Sementara itu, Perdana Menteri yang akan datang melihat anaknya yang akan diwisuda itupun mulai mengadakan latihan persiapan bagi Security Police yang merupakan Polisi khusus untuk perlindungan VIP.
"Tugas dari Security Police ini adalah untuk perlindungan VIP!"
Saat persiapan mengenai geladi resik wisuda itupun, pemilik gedung mulai merapikan kursi-kursi untuk VIP di Tokyo Big Sight dan Tokyo International Forum dan mulai memasang dekorasi untuk acara wisuda yang akan diselenggarakan oleh kampus.
Ketika sebelum wisuda berlangsung, seorang salaryman yang sedang menaiki kereta subway tersebut menerima sebuah amplop hitam yang merupakan sumber cuci otak yang berisi foto seorang gamer dari oknum tidak dikenal mengenai rencana kejahatan penyerangan gamer dengan setelan jasnya.
Dear Masamichi Hayashibara
Kami akan merencanakan rencana teror untukmu terhadap para gamer yang tidak mau menuruti perintah orang tua, terutama para ayah.
P.S.
Jimmy Gunawan
Saat melihat amplop hitam tersebut, Sisca kemudian mengambil amplop tersebut dan membawanya ke Matsuoka Keishi untuk diselidiki lebih lanjut mengenai oknum kejahatan tersebut.
Sisca bilang pada Matsuoka Keishi, "saya sudah temukan amplop hitam terlarang tersebut, tolong selidiki lebih lanjut isi dari amplop hitam tersebut!"
"Oke, nona detektif! Nanti amplop ini akan dianalisis Luvita!" kata Matsuoka Keibu.
Malam harinya, ketika sedang main game, gamer tersebut didatangi oleh sebuah oknum pembunuh bertopeng misterius dan bersenjatakan parang beserta paku ala Candyman.
"Oi! Siapa itu?! Ngapain kemari?!"
"Lu itu cuma main game saja kerjaannya, udah tahu lu anak autis! Nggak usah main game!"
Pelaku bertopeng misterius tersebut menyerang gamer tersebut dengan paku Candyman tersebut pada perutnya dan menggunakan parang miliknya untuk memukulinya hingga berlumuran darah.
Pagi harinya, TKP tersebut ditemukan di warnet ketika pelaku berkostum Candyman dengan seragam NAZI menyerang gamer tersebut sampai kehabisan darah di apartemen tersebut.
"Tadi malam terjadi pemerasan gamer oleh pelaku yang berkostum ala Hitler dengan kumis palsu dan bersenjatakan paku Candyman dan parang di tangan kanan. Pelakunya rata-rata berumur 50 tahun keatas ketika menerima amplop hitam hasil cuci otak Jimmy yang dikirimkan oleh anak buahnya, Zhao."
Sisca yang bersama Luvita itupun ikut mengajak Dewi untuk mencari bukti dibalik kejahatan pelaku kekerasan terhadap gamer dan IT.
"Kita ikutan cari tahu bukti yang ditemukan ketika terjadi penyerangan di warnet."
Saat melakukan pencarian tersebut, Sisca bersama Dewi menemukan sebuah parang yang dipakai pelaku ketika menyerang Hifumi Nakashimazu (中島津 ひふみ) yang merupakan seorang fresh graduate dan menjadi seorang gamer karena kepiawaiannya dari kakaknya.
"Jadi korban kekerasan terhadap gamer tersebut Nakashimazu Hifumi, yang ternyata perempuan karena dari lahir yang merupakan pemberian ibunya. Tapi korban kehilangan ibu dan ayahnya dan dibesarkan oleh penyerangnya sendiri."
Ketika amplop tersebut sudah dianalisis pihak forensik, Sisca yang bersama Luvita dan Dewi mulai mencari bukti kedua dibalik rencana kejahatan pria 50 tahun keatas tersebut.
Sementara itu, Daisuke, suaminya ikut melakukan undercover di tempat persembunyian Hayashibara yang ada di Roppongi ketika pelaku sedang melakukan percakapan dengan teroris di perusahaannya.
"Kita sudah tahu alibi dari Hayashibara, pelaku pemerasan gamer tersebut!"
Saat melakukan undercover di Roppongi, Daisuke sengaja membongkar kedok tersebut dengan mengeluarkan pistolnya.
"Angkat tangan! Jangan bergerak!" teriak Daisuke ketika mengeluarkan pistol pada anak buahnya.
Tapi, karena anak buahnya tahu, Hayashibara pun menyuruh anak buahnya mengeluarkan senapan patah SPAS 12 untuk memukulinya sampai pingsan.
Ketika Daisuke ditemukan pingsan dan diikat untuk dijadikan obyek penyiksaan bersama gamer lainnya, Luvita pun mengangkat teleponnya, tapi tidak diangkat karena kekejaman Hayashibara sebagai psikopat akibat dikirim amplop cuci otak oleh Zhao.
Daisuke! Bisa dengar aku tidak?!
"Sepertinya dia tidak mengangkatnya, apa karena dia dijadikan tawanan?" gumam Sisca
"Tapi kemungkinan saja, dia ditawan sama psikopat Hayashibara." gumam Luvita
Mengetahui bahwa Daisuke dijadikan obyek kekerasan oleh Hayashibara, Aizawa yang sedang bersama Hino menengok Hifumi di rumah sakit itupun menerima panggilan mendadak dari Interpol Yanagihama mengenai tersangka yang bernama Imagawa Junko.
"Kami ada panggilan mendadak lagi mengenai tersangka bernama Imagawa Junko!"
Dua tersangka yang dideskripsikan pun sudah disebutkan, pertama Masamichi Hayashibara (林原 政道), kedua Junko Imagawa (今川 順子). Mereka dulunya satu universitas, tapi mereka mengalami gangguan kejiwaan karena dilontarkan amplop hitam yang isinya cuci otak sebagai seorang teroris oleh Jimmy melalui surat ancaman tersebut.
Lokasi TKP keberadaan Imagawa pun sudah disebutkan oleh pihak Interpol di distrik Akihabara yang merupakan pusat dari budaya pop.
Chief Hino bersama Aizawa itupun bergegas menuju Akihabara untuk melakukan penggeledahan terhadap seorang maid yang sedang bertugas.
"Ada yang tahu tidak nona Imagawa dimana?!" Gertak Aizawa ketika sedang menginterogasi seorang maid
"Anda ikut kami ke kantor polisi sebentar untuk dimintai keterangan mengenai kejahatan Imagawa."
Sementara itu, ketika Aizawa bersama Chief Hino membawa seorang maid tersebut ke ruang interogasi untuk dimintai keterangan mengenai kekerasan terhadap gamer, Sisca bersama Luvita dan Dewi pun melakukan olah TKP mengenai kejahatan Hayashibara terhadap gamer.
"Halo, ini aku masih di ruang interogasi lagi menginterogasi seorang maid mengenai pelaku kejahatan bernama Imagawa. Lagi dimana sayang?"
"Aku lagi sama Luvita dan Dewi untuk melakukan olah TKP Hayashibara."
"Kalau begitu, aku nanti segera ke sana bersama Chief Hino dan Shinnosuke juga."
Ketika selesai percakapan telepon dengan Sisca, Aizawa pun segera menuju ruang interogasi untuk menanyakan seorang maid yang menjadi saksi mata dibalik kasus kejahatan Imagawa dan Hayashibara.
"Jadi apa alasan anda dibawa ke ruang interogasi sebagai saksi mata?"
"Saya sebagai saksi mata itu karena melihat kejadian teman saya yang bernama Hifumi Nakashimazu ikut jadi korban kekerasan oleh pria 50 tahunan Masamichi Hayashibara yang bekerja sebagai salaryman yang berpakaian ala Adolf Hitler modern."
Usai interogasi seorang maid yang berdarah campuran Jepang Perancis Indonesia, Chloe Shibazuka (芝塚 クロエ) mengenai hubungannya dengan Hifumi Nakashimazu di Akihabara.
Sementara itu, di tempat penyiksaan yang ada di perusahaan Hayashibara bekerja pun, Daisuke pun kerap kali ditanyakan kriminal tersebut mengenai tujuannya undercover.
"Dengerin pertanyaan pak tua!"
"Hayashibara keparat!"
"Ngomong apa barusan?!"
"Keparat!"
Karena tidak mau dengerin pertanyaan dari Hayashibara itupun, Daisuke pun dipukuli dan disiksa berkali-kali hingga sampai dirinya kehabisan darah.
Sesampainya di lokasi TKP yang ada di Roppongi, tempat penyiksaan Daisuke berlangsung itupun, Sisca, Dewi dan Luvita mulai menghabisi karyawan Hayashibara tersebut dengan tangan kosong dan menghajarnya pakai vas bunga.
"Rasakan ini!" Gertak Sisca ketika menghajar karyawannya dengan vas bunga.
Menyusul ke TKP tersebut, Chief Hino bersama Aizawa dan Shinnosuke pun mulai mengerahkan tim Special Investigation Unit dan Anti Firearms Squad untuk mengepung gedung tempat penyiksaan Daisuke bersamaan dengan unit helikopter yang dikerahkan juga.
"Kalian semua telah kami kepung! Mana preparatornya!"
Anak buah Hayashibara pun mengeluarkan senapan SPAS 12 dan SCAR H ketika akan menyerang polisi secara membabi buta. Tapi karena semuanya sudah terkepung, mereka semua mulai ditembak satu per satu dengan senapan M416, M4A1 dan MP5.
Usai menghabisi semua anak buah Hayashibara tersebut, tim Special Investigation Unit mulai mencari dokumen-dokumen milik Hayashibara untuk diselidiki lebih lanjut mengenai riwayatnya sebagai seorang salaryman.
"Periksa dokumen-dokumen milik tersangka!"
Mengetahui bahwa anak buah dari Hayashibara sudah lenyap dan terkepung semua, Sisca bersama Luvita dan Dewi pun melawannya satu per satu dengan tangan kosong. Tapi Hayashibara pun mengeluarkan senjata tajamnya untuk melawan mereka bertiga.
"Jadi pelakunya adalah kau, Masamichi Hayashibara!"
"Ayo lawan!"
Pertarungan pun berakhir, ketika parang yang digunakan Hayashibara pun dirampas Dewi dan diserang balik dengan memotong kedua tangannya hingga tidak bisa melukai lawan lagi.
"Beraninya kau melukai orang lain yang tidak bersalah!" gertak Dewi ketika memotong tangannya sebagai hukumannya karena melakukan kekerasan terhadap officer Shimazu dan Hifumi.
Setelah kedua tangan Hayashibara dipotong paksa oleh detektif tersebut, Luvita kemudian menghajar habis dengan memukuli kepalanya hingga berdarah-darah dan sekarat.
"Inilah akibatnya menyerang orang yang tidak berdosa!" gertak Luvita ketika menghajarnya habis-habisan sampai sekarat.
Dan yang terakhir, dalam keadaan sekarat itupun, Hayashibara langsung dieksekusi mati Sisca dengan menggunakan pintu toilet pada kepalanya dan ditendang hingga kepalanya terjepit.
"Puas lo dengan semua kejahatanmu!" gertak Sisca ketika menghabisinya sampai tewas.
Tim Anti Firearms Squad pun mulai mengevakuasi semua karyawan yang tidak bersalah tersebut untuk dimintai keterangan mengenai kejahatan Hayashibara dan mulai menahan tersangka kedua yang bernama Imagawa Junko.
"Imagawa Junko, anda kami tetapkan sebagai tersangka atas preparator pemerasan gamer!"
Daisuke yang ditemukan dalam keadaan luka parah pun akhirnya diselamatkan oleh mereka bertiga.
"Daisuke!" rintih Luvita ketika menyayangi suaminya.
"Sepertinya dia terluka parah, kalau tidak dia akan mati!" gumam Ken'ichirou ketika melihat Daisuke dalam keadaan terluka parah.
Karena luka yang dialami Daisuke semakin parah akibat kekerasan oleh Hayashibara itupun, mereka langsung membawanya ke rumah sakit dengan menggunakan ambulans yang disediakan pihak dinas pemadam kebakaran Tokyo.
Di luar gedung yang ada di Roppongi, sejumlah tim Special Investigation Unit mulai menyita parang yang digunakan eksekutor tersebut sebagai barang bukti dan membawa preparator dari penyiksaan tersebut ke sel keamanan tinggi.
Sementara itu, di rumah sakit, Daisuke yang terluka parah itupun dibawa ke ICU satu kamar dengan Hifumi yang merupakan gamer tersebut.
Di Akihabara itupun, Chloe yang sedang bekerja di maid cafe menerima sebuah message dari Masanori mengenai temannya yang sedang dirawat di rumah sakit.
Masanori : Hai Chloe, lagi dimana?
Chloe : Aku lagi di maid cafe. Aku tadi diinterogasi sama polisi mengenai kejadian yang menimpa seorang gamer tersebut.
Masanori : Chloe mau pacaran sama aku tidak?
Chloe : Aku masih belum punya pacar sama sekali. Tapi kalau seorang maid itu hanya melayani tuan saja bukan untuk pacaran.
Masanori : Kalau begitu, kita temenan saja!
Chloe : Boleh!
Di markas pusat kepolisian Metropolitan Tokyo, Chief Hino mulai menyusun laporan mengenai kronologi kejadian yang dilakukan oleh Hayashibara sebagai eksekutor dan Imagawa sebagai preparator dari kejahatan yang diakibatkan oleh amplop cuci otak oleh Jimmy sebagai teroris yang berbahaya tersebut.
BERSAMBUNG