Loading...
Logo TinLit
Read Story - Perceraian kontrak
MENU
About Us  

Ryan pergi meninggalkan para ART untuk menghubungi kakaknya sebentar.

"Bu, tuan Ryan baik ya. Dia seorang keturunan keluarga kaya raya serta seorang Ceo, mau membantu kita bekerja seperti ini. Padahal dia tidak pernah dilingkungan keluarganya bekerja seperti ini," ucap Mira sambil memandangi Ryan dengan tatapan seperti orang jatuh cinta kepada Ryan.

"Iya, memang tuan Ryan memiliki hati yang baik meskipun ia terlihat tegas," jawab bu Mun.

"Ya sudah, kita bekerja dulu saja sambil menunggu tuan Ryan selesai menghubungi tuan Yuan. Jadi saat tuan Ryan ingin membantu kita, tinggal pekerjaan-pekerjaan yang ringan saja yang perlu dikerjakannya," usul Mira.

Bu Mun mengangguk-anggukkan kepalanya mendengar pendap Mira. Mereka berdua kembali bekerja bersama ART lainnya.

Ditaman milik Ryan...

Terlihat Ryan sedang menunggu kakaknya bernama Yuan mengangkat telepon darinya. Ia benar-benar murka dengan Yuan karena kediamannya hancur akibat pesta yang tidak berguna. Tak lama kemudian, Yuan mengangkat telepon dari Ryan.

"Halo, ada apa Ryan?" tanya Yuan sambil meminum teh hangat.

"Diam kamu! jangan bersikap seolah-olah tidak ada salah," ujar Ryan membentak Yuan.

"Kamu kenapa sih? telepon-telepon langsung marah-marah aja. Beritahu saya jika saya memiliki salah," ucap Yuan dengan nada sedikit tinggi.

"Astaga...nih orang gak mau ngaku ya. Saya tahu bahwa kemarin anda memakai kediaman saya menjadi tempat untuk merayakan pesta minum bir gak jelas itu bersama rekan-rekan anda. Yang awal mula rumah ini rapi kini jadi berantakan. Tanggung jawab anda atas hal ini! tanggung jawab!" bentak Ryan semakin menyeramkan.

"Terus? saya harus ngapain? emang kamu pikir saya takut dengan perkataan mu? lebih baik suruh saja ART anda untuk bekerja! simpel, gak usah dibesar-besarkan hanya gara-gara ini saja," jawab Yuan.

"Gak peduli!!! pokoknya kamu harus tanggung jawab atas perbuatan ini!" tegur Ryan.

"Bodoamat. Gak perduli," Yuan langsung mematikan teleponnya.

Ryan benar-benar murka melihat tingkah laku kakaknya yang sangat semena-mena. Sudah menghancurkan kediamannya, tidak mau bertanggung jawab lagi.

"Awas aja ya kak, esok kamu akan datang kesini dan meminta maaf kepadaku," ucap Ryan.

Setelah itu Ryan menghubungi seseorang. Ia hanya mengucapkan sepatah kata saja ke orang itu, yaitu "Bakar dia".

Ya memang sih hanya sepatah kata saja, tetapi perkataan itu benar-benar mengerikan saat didengar. Ryan mematikan teleponnya. Setelah itu ia masuk kedalam rumahnya untuk membantu para ART yang sedang bekerja.

Ryan sempat terdiam melihat kondisi kediamannya yang sudah rapi. Padahal baru saja ia tinggal sebentar untuk menghubungi Yuan kakaknya.

"Loh, sudah rapi saja kediaman saya," ucap Ryan sedikit agak-agak bingung.

"Iya, kami semua bekerjasama dengan baik hingga kediaman tuan Ryan rapi kembali," jawab pak Kono.

"Tunggu, perasaan pak Kono masih diluar gerbang, tapi kenapa disini?" tanya Ryan.

"Iya karena tadi bu Mun membukakan gerbang pagar untuk saya. Terus saya memarkir mobilnya tuan Ryan setelah itu membantu bu Mun dan yang lainnya bekerja," ucap pak Kono.

"Oh begitu. Saya senang bisa mempunyai pekerja-pekerja yang rajin dan baik. Untuk tanda terimakasihnya, hari ini saya akan memberikan kalian salah satu kartu debit saya. Terserah mau kalian pakai apa. Sebenarnya kartu debit ini baru saya buat terus mau pakai, tapi karena kalian baik dalam bekerja, saya memberikan ini. Maaf hanya ada 100 juta disini. Oh ya, saya harus pergi dulu, permisi," Ryan pergi keluar dari rumahnya menuju garasi mobil.

Pak Kono terdiam mendengar ucapan Ryan yang baru saja diucapkan. Iapun langsung berlari keluar dari dalam rumah Ryan lalu mencegat Ryan yang ingin pergi.

"Maaf tuan Ryan jika saya mengganggu, ini serius tuan?" tanya pak Kono.

"Hmmmm iya, tapi ini buat yang lain juga," jawab Ryan.

"Oh ya, tuan mau saya antar kan pergi?" tanya pak Kono.

"Tidak usah, untuk kali ini saya ingin menyetir mobil sendiri. Sudah lama juga tidak menyetir mobil sendiri. Ya sudah saya pergi dulu ya," ucap Ryan sambil menyetir mobilnya.

Ryan keluar dari kediamannya untuk menemui Santoso. Sebelum pulang, mereka sudah berjanjian untuk bertemu tapi Santoso masih sibuk jadi sambil menunggu, Ryan memutuskan untuk pulang saja ke kediamannya terlebih dahulu.

Pak Kono langsung masuk kedalam Rumah Ryan lalu memberitahukan pada ART mengenai Ryan yang baru saja memberikan salah satu kartu debitnya untuk dipakai para ART memenuhi kebutuhan dan lainnya.

Oke kita pindah ke tempat Ryan ya😉

Di tempat Ryan tepatnya di cafe House Of Yuen- Fairmont tampak mereka sedang mengobrol sambil menyantap makanan mewah yang disajikan di cafe itu.

"Tumben lagi bete, kenapa?" tanya Santoso.

"Lagi kesel sama kak Yuan," jawab Ryan sambil mengetuk-ngetuk meja makannya.

"Ooh. Berantem mulu kalian, kapan damainya?" ucap Santoso sambil meminum Erdinger Weissbier (Minuman Beer).

"Sepanjang hari aku melihat kamu minum Beer terus, kapan berhenti meminum itu? minuman semacam itu tidak bagus buat kesehatan," ucap Ryan menasehati Santoso.

"Diam ah, suka-suka saya. Kamu juga meminum chocolate drinks dari tadi, tapi saya diam aja," jawab Santoso.

"Tapi inikan aman. Terus, apakah aku boleh tanya sesuatu?" tanya Ryan.

"Tanya saja, kenapa harus basa-basi?" jawab Santoso sambil memakai kacamata.

"Kamu beneran saudaranya Calesthane?" tanya Ryan sedikit ragu.

"Ya bener lah, kalau gak percaya lihat aja buku silsilah keluarga ku," ucap Santoso sedikit emosi.

"Ya maaf. Tapi kamu namanya Santoso terus hitam geseng sedangkan Calesthane namanya nama orang luar sana terus cantik mirip orang Inggris terus putih," jawab Ryan.

"Terus kalau beda nama sama beda ras gitu berarti bukan saudara? ya tetap saudara lah," Santoso memukul meja makan hingga Ryan terkejut.

"Ya kan aku hanya memastikan. Terus aku boleh minta tolong gak?" tanya Ryan.

"Minta tolong apa?" jawab Santoso dengan wajahnya yang kurang menyenangkan.

"Kamu bisa gak jodohkan aku dengan Calesthane? aku jatuh cinta sama dia," jawab Ryan.

"Bisa saja tapi gak sekarang, beberapa hari lagi dia mau pergi ke Amerika sana untuk acara pertunjukan pameran busana yang dirancang oleh desainer," jawab Santoso.

"Ya sudah aku ikut. Aku mau temani ke Eropa. Ke Amerika," jawab Ryan sepontan.

"Ya nanti penyamaran mu diketahui lagi. Bisa-bisa semua yang direncanakan gagal," jawab Santoso.

"Tapi saya kan calonnya, jadi harus selalu ada disampingnya dong," ucap Ryan.

"Calon apa? pacaran aja belum udah ngaku-ngaku calon, mimpi kamu!" celetuk Santoso.

"Ya harusnya kamu sebagai teman baik mendukung, bukan malah menjatuhkan," ceramah Ryan.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Melepaskan
441      299     1     
Romance
Ajarkan aku membenci tawamu, melupakan candamu. Sebab kala aku merindu, aku tak bisa lagi melihatmu..
Perverter FRIGID [Girls Knight #3]
1338      588     1     
Romance
Perverter FIRGID Seri ke tiga Girls Knight Series #3 Keira Sashenka || Logan Hywell "Everything can changed. Everything can be change. I, you, us, even the impossible destiny." Keira Sashenka; Cantik, pintar dan multitalenta. Besar dengan keluarga yang memegang kontrol akan dirinya, Keira sulit melakukan hal yang dia suka sampai di titik dia mulai jenuh. Hidupnya baik-baik saj...
A D I E U
2007      759     4     
Romance
Kehilangan. Aku selalu saja terjebak masa lalu yang memuakkan. Perpisahan. Aku selalu saja menjadi korban dari permainan cinta. Hingga akhirnya selamat tinggal menjadi kata tersisa. Aku memutuskan untuk mematikan rasa.
ALUSI
9147      2179     3     
Romance
Banyak orang memberikan identitas "bodoh" pada orang-orang yang rela tidak dicintai balik oleh orang yang mereka cintai. Jika seperti itu adanya lalu, identitas macam apa yang cocok untuk seseorang seperti Nhaya yang tidak hanya rela tidak dicintai, tetapi juga harus berjuang menghidupi orang yang ia cintai? Goblok? Idiot?! Gila?! Pada nyatanya ada banyak alur aneh tentang cinta yang t...
Tell Me What to do
476      340     1     
Short Story
Kamu tau, apa yang harus aku lakukan untuk mencintaimu? Jika sejak awal kita memulai kisah ini, hatiku berada di tempat lain?
Gue Mau Hidup Lagi
388      250     2     
Short Story
Bukan kisah pilu Diandra yang dua kali gagal bercinta. Bukan kisah manisnya setelah bangkit dari patah hati. Lirik kesamping, ada sosok bernama Rima yang sibuk mencari sesosok lain. Bisakah ia hidup lagi?
Kala Senja
33634      4772     8     
Romance
Tasya menyukai Davi, tapi ia selalu memendam semua rasanya sendirian. Banyak alasan yang membuatnya urung untuk mengungkapkan apa yang selama ini ia rasakan. Sehingga, senja ingin mengatur setiap pertemuan Tasya dengan Davi meski hanya sesaat. "Kamu itu ajaib, selalu muncul ketika senja tiba. Kok bisa ya?" "Kamu itu cuma sesaat, tapi selalu buat aku merindu selamanya. Kok bisa ya...
Lantunan Ayat Cinta Azra
6639      1273     3     
Romance
Lantunan Ayat Cinta Azra adalah kisah perjalanan hidup seorang hafidzah yang dilema dalam menentukan pilihan hatinya. Lamaran dari dua insan terbaik dari Allah membuatnya begitu bingung. Antara Azmi Seorang hafidz yang sukses dalam berbisnis dan Zakky sepupunya yang juga merupakan seorang hafidz pemilik pesantren yang terkenal. Siapakah diantara mereka yang akan Azra pilih? Azmi atau Zakky? Mung...
Bifurkasi Rasa
107      92     0     
Romance
Bifurkasi Rasa Tentang rasa yang terbagi dua Tentang luka yang pilu Tentang senyum penyembuh Dan Tentang rasa sesal yang tak akan pernah bisa mengembalikan waktu seperti sedia kala Aku tahu, menyesal tak akan pernah mengubah waktu. Namun biarlah rasa sesal ini tetap ada, agar aku bisa merasakan kehadiranmu yang telah pergi. --Nara "Kalau suatu saat ada yang bisa mencintai kamu sedal...
Cerita Cinta anak magang
310      199     1     
Fan Fiction
Cinta dan persahabatan, terkadang membuat mereka lupa mana kawan dan mana lawan. Kebersamaan yang mereka lalui, harus berakhir saling membenci cuma karena persaingan. antara cinta, persahabatan dan Karir harus pupus cuma karena keegoisan sendiri. akankah, kebersamaan mereka akan kembali? atau hanya menyisakan dendam semata yang membuat mereka saling benci? "Gue enggak bisa terus-terusan mend...