Loading...
Logo TinLit
Read Story - Bee And Friends 2
MENU
About Us  

VITTO mengunjunginya kembali. Masih dengan mengenakan kaos yang sama. Mengunjunginya adalah hal wajib baginya. Bee, termasuk satu-satunya gadis yang tidak mempunyai teman. Sore ini, gadis itu tampak menulis cerita di handponehandpone kentangnya. Di handpone-nya banyak aplikasi menulis yang di install-nya sesuai kebutuhan.

"Hallo, Bee!" dia menghampirinya, berselonjor di atas ranjang tanpa ada rasa sungkan. Lha wong dia karakter yang tidak bisa dilihat orang, kecuali Bee sendiri.

Bee berhenti menulis, mengalihkan pandangan."Hai," jawabnya.

"Kamu nulis kelanjutan cerita kami, ya?"

"Ya. Ada apa ke sini lagi?"

"Kepingin saja."

"Kamu ribut sama Vitto?"

"Enggak."

"Ribut sama Keke?"

VITTO meringis. Bisa ditebak dari dia meringis.

"Bisa dibilang begitu..."

"Ada masalah apa sih, sampai pakai acara ribut segala?"

"Ribut gara-gara Kepala Koki menghidangkan makanan kami salah, terutama buat mama angkatku, Mama Ros."

"Ros? Oh, Rosita?" kata Bee."Dia marah jika makanan yang dihidangkan salah?"

"Enggak. Cuma, aku lihat Kepala Koki sama kakak pelayan lainnya ribut di dapur. Mama Ros enggak permasalahkan itu. Apa yang dimasak, apa yang dihidangkan, Mama Ros tetap makan."

Bee salut terhadap karakter ciptaannya yang lain. Rosita, karakter perempuan pertama yang diciptakan. Karakter yang menerima apa adanya drinya. Royal terhadap orang di sekelilinginya. Barang sekejap saja, bila diejek atau diremehkan, tanggung akibatnya. Karakternya itu gampang diremehkan oleh karakter ciptaannya yang lain karena karakternya termasuk memiliki badan mungil. Sama seperti dirinya sekarang.

"Kulihat-lihat ya, Bee. Kamu sekilas mirip mama angkatku. Dia sepertimu. Dia terkadang tidak menghargai apa bila dirinya tidak dihargai oleh orang lain. Boro-boro berteman, dia bakalan enggak menjadi teman walau sekadar di
chat," cerita VITTO.

"Masa sih, dia mirip denganku?"

"Mirip! Badannya mungil kayak anak SMP. Jangan salah sangka ya, biarpun badannya mirip anak SMP, dia jangan diremehkan!"

"Memang mamamu hebat."

"Iya, dong. Hehehe," VITTO bangga."Aku juga bangga padamu. Vitto maupun Keke pasti akan ngomong begitu."

"Kamu masih menulis cerita?"

"Masih."

"Teruskan. Siapa tahu, suatu saat nanti ada penerbit besar yang melirik dan naskahmu bisa kecantol. Yaah, susah sih kalau bakal ditolak."

"Aku sudah biasa. Sudah jadi makananku sehari-hari."

"Semangat dong! Tulis lagi, kalau gagal!" VITTO memberikan semangat.

Bee mengangguk. Apa pun yang dikatakan, disemangati, disarankan sesama temannya yang penulis, ia akan lakukan. Ia tetap menulis seperti biasa.

"Aku pamit dulu, ya. Nanti-nanti aku ke sini lagi. Jaga dirimu baik-baik," pamit VITTO, lantas muncul sekelebat cahaya menyinari seluruh tubuhnya, menghilang.

                               **

Ia meraih handpone, menulis chat untuk tantenya.

Min/12/6/2022

Hallo, Te, aku lagi bikin outline nih. Outline-ku kubetulin lagi. Tante lagi apa di sana? Pasti Tante lagi seneng. Kalo Tante seneng, aku juga ikut seneng. Tanteku satu-satunya yang enggak bisa dikalahkan dan enggak ada duanya cuma Tante Ida seorang! πŸ˜ƒπŸ˜ƒ Karena Tante Ida enggak pelit, baik, sama suka berbagi dan enggak pernah bedain sepupunya. Enggak mikirin harta dunia. Aku suka sifat sederhana dari Tante. Kupuji begitu mungkin Tante dengernya tersenyum di sana.

Dikirim pada 20:36

Selesai menuliskan chat, ia mengirimnya. Seperti sebelum-sebelumnya, ia akan selalu menuliskan chat untuk sang tante di sana. Sekarang, masalah baru mulai bermunculan. Semenjak adik sepupu laki-lakinya yang pulang sebentar ke Balikpapan karena ada urusan mengenai sekolahnya di sana yang belum terselesaikan. Berikutnya, masalah hingga adik sepupu laki-lakinya tidak mau sekolah dan mengurung diri di kamar kost sampai menjelang malam. Adik sepupunya bagaikan mirip Batman yang tiap tengah malam melakukan aksinya untuk memburu dan melawan musuhnya. Menolong orang yang lemah. Tidak dengan adik sepupunya. Batman sih Batman. Batman yang dimaksud di sini adalah bergadang hingga suntuk! Apa yang sebenarnya dilakukannya? Yang setiap hari dilakukannya hanyalah bermain game online di handpone seraya ber-chat ria melalui voice call dengan temannya. Bee tak pernah tahu seperti apa teman adik sepupunya. Yang Bee tahu, pamannya pernah bercerita bahwa adik sepupunya itu mempunyai banyak teman rata-rata teman futsal, kuliah dan ada yang sudah bekerja. Dan, mungkin teman yang berkenalan di jalanan. Di rumahnya yang megah dan tingkat di sana, kerap menjadi tempat nongkrong teman-temannya. Ada yang sudah merokok juga dan membiarkannya menginap. Mirip kerbau bebas dari kandangnya, kabur menuju hutan. Ditambah adik perempuan sepupunya setiap kali pulang diantar dan dijemput sang pacar. Sekarang? Sang pacar pergi merauntau untuk bekerja di pertambangan di Kalimantan Timur. Dikontrak selama lima tahun, dilarang menikah selama dikontrak oleh perusahaan. Adik sepupunya ada yang mengatakan putus dengan pacarnya, ada yang tidak. Tapi, Bee menebak, adik sepupu perempuannya putus. Di balik masalah-masalah itu, ada kesenangan tersendiri baginya. Yaitu ia bisa bebas! Bebas dari anak sedang merajut cinta, dibawa-bawa ke rumah. Bebas tidak ada anak pacaran. Kebebasan ini harus dibayar dengan mahal. Ia bebas melakukan apa saja, dan tidak mengurung diri di kamar walau ada anak pacaran sekalipun. Tidak ada! Ia bisa membaca buku dengan bebas, menonton film kesukaannya bebas, menulis cerita dengan bebas, bisa berleha-leha di kasur dengan bebas. Yeei!

Muncul sinar kemilauan muncul di dekatnya. Sinar itu berubah menjadi sosok pemuda manis.

"Yo, Bee!" sapanya duduk di atas ranjang dengan bersila."Lagi ngapain?"

"Lagi main hape."

"Aku ke sini karena disuruh VITTO Kecil."

Bee tidak heran. Ia sudah sangat tahu, ketiga karakternya yang berbeda sifat saling memiliki perjanjian ingin mengunjunginya di rumah.

"Pantas..."

Vitto tertawa. Menatap seisi kamar sepi."Kamu sendirian?"

"Kamu kira?" Bee masih memencet keyboard handpone.

"Ke mana adik kembarmu?"

"Seperti biasa dia lagi membersihkan litter box-nya Mimin."

"Siapa Mimin?"

"Kucing."

Bee masih mempunyai kucing. Kucingnya berjumlah tujuh. Kucing-kucingnya sebagiannya diamankan di penggilangan padi. Sebagiannya diamankan di rumah. Ia dan Dee sangat sayang kepada mereka. Senakal-nakalnya kucing, ia dan Dee tetaplah sayang. Memberi pakan, menyisiri bulu mereka, membersihkan telinga mereka, membersihkan litter box mereka, kalau mereka sakit, keduanya mereka rawat walau tidak ada uang untuk membawanya ke dokter. Mereka berdua melakukan sebisanya. Dari segi finansial, mereka masih kekurangan. Mereka masih seorang pengangguran. Mereka membeli obat untuk kucing mereka lewat online. Kadang kala menggunakan obat alami yang dibacanya di internet. Dengan mengandalkan internet, ia dan Dee bisa merawat kucing mereka setelah Bee di sangka oleh temannya di-chat di WhatsApp, tidak pernah mendengar sarannya untuk membawa mereka ke dokter hewan. Ia dan Dee, selalu mempraktekkan saran teman Bee. Dengan sebisanya. Memang biaya ke dokter hewan itu terbilang mahal. Hanya seratus ribu saja mahal, untuk orang di desa seperti mereka. Kecuali bagi orang yang tinggal di kota. Temannya tahu, ia kurang dari segi finansial.

"Setiap orang kan segi finansialnya berberda-beda."

"Hah?" Vitto bingung."Kamu ngomong apa?"

"Eh, itu... Soal perkataan temanku yang waktu itu di WhatsApp..."

"Soal apa?"

"Soal aku enggak pernah mau dengerin sarannya dia gara-gara kucingku sakit dan enggak dibawa ke dokter," cerita Bee.

"Ya, aku ngerti kamu enggak punya duit buat berobat untuk kucing-kucingmu. Hei," melihat kucing berbulu Tortie, kucing berbulu campuran cokelat, oranye dan hitam. Sepintas mirip kucing belang tiga. Kucing itu akan memasuki kamar, seperti biasa naik ke atas kasur, merebahkan diri, tidur. Dia menatap Vitto dengan tatapan mengejek. Lalu beranjak pergi, seraya membokonginya.

Bee ikut menatap. Tertawa kucingnya bisa mengejek sang karakter. Karakter hero pula.

"Dasar enggak sopan," sinisnya.

"Hahaha. Dia belum kenal sama kamu, To."

"Kok bisa dia lihat aku?"

"Enggak tahu," kata Bee."Aku pernah baca, kucing itu bisa lihat sama merasakan hawa yang berbeda.

"Iyakah?" kata Vitto."Aku baru tahu."

"Makanya baca buku biar tahu!" ejek Bee.

"Aku lihat-lihat kamu kayak enggak bersemangat."

"Memangnya aku seperti itu?"

"Bee, tetaplah bersemangat. Aku tahu kamu bakal nemuin kebahagiaanmu
Kamu iri, cemburu atau apalah terhadap saudara-saudaramu yang mereka bisa ini dan itu, bisa dapatin cowok, ujung-ujungnya bisa menikah. Kamu? Kamu sebenarnya bisa."

"Iya sih. Tapi, apa ada cowok yang suka sama aku? Aku pernah cerita ini ke kamu. Dan aku belum kepikiran sampai ke situ. Kalau aku dapat cowok, terus menikah dalam statusku yang masih pengangguran kayak begini, yang ada entar aku diejek sama saudara-saudara dari suami aku, terutama mertua! Aku enggak mau!"

"Makanya kamu enggak mutusin untuk belum berpacaran sama belum menikah dulu?"

"Iyalah. Aku gini-gini belum menikah saja, sudah punya pikiran lain sampai ke situ. Yah, kalau sudah dapat pekerjaan mapan dan tetap, silakan menikah."

Vitto tahu bila cewek yang rebahan di kasur ini bisa sampai berpikiran sampai ke situ—terlebih untuk menyangkut masa depannya dan ujungnya tidak ingin membuat permasalahan di masa depan nanti.

"Kalau aku bisa menikah, aku sudah punya suami, aku inginnya memiliki suami yang juga tegas terhadapku dan anakku nanti. Enggak pernah memanjakan seorang anak. Hidup dalam kesederhanaan dan kemandirian. Aku enggak mau punya anak kayak ketiga adik sepupuku... Dimanjain karena uang, apa-apa bisa beli, apa-apa bisa diturutin. Aku enggak mau!" Ia tidak ingin memiliki keluarga di masa depan nanti, memiliki anak tentunya, tidak ingin anaknya seperti ketiga adik sepupunya yang hidup serba karena uang. Uang memang penting. Setiap orang termasuk dirinya juga membutuhkannya. Tidak ingin hidupnya dan di masa depan nanti sama seperti mereka. Dan, cukup sebagai pembelajarannya kelak. Berpikir dewasa, kepekaan yang kuat.

"Kamu berpikiran tidak seperti ketiga adik sepupumu, aku dukung keinginanmu. Kami dukung secara penuh! Aku tahu, dukungan kami adalah semangat buatmu. Semangat untuk Bee kami!" Seraya mengacungkan tangannya yang digenggam membentuk srbuah kepalan ke atas.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Mengejarmu lewat mimpi
2153      861     2     
Fantasy
Saat aku jatuh cinta padamu di mimpiku. Ya,hanya di mimpiku.
North Elf
2135      1004     1     
Fantasy
Elvain, dunia para elf yang dibagi menjadi 4 kerajaan besar sesuai arah mata angin, Utara, Selatan, Barat, dan Timur . Aquilla Heniel adalah Putri Kedua Kerajaan Utara yang diasingkan selama 177 tahun. Setelah ia keluar dari pengasingan, ia menjadi buronan oleh keluarganya, dan membuatnya pergi di dunia manusia. Di sana, ia mengetahui bahwa elf sedang diburu. Apa yang akan terjadi? @avrillyx...
A Perfect Clues
6191      1695     6     
Mystery
Dalam petualangan mencari ibu kandung mereka, si kembar Chester-Cheryl menemukan sebuah rumah tua beserta sosok unik penghuninya. Dialah Christevan, yang menceritakan utuh kisah ini dari sudut pandangnya sendiri, kecuali part Prelude. Siapa sangka, berbagai kejutan tak terduga menyambut si kembar Cherlone, dan menunggu untuk diungkap Christevan. Termasuk keberadaan dan aksi pasangan kembar yang ...
ZAHIRSYAH
6452      1908     5     
Romance
Pesawat yang membawa Zahirsyah dan Sandrina terbang ke Australia jatuh di tengah laut. Walau kemudia mereka berdua selamat dan berhasil naik kedaratan, namun rintangan demi rintangan yang mereka harus hadapi untuk bisa pulang ke Jakarta tidaklah mudah.
Tentang Penyihir dan Warna yang Terabaikan
7933      2212     7     
Fantasy
Once upon a time .... Seorang bayi terlahir bersama telur dan dekapan pelangi. Seorang wanita baik hati menjadi hancur akibat iri dan dengki. Sebuah cermin harus menyesal karena kejujurannya. Seekor naga membeci dirinya sebagai naga. Seorang nenek tua bergelambir mengajarkan sihir pada cucunya. Sepasang kakak beradik memakan penyihir buta di rumah kue. Dan ... seluruh warna sihir tidak men...
FAMILY? Apakah ini yang dimaksud keluarga, eyang?
179      157     2     
Inspirational
Kehidupan bahagia Fira di kota runtuh akibat kebangkrutan, membawanya ke rumah kuno Eyang di desa. Berpisah dari orang tua yang merantau dan menghadapi lingkungan baru yang asing, Fira mencari jawaban tentang arti "family" yang dulu terasa pasti. Dalam kehangatan Eyang dan persahabatan tulus dari Anas, Fira menemukan secercah harapan. Namun, kerinduan dan ketidakpastian terus menghantuinya, mendo...
Words Unsaid
620      358     2     
Short Story
For four years, I haven’t once told you my feelings. There are words still unsaid that I have always wanted to tell you.
SURGA DALAM SEBOTOL VODKA
9403      2077     6     
Romance
Dari jaman dulu hingga sekarang, posisi sebagai anak masih kerap kali terjepit. Di satu sisi, anak harus mengikuti kemauan orang tua jikalau tak mau dianggap durhaka. Di sisi lain, anak juga memiliki keinginannya sendiri sesuai dengan tingkat perkembangan usianya. Lalu bagaimanakah jika keinginan anak dan orang tua saling bertentangan? Terlahir di tengah keluarga yang kaya raya tak membuat Rev...
Pertama(tentative)
956      517     1     
Romance
pertama kali adalah momen yang akan selalu diingat oleh siapapun. momen pertama kali jatuh cinta misalnya, atau momen pertama kali patah hati pun akan sangat berkesan bagi setiap orang. mari kita menyelami kisah Hana dan Halfa, mengikuti cerita pertama mereka.
Allura dan Dua Mantan
4466      1313     1     
Romance
Kinari Allura, penulis serta pengusaha kafe. Di balik kesuksesan kariernya, dia selalu apes di dunia percintaan. Dua gagal. Namun, semua berubah sejak kehadiran Ayden Renaldy. Dia jatuh cinta lagi. Kali ini dia yakin akan menemukan kebahagiaan bersama Ayden. Sayangnya, Ayden ternyata banyak utang di pinjol. Hubungan Allura dan Ayden ditentang abis-abisan oleh Adrish Alamar serta Taqi Alfarezi -du...