Loading...
Logo TinLit
Read Story - Asoy Geboy
MENU
About Us  

Geboy bolos sekolah. Sebuah rekor yang akhirnya masuk ke daftar kenakalan ketua Geng Senter tahun ini. Biasanya mau sakit sekalipun, ia tetap berangkat dan menikmati tidur siang di dalam UKS. Tapi, lain dengan sekarang. Meski demamnya sudah turun dan cenat-cenut di kepala jauh berkurang, ia tetap enggan bergeser dari kasur. Padahal, sang empunya saja sudah mentas dari kamar mandi dan tengah sibuk memakai dasi. Komal hanya geleng-geleng saat Geboy mengunyah sisa martabak semalam yang mengeras dan dingin.

"Mau dibikinin surat izin aja?"

"Nggak usah. Entar ketahuan kalau gue sakit lagi."

Komal mengernyit. "Lah, kan emang nggak salah. Lagian pas masuk besok juga bakal kelihatan. Ngapain diumpetin?"

"Gue masuknya kalau udah nggak ada ini, jadi aman," tunjuk Geboy pada perban di kepalanya.

"Tetep ada bekasnya, lah. Dikira kita segoblok itu sampai nggak bisa bedain mana luka lama sama luka baru?"

"Tapi gue beneran nggak pengen mereka tahu. Lo diem aja. Besok gue masuk pake topi."

"Terserah, deh." Komal mengambil jam tangannya di meja belajar. "Berarti lo entar skip nongkrong juga?"

Geboy bergeming sejenak, lalu menggeleng. "Belum tahu. Gue kabarin lo kalau join."

"Oke."

Komal segera pamit ke sekolah setelah berpesan untuk sarapan, minum obat, dan istirahat pada Geboy. Hari ini orang tuanya pergi ke luar kota, jadi enggak ada siapa-siapa di rumah. Ia khawatir kalau terjadi sesuatu--mengingat semalam kawannya gelisah parah sampai mimpi buruk--dan berniat membolos juga, tapi Geboy melarang dan memintanya tetap masuk agar mereka enggak bego berjamaah. Lagi pula, Geboy mau menghabiskan waktu dengan bermalas-malasan. Enggak ada gunanya menunggu orang sakit yang sehat seperti dirinya begini.

Lelaki yang menumpang tapi berasa di rumah sendiri itu lantas bangun dan menuju dapur. Ia mengecek wastafel, mencari kegiatan yang bisa dilakukan, tapi nihil. Sepertinya Komal sudah membersihkan semuanya sebelum mandi. Ia bagai tamu spesial di sini. Walau bukan hal baru, rasa sungkan pasti ada di benak Geboy. Enggak tahu diri sekali kalau merasa sebaliknya.

Ia pun balik ke kamar dan mengecek ponsel. Sudah 16 missed call dan 36 unread message memenuhi notifikasinya. Dari semalam, mamanya terus mencoba membujuk pulang. Bahkan, wanita itu menghubungi Komal untuk memastikan keadaannya. Geboy sempat mau menurut, tapi setelah mendengar papanya menginterupsi, ia jadi malas lagi.

Untuk kali ini, biarkan ia memenangkan pikiran tanpa perlu mengurus perasaan orang tuanya.

Ting! Bangsat, buka hape lo!

"Hadeh, siapa lagi?"

Geboy mendengkus saat lagi-lagi ponselnya berdering. Dari ringtone-nya sudah jelas bukan dari Abi ataupun Tyas--sengaja dibedakan biar gampang. Ia pun segera mengecek dan detik berikutnya langsung menyesal. Kadar malasnya makin menjadi-jadi ketika membaca nama 'Setan Legendaris' pada layar.

Hah …, Geboy menghela napas panjang.

Dari: Setan Legendaris
Kata Kang Mus, lo kemarin masuk rumah sakit. Kenapa? Bokap gue yang nanya.

Sebuah excuse yang tampaknya kurang smooth. Geboy memutar bola matanya malas. Bilang saja mau menghina-hina lagi, batinnya. Terlalu sering chaos dengan sepupunya itu membuat Geboy kurang percaya dengan segala bentuk empati.

"Suruh bokap lo tanya bokap gue." Geboy mengetik balasan itu sambil bersuara keras.

Ia pikir dengan itu, semua akan berakhir. Ternyata enggak. Si Randu justru menelepon yang membuat Geboy kalang kabut sampai hampir menjatuhkan ponselnya ke lantai.

"Kampret!" umpatnya refleks. Ia pun segera menerima panggilan dan berniat menyumpahi macam-macam. "Halo! Lo--"

"Boy? Kamu nggak apa-apa?"

Eh? Raut Geboy berubah linglung. Ia mengecek lagi nama yang ada pada layar, lalu kembali mendengarkan suara yang masuk. Ini Om Pram, bukan tuyul peliharaannya.

"Halo, Om. Iya, aku nggak apa-apa. Kok Om telpon pake nomor Randu? Dia nggak sekolah?"

"Enggak, ini Om sama dia lagi kunjungan. Tadi sempat denger cerita kalau kamu masuk UGD. Sekarang udah nggak apa-apa? Nggak sekolah dulu, kan?"

Geboy garuk-garuk tengkuk. "Aman kok, Om."

"Syukurlah. Papamu belum cerita soalnya, jadi Om agak kaget. Lega kalau kamu nggak kenapa-kenapa. Jaga kesehatan, ya. Jangan diforsir banget tubuhnya. Kamu pasti bisa tetap di ketua Geng Senter, kok."

Hm ….

"Ma-makasih doanya, Om."

"Ya udah, kalau gitu Om tutup dulu. Atau kamu mau ngobrol sama Randu?"

"Ogah, lah. Najis banget."

"Ndu!"

Geboy masih bisa mendengar percakapan itu. "Nggak, Om. Aku mau tiduran lagi aja."

"Oh, oke. Cepat sembuh, ya. Nanti pas pulang Om mampir rumah. Mau dibawain apa? Pacenongan kayak biasa?"

"Bo-boleh, Om."

"Sip, istirahat gih, anak baik."

Telepon itu pun dimatikan. Geboy terpaku.

Hal yang membuatnya bengong menatap langit-langit kamar bukan perkara second round martabak manis topping keju dan oreo, bukan juga tentang fakta ia harus pulang sebelum omnya berkunjung ke rumah, tapi perhatian yang makin hari makin membuatnya overthinking.

Ia dan Randu beneran enggak tertukar, kan?

Ulang tahun mereka berbeda, jarak lima bulan--Geboy lebih tua. Garis wajah keduanya juga beda banget. Tapi, sifat papa Geboy dan Randu seperti salah tempat. Abi selalu meremehkan Geboy dan menggembar-gemborkan prestasi Randu yang seratus langkah lebih maju, sementara Pram terus menyemangati Geboy atas apa yang ia lakukan tanpa perlu memedulikan Randu, seakan yang dicapai putranya itu enggak ada apa-apanya alias nothing special. Ajaib sekali.

Menurut Geboy, itu menjadi salah satu yang membuat Randu amat alergi padanya.

"Bodo amat, lah."

Ia pun kembali berbaring, mengistirahatkan kepala yang menanggung banyak hal: teori, praktik, dan beban rumah. Geboy sedikit bersandar pada pinggiran kasur sambil menggulir pesan masuk. Ia lantas membuka dan membaca chat yang dikirim Aco. Lelaki itu sepertinya khawatir dan merasa bersalah, padahal ia enggak melakukan apa-apa. Geboy saja yang letoy dan mudah oleng.

Dari: Bang Aco
Lo udah oke? Belajarnya break aja ya, atau nggak usah lanjut sekalian?

Daripada ribet, Geboy menelepon saja. Untunglah seniornya itu bisa mengangkat panggilan. Mungkin sedang enggak ada kelas.

"Gue kira lo semaput berkepanjangan, Boy."

"Teori dari mana itu, Bang. Ngawur!"

Aco tertawa. "Kalau gini berarti lo udah fine-fine aja."

"Emang. Gue udah bisa bongkar mesin lagi, nih."

"Halah, jam segini aja lo telepon, nggak sekolah, kan?"

Ketahuan, Geboy terkikik. "Nggak sih, lagi males aja. Nggak karena gimana-gimana, Bang."

"Seorang Geboy males? Mustahil."

"Sekali-sekali nggak apa-apa, Bang Co."

"Iya, deh. Jadi gimana?"

"Tetep lanjut, lah. Kemarin baru sebentar doang. Kurang main."

"Ya lo-nya keburu tepar, sih."

"Sori, di luar prediksi." Geboy mengecek catatan pada kalender ponselnya. "Lo besok kosong kan, Bang?"

"Iya, tapi emang lo udah kuat?"

"Gampang. Lecet dikit doang ini. Gue tadi dikasih tahu Om Pram kalau Randu ikut kunjungan sampai bolos. Pasti ngelakuin sesuatu sih anak itu. Entah belajar apaan di bengkel, gue nggak nanya-nanya, Bang. Agak ketar-ketir jadinya. Udah jago makin jago, kan gawat. Gue nggak mau ketinggalan."

"Terserah lo kalau gitu, yang penting jangan dipaksa sampai kayak kemarin. Gue parno kalau anak orang sampai kenapa-kenapa. Apalagi bokap lo ngeri banget."

"Iya, iya, siap! Atur jamnya ya, Bang."

"Sip!"

Geboy pun mengakhiri percakapan itu. Setelah ini ia berniat menunggu Komal lalu memintanya untuk mengantar pulang. Meski tadi ada pesan baru dari papanya, ia tetap abai dan enggak sudi dijemput lelaki itu. Sebisa mungkin, Geboy mau menghindari pemicu rasa galau dan gelisahnya.

***

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Story of April
2528      901     0     
Romance
Aku pernah merasakan rindu pada seseorang hanya dengan mendengar sebait lirik lagu. Mungkin bagi sebagian orang itu biasa. Bagi sebagian orang masa lalu itu harus dilupakan. Namun, bagi ku, hingga detik di mana aku bahagia pun, aku ingin kau tetap hadir walau hanya sebagai kenangan…
My Dangerious Darling
4659      1765     3     
Mystery
Vicky, mahasiswa jurusan Tata Rias yang cantik hingga sering dirumorkan sebagai lelaki gay bertemu dengan Reval, cowok sadis dan misterius yang tengah membantai korbannya! Hal itu membuat Vicky ingin kabur daripada jadi sasaran selanjutnya. Sialnya, Ariel, temannya saat OSPEK malah memperkenalkannya pada cowok itu dan membuat grup chat "Jomblo Mania" dengan mereka bertiga sebagai anggotanya. Vick...
Cinta di Sepertiga Malam Terakhir
7067      1626     1     
Romance
Seorang wanita berdarah Sunda memiliki wajah yang memikat siapapun yang melihatnya. Ia harus menerima banyak kenyataan yang mau tak mau harus diterimanya. Mulai dari pesantren, pengorbanan, dan lain hal tak terduga lainnya. Banyak pria yang datang melamarnya, namun semuanya ditolak. Bukan karena ia penyuka sesama jenis! Tetapi karena ia sedang menunggu orang yang namanya sudah terlukis indah diha...
Bittersweet My Betty La Fea
4698      1485     0     
Romance
Erin merupakan anak kelas Bahasa di suatu SMA negeri. Ia sering dirundung teman laki-lakinya karena penampilannya yang cupu mirip tokoh kutu buku, Betty La Fea. Terinspirasi dari buku perlawanan pada penjajah, membuat Erin mulai berani untuk melawan. Padahal, tanpa disadari Erin sendiri juga sering kali merundung orang-orang di sekitarnya karena tak bisa menahan emosi. Di satu sisi, Erin j...
Negeri Tanpa Ayah
15079      2508     1     
Inspirational
Negeri Tanpa Ayah merupakan novel inspirasi karya Hadis Mevlana. Konflik novel ini dimulai dari sebuah keluarga di Sengkang dengan sosok ayah yang memiliki watak keras dan kerap melakukan kekerasan secara fisik dan verbal terutama kepada anak lelakinya bernama Wellang. Sebuah momentum kelulusan sekolah membuat Wellang memutuskan untuk meninggalkan rumah. Dia memilih kuliah di luar kota untuk meng...
Segitiga Bermuda
6648      1822     1     
Romance
Orang-orang bilang tahta tertinggi sakit hati dalam sebuah hubungan adalah cinta yang bertepuk sebelah tangan. Jika mengalaminya dengan teman sendiri maka dikenal dengan istilah Friendzone. Namun, Kinan tidak relate dengan hal itu. Karena yang dia alami saat ini adalah hubungan Kakak-Adik Zone. Kinan mencintai Sultan, Kakak angkatnya sendiri. Parah sekali bukan? Awalnya semua berjalan norm...
My Soulmate Coco & Koko
6440      1990     0     
Romance
Menceritakan Isma seorang cewek SMA yang suka dengan hewan lucu yaitu kucing, Di hidupnya, dia benci jika bertemu dengan orang yang bermasalah dengan kucing, hingga suatu saat dia bertemu dengan anak baru di kelasnya yg bernama Koko, seorang cowok yang anti banget sama hewan yang namanya kucing. Akan tetapi mereka diharuskan menjadi satu kelompok saat wali kelas menunjuk mereka untuk menjadi satu...
Depaysement (Sudah Terbit / Open PO)
3947      1605     2     
Mystery
Aniara Indramayu adalah pemuda biasa; baru lulus kuliah dan sibuk dengan pekerjaan sebagai ilustrator 'freelance' yang pendapatannya tidak stabil. Jalan hidupnya terjungkir balik ketika sahabatnya mengajaknya pergi ke sebuah pameran lukisan. Entah kenapa, setelah melihat salah satu lukisan yang dipamerkan, pikiran Aniara dirundung adegan-adegan misterius yang tidak berasal dari memorinya. Tid...
Seiko
616      467     1     
Romance
Jika tiba-tiba di dunia ini hanya tersisa Kak Tyas sebagai teman manusiaku yang menghuni bumi, aku akan lebih memilih untuk mati saat itu juga. Punya senior di kantor, harusnya bisa jadi teman sepekerjaan yang menyenangkan. Bisa berbagi keluh kesah, berbagi pengalaman, memberi wejangan, juga sekadar jadi teman yang asyik untuk bergosip ria—jika dia perempuan. Ya, harusnya memang begitu. ...
Orange Haze
513      355     0     
Mystery
Raksa begitu membenci Senja. Namun, sebuah perjanjian tak tertulis menghubungkan keduanya. Semua bermula di hutan pinus saat menjelang petang. Saat itu hujan. Terdengar gelakan tawa saat riak air berhasil membasahi jas hujan keduanya. Raksa menutup mata, berharap bahwa itu hanyalah sebuah mimpi. "Mata itu, bukan milik kamu."