jung, gadis jenius yang berkepribadian sama sepertinya. Tapi ada yang aneh dengan gadis itu. Gadis itu mengidap penyakit yang tak biasa, ALS. Anehnya lagi, ia bertindak seperti orang sehat lainnya. Bahkan gadis itu tidak seperti orang sakit dan memiliki daya juang yang tinggi.
Sweet Notes
12771      2414     5     
Romance
Ketika kau membaca ini, jangan berpikiran bahwa semua yang terjadi disini adalah murni dari kisah cintaku. Ini adalah sekumpulan cerita-cerita unik dari teman-teman yang mau berbagi dengan saya. Semua hal yang terjadi adalah langsung dari pengalaman para narasumber. Nama sengaja disamarkan namun setting tempat adalah real. Mohon maaf sesuai perjanjian jalan cerita tidak dijelaskan seperti kisah ...
ETHEREAL
1894      823     1     
Fantasy
Hal yang sangat mengejutkan saat mengetahui ternyata Azaella adalah 'bagian' dari dongeng fantasi yang selama ini menemani masa kecil mereka. Karena hal itu, Azaella pun incar oleh seorang pria bermata merah yang entah dia itu manusia atau bukan. Dengan bantuan kedua sahabatnya--Jim dan Jung--Vi kabur dari istananya demi melindungi adik kesayangannya dan mencari sebuah kebenaran dibalik semua ini...
Wanna Be
6263      1730     3     
Fan Fiction
Ia dapat mendengar suaranya. . . Jelas sekali, lebih jelas dari suara hatinya sendiri. Ia sangat ingin terus dapat melihatnya.. Ia ingin sekali untuk mengatakan selantang-lantangnya Namun ia tak punya tenaga sedikitpun untuk mengatakannya. Ia sadar, ia harus segera terbangun dan bergegas membebaskan dirinya sendiri...