Loading...
Logo TinLit
Read Story - Story Of Chayra
MENU
About Us  

Selepas memarkirkan motor di teras rumah. Tafila perlahan mengetuk pintu, tidak lupa mengucapkan salam. Namun, tidak ada jawaban dari dalam rumah. Tafila yakin jika sang mama sudah tertidur lelap di dalam kamar. Perlahan Tafila merogoh saku celana jeans yang ia kenakan. Mengambil sebuah kunci cadangan untuk membuka pintu rumah.

 

Ketika sukses membuka pintu, Tafila dengan perlahan membuka agar dencitan suara pintu yang sudah cukup usang dan dimakan rayap itu tidak mengeluarkan suara yang menganggu telinga.

 

"Huft..."

 

Ia segera mengunci kembali pintu rumah dan beranjak masuk ke dalam kamar. Saat melewati kamar sang mama yang pintunya sedikit terbuka. Tafila membuka pelan dan masuk ke dalam kamar. Melihat Mita—mamanya yang sudah tertidur dengan nyenyak. Ada raut wajah lelah di sana.

 

Tangan Tafila dengan lembut menarik selimut yang berada di bawah kaki sang mama. Ia menyelimutinya hingga sebatas dada.

 

"Nak, kamu sudah pulang?" Mita tiba-tiba terbangun dan bersuara. Mata Tafila sedikit membulat, karena terkejut. Apa mungkin gerakan tangannya cukup mengusik.

 

"Iya, mah. Ila baru aja sampe."

 

"Kamu mau makan apa? Biar mama siapin. Atau mama hangatin makanan yang tadi mama buat?" ucap Mita, Ia beringsut dari tempat tidur. Tetapi, Tafila segera mencegah.

 

"Mama tidur aja. Aku bisa sendiri, kok. Kayaknya mama ngantuk banget. Jadi, lebih baik mama lanjutin tidurnya," tukas Tafila meyakinkan.

 

"Tapi kamu pasti cape. Biar mama aja yang siapin makanan kamu." Tafila mengeleng pelan.

 

"Ma, aku bisa sendiri kok. Mama tidur lagi, ya?" pungkas Tafila serya tersenyum tipis. Mita mengangguk paham. Ia pun merebahkan tubuh di atas kasur kapuk yang kini sudah tidak terlalu empuk.

 

Tafila pun beranjak dari kamar mamanya. Tafila menghela napas. Ketika hendak berjalan menuju dapur. Kepala Tafila tiba-tiba terasa sakit. Sakit di kepalanya itu membuat dirinya hampir kehilangan keseimbangan. Tafila terhuyung, pandangan matanya terasa pudar dan berputar. Ia perlahan terduduk di lantai. Memegangi serta meremas rambut dengan kencang.

 

Tafila tidak bisa berdiri kakinya sungguh terasa lemas. Ia yakin bahwa fisiknya sangat lelah akibat terlalu banyak mengikuti kegiatan mahasiswa ditambah dengan kegiatan seleksi sebagai duta kampus. Tafila masih terdiam dengan posisi yang sama. Ia pun berusaha menuju kamarnya yang terletak tidak jauh dari dapur.

 

Dengan susah payah Tafila berjalan masuk ke dalam kamar. Berjalan dengan posisi terduduk seperti suster ngesot. Tanpa sadar sebuah cairan berwarna merah keluar dari kedua lubang hidungnya. Darah yang keluar itu dengan cepet menetes di baju serta lantai kamar Tafila. Perlahan ia pun mengusap darah itu dengan tangan kanannya hingga menimbulkan bercak merah yang membalut tangannya.

 

Beruntungnya di meja belajar yang tidak jauh dari pintu kamar terdapat kotak tissu. Tafila segera mengambil beberapa tissu. Setelah itu, Tafila segera duduk tegap dan mencondongkan tubuh ke depan. Lalu, Tafila perlahan mencubit cuping hidung menggunakan ibu jari dan telunjuk. Ia pun bernapas dengan mulut selama lima belas menit. Dan akhirnya mimisan itu pun berhenti. Tafila segera minum air putih dari tumblr yang sengaja ia letakkan di atas meja.

 

"Akibat kecapean nih. Mimisan gua kabuh," keluh Tafila seraya menyandarkan punggung di dinding.

 

Hidupnya kini, harus penuh perjuangan. Sudah tidak ada lagi sang papa. Karena hal itu juga menjadi sebab mengapa rumah yang sejak dahulu ia tempati harus di jual dan tinggal di rumah sederhana yang jauh dari kata mewah. Meskipun begitu, Tafila sangat bersyukur ia masih bisa berkumpul dengan Mita—mamanya dan Sagara—Abangnya yang sekarang kerja di sebuah pabrik dibilangin Cikarang.

 

Tafila banyak mengikuti kegiatan kampus dan banyak mengikuti seleksi beasiswa. Dan terkadang ia kerja part time sebagai ojek online. Supaya ia tidak banyak meminta uang kepada mamanya.

 

Mata Tafila melihat sekilas pada jam dinding yang terpasang di kamarnya. Menujukkan pukul 01.00 sudah hampir pagi. Tafila tersenyum tipis, ia bergegas menutup pintu kamar. Membuang beberapa tisu bekas yang telah ia pakai untuk menghapus darah mimisan ke dalam tempat sampah.

 

Ia pun Membuka lemari baju dan mengambil kaus dan celana untuk tidur. Setelah itu, ia lekas menganti baju dan meletakkan baju kotor di atas keranjang. Buru-buru ia pun membaringkan tubuh di atas kasur dan memejamkan mata yang sedari tadi sudah sayu.

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Yang Terindah Itu Kamu
12483      3587     44     
Romance
Cinta pertama Aditya Samuel jatuh pada Ranti Adinda. Gadis yang dia kenal saat usia belasan. Semua suka duka dan gundah gulana hati Aditya saat merasakan cinta dikemas dengan manis di sini. Berbagai kesempatan juga menjadi momen yang tak terlupakan bagi Aditya. Aditya pikir cinta monyet itu akan mati seiring berjalannya waktu. Sayangnya Aditya salah, dia malah jatuh semakin dalam dan tak bisa mel...
Lantas?
41      41     0     
Romance
"Lah sejak kapan lo hilang ingatan?" "Kemarin." "Kok lo inget cara bernapas, berak, kencing, makan, minum, bicara?! Tipu kan lo?! Hayo ngaku." "Gue amnesia bukan mati, Kunyuk!" Karandoman mereka, Amanda dan Rendi berakhir seiring ingatan Rendi yang memudar tentang cewek itu dikarenakan sebuah kecelakaan. Amanda tetap bersikeras mendapatkan ingatan Rendi meski harus mengorbankan nyawan...
The Diary : You Are My Activist
14870      2526     4     
Romance
Kisah tentang kehidupan cintaku bersama seorang aktivis kampus..
KETIKA SENYUM BERBUAH PERTEMANAN
542      383     3     
Short Story
Pertemanan ini bermula saat kampus membuka penerimaan mahasiswa baru dan mereka bertemu dari sebuah senyum Karin yang membuat Nestria mengagumi senyum manis itu.
My Doctor My Soulmate
118      105     1     
Romance
Fazillah Humaira seorang perawat yang bekerja disalah satu rumah sakit di kawasan Jakarta Selatan. Fazillah atau akrab disapa Zilla merupakan seorang anak dari Kyai di Pondok Pesantren yang ada di Purwakarta. Zilla bertugas diruang operasi dan mengharuskan dirinya bertemu oleh salah satu dokter tampan yang ia kagumi. Sayangnya dokter tersebut sudah memiliki calon. Berhasilkan Fazillah menaklukkan...
Niscala
355      238     14     
Short Story
Namanya Hasita. Bayi yang mirna lahirkan Bulan Mei lalu. Hasita artinya tertawa, Mirna ingin ia tumbuh menjadi anak yang bahagia meskipun tidak memiliki orang tua yang lengkap. Terima kasih, bu! Sudah memberi kekuatan mirna untuk menjadi seorang ibu. Dan maaf, karena belum bisa menjadi siswa dan anak kebanggaan ibu.
Dessert
1052      555     2     
Romance
Bagi Daisy perselingkuhan adalah kesalahan mutlak tak termaafkan. Dia mengutuk siapapun yang melakukannya. Termasuk jika kekasihnya Rama melakukan penghianatan. Namun dia tidak pernah menyadari bahwa sang editor yang lugas dan pandai berteman justru berpotensi merusak hubungannya. Bagaimana jika sebuah penghianatan tanpa Daisy sadari sedang dia lakukan. Apakah hubungannya dengan Rama akan terus b...
Stars Apart
638      446     2     
Romance
James Helen, 23, struggling with student loans Dakota Grace, 22, struggling with living...forever As fates intertwine,drama ensues, heartbreak and chaos are bound to follow
Dialog Tanpa Kata
16822      4402     19     
Romance
Rasi mencintai Sea dalam diam Hingga suatu hari Sea malah dinikahi oleh Nolan kakak dari Rasi Namun pernikahan Sea dan Nolan yang terlihat aneh Membuat Rasi bebas masuk ke kehidupan Sea Bahkan selalu menjadi orang pertama saat Sea membutuhkan bantuan Akankah Sea berpaling pada Rasi atau lagilagi perasaan Rasi hanya sebuah dialog dalam hati yang tak akan pernah terucap lewat kata Sea pada Rasi Ras...
Kutunggu Kau di Umur 27
4998      2028     2     
Romance
"Nanti kalau kamu udah umur 27 dan nggak tahu mau nikah sama siapa. Hubungi aku, ya.” Pesan Irish ketika berumur dua puluh dua tahun. “Udah siap buat nikah? Sekarang aku udah 27 tahun nih!” Notifikasi DM instagram Irish dari Aksara ketika berumur dua puluh tujuh tahun. Irish harus menepati janjinya, bukan? Tapi bagaimana jika sebenarnya Irish tidak pernah berharap menikah dengan Aks...