Saat memasuki musim dingin, yang juga menjelang perayaan Natal, Sisca mulai menghangatkan apartemennya dengan kotatsu pada mejanya. Tapi, ia juga membantu orang tuanya Ken'ichirou mencuci dan menjemur pakaian yang ia kenakan sehari-hari.
Kedua orang tua Ken'ichirou bilang pada Sisca, "kamu gimana sama anakku?"
"Aku sayang-sayangan aja kok." Kata Sisca secara terang-terangan
"Nanti kalau menikah sama dia, tar kamu harus bisa membesarkan anakmu sendiri."
"Iya, ma, pa."
Setelah membantu kedua orang tuanya Ken'ichirou, Sisca pun pergi kerja dengan menggunakan kereta bawah tanah.
Sisca bilang pada kedua calon mertuanya, "Otosan, okasan, aku mau pergi dulu ya!"
"Hati-hati di jalan calon menantuku sayang!"
Sisca pun segera pergi ke kantor polisi dengan menggunakan kereta bawah tanah menuju stasiun Kasumigaseki.
Saat musim dingin pun, Sisca mulai mengenakan syal untuk menghangatkan tubuhnya ketika akan terserang demam saat musim dingin nantinya. Topi rajut pun ia beli juga di toko dan sepatu boot yang digunakan saat musim dingin tiba.
Pada sisi yang lain, ada dua orang pelajar SMP yang sedang berjalan bersama. Tapi seseorang yang memakai kostum hitam seperti kelompok Tentara Kolonial pun menyekapnya masuk ke bus curian untuk dijadikan sebagai pelajar tanpa istirahat selama 24 jam pelajaran di gedung olahraga Ariake.
#####
Di markas pusat, mereka menerima laporan bahwa ada 2 orang pelajar hilang sebagai obyek perbudakan 24 jam belajar tanpa istirahat dan upah.
"Kami menerima laporan bahwa terjadi kasus pelajar hilang yang diakibatkan perbudakan pelajar oleh oknum tidak dikenal terutama SMA dan Mahasiswa."
Setelah menerima laporan pelajar hilang tersebut, polisi melakukan pencarian terhadap barang-barang milik korban yang ditemukan ketika ditawan oleh kelompok kriminal berpakaian Tentara Kolonial lengkap dengan topeng yang menandakan seorang teroris.
"Kemana mandornya?"
"Kami tidak tahu orangnya, bos."
Sementara itu, Sisca menelusuri kampus Universitas Negeri Tokyo dengan melakukan intel terhadap beberapa mahasiswa dan dosen.
Sisca bertanya pada salah seorang alumni tersebut, "namamu siapa?"
"Aku Natsuki Motonaga, alumni Universitas Negeri Tokyo jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar."
Ia juga bertanya pada mahasiswa baru tersebut, "kalau kamu?"
"Aku Hidenori Fukuyama, mahasiswa baru Fakultas Kedokteran."
Kedua orang yang teridentifikasi tersebut, yaitu Natsuki Motonaga (本長 奈月) (34) dan Hidenori Fukuyama (福山 英徳) (27).
Usai melakukan intel terhadap alumni dan mahasiswa baru tersebut, Sisca mendatangi ruang dekan untuk melakukan intel terhadap dosen.
"Aku sudah intel terhadap para mahasiswa, alumni serta dekan di Universitas Negeri Tokyo."
"Nanti kepolisian lacak keberadaan pelaku sebenarnya dibalik kejahatan perbudakan pelajar yang dilakukan oknum mandor."
Malam harinya, seorang rektor yang sedang beristirahat di ruang rektor tersebut melihat bahwa ruangannya dipasang bom plastik C4 oleh oknum berseragam kolonial. Seluruh ruangan tempat dosen, dekan dan rektor menjadi sasaran teroris oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.
"Lho, kok ada bom di ruanganku! Siapa yang pasang?"
Pelaku yang berseragam kolonial dengan kupluk ala teroris pun meledakkan ruang rektor di kampus Universitas Negeri Tokyo dengan menekan pemicu tersebut.
Berita mengenai ledakan bom di ruang jurusan tersebar melalui televisi dan radio.
Terjadi ledakan bom di ruang jurusan yang menewaskan seorang ketua jurusan Universitas Negeri Tokyo oleh oknum yang tidak dikenal. Pihak kepolisian melakukan olah TKP dibalik serangan teroris di kampus tersebut. Kampus diliburkan sementara waktu sampai 7 hari berturut-turut untuk sterilisasi area tersebut. Pemadam kebakaran dan tim SAR dikerahkan untuk mencari runtuhan bangunan yang menewaskan rektor saat terjadi ledakan bom. Unit dari kepolisian mulai berjaga di area yang steril tersebut.
Ketika berita tersebut terdengar, Sisca melakukan olah TKP untuk mencari tahu penyebab ledakan di ruang jurusan Kampus Universitas Negeri Tokyo.
Saat olah TKP, Sisca menemukan serpihan toga milik dekan dan rektor yang terbakar saat ledakan bom di ruang jurusan terjadi.
"Serpihan toga sudah aku temukan."
Setelah menemukan serpihan toga milik dekan dan rektor yang terbakar dan juga topi akademik wisuda yang putus akibat ledakan tersebut, Sisca kemudian bertanya pada tim forensik kepolisian Metropolitan Tokyo untuk mengetahui penyebab dari ledakan tersebut.
"Matsuoka Keibu, saya sudah temukan serpihan toga dan tali akademik pada topi wisuda saat ledakan tersebut terjadi."
"Saya akan selidiki lebih lanjut mengenai barang bukti tersebut. Mayat dari Rektor juga sudah kami temukan tadi pagi sekitar pukul 09.30."
Sisca pun ikut bersama Matsuoka Keibu ke markas pusat di Kasumigaseki ketika serpihan toga dan topi akademik wisuda yang terbakar akibat ledakan tersebut ditemukan ketika Rescue Unit diturunkan untuk membongkar puing-puing bangunan tersebut.
#####
Di laboratorium forensik TMPD
Saat berada di laboratorium tersebut, tim forensik melakukan identifikasi mayat dari rektor yang terkena puing-puing bangunan saat ledakan terjadi di kampus Universitas Negeri Tokyo.
"Jenazahnya sudah kami identifikasi namanya Motohiro Omura."
Jenazah yang teridentifikasi tersebut seorang rektor Universitas Negeri Tokyo, Motohiro Omura (大村 基弘) (60)
#####
Di ruang briefing, Chief Hino mempresentasikan area gedung olahraga Ariake yang dijadikan kejahatan perbudakan belajar 24 jam tanpa istirahat oleh oknum pelajar SMA dan alumni Universitas yang mempekerjakan paksa salah seorang mahasiswa skripsi dan pelajar SMP untuk dijadikan oknum pembantaian.
"Baik, saya akan putar rekaman video ini."
Video tersebut diputar untuk memastikan area gedung olahraga Ariake tersebut digunakan pelaku kejahatan berseragam kolonial dengan kupluk teroris dan senapan ACR dan SCAR-H lucutan tentara Amerika saat terjadi perang Irak.
Kalian tidak boleh lalai dalam belajar selama 24 jam tanpa istirahat, kalau tidak akan saya bantai dan siksa dengan senjata tajam ataupun cambuk dan senapan.
Selesai briefing, Chief Hino bersama Aizawa menyiapkan tim taktis SAT dengan senapan M4A1, M416 dan submachine gun MP5 bersamaan dengan pistol Glock 17 dan unit penembak runduk untuk melakukan pengepungan di gedung olahraga Ariake.
Aizawa bilang pada Sisca, "Sisca, nanti ikut sama Matsuoka saja. Terlalu berbahaya untuk menyisir area takut ada baku tembak dengan serangan teroris."
Sisca bergumam, "baik sayangku, nanti aku nyusul saja mau melakukan olah TKP dulu."
Sisca pergi bersama Matsuoka dengan mobil dinas jenis Toyota Estima dan menuju lokasi TKP di Kampus Universitas Negeri Tokyo mengenai tewasnya rektor tersebut.
#####
FUKUYAMA
Sampai di apartemen tempat Fukuyama bernaung, Sisca menekan tombol bel di depan pintu rumah tersebut.
Dochirasama deshouka.
Sisca.
Hidenori pun datang untuk membukakan pintu rumah tersebut dan petugas polisi datang menemuinya.
"Anda yang bernama Fukuyama Hidenori kan?"
"Saya Fukuyama Hidenori."
"Apa anda tahu rektor yang bernama Omura Motohiro?"
"Saya tidak tahu kalau dia ditemukan tewas tadi pagi sekitar pukul 09.30."
"Baiklah kalau begitu, kami pergi dulu."
Setelah dari apartemen Fukuyama, Sisca bersama Matsuoka mengunjungi apartemen Motonaga yang ada di sebelah Fukuyama. Ia juga menekan bel di depan pintu.
Dochirasama deshouka.
Sisca.
Natsuki datang juga untuk membukakan pintu rumah tersebut dan petugas polisi juga datang menemuinya.
"Anda yang bernama Motonaga Natsuki kan?"
"Saya Motonaga Natsuki."
"Apa anda tahu rektor yang bernama Omura Motohiro?"
"Saya tidak tahu kalau dia ditemukan tewas tadi pagi sekitar pukul 09.30."
Saat berada di apartemen Motonaga, Natsuki tidak sengaja mengeluarkan granat yang ada di dapurnya dan melemparkannya ke tetangga sebelah dan "duar!!"
Ada tersangka kabur dari apartemen dengan melempar granat ke tetangga sebelah! Diulangi, ada tersangka kabur dengan melempar granat ke tetangga sebelah!
Natsuki yang kabur pun pergi ke Ariake dan membawa kabur sanderanya dengan menodongkan pistol revolver Anaconda miliknya.
Sementara itu, teroris yang ada di Ariake berhasil dilumpuhkan SAT yang dikomando Aizawa dan Chief Hino dengan menggunakan pengeras suara yang ada di mobil polisi tersebut.
"Kalian semua sudah kami kepung! Lepaskan sanderanya sekarang juga!"
Teroris satu per satu pun berhasil dikepung SAT dengan menjatuhkan senjata mereka.
Saat itu pula, Sisca bersama Matsuoka balik ke mobil polisi tersebut dan mengejar tersangka yang bernama Natsuki Motonaga yang dicurigai sebagai pelaku dibalik perbudakan dan terorisme.
Kami sudah temukan tersangkanya kabur dengan membawa sandera!
Pengejaran pun akhirnya berkahir ketika mobil yang dikendarai Natsuki kehilangan kendali saat kabur membawa sanderanya.
Saat pengepungan, Natsuki mengeluarkan tembakan tersebut pada sanderanya.
Angkat tangan!
Sandera ini akan mati di tanganku sekarang juga! Serahkan semua uang tebusan tersebut!
Revolver yang digunakan Natsuki pun dijatuhkan Sisca dengan satu tembakan M1911A1 miliknya.
"Anjing kau! Bedebah! Beraninya kau membebaskan dia!"
Sisca kemudian menyebutkan bahwa salah satu pelakunya yang bernama Natsuki Motonaga.
"Jadi pelaku sebenarnya dibalik rencana terorisme dan perbudakan adalah kau, Motonaga Natsuki!"
Sisca menjelaskan kronologi dibalik rencana perbudakan 24 jam tanpa istirahat yang didasari terorisme tersebut.
"Jadi kronologinya, semua kejadian yang kau lakukan itu benar karena semua perbuatan itu mulai dari penculikan dua orang siswa, ledakan bom di kampus dan yang terakhir ledakan granat di apartemen tetangga. Semua itu adalah kau!"
Natsuki mengeluarkan pemicu tersebut, tapi tidak berfungsi karena tombolnya rusak dan Officer Matsuoka berhasil menahannya.
"Motonaga Natsuki, kau ditangkap karena terlibat dalam rencana terorisme dan perbudakan."
Pemicu yang digunakan Natsuki itupun menjadi sitaan polisi dan iapun dipasang borgol dengan tangannya ke depan.
Bersambung ke Part 2