Read More >>"> Buku Harian Ayyana (Bab 8 : Bagian 1) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Buku Harian Ayyana
MENU
About Us  

Setelah jalan-jalan itu aku jadi tahu kalau Reyhan punya sakit magh kronis. Katanya dia punya magh sejak SMP. Sedih juga sih, saat dia bilang bahkan kedua orang tuanya tak pernah tahu kalau dia punya sakit separah itu 

 Eh, kenapa aku sedih ya? Kenapa aku harus ngerasain kesedihan dia?

 Setelah itu, Reyhan juga banyak berbagi hal-hal baru padaku. Katanya, kalau menghadapi orang yang sedang sakit magh itu jangan panik. Cukup bawa dia duduk sebentar, kasih minum (kalau bisa minum air anget) dan kalau sempet ajak dia makan. He he he, setidaknya itu sih yang Reyhan bilang.

 Kirana terkekeh membaca tulisan itu. Sebelum kembali membaca kelanjutannya, dia bangkit dari tempat tidurnya lalu menyerbu ke arah meja belajarnya untuk mengambil air minum. Diteguknya setengah air minum dalam gelas kaca itu. Tak lama, ponsel Kirana berbunyi. Ada pesan masuk ke nomornya. Dia segera kembali ke tempat tidur lalu meraih ponselnya.

Kirana, you’re okay?

 Kirana tersenyum kecil lalu membalas pesan singkat itu.

No, I’m not ok 

Why?

Aku rindu dia, Al :”)

Aku akan selalu sama kamu, Ra 

 Kirana tersenyum kecil. Matanya berkaca-kaca. Dadanya agak berdebar. Tiap kali sahabatnya itu mengatakan kata itu. ‘Aku akan selalu sama kamu,’. Kadang Kirana tak mengerti, kenapa kata-kata itu selalu mampu membuat dirinya tenang? Kenapa kata-kata itu selalu mampu memulihkan perasaan Kirana tiap kali dia sedang merasakan rindunya yang berat?

 Kirana kembali dengan buku harian Ayyana tanpa membalas lagi pesan singkat itu untuk Aldi. Bagaikan segala fokus utamanya sekarang sudah tertuju untuk menuntaskan cerita tentang masa muda Ayyana. Bagaikan Kirana menjelajahi dunia Sang mama dengan cerita cintanya yang berwarna. Berbeda dengannya yang harus dihadapkan dengan cinta yang abu-abu, bahkan untuk cintanya yang pertama.

***

Jurnal Ayyana.

 Tak seperti biasanya, aku terlambat bangun tidur. Ku dengar dari luar sana ada rintikan air hujan yang menghujami atap-atap rumah. Sialan! Pantas saja aku kebablasan, cuaca hari ini ternyata begitu mendukung sekali untuk tidur dengan nyenyak!

 Aku bergegas ke kamar mandi. Membasahi tubuhku sekenanya. Yang penting sikat gigi dan cuci muka sudah cukup kayaknya. Aku langsung memakai seragamku, menyisir rambutku asal. Lalu bergegas keluar kamar. Di atas meja makan, aku melihat sudah ada roti yang di bungkus di dalam wadah bekal. Di sana ada secarik kertas kecil dari Ibu.

 Sayang, maaf Ibu sama Papa gak ada di rumah. Subuh tadi, kami dapat telepon dari Om Dave, katanya tante Rani sudah lahiran. Selamat bersekolah sayangnya Ibu-Papa.

 Aku hanya bisa menghela napas berat. Jadi, setelah hari ini aku bangun mepet, sekarang aku harus naik bus ke sekolah? Apalagi di luar hujan! Siaallllllllll!

 Aku keluar rumah dengan tergesa. Ku ambil payung dari tempat penyimpanan di belakang pintu. Tak lupa aku mengunci pintu rumah terlebih dahulu.

 Aku segera berlari menuju halte. Ku tengok arlojiku. Sudah pukul setengah tujuh. Apa aku bisa sampai ke sekolah dalam setengah jam?

 Kesialanku untungnya tak berlanjut. Saat bus tujuan ke sekolahku ternyata masih ada di sana. Walau dengan berdesakan, aku langsung tancap gas menerobos masuk ke dalam bus kota. Suara protes dari penumpang yang sudah di dalam terdengar nyaring menggerutu.

 “Udah sempit, Mbak!”

 “Buset mbak, masih aja nerobos masuk!”

 Ah, bodo amat! Begitu pikirku tak begitu menggubris ocehan-ocehan mereka. Gak tahu apa kalau gue lagi ngejar waktu?

 Untunglah, jalanan juga cukup bersahabat hari ini. Tak ada macet. Tak ada ban kempes. Pokoknya tak ada yang namanya drama di jalan deh! Lalu aku turun di halte yang memang dekat sekali dengan sekolahku. Hanya tinggal berjalan sekitar beberapa langkah saja. Sudah sampai!

 Aku menengok kembali arlojiku. Yes, masih tersisa sepuluh menit lagi sebelum pintu gerbang sekolah di tutup rapat-rapat oleh Pak Amat. Satpam sekolah SMA Sagara Nusantara. Yang pelitnya minta ampun deh, gak pernah dia ngizinin satu pun murid yang telat sebelum jam pelajaran pertama selesai.

 Aku hendak melangkah. Tapi aku kelupaan sesuatu! Payungku! Payungku tertinggal di bus tadi. Aiiisshhh, mana hujan masih deras lagi! Aku hanya bisa menggerutu pasrah. Oke sepertinya aku harus menembus hujan ini untuk bisa masuk ke sekolah. Dengan berlari secepat kilat, aku akhirnya sampai juga di gerbang sekolah.

 “Si eneng, hujan-hujanan.” Ucap Pak Amat meledek aku yang seragamnya basah kuyup sekarang.

 “Berisik banget Pak!” aku segera berlari menuju ke koridor sekolah. Dan kehadiranku langsung menjadi pusat perhatian dari anak-anak sekolah! Mungkin karena mereka melihatku seperti baru habis mandi. Ah, abaikan saja lah! Kebetulan juga kan hari ini aku tidak mandi.

 Aku berdiri di depan lift sekolah. Badanku mulai merasakan dingin tak karuan. Mungkin juga karena seragamku yang basah. Rambutku juga jadi kelihatan lepek! Nasib, nasib. Aku hanya bisa menghela napas panjang.

 Pintu lift terbuka, aku masuk ke dalam sana. Dan tak begitu memperhatikan siapa saja orang-orang yang berada di dalam lift. Itu pun kalau dia tak menyapa, mungkin aku tak akan tahu kalau dia juga ada di sana.

 “Habis kecipratan air apa kamu, Ayy?” ya, sangat jelas sekali kalau itu Reyhan. Aku tak menengok ke dia yang sedang berdiri tepat di samping kanan ku.

 “Berisik!”

 Aku bisa mendengar Reyhan terkekeh. “Kenapa pake hujan-hujanan dah? Kan tahu di luar hujan, Ayy?”

 “Payung gue ketinggalan, Rey! Bisa gak sih, lo gak usah banyak tanya? Pusing gue!” jawabku ketus.

 “Kamu juga gak pake jaket, Ayyana.”

 Seketika itu juga, ragaku langsung menegang! Itu jelas bukan suara Reyhan. Itu adalah suara Radit. Aku menengok ke sebelah kiriku. Oh my god, sejak kapan Radit juga ada di sana?

 “Kak Radit?”

 “Hallo, Ayyana.” Kata Radit. Lengkap dengan senyuman ekstra double sweet. Ya ampun. Udara dingin yang sedari tadi menusuk pori-pori kulit tubuhku seakan menghangat kala melihat senyuman Kak Radit dengan lesung pipitnya itu.

 Aku mengangguk kikuk.

 “Nanti keringin dulu rambut kamu, biar gak terlalu kelihatan basah gitu. Biar dinginnya gak terlalu kerasa.” Ucap Kak Radit. Gila! Gak salah nih aku jadiin dia sebagai cinta pertamaku.

 Pintu lift terbuka di lantai dua. Kak Radit pamit keluar lebih dulu, tak lupa dia juga mengelus lembut rambutku. Tak sadar, lengkungan senyuman ini terlukis jelas di bibirku. Kak Radit melambaikan tangan ke arahku, dan aku balas lambaian tangan itu dengan senang hati.

 “Senyum aja teruuussss, kaya orang gila!” suara itu tiba-tiba menyambar jelas ke arahku. Aku menengok ke sumber suara.

 “Lo ngapain masih di sini? Kelas lo kan di lantai dua?” tanyaku dengan kesal dan baru menyadari kalau ternyata Reyhan tak ikut keluar lift bersama dengan Kak Radit tadi.

 “Terusin aja, Ayy, terusin! Da aku mah apa atuh, gak pernah dianggap sama kamu.” Ucap Reyhan dengan tampang memelasnya. Memasang muka sedih ala drama korea. Iyuuuhhhh!

 “NAON SIH?!” aku langsung melangkah keluar lift saat pintu itu sudah sampai di lantai tiga. Lantai kelasku berada.

 “Ayy!” suara Reyhan masih saja terus mengikuti aku. Sial, mau apa sih dia? Aku sudah sangat kesal sekali!

 “Buru-buru amat, non!”

 “Lo mau ngapain lagi Rey, gue mau ke kamar mandi. Lo mau ikut gue? Hah?!”

 “Boleh?” ucap Reyhan, nyengir. Aku menepuk jidatku sendiri.

“NGACO!” Ya tuhan, mimpi apa aku semalem, pagi-pagi udah dibuat kesal sama Reyhan? Aku langsung berbelok ke kamar mandi, untuk merapikan ragaku yang sudah bisa di pastikan sudah kacau balau tak karuan. Huft benar saja. Aku bercermin di depan cermin besar yang ada di kamar mandi. Aku lusuh sekali!

Aku mencuci mukaku segera. Sampai ponsel yang aku simpan di tasku terdengar berbunyi. Aku segera mengambilnya. Ternyata ada pesan dari Isyana.

Lo di mana?

WC

Nyantai aja, Pak Imam gak masuk

Ok thanks ya

Aku bisa bernapas dengan lega. Setidaknya aku masih ada waktu untuk mengeringkan seragamku yang masih lumayan basah. Setelah beberapa menit berdiam diri di depan cermin kamar mandi. Aku keluar dan segera melangkahkan kakiku ke kelas. Semua mata teman-teman sekelasku refleks melihat ke arahku semua. Ada apa?

“Nih!” Isyana menyerahkan sebuah seragam padaku yang dia letakan di atas meja. Aku dibuat bingung dengan pemberian itu. “Cieee,” tiba-tiba Isyana mengeluarkan nada menggoda ke arahku. Teman-teman yang lain juga tak kalah ikut memanaskan situasi yang jujur, aku tak mengerti apa.

“Jadi lo beneran pacaran sama kakak kelas itu, Ayy.” Sahut salah satu temanku yang duduk di sebrang bangkuku.

“PJ-nya dong. PJ!” sorak temanku yang duduk di bangku pojok ruangan kelas.

“Gue kira lo masih ngarep Radit, Ayy. Gak tahunya. Uhuuuyy!”

“Bentar deh, gue gak ngerti kalian lagi ngomongin apa?” kataku. “Sya?” aku melirik ke arah Isyana. Tapi Isyana malah terkekeh kecil melihat aku yang sedang kebingungan.

Aku memandang seragam yang ada di atas mejaku. Saat aku lihat, ada name tag dengan nama Reyhan di sana. Ya ampun, jadi ini punya Reyhan?

“Sya, ini beneran punya Reyhan?” tanyaku sambil berbisik supaya pertanyaanku tidak mengundang perhatian teman-teman lain yang sudah sibuk dengan aktivitasnya masing-masing.

Isyana mengangguk dengan semangat tinggi.

“Dia tiba-tiba datang ke kelas, terus datangin gue. Dia minta parfum, dia semprot-semprotin parfum gue ke seragamnya. Eh, terus dia buka seragam, dia lipet. Terus dia bilang, ‘kasiin ini ke Ayyana. Tenang aja, gak bau kok’,” ucap Isyana sambil agak menirukan ucapan Reyhan yang di dengarnya tadi.

“Jadi, bisa jelasin kalian ada apa?” kata Isyana lagi sambil menaik-turunkan alisnya bagai ulat bulu. Tingkahnya yang kepo abis, membuat aku terkekeh geli. Aku menyeka wajah Isyana yang masih memperlihatkan rasa keingin-tahuannya.

“Gue sama Reyhan gak ada apa-apa, Sya.” Pikiranku langsung terlintas nama Reyhan. Menyebalkan! Aku juga tak mengerti, kalau dia menyerahkan seragamnya padaku, terus dia pakai apa di kelasnya?

“Lo gak ganti seragam, Ayy? Nanti masuk angin loh!” tanya Isyana.

“Engga, Sya, gue males ke kamar mandi lagi. Ini juga udah lumayan kering kok,”

 

Tags: twm23

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (12)
  • _hildnov

    seruuuuu, alur cerita di awal bikin penasaran. dengan gaya bahasa yang mengikuti jaman jadi asikk bangettt bacanya.

    Comment on chapter Bab 1 : Bagian 2
  • nararuma

    Hallo jangan lupa komen nya yaaa dan like juga . Terimakasih

    Comment on chapter Bab 1 : Bagian 1
Similar Tags
LATHI
1267      554     3     
Romance
Monik adalah seorang penasihat pacaran dan pernikahan. Namun, di usianya yang menginjak tiga puluh tahun, dia belum menikah karena trauma yang dideritanya sejak kecil, yaitu sang ayah meninggalkan ibunya saat dia masih di dalam kandungan. Cerita yang diterimanya sejak kecil dari sang ibu membuatnya jijik dan sangat benci terhadap sang ayah sehingga ketika sang ayah datang untuk menemuinya, di...
Segitiga Bermuda
4140      1388     1     
Romance
Orang-orang bilang tahta tertinggi sakit hati dalam sebuah hubungan adalah cinta yang bertepuk sebelah tangan. Jika mengalaminya dengan teman sendiri maka dikenal dengan istilah Friendzone. Namun, Kinan tidak relate dengan hal itu. Karena yang dia alami saat ini adalah hubungan Kakak-Adik Zone. Kinan mencintai Sultan, Kakak angkatnya sendiri. Parah sekali bukan? Awalnya semua berjalan norm...
Dapit Bacem and the Untold Story of MU
5588      1766     0     
Humor
David Bastion remaja blasteran bule Betawi siswa SMK di Jakarta pinggiran David pengin ikut turnamen sepak bola U18 Dia masuk SSB Marunda United MU Pemain MU antara lain ada Christiano Michiels dari Kp Tugu To Ming Se yang berjiwa bisnis Zidan yang anak seorang Habib Strikernya adalah Maryadi alias May pencetak gol terbanyak dalam turnamen sepak bola antar waria Pelatih Tim MU adalah Coach ...
Samudra di Antara Kita
21876      3642     136     
Romance
Dayton mengajar di Foothill College, California, karena setelah dipecat dengan tidak hormat dari pekerjaannya, tidak ada lagi perusahaan di Wall Street yang mau menerimanya walaupun ia bergelar S3 bidang ekonomi dari universitas ternama. Anna kuliah di Foothill College karena tentu ia tidak bisa kuliah di universitas yang sama dengan Ivan, kekasihnya yang sudah bukan kekasihnya lagi karena pri...
Hello, Kapten!
974      513     1     
Romance
Desa Yambe adalah desa terpencil di lereng Gunung Yambe yang merupakan zona merah di daerah perbatasan negara. Di Desa Yambe, Edel pada akhirnya bertemu dengan pria yang sejak lama ia incar, yang tidak lain adalah Komandan Pos Yambe, Kapten Adit. Perjuangan Edel dalam penugasan ini tidak hanya soal melindungi masyarakat dari kelompok separatis bersenjata, tetapi juga menarik hati Kapten Adit yan...
Mencari Pangeran Yang Hilang
2428      1026     3     
Romance
Naru adalah seorang cowok yang sempurna. Derajat, kehidupan, dan juga kemewahan layaknya seorang pangeran telah dia terima sejak lahir ke dunia. Orang tuanya seorang pengusaha kaya sejagat raya yang selalu muncul di TV. Namun ternyata dia yang merasa hidupnya terkekang oleh orang tuanya membuatnya tak memiliki satu pun teman. Dia pun benci tinggal di rumah. Dia ingin bebas. Ketika memasuki SMA,...
Caraphernelia
646      341     0     
Romance
Ada banyak hal yang dirasakan ketika menjadi mahasiswa populer di kampus, salah satunya memiliki relasi yang banyak. Namun, dibalik semua benefit tersebut ada juga efek negatif yaitu seluruh pandangan mahasiswa terfokus kepadanya. Barra, mahasiswa sastra Indonesia yang berhasil menyematkan gelar tersebut di kehidupan kampusnya. Sebenarnya, ada rasa menyesal di hidupnya k...
Dandelion
326      199     1     
Inspirational
Masa lalu yang begitu menyakitkan, membuatnya terpuruk. Sampai pada titik balik, di mana Yunda harus berjuang sendirian demi sebuah kesuksesan. Rasa malas dan trauma dari masa lalu ditepis demi sebuah ambisi yang begitu berat. Memang, tidak ada yang bisa mengelak dari masa lalu. Namun, bisa jadi masa lalu itu merupakan cambukan telak untuk diri sendiri. Tidak masalah pernah terpuruk dan tertin...
Kembali Utuh
523      319     1     
Romance
“Sa, dari dulu sampai sekarang setiap aku sedih, kamu pasti selalu ada buatku dan setiap aku bahagia, aku selalu cari kamu. Begitu juga dengan sebaliknya. Apa kamu mau, jadi temanku untuk melewati suka dan duka selanjutnya?” ..... Irsalina terkejut saat salah satu teman lama yang baru ia temui kembali setelah bertahun-tahun menghilang, tiba-tiba menyatakan perasaan dan mengajaknya membi...
Palette
3807      1552     6     
Romance
Naga baru saja ditolak untuk kedua kalinya oleh Mbak Kasir minimarket dekat rumahnya, Dara. Di saat dia masih berusaha menata hati, sebelum mengejar Dara lagi, Naga justru mendapat kejutan. Pagi-pagi, saat baru bangun, dia malah bertemu Dara di rumahnya. Lebih mengejutkan lagi, gadis itu akan tinggal di sana bersamanya, mulai sekarang!