“Hyung-”
Kim Seok Jin menahan Park Jimin yang hendak melakukan pembelaan lagi kepada Azel.
“Cukup, Jimina.” Kim Seok Jin memutarkan bola matanya menatap tajam wajah Park Jimin yang saat ini berdiri tidak jauh darinya.
“Kau masih ingin melakukan pembelaan dengan gadis ini?” tanya Kim Seok Jin seraya menunjukkan jari telunjuknya ke arah Azel.
“Keputusan sudah dibuat. Sebagaimana dengan peraturan yang ada, dia tetap harus menjalankan tugasnya sampai selesai!” tegas Kim Seok Jin yang kali ini tak ada satupun member bahkan Azel untuk membantahnya.
“Beresin semua makanan ini. Siapkan yang baru nanti pukul 8 malam. Biarkan dia menyelesaikan tugasnya yang tersisa sebelum waktu itu. Gaja,” Kim Seok membalikkan badannya beranjak pergi meninggalkan ruangan asrama.
Para member BTS pun tampak menatap sinis ke arah Azel sebelum ikut pergi membuntuti Kim Seok Jin.
Para pelayan pun tampak mulai mendorong meja panjang yang berisi makanan itu dan dibawa pergi dari hadapan Azel.
Azel menatap pasrah ketika nasi di piringnya itu belum tersentuh sama sekali. Azel baru mencicipi lauk pauk yang tersaji, belum sempat menelan nasi.
Park Jimin yang masih berdiri di sana tampak prihatin melihat Azel yang diperlakukan demikian oleh para member.
Park Jimin yang hendak melangkah menghampiri Azel, tiba-tiba dipanggil oleh Min Yoongi yang mendadak muncul lagi di ruangan asrama itu.
“Jimina!” panggil Min Yoongi sontak membuat Park Jimin dan Azel menoleh secara bersamaan.
Di satu sisi, Azel sedikit terkejut mendapati Park Jimin yang masih berdiri di sana sejak tadi.
“Kau masih ingin di anggap sebagai anggota member? Gaja, ikut denganku sekarang. Atau, kau akan tahu dampaknya jika masih membangkang.”
Azel mengernyitkan matanya tajam dengan bibir yang sudah mengerut kesal.
Park Jimin hanya diam dan menghembuskan napasnya pasrah. Meski merasa kasihan dan prihatin, Park Jimin tak bisa melakukan banyak untuk membantu Azel.
Park Jimin menatap Azel sejenak, lalu beranjak pergi meninggalkan ruang asrama diikuti oleh Min Yoongi di belakangnya.
Sementara, Azel masih menatap sinis kepergian mereka berdua yang baru saja enyah dari hadapannya.
“Tceh! Mereka benar-benar ingin menyiksaku,” desis Azel kesal.
Azel kembali membaca tugas baru yang terlampir di kertas selembar itu. Perlahan, kedua matanya tampak sayup karena sudah merasa tak sanggup untuk menjalani tugasnya itu.
“Aish! Yang benar saja! Haruskah aku mengerjakan semua ini sebelum jam 8 malam?” desah Azel sudah duduk bersimpuh di atas lantai.
Azel kembali menatap ruangan asrama yang cukup besar dan luas itu. Matanya kembali sayup menatap pasrah selembar kertas yang masih berada di genggamannya.
Memikirkan dirinya yang belum menelan nasi sedikitpun, membawa Azel mau tak mau harus menjalankan tugasnya itu agar ia bisa makan.
Azel beranjak tegak dengan ekspresi wajahnya yang begitu yakin untuk bisa menyelesaikan tugasnya itu.
“Arrasso, aku akan menjalani semua tugas ini. Tentunya karena aku ingin mengisi perutku dengan nasi. Dan,”
Azel menyeringai sinis tampak sudah dengan rencana barunya.
“Aku tidak akan menjalani tugas ini jika tanpa sedikit kekacauan,” lanjut Azel setelah menjeda ucapannya.
Tugas pertama, Azel diminta untuk mencari buku peraturan lama tentang member Bangtan menjadi seorang idol yang berada di perpustakaan. Dan perpustakaan itu terletak di bagian ruangan dalam asrama. Hanya saja agak terpisah dengan sekat dinding yang tinggi juga kuat pondasinya.
Azel mulai beranjak menjelajahi denah asrama yang sudah ada di tangannya itu. Ia mendapatkan denah itu dari Bu Yeong sebelum Bu Yeong pergi meninggalkan Azel sendiri di sana.
“Apa ini ruangan perpustakaannya?” gumam Azel bertanya-tanya begitu dirinya sudah berdiri di depan pintu yang cukup tinggi. Karena penasaran, Azel mencoba mendorong pintu yang cukup tinggi bak gerbang istana itu dengan tangannya.
Pintu yang cukup tinggi itu perlahan mulai membuka dengan bunyi yang khas layaknya seperti bangunan tua.
Kedua netra Azel tampak bermuara menatap isi ruangan itu yang ternyata benar, isinya penuh dengan buku yang tersusun di atas rak-rak yang tinggi.
“Woah!” sontak Azel menatap kagum akan isi perpustakaan itu yang ternyata begitu sangat besar seperti perpustakaan daerah.
Perpustakaan daerah bahkan terlihat jauh lebih kecil dibandingkan perpustakaan yang ia lihat saat ini.
“Daebak! Apa mereka membaca semua buku-buku ini?” gumam Azel penasaran.
Perlahan Azel mulai melangkahkan kakinya masuk ke dalam ruang perpustakaan yang besar itu. Sesampainya di tengah-tengah, Azel mulai kehabisan akal hingga kedua tangannya ikut bereaksi berkacak pinggang seraya memikirkan solusi.
“Bagaimana bisa aku menemukan buku peraturan yang mereka minta? Aish! Sepertinya mereka memang sengaja melakukan tugas sulit ini padaku!” desah Azel menampakkan wajah kesalnya lagi.
“Tapi, it's ok! Seperti rencana yang sudah ku buat, aku akan melaksanakan perintahnya, dengan ketentuan tak sedikitpun aku akan melakukannya jika tanpa kekacauan. Artinya, begitu tugas itu berjalan, kekacauan pun akan terealisasikan,” sontak Azel sudah dengan seringainya yang khas.
Seperti biasa, Azel akan menjalankan tugasnya itu dengan kekacauan yang ia buat.
Azel mulai beranjak mendekati rak buku-buku itu untuk mencari buku peraturan yang diminta. Berhubung buku itu sangat banyak, Azel mencarinya tanpa rasa kesabaran. Ia membuang semua buku ke dasar lantai jika dirasa bukan buku itu yang dicarinya.
Dengan enteng tangannya melemparkan semua buku yang berada di rak satu ke dasar lantai karena tak kunjung menemukan buku yang dicarinya.
“Aish! Dimana ya? Apa di sini?”
Azel beralih langsung ke rak yang paling tengah yaitu di rak ke lima. Azel memanjat tangga yang sudah tersedia di sana untuk mencari buku itu di rak ke lima.
Sama seperti sebelumnya, Azel akan membuang semua buku yang dirasa bukan buku yang diinginkannya.
Dan seperti biasa juga, para member BTS tampak memantau pekerjaan Azel melalui CCTV.
Kim Seok Jin yang saat ini duduk paling depan, memimpin semua member, tampak sudah memijit kepalanya karena merasa pusing dengan sikap Azel yang semakin menjadi.
Tak hanya Kim Seok Jin, member BTS yang lain pun dibuat geleng-geleng kepala dengan sikap Azel yang ternyata makin parah.
Sementara, Park Jimin yang melihat itu, hanya diam dengan wajah santainya. Meski sedikit heran, Park Jimin menyadari bahwa Azel bersikap demikian karena Azel tidak menerima perlakuan baik pula.
“Bagaimana ini, Hyung? Apa kita akan diam saja melihat dia mengobrak-abrik buku di perpustakaan? Aish! Yang benar saja! Dia benar-benar sudah membuatku gila!” desah Min Yoongi tampak habis batas kesabarannya.
“Kalau kita tidak bergerak dan memberitahu dia, dia akan terus membuang semua buku di perpustakaan, Hyung! Siapa yang akan merapikan buku sebanyak itu?” sahut Kim Namjoon ikut berkomentar.
“Benar, Hyung. Kita tidak bisa diam saja begini!” timpal Kim Taehyung menambahi.
“Setuju!” sambung Jeon Jungkook dan J-Hope menanggapi.
Kim Seok Jin menghela napasnya panjang seraya menatap tajam layar CCTV yang berada di depannya.
“Dia benar-benar tidak bisa diperlakukan dengan baik!” sontak Kim Seok Jin tampak marah hingga beranjak tegak dari tempat duduknya hendak menghampiri Azel karena sudah habis batas kesabarannya.
“Tunggu Hyung!” teriak Park Jimin membuat Kim Seok Jin mengentikan langkahnya.
Suka sama alurnya 👍
Comment on chapter Tiba di Sekolah Bangtan