Loading...
Logo TinLit
Read Story - Your Moments
MENU
About Us  

“Apa ini?”

Mata lelaki di hadapanmu mengerjap, mungkin sedang berpikir bagaimana ia harus menjawabnya. Seulas senyum samar tersungging di bibirnya ketika ia berujar, “Entahlah. Semacam surat cinta, mungkin?”

Kau menatap amplop yang berwarna sama dengan warna kesukaanmu dengan dahi berkerut, kemudian mengalihkan tatapanmu kepada laki-laki yang masih duduk dengan tenang di depanmu, menatapmu tanpa berkedip.

Terakhir kali kau melihatnya enam tahun lalu, dan sejak saat itu ia menghilang. Tidak ada secuil pun kabar darinya, ataupun tentangnya dari orang lain. Tidak ada kabar apa pun di sosial media. Seolah-olah ia telah ditelan bumi dan tidak akan pernah bisa ditemui lagi.

Kau pun sepertinya juga tidak berharap bisa bertemu dengannya lagi.

Jadi, ketika kau datang ke kedai kopi yang biasa kaudatangi saat hampir tengah malam, kau hanya datang demi menguraikan pikiranmu yang kusut karena kode programmu yang tak kunjung bekerja. Kau hanya ingin datang untuk menghirup udara segar sejenak, kemudian pulang. Semuanya sama seperti yang biasa kaulakukan, sampai kau bertemu dengan laki-laki ini.

Kau menyesap cokelat panasmu perlahan. Dari ekor mata, kau melihat lelaki itu masih sama seperti ketika terakhir kali kau melihatnya. Tubuhnya yang tinggi besar masih sama. Kulit putih bersihnya masih sama. Rambutnya yang tertata rapi masih sama. Lesung pipi yang muncul dan pipinya yang sedikit mengembang saat tersenyum pun masih sama. Caranya menatapmu masih sama—tanpa berkedip dengan sorot matanya yang tajam, seakan-akan sedang mengawasimu. Sorot mata yang, entah mengapa dan bagaimana, dulu mungkin membuatmu merasa aman dan nyaman. Lelaki ini sama sekali tidak berubah.

Sebut saja ia Mr. X.

Apakah ia cinta pertamamu?

Entahlah. Mungkin benar. Atau mungkin tidak. Entahlah.

Mungkin, bagimu ia hanya cinta yang seharusnya tetap ada di masa lalu.

Lelaki itu menyesap minumannya. Roda pikiranmu yang berputar cepat terhenti secara paksa ketika lelaki itu berkata, “Kau tampak baik-baik saja.”

“Apa aku seharusnya tidak terlihat baik-baik saja?”

Ia tertawa pelan. “Kau masih sama saja.”

Kau menatapnya tepat di mata. “Sebenarnya mengapa tiba-tiba kau mengajakku mengobrol?”

“Aku tidak berniat menemuimu, setidaknya tidak sekarang. Aku tidak sengaja bertemu denganmu di sini,” sahutnya ringan, seakan-akan itu bukanlah pertanyaan yang sulit dijawab. “Lagi pula, ada yang ingin kusampaikan padamu,” katanya lagi seraya melirik sepucuk surat yang masih tak kausentuh sejak tadi.

“Katakan saja langsung di sini.”

“Terlalu banyak yang ingin kusampaikan. Terlalu banyak, bisa-bisa sampai semalaman.” Samar-samar kau mendengar tawa kecil dalam suaranya.

Kau kembali menyesap cokelat panasmu, sementara keheningan yang sepertinya terasa canggung mulai menyelinap di antara kalian selama dua menit. Hanya ada suara grinder yang sejak tadi terus-menerus bernyanyi melayani pelanggan yang tersisa.

Kau baru saja akan menyesap cokelatmu lagi ketika tiba-tiba ia buka suara, memecah gelembung keheningan yang sepertinya terasa sangat lama dan menyesakkan. “Aku lega kau baik-baik saja. Aku merindukanmu—sungguh merindukanmu.”

Kau menatapnya lurus-lurus. Sepertinya kau ingin mengatakan sesuatu, tetapi kau terdiam sejenak, lalu hanya berujar, “Terima kasih sudah menemuiku.”

 

*

Kau duduk di depan meja kerjamu, kembali berhadapan dengan layar laptop yang menampilkan deretan kode pemrograman yang rumit.

Kau menatap sepucuk surat yang sejak tadi menunggu untuk dibuka. Kau terdiam cukup lama, tampaknya sedang menimbang-nimbang apakah kau ingin membuka amplopnya, atau membuangnya ke tempat sampah.

Kau membuka amplop itu.

Kau membukanya dengan hati-hati, kemudian segera meraih selembar kertas yang juga sewarna dengan amplopnya. Dahimu berkerut samar ketika melihat tulisan tangan yang sudah lama tak kaulihat.

 

Hei, bagaimana kabarmu?

Apa kau baik-baik saja?

Apa kau masih memikirkanku?

Atau kau sudah melupakanku?

Aku sangat merindukanmu. Aku bukan orang yang pintar merangkai kata, tetapi aku hanya ingin mengatakan bahwa kini aku mencintaimu. Aku tahu, aku terlambat. Dulu, kau mencintaiku. Dulu, kau menungguku mencintaimu. Dan kini aku mencintaimu ketika kau sudah melupakanku.

Maafkan aku, ini semua salahku.

Namun, aku tetap ingin mencintaimu.

Bolehkah aku tetap menunggumu—dan mencintaimu?

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Coldest Husband
1643      832     1     
Romance
Saga mencintai Binar, Binar mencintai Aidan, dan Aidan mencintai eskrim. Selamat datang di kisah cinta antara Aidan dan Eskrim. Eh ralat, maksudnya, selamat datang di kisah cinta segitiga antata Saga, Binar, dan Aidan. Kisah cinta "trouble maker dan ice boy" dimulai saat Binar menjadi seorang rapunsel. Iya, rapunsel. Beberapa kejadian kecil hingga besar membuat magnet dalam hati...
HAMPA
421      293     1     
Short Story
Terkadang, cinta bisa membuat seseorang menjadi sekejam itu...
Kalopsia
775      560     2     
Romance
Based of true story Kim Taehyung x Sandra Sandra seharusnya memberikan sayang dan cinta jauh lebih banyak untuk dirinya sendiri dari pada memberikannya pada orang lain. Karna itu adalah bentuk pertahanan diri Agar tidak takut merasa kehilangan, agar tidak tenggelam dalam harapan,  agar bisa merelakan dia bahagia dengan orang lain yang ternyata bukan kita.  Dan Sandra ternyata lupa karna meng...
Today, I Come Back!
4046      1407     3     
Romance
Alice gadis lembut yang sebelumnya menutup hatinya karena disakiti oleh mantan kekasihnya Alex. Ia menganggap semua lelaki demikian sama tiada bedanya. Ia menganggap semua lelaki tak pernah peka dan merutuki kisah cintanya yang selalu tragis, ketika Alice berjuang sendiri untuk membalut lukanya, Robin datang dan membawa sejuta harapan baru kepada Alice. Namun, keduanya tidak berjalan mulus. Enam ...
Jurus PDKT
383      241     1     
Short Story
Heran deh.. Kalau memang penasaran kenapa tidak dibuka saja? Nina geleng-geleng kepala. Tidak mengerti jalan pikiran sahabatnya Windi yang tengah tersiksa dengan rasa penasaran ditambah cemas.
Memeluk Bul(a)n
22961      3931     28     
Fantasy
Bintangku meredup lalu terjatuh, aku ingin mengejarnya, tapi apa daya? Tubuhku terlanjur menyatu dengan gelapnya langit malam. Aku mencintai bintangku, dan aku juga mencintai makhluk bumi yang lahir bertepatan dengan hari dimana bintangku terjatuh. Karna aku yakin, di dalam tubuhnya terdapat jiwa sang bintang yang setia menemaniku selama ribuan tahun-sampai akhirnya ia meredup dan terjatuh.
Persinggahan Hati
2108      849     1     
Romance
Pesan dibalik artikel Azkia, membuatnya bertanya - tanya. Pasalnya, pesan tersebut dibuat oleh pelaku yang telah merusak mading sekolahnya, sekaligus orang yang akan mengkhitbahnya kelak setelah ia lulus sekolah. Siapakah orang tersebut ? Dan mengakhiri CInta Diamnya pada Rifqi ?
Langit Biru Istanbul
174      91     2     
Romance
Ameera, seorang mahasiswi asal Indonesia, mendapat kesempatan mengikuti program pertukaran pelajar di Istanbul selama satu semester. Ia menyewa kamar di sebuah rumah tua milik keluarga Turki yang hidup sederhana. Di rumah itu, Ameera berkenalan dengan Emir, cucu pemilik rumah, seorang fotografer jalanan yang berhenti kuliah karena trauma masa lalu. Emir dikenal dingin, sinis, dan menghindari s...
Venus & Mars
6114      1576     2     
Romance
Siapa yang tidak ingin menjumpai keagunan kuil Parthenon dan meneliti satu persatu koleksi di museum arkeolog nasional, Athena? Siapa yang tidak ingin menikmati sunset indah di Little Venice atau melihat ceremony pergantian Guard Evzones di Syntagma Square? Ada banyak cerita dibalik jejak kaki di jalanan kota Athena, ada banyak kisah yang harus di temukan dari balik puing-puing reruntuhan ...
SANTA GIRL
520      270     5     
Short Story
Ternyata! Santa itu nyata. Ada yang pernah melihatnya di Litlagea, uptown Loughrea. Bukan seorang kakek dengan kereta rusa, tapi seorang gadis kota yang kamu sukai.