“Wae?” tanya Kim Seok Jin menatap tajam wajah Park Jimin yang selalu menahannya ketika hendak memberi pelajaran kepada Azel.
“Tolong jangan bersikap keras dengannya. Kita harus memaklumi, dia bersikap seperti itu karena usianya yang masih jauh lebih muda dari kita. Apakah kita tidak bisa memahami itu?” tukas Park Jimin membuat semua member ikut menatap ke arahnya dan menyimak ucapannya itu.
“Emosionalnya masih labil, Hyung. Kita harus sabar untuk bisa membuat dia mengerti bahwa apa yang dia lakukan adalah salah. Ingat Hyung, dia diutus ke sini dari negaranya untuk belajar sejarah dari sekolah Bangtan. Jangan sampai sikap kita yang keras, terdengar oleh Army di luar sana. Apalagi sampai terdengar di telinga kedua orangtuanya,” sambung Park Jimin berupaya memberikan pengertian kepada Kim Seok Jin agar dapat menstabilkan emosinya.
“Tapi Jimina, memangnya kamu tahu solusi apa supaya bisa membuat dia mengerti? Kamu sendiri bisa lihat bagaimana sikap dia yang tidak ada sopan santunnya sama sekali dengan kita,” protes Kim Taehyung tidak terima dengan keputusan Park Jimin untuk bersikap sabar dan baik kepada Azel.
“Aku tahu, maka dari itu kita harus bersabar lebih ekstra lagi untuk menghadapi sikapnya.”
“Yakk, Jimina! Kalau begitu kau saja yang membimbing gadis nakal itu! Kalau memang kau berpihak dengannya,” sahut Min Yoongi kesal.
“Hyung, tentu aku tidak bisa jika aku harus menghandle nya sendiri. Maka dari itu aku butuh bantuan kalian,” ujar Park Jimin tampak sabar memberikan penjelasan akan apa yang dimaksudnya itu kepada para member.
“Aish! Jinja! Aku tidak sudi,” jawab Min Yoongi dengan suara pelannya dan tampak di anggukkan setuju oleh para member di sana.
“Sebenarnya, apa kalian tidak curiga? Kenapa dia bisa mau dan berniat untuk masuk ke sini, tapi begitu tiba di sini, dia malah membuat kekacauan?” tanya Park Jimin membuat semua mata member menatap fokus me arahnya.
“Coba kalian pikirkan, kalau memang gadis itu tidak mempunyai niat dan tujuan lain, tidak mungkin dia melakukan ini dengan sengaja,” sambung Park Jimin melanjutkan.
Semua member tampak saling bertukar pandang seperti menimbang ucapan Park Jimin yang dirasa ada benarnya juga.
“Maksud kamu?” tanya Kim Seok Jin meminta Park Jimin untuk menjelaskan lebih detail ucapan Park Jimin barusan.
“Hyung, kita harus dekati Azel dengan cara yang berbeda. Kita harus cari tahu kenapa dia ingin ke sini, sementara dia sama sekali tidak menghormati kita. Tentu hal itu sangat aneh bukan?” terang Park Jimin membuat Kim Seok Jin mangguk-manggukkan kepalanya paham.
“Benar juga. Sebenarnya apa tujuan dia datang ke sini selain ingin belajar tentang sejarah Bangtan?” ucap Kim Seok Jin mulai memahami apa yang diinginkan oleh Park Jimin.
“Itulah Hyung, kita harus cari tahu. Dan kita juga tidak bisa menggunakan kekerasan untuk mencari tahu hal itu. Kita harus membutuhkan cara yang cerdik pula,” tutur Park Jimin dibawa anggukan setuju oleh Kim Seok Jin.
“Oke! Sekarang kalian semua ikut aku,” titah Kim Seok Jin mengajak para member untuk pergi bersamanya mendatangi Azel di perpustakaan.
Azel yang masih sibuk mencari buku peraturan itu, tampak sudah naik tangga di rak ke-10 yang merupakan rak paling tertinggi.
Di sana Azel tampak sudah kewalahan untuk mencari buku peraturan Bangtan yang sedari tadi tak kunjung ia temukan.
Bahkan rasanya tangannya tampak tak sanggup hanya untuk membuang buku-buku itu ke dasar lantai karena lengannya yang sudah terasa pegal.
“Huft! Kemana sih mereka letakkan buku peraturannya? Masa iya sebanyak buku di sini nggak ada?” keluh Azel mulai kesal.
Tiba-tiba, terdengar suara pintu perpustakaan itu terbuka hingga membuat Azel menoleh ke bawah. Azel membulatkan matanya kaget melihat para member BTS melangkah masuk ke dalam perpustakaan itu.
Tak hanya kaget karena kedatangan para member yang melangkah masuk ke dalam perpustakaan, Azel juga baru tersadar bahwa sudah hampir lima rak buku ia kosongkan karena bukunya yang sudah ia hamburkan ke dasar lantai perpustakaan.
“Mampus, pasti serigala itu bakal ngomel lagi!” desah Azel dengan suara pelannya. Meski Azel sengaja melakukan kesalahannya itu, tetap saja Azel merasakan ketakutan jika sudah berhadapan langsung dengan para member BTS khususnya Kim Seok Jin.
Tatapan elangnya seperti sedang menjelajah di pikiran Azel saat ini. “Aku harus siap-siap nih!” ujar Azel langsung menutup kedua telinganya bersiap-siap jika Kim Seok Jin berteriak untuk mengomelinya.
Tetapi siapa sangka, Azel justru tak kunjung mendengar teriakan apapun dari Kim Seok Jin.
Meski sebenarnya, Kim Seok Jin tampak menahan diri dan amarahnya yang sebenarnya ingin membludak detik itu juga karena melihat banyak buku perpustakaan yang berhamburan di dasar lantai.
“Tenangkan hatimu Hyung,” bisik Park Jimin yang terus mengingatkan Kim Seok Jin agar sabar dan tetap menjalankan sesuai rencananya tadi.
Kim Seok Jin yang memejamkan matanya itu tampak mengangguk pelan mengiyakan ucapan Park Jimin.
Perlahan ia membukakan matanya dan beranjak maju lalu menatap wajah Azel yang sudah berdiri di tingkat rak ke-10.
Tampak Azel juga tengah membalas tatapannya itu dengan tatapan yang tak biasa.
“Yakk! Turunlah,” pinta Kim Seok Jin santai dan tidak terdengar nge-gas sebagaimana biasanya.
Azel mengernyitkan keningnya heran mendengar perintah itu. Dengan raut wajahnya yang bingung, Azel tampak berdiri mematung seraya berpikir; “Kok tumben serigala itu nggak ngomel? Dan, kenapa nada bicaranya terdengar santai begitu?”
Tak lama kemudian, Park Jimin tampak beranjak maju dan berhenti tepat di samping Kim Seok Jin berdiri tegak.
“Azel, turunlah! Sudah cukup kau mencari bukunya. Kami akan membantumu untuk menemukan buku peraturan itu,” ujar Park Jimin pun dengan biasanya. Suaranya lembut dan santai ketika memberi perintah kepada Azel.
Masih dengan raut wajahnya yang bingung, perlahan Azel mulai turun dari tingkat 10 hingga ke bawah.
Begitu tiba di dasar lantai hingga setara dengan para member berdiri, Azel lantaran memasang wajahnya ketakutan menyadari sudah banyak buku-buku yang ternyata ia buang dari raknya itu.
‘Aduh! Gimana nih? Jangan bilang setelah ini mereka bakal ngasih pelajaran,’ batin Azel mulai gelisah.
“Kemarilah, Azel! Jangan takut!” tukas Park Jimin dengan senyumannya yang tampak meyakinkan Azel untuk mendekatinya.
Dengan langkah yang masih ragu-ragu, Azel mulai melangkah maju mendekati para member.
Begitu jaraknya sudah tidak terlalu jauh, kurang lebih sekitar berjarak 1,5 meter, Azel menghentikan langkahnya dengan wajah yang sedikit menunduk.
“Bagaimana caranya?” tanya Azel mulai buka obrolan.
“Gaja! Ikut kami supaya kamu tahu cara dan solusinya,” tukas Park Jimin perlahan mulai melangkah pergi menuju ke bagian ujung ruangan perpustakaan itu.
Azel mengernyitkan keningnya heran melihat raut wajah para member yang tidak seperti biasanya ia lihat itu. Apalagi Kim Seok Jin, yang tampak diam dan tak menampakkan wajah sangarnya. Meski demikian, diamnya Kim Seok Jin tetap membawa sosok misterius bagi Azel.
“Pergilah! Jimina akan memberitahu mu bagaimana caranya menggunakan perpustakaan ini,” tukas Kim Seok Jin sontak membuat Azel tersentak kaget karena tiba-tiba saja ia meminta Azel untuk datang menghampiri Park Jimin agar belajar bagaimana caranya menggunakan sistematika yang ada di perpustakaan itu.
Azel yang mulai menyeret kakinya itu tampak ragu-ragu hingga langkahnya terkesan sangat pelan saat hendak menghampiri Park Jimin.
‘Aneh! Ini benar-benar aneh! Ada apa dengan mereka semua? Kenapa mereka jadi bersikap lembut kepadaku?’ batin Azel bertanya-tanya. Ia benar-benar penasaran, rencana apa yang sedang dijalankan oleh para member BTS itu?
“Tunggu!” panggil Kim Seok Jin membuat Azel menghentikan langkahnya kaget.
Park Jimin pun tampak mengerutkan keningnya samar melihat Kim Seok Jin yang tiba-tiba menghentikan langkahnya Azel.
“Ye?” tanya Azel seraya menengok ke belakang menatap Kim Seok Jin.
Seru! Lnjut thor
Comment on chapter Kekhawatiran Azel