Sebuah jaket berwarna biru laut ditemukan oleh Langit di perpustakaan saat dia hendak belajar, dengan terpaksa karena penjaga perpustakaan yang entah hilang ke mana dan Langit takut jaket itu malah hilang, akhirnya dia mempostingnya di media sosialnya menanyakan siapa pemilik jaket itu.
Read More >>"> Photobox (Bahagia katanya) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Photobox
MENU
About Us  

HAPPY READING!

Bulan menatap Langit bergantian dengan tempat yang Langit maksud mirip dengan Bandung. Aroma wangi sudah semerbak memasuki indra penciuman Bulan. Langit sendiri sibuk memarkirkan sepedanya di tempat yang bisa dia lihat, supaya tidak diambil orang.

"Bandung?" Komentar Bulan saat Langit menariknya untuk masuk ke dalam ruangan yang lumayan besar itu.

"Mang, batagornya satu enggak usah pakai kentang ya." Langit berbicara ke bapak-bapak yang sedang meletakan siomay di atas piring kaca berwarna cokelat muda itu.

"Maksud lo Bandung ini?" Bulan masih tidak memesan. Dia masih merasa dongkol bayangannya Langit akan membawanya ke mall karena di Bandung terdapat mall juga atau Langit akan membawanya ke tempat bermain yang mirip dengan tempat bermain yang ada di Bandung.

"Iya, makanan khas Bandung apa? Siomay batagor kan? Udah sana pesen." Langit tidak peduli dengan gerutuan Bulan. Dia memilih untuk mengambil tisu dan mengelap meja yang terdapat bercak saus yang tumpah.

Bulan berdiri dan akhirnya memesan meminta sepiring batagor tanpa apa-apa lagi. Cewek itu kembali duduk dan menatap Langit yang kini sibuk dengan ponselnya.

"Lo senyum-senyum sendiri. Kerasukan?" Langit melirik Bulan sejenak lalu larut dalam ponselnya lagi. Bulan merasa kesal karena diabaikan akhirnya dia membuka aplikasi dan mengajak bicara Langit lagi. Kali ini, dia yakin kalau Langit akan langsung berbicara padanya.

"Nomor rekening." Benar saja, Langit langsung mengalihkan perhatian dari ponselnya. Langit langsung menyebutkan dan Bulan mengetik tidak lama kemudian notifikasi transfer lima ratus ribu sudah muncul di ponsel

"Yes. Nanti malem gue kirimin lagi. Jangan lupa transfer," ujar Langit sambil mengacungkan jempolnya. Bisa-bisanya laki-laki yang mata duitan ini membuat Bulan tidur nyenyak.

"Terus sekarang ini lo yang traktir?" Langit menatap Bulan tidak setuju. Dia langsung menolak dengan cepat. Bulan berdecak, dia sudah tau Langit tidak sebaik itu.

"Bayar sendiri-sendiri." Bulan mencibir tidak lama kemudian piring pesanan mereka diantarkan.

"Air putih aja ya Mang, sama minta bungkus dua. Komplit." Langit mengacungkan tangannya membentuk seperti huruf V. Penjual itu langsung mengacungkan jempolnya dan pergi untuk membuatkan pesanan. Ruangan yang minimalis hanya dengan dua meja dan beberapa kursi. Langit dan Bulan tidak berbicara. Mereka sama-sama diam.

"Eh, gue enggak pesen minum tau." Bulan memprotes. Dia baru ingat tidak membeli minum sama sekali.

"Ya udah, pesen." Bulan menendang kaki Langit dan berdiri meminta es teh manis sebagai minumannya.

"Lo jadi cewek kasar banget sih? Sakit ini." Langit menyingkirkan kakinya sejauh mungkin agar Bulan tidak bisa menendangnya lagi. Bulan diam, malas berurusan dengan manusia di depannya. Hingga makanan mereka kandas tidak ada pembicaraan lagi.

"Punya saya berapa Mang?" Pegawai itu langsung menyerahkan nota dan Langit membayarnya. Bulan mengikuti di belakangnya.

"Mang, saya juga mau bayar." Pegawai itu menatap kebingungan.

"Sudah dibayar mbak sama masnya itu." Bulan melihat ke arah Langit yang sudah berada di sepedanya menunggu Bulan untuk naik ke sepedanya. Bulan mengucapkan terima kasih lalu menghampiri Langit mengamuk sejenak dan duduk di sepeda Langit.

***

Untuk langit sekarang sudah tidak menyinari panas. Setelah tadi mengantarkan Bulan ke rumahnya laki-laki itu langsung menuju ke rumah sakit sembari membawa bungkusan siomay yang sudah dingin.

"Tumben Langit dateng ke sini sore?" Bu Putri menyambutnya sementara Langit langsung menunjukan bungkusan siomay.

"Tadi mampir makan dulu Bu sama temen. Terus beliin Ibu sama Mama deh." Langit tersenyum lebar apalagi dia melihat Mamanya mengintip dari balik tirai yang menutupinya. Sepertinya Mamanya sedang di periksa oleh dokter.

"Makasih Langit. Ada hal baik apa nih? Langit punya pacar ya?" Langit membulatkan matanya, langsung menggeleng kencang.

"Langit habis gajian Bu. Terus, lihat siomay jadi beli deh." Bu Putri mengacak-acak rambut Langit lalu, mengajaknya masuk ke dalam setelah suster itu ijin untuk keluar. Ruangan yang ber AC dengan dinding putih memberikan cahaya yang terang. Senyum Mamanya yang menyapa pertama kali membuat Langit langsung memeluk dengan erat.

Langit sibuk bercerita dan menyuapi Mamanya dengan siomay yang dia bawa. Bu Putri sendiri ikut mendengarkan sesekali tertawa mendengar cerita Langit. Malam sudah tiba dan Bu Putri ijin untuk pulang karena Langit akan menjaga mamanya di sini. Langit mengantarkan Bu Putri hingga Bu Putri naik ke dalam mobil taksi yang tadi sudah dipesan.

"Langit." Mamanya menatap Langit sambil menutup buku bacaannya. Langit langsung menghampiri Mamanya dan duduk di dekat ranjang pasien sambil menganggam tangan Mamanya.

"Mama bersyukur punya Langit. Langit orang yang baik pasti punya banyak temen." Langit menatap manik mata ibunya.

"Tiba-tiba banget, Ma. Mama ada maunya ya?" Langit mengulang kata-kata mamanya dulu saat dia masih kecil. Waktu Langit melihat temannya membawa kelereng yang berwarna -warni Langit jadi ingin. Dia langsung memuji mamanya sambil terus memeluk-meluk perut mamanya.

Mamanya tertawa lagi. Mama banyak tertawa hari ini Langit menyukainya. "Iya nih, Mama mau Langit bahagia." Langit terhenyak. Memang Langit sekarang bahagia?

Langit terdiam membuat Mamanya kebingungan. "Lang?" Langit berdehem lalu menunjukan senyumannya yang paling lebar.

"Langit bahagia banget. Apalagi kalau Mama sembuh. Kebahagian Langit pasti bertambah." Mamanya mengacak rambut Langit gemas, malamnya mereka berbagi cerita satu sama lain. Langit juga menceritakan tentang Bulan, cewek yang menurut dia menyebalkan.

"Jadi, anak mama naksir sama Bulan?" Langit memajukan bibirnya. Dia tidak suka digoda seperti itu.

"Baru juga kenalan kemarin Ma. Naksir apanya cewek galak gitu." Mendengar jawaban Langit Mamanya tambah tergelak, tawanya pecah.

"Jadi, kalau udah kenal lama. Langit bakal suka sama Bulan?" Langit langsung merajuk.

"Ma .... " Langit menyembunyikan mukanya di pegangan kasur mamanya, setelah dia pikir-pikir kenapa dia malu sendiri?

"Iya deh. Kalau misal ada yang Langit suka cerita aja ke Mama. Mama mau lihat cewek cantik mana yang bakal jadi menantu Mama." Langit membuat wajah marah bukan karena memang dia marah tapi biar Mamanya tau kalau Langit ngambek.

Perut Langit tiba-tiba berbunyi. "Ma, Langit keluar dulu ya? Mau cari makan." Mamanya mengangguk. Langit langsung menuju ke parkiran dan pergi ke minimarket dengan kecepatan sedang. Dia tidak ingin meninggalkan Mamanya terlalu lama.

Sesampainya Langit di minimarket langganannya. Dia disambut dengan satu kotak makanan ringan dan nasi hangat.

"Gue takut lo beneran sakit. Kali ini gue traktir buat makan yang anti kadaluarsa." Langit menatap pegawai minimarket itu tidak percaya. Dia akhirnya menolak pemberian itu.

"Enggak deh Mas, nanti saya tambah ngerepotin." Pegawai itu berdecak. Dia memaksa untuk Langit makan dengan alasan dia mendapat bonus karena stok yang kadaluarsa tidak pernah berada di tempat sampah.

"Beneran?"

"Iya. Makanya gue berterima kasih sama Lo. Udah ayo dimakan traktiran gue." Langit langsung menerimanya tanpa basa-basi lagi. Dia duduk di depan minimarket dan melahap makanan itu dengan tenang.

"Makan yang banyak Lang. Orang tua lo dimana sih?" Pegawai minimarket itu menggelengkan kepalanya dan masuk ke dalam gudang. Mengambil stok yang habis terjual.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Tetesan Air langit di Gunung Palung
396      267     0     
Short Story
Semoga kelak yang tertimpa reruntuhan hujan rindu adalah dia, biarlah segores saja dia rasakan, beginilah aku sejujurnya yang merasakan ketika hujan membasahi
Sugar On Top
110      92     4     
Romance
Hazel Elodie adalah gadis manis berambut pirang dengan hati yang keras seperti baja. Bertahun-tahun setelah ia dan kakaknya, Sabina, 'dibuang' ke London, Hazel kembali ke kota kelahirannya dengan tekad untuk merebut kembali apa yang menjadi haknya—warisan keluarga yang dirampas secara licik. Namun, kepulangannya tak semudah yang ia bayangkan. Tanpa Sabina, si perisai emosinya, Hazel harus be...
BELVANYA
299      200     1     
Romance
Vanya belum pernah merasakan jatuh cinta, semenjak ada Belva kehidupan Vanya berubah. Vanya sayang Belva, Belva sayang Vanya karna bisa membuatnya move on. Tapi terjadi suatu hal yang membuat Belva mengurungkan niatnya untuk menembak Vanya.
Hoping For More Good Days
449      304     7     
Short Story
Kelly Sharon adalah seorang gadis baik dan mandiri yang disukai oleh banyak orang. Ia adalah gadis yang tidak suka dengan masalah apapun, sehingga ia selalu kesulitan saat mengahadapinya. Tapi Yuka dan Varel berhasil mengubah hidup Sharon menjadi lebih baik dalam menghadapi segala rintangan.Jujur dan saling percaya, hanya itu kunci dari sebuah tali persahabatan..
Young Marriage Survivor
2612      897     2     
Romance
Di umurnya yang ke sembilan belas tahun, Galih memantapkan diri untuk menikahi kekasihnya. Setelah memikirkan berbagai pertimbangan, Galih merasa ia tidak bisa menjalani masa pacaran lebih lama lagi. Pilihannya hanya ada dua, halalkan atau lepaskan. Kia, kekasih Galih, lebih memilih untuk menikah dengan Galih daripada putus hubungan dari cowok itu. Meskipun itu berarti Kia akan menikah tepat s...
Bintang, Jatuh
2071      1074     0     
Romance
"Jangan ke mana mana gue capek kejar kejar lo," - Zayan "Zay, lo beneran nggak sadar kalau gue udah meninggal" - Bintang *** Zayan cowok yang nggak suka dengan cewek bodoh justru malah harus masuk ke kehidupan Bintang cewek yang tidak naik kelas karena segala kekonyolannya Bintang bahkan selalu mengatakan suka pada Zayan. Namun Zayan malah meminta Bintang untuk melupakan perasaan itu dan me...
Tsurune: Kazemai Koukou Kyuudoubu - Masaki dan Misaki dan Luka Masa Lalu-
3035      953     1     
Fan Fiction
Klub Kyudo Kazemai kembali mengadakan camp pelatihan. Dan lagi-lagi anggota putra kembali menjadi 'Budak' dalam camp kali ini. Yang menjadi masalah adalah apa yang akan dilakukan kakak Masaki, Ren, yang ingin meliput mereka selama 3 hari kedepan. Setelah menjadi juara dalam kompetisi, tentu saja Klub Kyudo Kazemai banyak menjadi sorotan. Dan tanpa diketahui oleh Masaki, Ren ternyata mengundang...
AUNTUMN GARDENIA
113      97     1     
Romance
Tahun ini, dia tidak datang lagi. Apa yang sedang dia lakukan? Apa yang sedang dia pikirkan? Apakah dia sedang kesulitan? Sweater hangat berwarna coklat muda bermotif rusa putih yang Eliza Vjeshte kenakan tidak mampu menahan dinginnya sore hari ini. Dengan tampang putus asa ia mengeluarkan kamera polaroid yang ada di dalam tasnya, kemudian menaiki jembatan Triste di atas kolam ikan berukura...
Memoreset (Segera Terbit)
3219      1242     2     
Romance
Memoreset adalah sebuah cara agar seluruh ingatan buruk manusia dihilangkan. Melalui Memoreset inilah seorang gadis 15 tahun bernama Nita memberanikan diri untuk kabur dari masa-masa kelamnya, hingga ia tidak sadar melupakan sosok laki-laki bernama Fathir yang menyayanginya. Lalu, setelah sepuluh tahun berlalu dan mereka dipertemukan lagi, apakah yang akan dilakukan keduanya? Akankah Fathir t...
A Ghost Diary
4819      1503     4     
Fantasy
Damar tidak mengerti, apakah ini kutukan atau kesialan yang sedang menimpa hidupnya. Bagaimana tidak, hari-harinya yang memang berantakan menjadi semakin berantakan hanya karena sebuah buku diary. Semua bermula pada suatu hari, Damar mendapat hukuman dari Pak Rizal untuk membersihkan gudang sekolah. Tanpa sengaja, Damar menemukan sebuah buku diary di tumpukkan buku-buku bekas dalam gudang. Haru...