***
BRAKKK!
Suara gebrakan meja terdengar begitu nyaring di ruangan kantin. Sukses membuat setiap mata yang berada di sana mengarahkan pandangannya ke sumber suara.
BUG! BUG! BUG!
Kali ini suara gebrakan terdengar tiga kali. Hal itu membuat Radit sedikit kebingungan, hal gila apa yang sedang coba sahabatnya lakukan sekarang.
“Rey, lo kenapa sih, bangke!” Radit berbisik-bisik, mencoba membuat Reyhan kembali duduk ke tempatnya, sambil menarik-narik tangan Reyhan. Tapi Reyhan berusaha keras melepaskan tangan Radit.
“Sekarang, buat kalian yang ngerasa seangkatan sama gue, ngaku deh! Siapa yang nyebarin rumor kalau gue tunangan sama Ira?” ucap Reyhan, dengan nada tinggi.
“Lah, bukannya lo emang tunangan ya, Rey, sama Ira? Beritanya aja sampai heboh sejagad dunia maya!” seseorang berseloroh dari sebrang meja Reyhan. Sambil dia fokus melahap suapan demi suapan nasi goreng di atas mejanya.
Reyhan mendelik tajam ke arah orang itu. Dia tahu sekali, itu adalah Nando. Orang yang dari kelas sepuluh sudah sangat tertarik pada Ira. Tunangannya.
Reyhan langsung menyerbu ke arah Nando. Lalu menarik kerah kemeja seragam Nando. Hal itu tentu saja mengagetkan orang-orang yang berada di kantin. Untuk kelas sepuluh dan sebelas, melihat Reyhan melakukan itu adalah sesuatu hal baru bagi pandangan mereka. Tapi untuk teman-teman seangkatannya, alias kelas dua belas, itu bagaikan melihat sebuah Reyhan yang lama bangkit kembali setelah sekian lama dia tertidur panjang.
“JADI LO ORANG YANG BILANG KE AYYANA? HAH?!”
“Eh, kenapa nih, Bro? Gue gak ngerti apa yang lo maksud!” Nando mengangkat kedua tangannya karena dia benar-benar tak mengerti apa yang di maksud dengan Reyhan.
“JANGAN SO POLOS, ANJING!” Reyhan langsung meninju pipi kiri Nando tanpa perasaan. Membuat orang-orang yang berada di dekat mereka langsung menjauh karena takut terkena bogem mentah.
Radit langsung menyerbu ke arah Reyhan untuk menghentikan aksi gila sahabatnya itu.
“REY! LO KENAPA! BERHENTI, REYHAN!”
Tapi Reyhan tak menggubris ucapan Radit. Dia lebih memilih untuk terus melancarkan pukulannya ke pipi Nando yang terlihat pasrah saja dihujami pukulan-pukulan manis dari Reyhan.
“REYHAN!” suara Ira muncul di sana. Membuat perlakuan Reyhan tadi terhenti. “LO KENAPA SIH?! LEPASIN GAK?”
Reyhan melirik ke arah Ira yang kali ini sedang berusaha melepaskan tangan Reyhan dari kerah kemeja Nando. Reyhan langsung mendorong Nando, menjauhkannya dari hadapannya.
PLAK!
Sebuah tamparan mendarat manis di pipi Reyhan. Ira sangat kesal sekali melihat Reyhan yang kembali menampakan wujud bengalnya setengah dua tahun ke belakang ini dia bisa mampu berubah menjadi lebih kalem.
“Lo harus minta maaf sama Nando. Dia gak tahu apa-apa!”
“Gak mungkin, Ra! Kalau bukan dia, siapa lagi coba yang bilang ke Ayyana! Gak ada yang tahu masalah kita kecuali teman seangkatan kita!” Reyhan tetap keukeuh mengira Nando lah aktor utama yang menyebabkan Ayyana marah kepadanya.
“Reyhan!” Ira mengencangkan suaranya.
“Sabar, Sya.” Dipinggirnya juga ada Ara, adiknya, yang coba menenangkan Ira.
“Gue udah bilang Nando gak tahu apa-apa, brengsek!” Lagi-lagi Ira menampar pipi Reyhan.
“Sya, gak enak di lihatin sama yang lain. Tahan emosi!” ucap Ara lagi.
“DENGER YA SEMUA!” ucap Ira mengarahkan pada semua mata memandang yang sedang memperhatikan ke arah mereka sekarang. “Gue sama Reyhan gak punya hubungan apa-apa selain temen. Inget ya, TEMEN! Dan walaupun kalian-kalian yang tahu soal berita gue tunangan sama Reyhan, itu semata-mata karena hubungan keluarga kita aja!”
“Sekarang kalian lihat ini!” Ira menunjukkan wallpaper di ponselnya. “Kalian tahu kan dia siapa? Iya, dia Ibrahim. Pembalap motor nasional yang tahun ini bisa nyabet gelar juara dunia. Dia cowok gue! Jadi gue tekankan sekali lagi, gue sama Reyhan gak ada hubungan apa-apa selain temen. Jangan nyebarin rumor basi di kalangan murid lain! Ngerti lo semua?”
“Rey, gue beneran gak bilang ke siapa pun soal itu. Gue berani jamin!” kata Nando berusaha meyakinkan pada Reyhan.
Reyhan menarik napasnya dalam. Dia baru sadar kalau dia sudah kelewatan pada Nando.
“Sorry, gue jadi bikin muka lo bonyok, Nan.” Reyhan menyodorkan tangannya sebagai tanda menyesal. Bodoh, kenapa dia bisa seemosi itu sih?
“Its oke, bro. Udah lama juga, lo gak bereaksi kaya tadi.” Nando agak terkekeh, walaupun di sudut bibirnya, dia agak terluka karena pukulan dari Reyhan tadi.
“Kampret lo!” Reyhan menepuk kecil bahu Nando sambil terkekeh pelan.
“Sekarang, lo ikut gue!” Ira menarik tangan Reyhan agar bisa mengikutinya. Ara dan Radit, membuntuti mereka. Dan seketika itu juga, obrolan anak-anak kantin langsung merebak. Membicarakan hal yang sama.
Reyhan dengan Ayyana?
***
“Heh!” Ira datang secara menggebu-gebu ke kelas dua belas IPA-3. Di mana kelas itu adalah dari kelas Lusi. “Sini lo!” Ira menyeret tangan Lusi yang sedang duduk menggosip di mejanya bersama teman-temannya. Orang-orang yang ada di kelas itu seketika itu juga terkejut dengan kedatangan Ira yang tak seperti biasanya.
“Eh, lo kenapa sih, Ra? Sakit tahu!” Lusi mencoba melepaskan cengkraman tangan Ira yang menurutnya menyakitkan itu.
“Sekarang lo jujur sama kita, apa maksud dan tujuan lo bilang-bilang ke Ayyana kalau gue tunangan sama Reyhan? Hah?!”
Reyhan terkesiap. Sekarang dia tahu kenapa Ira menariknya untuk menuju kelas dua belas IPA-3.
“Oh, jadi lo yang bilang ke Ayyana?” tatapan Reyhan mengarah tajam ke arah Lusi yang kali ini bisa di bilang mati kutu karena katahuan.
“Gue... Gue cuma bilang yang sejujurnya aja, Rey, sama dia!”
“Tujuan lo apa, cantik?” kali ini Reyhan mendorong Lusi sampai tubuh Lusi menempel di dinding kelas. Lusi hanya bisa menelan ludahnya sendiri melihat tampang Reyhan yang sangat mematikannya.
“Gue juga yakin lo tahu, kalau tunangan kita itu pura-pura! Iya kan?” Ira semakin menyudutkan Lusi. Teman-teman Lusi yang lain, yang akan membantu Lusi di tahan oleh Radit supaya tidak mengganggu.
“Gue...” Lusi sudah kehilangan pembelaannya mengapa dia melakukan semua itu.
“JAWAB!” Reyhan semakin tak terkendali.
“KARENA GUE SUKA SAMA LO, REY!” akhirnya, kata-kata yang selama dua tahun ini dia pendam pecah juga. Lusi akhirnya bisa mengatakannya dengan mulutnya sendiri. “GUE SUKA SAMA LO REY! SUKA!”
“LO TAHU, PERASAAN GUE HANCUR LEBUR PAS LIHAT BERITA PERTUNANGAN LO DI TV!”
“Sakit jiwa lo ya!” Reyhan mundur beberapa langkah dari hadapan Lusi yang terlihat sudah tak bisa mengontrol emosinya itu.
“Saat gue tahu kalau pertunangan kalian itu palsu, harapan gue tumbuh lagi! Tapi pas gue selalu lihat lo buntutin Ayyana terus, apa lagi yang bisa gue harapin? HAH?! INI SEMUA GARA-GARA AYYANA!”
“SAKIT JIWA LO!” Reyhan meninggikan suaranya. “Asal lo tahu ya, gue gak pernah suka sama cewek manapun di sekolah ini sebelum kenal Ayyana! Sorry, apalagi setelah lo melakukan hal gila ini!” Reyhan menghela napasnya dalam.
“Please, jangan pernah nganggap kalau kita pernah saling kenal, Lusi. Cukup sampai di sini, oke?” Reyhan terlihat sangat kecewa sekali pada Lusi.
Reyhan melangkah pergi dari kelas Lusi dengan pikiran tak karuan! Gila! Apa cinta bisa membuat setiap orang kehilangan akal sehat?
“REYHAN!” Lusi memanggil Reyhan yang sudah mulai menjauh dari pandangannya. Dengan air mata yang jatuh ke pipinya, bisa di bilang ini lah akhir dari segala perjuangan lamanya mengejar cinta Reyhan selama ini. Bisa dipastikan, Reyhan sangat membenci dia sekarang! “REYHAN! Please comeback, Rey-“
“Gue kecewa sama lo!” Radit turut meninggalkan kelas Lusi. Diikuti oleh Ara dan Ira.
“Mampus lo!” ucap Ira dengan puas!
Wow spechless
Comment on chapter Bab 6 : Bagian 1