Read More >>"> Story Of Chayra (Tiga puluh tujuh) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Story Of Chayra
MENU
About Us  

SEPERTI MATI LAMPU YA, SAYANG..
SEPERTI MATI LAMPU..

CINTAKU TANPAMU YA SAYANG BAGAI MALAM TIADA BERLALU...

Suara tersebut mengema kencang di dalam ruang basecamp Lingkar Pena. Kaevan, Ardam dan beberapa para senior bergoyang asik di depan kamera ponsel.

Chayra yang sedang terduduk sambil menorehkan pena di atas sebuah buku, mengelengkan kepala berkali-kali. Tidak ada niat sedikit pun untuk bergabung bersama mereka. Ardam yang sejak tadi asik bergoyang, tiba-tiba menyapa Chayra yang duduk di pojok base camp. 

"Ra... Sini dong, kita Oppa Nastar!" ajak Ardam.

Cowok itu menghampiri Chayra yang sedang duduk sambil memegang sebuah buku. Ardam menarik tangan Chayra berusaha mengajak Chayra untuk bergabung.

"Ayo, Ra! Kita goyang.."

"Gak mau!" sergah Chayra.

Kaevan yang melihat Ardam berusaha mengajak Chayra. Menghampiri mereka.

"Ayo, Ra.. Kita goyang, Seperti mati lampu," ucap Kaevan, dengan wajah tengil. Dan tangan memegang lighstick nazar atau sering disebut nastar bong.

Chayra mendorong tubuh Ardam yang sudah berjoget di depannya.
Chayra menatap jijik kepada Ardam dan Kaevan. Sedangkan Ardam terkekeh, melihat ekspresi Chayra. Dengan cepat Chayra memutuskan untuk pergi, ia memasukkan beberapa buku ke dalam tas. Kemudian, memilih pergi.

"Lho Ra? Mau ke mana?" tanya Kaevan.

"Pulang." Chayra menyampirkan tas ransel berwarna peach dipunggung.

Ardam mengecutkan bibirnya. "Ya udah..."

Sedangkan Kaevan mengangkat kedua bahunya. Kemudian, Ardam dan Kaevan kembali asik bernyanyi sekaligus menari goyang mama muda.

Chayra yang jengah dengan suasana base camp langsung bergegas melangkah keluar. Ia mengecutkan bibir. Sebuah kesalahan besar bagi Chayra datang ke base camp tanpa ditemani Ranasya.

Padahal Chayra berniat datang ke basecamp untuk menyelesaikan tugas membuat cerpennya. Yang mungkin akan dimuat di koran kampus. Tetapi, niat terus mendadak Chayra urungkan.

Dengan langkah penuh kekesalan Chayra memutuskan untuk pergi ke kostsan Valya. Sudah lama dirinya tidak mampir dan berbincang dengan teman-temannya. Hari-hari Chayra selalu disibukkan dengan kegiatan di Lingkar Pena.

Chayra lalu, mengenakan sepatu yang diambil dari rak sepatu. Berjalan menyusuri tangga. Tidak lupa Chayra memberi tahu kepada Valya jika ia ingin berkunjung.

Valya

 

Val, di kosan ga?


Tidak lama berselang Valya membalas pesan yang Chayra kirim.

Ia di kosan. Sini, ciwi-ciwi juga pada di sini. Kuy, kumpul.


Dengan cekatan Chayra membalas pesan dari Valya.

Oke OTW

 

Chayra tanpa sengaja menabrak tubuh seseorang. Membuat tubuh kecil Chayra kehilangan keseimbangan dan terjatuh. Sesegera mungkin Chayra bangun sendiri dan ingin meminta maaf. Baru saja Chayra ingin mengucapkan kata maaf, mata melebar ketika mengetahui siapa seseorang yang baru saja ia tabrak itu.

"Sorry... Sorry.. Gua gak senga—"

Chayra tampak terkejut dengan penampilan Tafila. Wajahnya berseri dan semringah sangat berbeda dari biasanya. Sudut bibir Chayra membentuk lekukan kecil. Pandangan mata Chayra tidak berkedip.


Tafila memincingkan mata menatap Chayra. Ia berdehem sembari merapikan baju yang dikenakan.

"Kenapa Ra. Liatin gua-nya biasa aja," ujar Tafila.

Chayra mendorong tubuh Tafila yang saat itu jarak di antara mereka sangat dekat. Bukannya merasa tidak enak hati dengan Chayra. Tafila tersenyum miring dan menaikkan sebelah alisnya. Chayra bergedik ngeri.

"Suka lo ya sama gua?" ungkap Tafila penuh percaya diri.

Mata Chayra melotot mendengar ucapan Tafila. Buru-buru Chayra  segera menghindar dari orang tersebut. Karena tersadar bahwa orang yang ia tabrak adalah orang yang berusaha ia hindari. Dengan kecepatan langkah seribu. Chayra telah menghilang dari hadapan cowok yang baru saja ia tabrak.

"Ra.. Chayra.. Tunggu!"

"Bercanda gua. Jangan marah," teriak Tafila di tengah lorong menuju Fakultas Sains yang sepi.

Iris mata hitam cowok yang baru saja ditabrak oleh Chayra, menatap pasrah. Ia menatap punggung gadis berambut hitam sebahu dengan bergeming. Ingin mengejar namun, pasti gadis itu akan selalu menghindar. Jadi, ia putuskan untuk terdiam.

Cowok berkemeja hitam bernama Tafila itu pada akhirnya kembali melangkah. Mengingat ia ada urusan penting yang harus segera didatangi. Tetapi, belum sempat ia melangkah.

Tafila membungkukkan tubuhnya. Mengambil sebuah foto polaroid yang ia yakini adalah milik Chayra. Mata Tafila tampak terkejut kala membalik foto polaroid yang baru saja ia temukan.

Ia menarik napas panjang, seakan oksigen di bumi menghilang. Sekarang pikirkannya carut-marut. Kemudian, Tafila membalikkan tubuhnya kembali menatap ke arah Chayra pergi. Padahal gadis itu sudah tidak berada dihadapanya.

Tafila melangkah menuju arah Chayra pergi. Berharap menemukannya. Tetapi, semesta sedang tidak bersahabat dengannya. Ada sesuatu yang beegejolak di dalam dirinya setelah menatap foto polaroid tersebut.

Tafila tersenyum miris. Ia memasukkan foto polaroid yang mendampingi potret dua orang anak kecil berusia sepuluh tahun. Ke dalam saku kemejanya.

***

 

"Selamat datang di kosan Valya. Silakan masuk, semoga betah ya!" ucap Nindya, setelah membukakan pintu untuk Chayra.

Chayra yang mendengar ucapan konyol itu tertawa. Begitu pun dengan Valya, Alya dan Nikita.

"Yeh malah ketawa. Masuk, kering nanti gigi lo."

Chayra mengangguk. Ketika baru menginjakkan kaki, Chayra menautkan kedua alis. Meniti penampilan keempat temannya.

"Kalian abis dari mana?"

"Dari mana?" ucap Valya.

"Itu rapi banget. Pada make up lagi."

"Oh ini... Kita mau pergi. Nanti kayaknya ada yang mau traktir. Soalnya tangan gua gatel. Biasanya kalo gatel dapet duit," celetuk Nindya.

"Eh iya nih.. Tangan gua juga gatel, mau dapet traktiran kali yaa," timpal Alya.

Chayra menarik napas. Baru saja sampai sudah disindir. Chayra pun memutuskan untuk acuh.

"Eh Ra... Traktir bisa kali yang abis jadian!" lontar Nikita. Chayra merasa tertohok.

"Tau nih!" kali ini, mereka kompak bersuara. Membuat Chayra langsung menepuk keningnya, pasrah.

"Nindya, lo mah. Bilang-bilang!" protes Chayra. Pasalnya yang tahu Chayra jadian hanya Nindya.

"Kabar baik harus dikasih tau!"

Chayra memutar bola mata. Ia pun memilih duduk, karena sejak ia masuk yang punya kamar kost tidak menawarinya untuk duduk.

"Jadi kita mau ditraktir apa Ra?" Desak Valya.

"Kalian maunya apa?"

"Asik, banyak duit!" kata Alya.

Chayra memukul kecil lengan Alya. Yang tidak membalas, ia hanya mengusap lengan yang baru saja dipukul oleh Chayra.

"Engga gituuu."

"Ya udah gua mau pizza," jawab Nindya.

"Gua, bakso aci deh," ucap Nikita.

"Kalo gua, kentang MCD aja deh!" ucap Alya. Seketika semua tertawa mendengar ucapan Alya.

"Kenapa lo semua?" tanya Alya polos.

"Yah elo Al. Masa kentang MCD."

"Emangnya kenapa?"

"Mana kenyang!" ucap Nindya.

"Kenyang. Kalo pesennya sepuluh!" jawab Alya, setelah itu ia mengulurkan lidahnya.

"Eh udah.. Udah... Bisa ga si mintanya jangan yang mahal? Abis dari sini gua gak bisa pulang nanti!" protes Chayra.

Nindya memandang Chayra dari balik cermin. Ia sedang menghapus make up setelah bermain make up Challenge di toktok yang sedang viral.

"Ya udah deh. Gua seblak kalo gitu."

"Gua juga!" tutur Alya, Nikita dan Valya bersamaan.

"Yeee! Ngikutin aja!"

Jemari Valya pun lantas mencari seblak di aplikasi ojek online. Untuk memesan makanan.

"Eh Ra. Kok idung gua gatel ya?"

Chayra menoleh. Ia menatap hidung Valya yang saat itu sudah sangat memerah. Terlihat lucu sekali, seperti badut.

"Itu ada tissu, pake aja buat keluarin ingus lo."

"Idung gua gak ingusan ya. Gua bukan bocah kecil yang ingusan, tapi idung gua gatel."

"Mau numbuh kali idung lo. Biar mancungan dikit!" goda Nindya.

"Sialan lo!" rajuk Valya.

"Gua serius," balas Nindya.

Chayra yang mendengar ucapan Nindya terkekeh kecil. Valya melempar bantal ke arah Nindya karena kesal. Yang dilempar malah memberikan cengiran.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
LINN
12064      1828     2     
Romance
“Mungkin benar adanya kita disatukan oleh emosi, senjata dan darah. Tapi karena itulah aku sadar jika aku benar-benar mencintaimu? Aku tidak menyesakarena kita harus dipertemukan tapi aku menyesal kenapa kita pernah besama. Meski begitu, kenangan itu menjadi senjata ampuh untuk banggkit” Sara menyakinkan hatinya. Sara merasa terpuruk karena Adrin harus memilih Tahtanya. Padahal ia rela unt...
A - Z
2675      921     2     
Fan Fiction
Asila seorang gadis bermata coklat berjalan menyusuri lorong sekolah dengan membawa tas ransel hijau tosca dan buku di tangan nya. Tiba tiba di belokkan lorong ada yang menabraknya. "Awws. Jalan tuh pake mata dong!" ucap Asila dengan nada kesalnya masih mengambil buku buku yang dibawa nya tergeletak di lantai "Dimana mana jalan tuh jalan pakai kaki" jawab si penabrak da...
EFEMERAL
113      104     0     
Romance
kita semua berada di atas bentala yang sama. Mengisahkan tentang askara amertha dengan segala kehidupan nya yang cukup rumit, namun dia di pertemukan oleh lelaki bajingan dengan nama aksara nabastala yang membuat nya tergila gila setengah mati, padahal sebelumnya tertarik untuk melirik pun enggan. Namun semua nya menjadi semakin rumit saat terbongkar nya penyebab kematian Kakak kedua nya yang j...
Gloomy
548      356     0     
Short Story
Ketika itu, ada cerita tentang prajurit surga. Kisah soal penghianatan dari sosok ksatria Tuhan.
Bukan Bidadari Impian
88      71     2     
Romance
Mengisahkan tentang wanita bernama Farhana—putri dari seorang penjual nasi rames, yang di jodohkan oleh kedua orang tuanya, dengan putra Kiai Furqon. Pria itu biasa di panggil dengan sebutan Gus. Farhana, wanita yang berparas biasa saja itu, terlalu baik. Hingga Gus Furqon tidak mempunyai alasan untuk meninggalkannya. Namun, siapa sangka? Perhatian Gus Furqon selama ini ternyata karena a...
HOME
279      206     0     
Romance
Orang bilang Anak Band itu Begajulan Pengangguran? Playboy? Apalagi? Udah khatam gue dengan stereotype "Anak Band" yang timbul di media dan opini orang-orang. Sampai suatu hari.. Gue melamar satu perempuan. Perempuan yang menjadi tempat gue pulang. A story about married couple and homies.
THE HISTORY OF PIPERALES
1892      692     2     
Fantasy
Kinan, seorang gadis tujuh belas tahun, terkejut ketika ia melihat gambar aneh pada pergelangan tangan kirinya. Mirip sebuah tato namun lebih menakutkan daripada tato. Ia mencoba menyembunyikan tato itu dari penglihatan kakaknya selama ia mencari tahu asal usul tato itu lewat sahabatnya, Brandon. Penelusurannya itu membuat Kinan bertemu dengan manusia bermuka datar bernama Pradipta. Walaupun begi...
Code: Scarlet
22848      4532     15     
Action
Kyoka Ichimiya. Gadis itu hidup dengan masa lalu yang masih misterius. Dengan kehidupannya sebagai Agen Percobaan selama 2 tahun, akhirnya dia sekarang bisa menjadi seorang gadis SMA biasa. Namun di balik penampilannya tersebut, Ichimiya selalu menyembunyikan belati di bawah roknya.
Meteor Lyrid
390      292     1     
Romance
Hujan turun begitu derasnya malam itu. Dengan sisa debu angkasa malam, orang mungkin merasa takjub melihat indahnya meteor yang menari diatas sana. Terang namun samar karna jaraknya. Tapi bagiku, menemukanmu, seperti mencari meteor dalam konstelasi yang tak nyata.
Mimpi Milik Shira
486      269     6     
Short Story
Apa yang Shira mimpikan, tidak seperti pada kenyataannya. Hidupnya yang pasti menjadi tidak pasti. Begitupun sebaliknya.