Jam istirahat tiba. Aku langsung menyerbu ke kelas Reyhan di lantai dua. Untunglah, dia masih terlihat, baru saja keluar dari pintu kelasnya bersama teman-temannya. Sepertinya juga memang akan segera berangkat ke kantin.
“Reyhan!” aku memanggil nama dia. Reyhan menengok, teman-temannya yang lain juga sama menengok ke arahku. Termaksud ada juga Radit di sana. Aku melangkahkan kakiku menuju dia. Dia melihatku dengan nada bingung.
“Ngapain, Ayy? Tumben nyariin.”
“Ini!” aku menyerahkan seragam dia. “Lo gak salah, ngikutin pelajaran gak pake seragam?”
“Anak sultan mah bebas, Ayy!” suara dari salah satu temannya Reyhan menyahut sambil terkekeh. Diikuti dengan seruan ‘Yoiii’ dari teman-temannya yang lain.
“Apapun itu, thanks ya, gue balik ke kelas dulu!”
Reyhan tak berkata apapun. Dia hanya melihat tepat ke wajahku dengan ekspresi datar. Lalu dia menongokkan wajahnya tepat di depan wajahku. Membuat jarak yang tersisa hanya sekitar beberapa sentimeter saja. Membuatku juga jadi sulit bernapas.
“Nga.. Ngapain?” kataku sedikit gugup.
“Kamu gak masuk angin, pake seragam basah seharian?”
Glek! Aku menelan salivaku sendiri. “Enggak lah! Ini buktinya gue baik-baik aja!” kataku. “Kalau gitu gue pergi!”
“Lo gak ke kantin? Gak makan? Gak laper?”
Aku menggeleng dan segera berlalu dari hadapannya.
Kenapa tatapan mata dia bikin gue gugup?
Wow spechless
Comment on chapter Bab 6 : Bagian 1