"Banyak lah. Perasaan terhadap diri sendiri, terhadap orang tua, terhadap orang, termasuk terhadap lo Nayya."

Sejak saat itu, Dhala tidak pernah dan tidak ingin membuka hati untuk siapapun. Katanya sih, susah muve on, hha, memang, gegayaan sekali dia seperti anak muda. Memang anak muda, lebih tepatnya remaja yang terus dikejar untuk dewasa, t...Read More >>"> Potongan kertas (Bab 2) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Potongan kertas
MENU
About Us  

Jakarta, malam hari yang terlihat indah, sinar bulan yang membuat langit jauh terlihat lebih terang, bintang yang hanya bertaburan dibeberapa sisi, menambah kesan cantik pada malam hari ini. 

Di ibukota yang sedang Dhala dan Nayya tempati ini. Mereka berjalan berdua, sambil menatap lalang lalu kendaraan yang menyilaukan mata. Nayya menggenggam tangan Dhala kuat-kuat. 

"Makasih buat waktunya ya Nay, next time aku mau kamu bawa jaket, aku enggak mau loh kamu kedinginan." Dhala berucap sambil merangkul Nayya yang lebih pendek darinya. 

"Hm, iya, ini jaket kamu aku balikin besok ya sambil sekolah," katanya seraya mendongkak menatap Dhala sebentar. 

"Iya Nay santai aja. Oh iya, soal itu ... kamu, beneran kita, aku, maksudnya, kita mau menjalin sebuah hubungan? Kamu ngerti 'kan ini bukan soal hubungan persepupuan tapi lebih dari itu," kata Dhala lalu berhenti sejenak. 

Dibawah lampu yang menyala menerangi keduanya, Nayya dan Dhala saling menggenggam tangan. Nayya tersenyum seraya mengangguk dan memeluk Dhala erat-erat. "iya aku paham, maksud kamu, kita ini pacaran 'kan? Hha." 

Dhala terkekeh lalu mengangguk sambil membalas pelukan Nayya yang tak lain adalah kekasihnya sekarang. Mereka kembali melanjutkan perjalanan menuju pulang, dengan Nayya yang sendari tadi menempel terus menerus dengan Dhala. 

"Lucu ya, sekarang kita ngomongnya aku kamu, hehe." Nayya memukul seraya mendorong lengan Dhala karena salah tingkah. 

Entah kebetulan atau bagaimana, disamping Dhala berjalan ada genangan air yang cukup besar, membuatnya harus becek-becekan dan sebagian celananya basah. 

"ADUH!" Dhala mengusap punggungnya yang terasa sakit saat terjatuh dari tempat tidur. 

Ia mengusap wajah lalu menatap sekeliling. Oh ya ampun, ia ingin mengumpat malam-malam seperti ini, rupanya itu hanyalah sebuah bunga tidur, lebih jelasnya Dhala hanyalah bermimpi. 

"Argh! Dosa enggak sih gua mimpiin perempuan, hah. Nayya, Nayya kenapa sih lo muter muter terus dipikiran gua, dasar!" 

Menoleh sekilas pada jam yang ternyata masih pukul setengah dua dini hari, Dhala kembali membuang napas dan kini berjalan menuju kamar mandi, mungkin dengan sholat malam, hatinya akan sedikit merasa lebih tenang. 

Berbicara soal hubungan dan perasaan, sebenarnya sudah lama sekali Dhala memendam sebuah rasa suka kepada seseorang. Sejak insiden perginya orang yang Dhala sayangi, ia jadi sulit untuk kembali membuka hati dan menerima apa itu kata cinta. 

Namun, jika diibaratkan dengan air terjun yang semakin deras mengalir, semakin menambah kesan cantik dan sejuk. Dhala juga seorang manusia yang bisa kapan saja menyukai kembali seseorang, tetapi itu kembali lagi kepada dirinya sendiri. Bisa menerima atau tidak, bahkan, mungkin ia sulit untuk mengungkapkan sebuah perasannya. 

Prak! 

Brugh!

Prang! 

"Hisss, dimana kaos kaki sebelah gua ya!" Nayya berdecak pinggang sambil menggaruk-garuk kepalanya. Sehingga tataan rambut yang semula rapi, kembali berantakan. 

Asik mencari-cari kaos kaki, ponsel nya bergetar menandakan ada panggilan dari seseorang. Dengan langkah kesal penuh emosi, karena pikirnya, siapa orang yang mengganggu nya saat mencari sesuatu, membuatnya semakin bertambah malas saja. 

Tanpa melihat siapa si penelpon, ia menggeser asal ikon itu, lalu mulai mendengarkan sapaan dari lawan bicaranya. 

"Lagi cari kaos kaki? Ada di rak sepatu lo, gua lihat kemarin kaos kakinya ada didalam sepatu, mana sebelah lagi, sebelahnya mungkin diambil tikus. Dah, lima menit lagi gua kesana." 

Nayya terdiam, sampai panggilan itu berakhir dengan sendirinya. Dhala itu lho? Perhatian sekali, hal sekecil apapun soal Nayya, ia selalu memperhatikan. Kadang Nayya berpikir, Dhala itu orang tuanya bukan si? Kenapa Dhala lebih tahu banyak soalnya ketimbang orang tuanya sendiri. 

Sudahlah, Nayya pusing. Namanya juga Dhala. 

Membiarkan kamarnya yang berantakan kembali setelah sore terlihat rapi, kini Nayya menuruni setiap anak tangga yang berjumlah puluhan itu di rumah besarnya. Ia mengedarkan pandangan ke segala penjuru rumah, sepi, hening tidak ada orang selain dirinya. 

Menyisihkan waktu untuk sarapan, Nayya menggeledah dapur dan isi kulkas. Tolonglah, Nayya lapar sekali, apalagi sekarang hari Senin, butuh tenaga ekstra untuk bisa mengikuti upacara bendera rutin itu. 

"Ini Mamah enggak nitipin makanan apa satu biji juga, anak gadis nya ini kelaparan. Mau numpang ke rumah Dhala, ahh malas gerak, jauh." Nayya menggerutu namun tangannya masih terus membuka lemari, dan kulkas bergantian. 

"Jauh yang lo maksud itu cuman kehalang empat rumah ya Nayyanika! Jangan jadiin rumah gua sebagai ajang kemalasan tingkat atas lo itu. Sini biar gua yang masak, pasti disetiap rumah punya mie instan, untuk pagi ini sarapan itu aja dulu, nanti siang gua ajak lo ke kantin sekolah," sahut seseorang dari belakang. 

Nayya berjinjit, kedatangan Dhala tiba-tiba membuatnya kaget bukan main. 

Gadis itu membuat pose cemberut, dengan dua pipinya yang gembul semakin terlihat gembul, dua tangan Dhala refleks mencubitnya. Lalu setelah itu terjadi aksi kejar-kejaran lebih dulu sebelum Dhala memasak mie instan dengan tenang. 

"Hm, ini ramen si. Yaudahlah enggak masalah, itung-itung kaya didalam drakor enggak sih Nay? Kita makan masih dipanci nya aja." 

"Hah apa? Kita? Gua aja kali, 'kan yang mau makan gua Dhal," kata Nayya membuat laki-laki itu memutar bola mata malas. 

"Yang masakin siapa? Gua 'kan? So, enggak usah banyak bacot mulut lo itu. Sana ambil sumpit," titah Dhala yang dipatuhi secara langsung oleh Nayya, meski terdengar dua kakinya yang dihentak-hentakkan kesal. 

Meletakan panci diatas alas kain, Dhala mulai duduk menghadap Nayya yang kini wajahnya terlihat kegirangan, terhalang oleh asap dari mie yang masih panas, Dhala mengambil ponselnya lalu menekan kamera. Memotret dengan sempurna perpaduan asap mie itu dengan wajah Nayya. 

Cantik. 

Kembali, Dhala membatin, sebelum Nayya menyadarkannya dengan melempar sumpit pada wajah Dhala. 

Sempat meringis dan mengumpat, namun tidak berlangsung lama karena setelah itu ia mengejar waktu, tidak ingin terlambat ke sekolah. 

"Hari ini lo ada latihan lagi Dhala?" tanya Nayya seraya menyeruput mie sambil menatap sebentar wajah sepupunya. 

"Hm, iya. Tapi kayaknya nanti deh istirahat ke dua, jadi pas pulang gua masih bisa pulang bareng sama lo," balas Dhala. 

Gadis itu mengangguk-angguk seraya kembali memasukkan sumpit itu ke dalam panci, pun dengan Dhala yang melakukan hal yang sama. Saat, keduanya sama-sama ingin mengangkat kembali sumpit itu, alih-alih mendapat mie, malah sumpit keduanya saling mencapit satu sama lain, sempat terdiam beberapa menit, ah tunggu, ini seperti didalam drama saja. 

Sialan! Dhala mengumpat dalam hati, ia jadi malu sekaligus salah tingkah sendiri. 

"Hhh, iya, gua payah dalam dunia persumpitan, ka-kayaknya gua ambil garfu enggak sih?" 

Belum sempat mendengar jawaban Dhala, Nayya sudah lebih dulu ngacir untuk mengambil benda yang lain. Dhala meraup wajahnya kasar, siapapun tolong dia sekarang, dua telinganya terlihat merah sangking menahan malu nya. 

Kembali, dengan lembar kedua, perpaduan antara perasaan Dhala dan si cantik Nayya yang merasakan hal yang sama. Namun, sepertinya, dua-duanya malu untuk mengungkapkan sebuah perasaan, mungkin karena status mereka sepupu? Bukankah tidak masalah? 

 

 

 

 

 

 

 

 

How do you feel about this chapter?

0 0 2 0 0 0
Submit A Comment
Comments (4)
  • coretansha03

    Semangat ❤️❤️❤️

    Comment on chapter Bab 3
  • coretansha03

    Semangat bestieeeeee ❤️ yok bisa yok

    Comment on chapter Bab 2
  • coretansha03

    SEMANGAT BESTIEEEEEE ❤️ AKHIRNYA BISA LOGINNN😭

    Comment on chapter Chapter 1
  • senjaa_

    Ya ampun semangat diri sendiri hehe:)

    Comment on chapter Chapter 1
Similar Tags
Gunay and His Broken Life
6124      2124     0     
Romance
Hidup Gunay adalah kakaknya. Kakaknya adalah hidup Gunay. Pemuda malang ini telah ditinggal ibunya sejak kecil yang membuatnya secara naluri menganggap kakaknya adalah pengganti sosok ibu baginya. Hidupnya begitu bergantung pada gadis itu. Mulai dari ia bangun tidur, hingga kembali lagi ke tempat tidur yang keluar dari mulutnya hanyalah "kakak, kakak, dan kakak" Sampai memberi makan ikan...
Mahar Seribu Nadhom
4582      1538     7     
Fantasy
Sinopsis: Jea Ayuningtyas berusaha menemukan ayahnya yang dikabarkan hilang di hutan banawasa. Ketikdak percayaannya akan berita tersebut, membuat gadis itu memilih meninggalkan pesantren. Dia melakukan perjalanan antar dimensi demi menemukan jejak sang ayah. Namun, rasa tidak keyakin Jea justru membawanya membuka kisah kelam. Tentang masalalunya, dan tentang rahasia orang-orang yang selama in...
Slash of Life
7680      1613     2     
Action
Ken si preman insyaf, Dio si skeptis, dan Nadia "princess" terpaksa bergabung dalam satu kelompok karena program keakraban dari wali kelas mereka. Situasi tiba-tiba jadi runyam saat Ken diserang geng sepulang sekolah, kakak Dio pulang ke tanah air walau bukan musim liburan, dan nenek Nadia terjebak dalam insiden percobaan pembunuhan. Kebetulan? Sepertinya tidak.
Rembulan
876      486     2     
Romance
Orang-orang acap kali berkata, "orang yang gagal dalam keluarga, dia akan berhasil dalam percintaan." Hal itu tidak berlaku bagi Luna. Gadis mungil dengan paras seindah peri namun memiliki kehidupan seperti sihir. Luna selalu percaya akan cahaya rembulan yang setiap malam menyinari, tetapi sebenarnya dia ditipu oleh alam semesta. Bagaimana rasanya memiliki keluarga namun tak bisa dianggap ...
Sepotong Hati Untuk Eldara
1425      677     7     
Romance
Masalah keluarga membuat Dara seperti memiliki kepribadian yang berbeda antara di rumah dan di sekolah, belum lagi aib besar dan rasa traumanya yang membuatnya takut dengan kata 'jatuh cinta' karena dari kata awalnya saja 'jatuh' menurutnya tidak ada yang indah dari dua kata 'jatuh cinta itu' Eldara Klarisa, mungkin semua orang percaya kalo Eldara Klarisa adalah anak yang paling bahagia dan ...
Breakeven
17853      2253     4     
Romance
Poin 6 Pihak kedua dilarang memiliki perasaan lebih pada pihak pertama, atau dalam bahasa jelasnya menyukai bahkan mencintai pihak pertama. Apabila hal ini terjadi, maka perjanjian ini selesai dan semua perjanjian tidak lagi berlaku. "Cih! Lo kira gue mau jatuh cinta sama cowok kayak lo?" "Who knows?" jawab Galaksi, mengedikkan bahunya. "Gimana kalo malah lo duluan ...
Cinta Tau Kemana Ia Harus Pulang
7866      1457     7     
Fan Fiction
sejauh manapun cinta itu berlari, selalu percayalah bahwa cinta selalu tahu kemana ia harus pulang. cinta adalah rumah, kamu adalah cinta bagiku. maka kamu adalah rumah tempatku berpulang.
Zo'r : The Teenagers
13723      2681     58     
Science Fiction
Book One of Zo'r The Series Book Two = Zo'r : The Scientist 7 orang remaja di belahan dunia yang berbeda-beda. Bagaimana jadinya jika mereka ternyata adalah satu? Satu sebagai kelinci percobaan dan ... mesin penghancur dunia. Zo'r : The Teenagers FelitaS3 | 5 Juni - 2 September 2018
Comfort
1184      509     3     
Romance
Pada dasarnya, kenyamananlah yang memulai kisah kita.
Story Of Chayra
9843      2748     9     
Romance
Tentang Chayra si cewek cuek dan jutek. Sekaligus si wajah datar tanpa ekspresi. Yang hatinya berubah seperti permen nano-nano. Ketika ia bertemu dengan sosok cowok yang tidak pernah diduga. Tentang Tafila, si manusia hamble yang selalu berharap dipertemukan kembali oleh cinta masa kecilnya. Dan tentang Alditya, yang masih mengharapkan cinta Cerelia. Gadis pengidap Anstraphobia atau phobia...