Read More >>"> April; Rasa yang Tumbuh Tanpa Berharap Berbalas (1. Prolog) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - April; Rasa yang Tumbuh Tanpa Berharap Berbalas
MENU
About Us  

Pandangan Artha tertuju pada kaki langit yang sudah mulai gelap, cahaya bintang dan bulan begitu indahnya menyinari langit malam karena tak ada awan yang menghalangi. Langit malam memang begitu sangat indah, apalagi pantulan cahaya bulan dan bintang menyempurnakan betapa indahnya ciptaan Tuhan.

Mungkin kehidupan manusia pun akan indah jika tidak ada aral melintang yang menghalangi apapun itu, akan sama indahnya seperti langit malam yang tak terhalang oleh awan.

Tak terasa Artha sudah tenggelam ke dasar dunia fana miliknya. Ia seakan membiarkan tubuhnya yang telah hancur sebagian tenggelam semakin dasar lagi dan membiarkan pusaran air masa lalu menyedot tubuh dan kenanganya. Melepaskan memang selalu mudah, tapi mengikhlaskan adalah hal tersulit dari sebuah perpisahan.

Artha masih memegang dengan erat booknote yang ia bawa dari laci lemari yang telah tersimpan rapih. Ia hanya membawa satu booknote dari tujuh booknote yang ia simpan. Booknote itu belum terisi penuh, hanya baru terisi setengahnya. Sayang, booknote itu takkan terisi lagi karena kisah mereka telah selesai.

Berada di rooftop rumah dengan memandang keindahan siluet lampu flyover di malam hari menjadi kebiasaan Artha. Disitulah ia bisa menghabiskan waktu berjam-jam untuk menyendiri menatap siluet lampu flyover dan bintang-bintang sambil menulis di booknote kesayangannya. Kali ini Artha tidak menulis, hanya memegang booknotenya dan sesekali membuka lembar demi lembarannya. Tak jarang Artha singgah ke kehidupan masa lalunya untuk mengenang cerita indah di masa itu.

"Kenapa malam ini aku sangat merindukanmu ?" tanya Artha pada diri sendiri dengan mata yang masih tertuju pada kaki langit dan arah pandangan silih bergantian melihat satu per satu bintang.

"Apakah tidak pernah sekalipun dirimu merindukanku ?"

"Aku tau andai dirimu merindukanku tetap saja rindumu padaku tidak akan bisa mengalahkan besarnya rinduku padamu"

"Hey, kumohon sekali lagi saja katakan jika kamu sedang merindukanku."

"Hey langit, hey bulan, hey bintang, bisakah kau sampaikan pesanku ini padanya ?"

"Katakan padanya jika aku sangat merindukannya, katakan padanya jika saat ini aku sedang memikirkannya."

"Aarrgghh" dengan kepala tertunduk dan rasa kesal pada dirinya sendiri.

"Kenapa sulit sekali melupakanmu !"

"Kamu bilang Semoga aku cepat mendapat pengganti katamu ? Mudah saja itu dikatakan dari mulut orang yang tak mempunyai cinta yang sebesar aku punya." tanya Artha pada kaki langit dengan senyum sinis dan suara yang mulai merintih.

"Kenapa kamu masih memikirkannya, bung?"
Nalarnya yang tengil itu mencoba menemani Artha dalam kesepiannya.

Entah lah, rasa memang tak kasat mata.

Apa kamu masih mengharapkannya ?

Ya ampun, enggak lah.

Terus kenapa kamu mengenang cerita di masa lalu ?

Emang masa lalu harus dilupakan yah ?

Tidak harus dilupakan, tapi juga tidak harus selalu dibayangkan.

Yaelah bahasa lo formal banget, nyet.

Anda tuan saya bung, saya harus menghibur anda.

Ah lo ga berpengalaman buat menghibur.

Lebih baik berusaha untuk menghibur kan, dari pada berusaha untuk kabur dan mengubur kenangan tapi akhirnya mengubur diri dengan kenangan indah di masa itu.

Artha terdiam sejenak. Mencari nalurinya yang tenggelam semakin dalam ke dasar dunia Fana ciptaannya.

Sudahlah, bung. Tak usah galau seperti itu.

Gue gak galau kok, biasa aja.

Gak galau tapi kok pergi ke kenangan masa lalu.

Gue gak galau ya, naluri gue tuh yang galau, gue cuman bersimpati aja kali.

Haha, bersimpati ? Kalo lo sekedar bersimpati sama naluri lo, kenapa lo ngajak nalar lo buat flash back ke masa lalu?

Artha kembali terdiam. Kehabisan kata-kata untuk menjawab pertanyaan dari nalarnya yang tengil itu. Untuk yang kesekian kalinya ia kembali kalah dalam sebuah perdebatan dengan nalarnya. Terkadang jika jatuh hati harus menggunakan logika, agar tidak gila dengan namanya cinta ketika ditinggalkan. Jika jatuh hati terlalu menggunakan naluri kita hanya akan tenggelam dalam kekecewaan ketika ditinggalkan dan akan hidup dalam sebuah pengharapan.

Artha harus mulai membiasakan diri untuk kembali sendiri, hari ini data internet pun ia matikan. Rasanya malas sekali berhubungan dengan dunia luar sana, karena Artha sadar jika data internet ia aktifkan rasanya gatal sekali jarinya ingin menanyakan kabar tentangnya.

Artha sengaja tidak memberi kabar. Artha tidak tahu apakah ia mencarinya, atau mengirim chat padanya. Artha juga tidak tahu apakah ia khawatir kepadanya.

"Apa kabar ?"

"Lagi apa ?"

"Udah makan ?"

"Gimana kerja hari ini ?"

Itulah kalimat yang selalu Artha tanyakan padanya.

''Rasanya aneh sekali sehari saja aku tidak menghubungimu aku begitu khawatir, lebih tepatnya sangat khawatir" ucap Artha di dalam hati.

"Apa dia juga merasakan rasa yang sama denganku ? Rasa khawatir karena aku tidak memberi kabar padanya." tanya Artha di dalam hati dengan sesekali memejamkan mata.

"Kenapa begitu cepat kita harus melalui ini ? Tidak bisakah sebentar saja kamu memberi waktu tambahan untukku, ingin kubuktikan semuanya jika aku benar-benar sedang berjuang"

"Aku rindu. Rindu sekali"

"Mungkinkah semuanya sudah berakhir ? Tidak bisakah untuk kita perbaiki ? Apa yang harus aku lakukan ?"

Jam pada ponsel sudah menunjukan pukul 22.35, Artha membuka aplikasi whatsapp dan membaca satu persatu chat darinya. Artha tersenyum sendiri membaca chat-nya dengan dia, betapa rindunya Artha padanya.

Aku rindu kamu panggil sayang, aku rindu kamu chat aku pada jam makan siang dan bertanya apa aku sudah makan ?, aku rindu kamu mengirim fotomu sendiri tanpa aku minta, aku rindu menjadi prioritasmu, aku rindu kamu menahanku untuk pulang lebih dulu karena kamu ingin bertemu, aku rindu kamu yang dulu, aku rindu semuanya tentangmu.

Artha mulai mengalihkan pandangannya dari layar ponsel dan bergegas berdiri meninggalkan kaki langit yang masih begitu sempurna indahnya.

Artha mulai turun menuruni anak tangga hingga akhirnya dia tiba di dalam kamar dan membaringkan tubuhnya di atas kasur, menghirup udara dalam dalam dan mengeluarkannya perlahan. Ia memejamkan mata.

Sesekali masih terlihat wajahmu dengan jelas di dalam pikiranku, entah itu senyummu, entah itu tawamu, entah itu suaramu.

Apakah kamu memang menginginkan ini terjadi ? Atau kamu hanya ingin menjahiliku saja. Sudah dua kali kamu menjahiliku seperti ini.

Pertama kamu menjahiliku karena aku tidak membalas kata sayangmu dan yang kedua kamu menjahiliku karena april mop. Kali ini kamu pasti serius, aku tahu saat ini kamu tidak sedang bercanda.

Artha mulai menarik napas dalam-dalam dan mengeluarkannya perlahan.

"Huh,"

"Sudah saatnya aku harus belajar melupakanmu, tapi perlahan, beri aku waktu. Besok akan kucoba lagi untuk tidak memikirkanmu."

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Antara Depok dan Jatinangor
285      183     2     
Romance
"Kan waktu SMP aku pernah cerita kalau aku mau jadi PNS," katanya memulai. "Iya. Terus?" tanya Maria. Kevin menyodorkan iphone-nya ke arah Maria. "Nih baca," katanya. Kementrian Dalam Negeri Institut Pemerintahan Dalam Negeri Maria terperangah beberapa detik. Sejak kapan Kevin mendaftar ke IPDN? PrajaIPDN!Kevin × MahasiswiUI!Maria
Gods Of Asgard
635      363     2     
Short Story
When I Found You
2670      885     3     
Romance
"Jika ada makhluk yang bertolak belakang dan kontras dengan laki-laki, itulah perempuan. Jika ada makhluk yang sanggup menaklukan hati hanya dengan sebuah senyuman, itulah perempuan." Andra Samudra sudah meyakinkan dirinya tidak akan pernah tertarik dengan Caitlin Zhefania, Perempuan yang sangat menyebalkan bahkan di saat mereka belum saling mengenal. Namun ketidak tertarikan anta...
Sweet Notes
10685      1862     5     
Romance
Ketika kau membaca ini, jangan berpikiran bahwa semua yang terjadi disini adalah murni dari kisah cintaku. Ini adalah sekumpulan cerita-cerita unik dari teman-teman yang mau berbagi dengan saya. Semua hal yang terjadi adalah langsung dari pengalaman para narasumber. Nama sengaja disamarkan namun setting tempat adalah real. Mohon maaf sesuai perjanjian jalan cerita tidak dijelaskan seperti kisah ...
6 Pintu Untuk Pulang
596      330     2     
Short Story
Dikejar oleh zombie-zombie, rasanya tentu saja menegangkan. Apalagi harus memecahkan maksud dari dua huruf yang tertulis di telapak tangan dengan clue yang diberikan oleh pacarku. Jika berhasil, akan muncul pintu agar terlepas dari kejaran zombie-zombie itu. Dan, ada 6 pintu yang harus kulewati. Tunggu dulu, ini bukan cerita fantasi. Lalu, bagaimana bisa aku masuk ke dalam komik tentang zombie...
Cinta Semi
1596      705     2     
Romance
Ketika sahabat baik Deon menyarankannya berpacaran, Deon menolak mentah-mentah. Ada hal yang lebih penting daripada pacaran. Karena itulah dia belajar terus-menerus tanpa kenal lelah mengejar impiannya untuk menjadi seorang dokter. Sebuah ambisi yang tidak banyak orang tahu. Namun takdir berkata lain. Seorang gadis yang selalu tidur di perpustakaan menarik perhatiannya. Gadis misterius serta peny...
Our Son
480      253     2     
Short Story
Oliver atau sekarang sedang berusaha menjadi Olivia, harus dipertemukan dengan temanmasa kecilnya, Samantha. "Tolong aku, Oliver. Tolong aku temukan Vernon." "Kenapa?" "Karena dia anak kita." Anak dari donor spermanya kala itu. Pic Source: https://unsplash.com/@kj2018 Edited with Photoshop CS2
Perverter FRIGID [Girls Knight #3]
1162      499     1     
Romance
Perverter FIRGID Seri ke tiga Girls Knight Series #3 Keira Sashenka || Logan Hywell "Everything can changed. Everything can be change. I, you, us, even the impossible destiny." Keira Sashenka; Cantik, pintar dan multitalenta. Besar dengan keluarga yang memegang kontrol akan dirinya, Keira sulit melakukan hal yang dia suka sampai di titik dia mulai jenuh. Hidupnya baik-baik saj...
Senja (Ceritamu, Milikmu)
5672      1425     1     
Romance
Semuanya telah sirna, begitu mudah untuk terlupakan. Namun, rasa itu tak pernah hilang hingga saat ini. Walaupun dayana berusaha untuk membuka hatinya, semuanya tak sama saat dia bersama dito. Hingga suatu hari dayana dipertemukan kembali dengan dito. Dayana sangat merindukan dito hingga air matanya menetes tak berhenti. Dayana selalu berpikir Semua ini adalah pelajaran, segalanya tak ada yang ta...
Old day
518      377     3     
Short Story
Ini adalah hari ketika Keenan merindukan seorang Rindu. Dan Rindu tak mampu membalasnya. Rindu hanya terdiam, sementara Keenan tak henti memanggil nama Rindu. Rindu membungkam, sementara Keenan terus memaksa Rindu menjawabnya. Ini bukan kemarin, ini hari baru. Dan ini bukan,Dulu.