Ketika bulan Juni tiba, Sisca pun mengganti model pakaiannya dengan membuka trench coat dan hanya memakai cardigan tangan pendek dan blus saja, tapi ia juga mengenakan rok maxinya beserta sepatu flatnya seperti gadis Jepang pada umumnya. Sementara itu, Ken'ichirou hanya mengenakan kemeja lengan panjang putih saja dengan dasi dan kaos oblong sebagai rangkapan beserta celana panjang yang sering dikenakannya.
"Sisca, cantik banget ya di musim panas begini." gumam Ken'ichirou ketika memuji penampilan Sisca
"Makasih Aizawa san." gumam Sisca
Sisca diajak Ken'ichirou jalan-jalan di taman pada saat musim panas, ia juga mengenakan topi feltnya pada musim panas untuk menghindar dari sengatan matahari yang sangat panas. Tapi secara tidak sengaja itupun dadanya tersentuh ketika sedang jalan-jalan bersama.
"Dadaku tidak sengaja tersentuh olehmu." gumamnya ketika merasakan dadanya tersentuh Ken'ichirou.
"Aku hanya mengungkapkan rasa sayang saja denganmu. Tapi tidak apa-apa kok kalau tersentuh sedikit saja." gumamnya ketika tidak sengaja menyentuh dadanya Sisca.
Sisca pun menjadikan Ken'ichirou sebagai kekasihnya ketika sebagai rekan kerja dalam penyelidikan. Mereka pun sebagai seorang pasangan harus mengerti satu sama lain.
Ketika menerima panggilan dari markas pusat, Sisca bersama Ken'ichirou segera briefing mengenai penyelidikan kejahatan berat yang dilakukan oknum petugas kebersihan dengan membantai mahasiswa yang gagal dalam tes N3 dengan pemerasan berupa pengumpulan perangkat video game secara paksa, perusakan warnet dan lain sebagainya.
"Pelakunya ini adalah seorang mantan S1 yang menjadi seorang petugas kebersihan. Tapi mereka mengetahuinya kalau pelaku tersebut psikopat karena melihat korban yang lalai dalam tes. Pelaku ini dideskripsikan sebagai teroris dengan senjata pisaunya. Pelakunya juga merupakan tangan kanan hasil dari cuci otak Jimmy."
Selesai briefing pun, Chief Hino hanya mengirim Ken'ichirou sebagai undercover untuk mencari pelaku tersebut dengan menyamar sebagai petugas jalan tol.
"Chief Hino, saya akan undercover sebagai petugas jalan tol untuk mengelabui pelaku dengan mencari pelat truk tersebut."
Sisca pun memberikan pistol jenis M1911A1 miliknya, ketika pacarnya ditugaskan undercover sebagai petugas jalan tol.
"Pistol ini aku pinjamkan untukmu. Kalau sudah selesai nanti kembalikan lagi padaku." gumamnya ketika akan meminjamkan pistolnya pada Ken'ichirou.
Ken'ichirou pun memasang alat sadap tersebut dan mengendarai mobil milik petugas jalan tol tersebut.
"Chief, saya sudah ada di mobil."
"Tar tunggu di Shuto Expressway terlebih dahulu. Nanti kalau ada pelat kendaraan yang mencurigakan dengan membawa mayat korban pembantaian, segera bongkar penyamaran tersebut dan tangkap orangnya."
"Oke."
Chief Hino bersama Sisca pun mengirimkan sinyalnya melalui monitor yang ada di kendaraan dinas milik TMPD jenis Isuzu Giga. Sementara itu, Aizawa yang sedang menyamar harus menunggu truk tersebut lewat dengan orang yang mencurigakan tersebut. Ketika truk tersebut lewat, Aizawa segera membongkar penyamaran tersebut dan mengejarnya dengan menggunakan pistol milik Sisca.
Kaca jendela truk berhasil dipecahkan dengan ditembak pada supirnya dan truk tersebut terguling. Petugas kebersihan psikopat pun turun dari truk tersebut dan mengeluarkan pisau dapurnya sambil beradu senjata dan tangan kosong tersebut.
"Jangan kau kira gue akan bunuh lu!"
"Persetan kau! Macam apaan kau ini psikopat tidak berguna yang hanya menjadikan mahasiswa yang lalai tes sebagai korban pembantaian!"
Aizawa pun menjatuhkan pisau yang digunakan petugas kebersihan tersebut dengan pistol milik Sisca dan terjadi adu pukulan. Aizawa yang berhasil menghajarnya sampai babak belur itupun melemparnya ke Rainbow Bridge dan menikam matanya beserta lehernya dengan obeng dan mencekiknya dengan kabel truk sambil menggantungkannya di jembatan tersebut.
"Mampus kau! Dasar psikopat!"
Sisca bersama polisi pun datang ke TKP tersebut dan mengidentifikasi pelaku yang ditikam tersebut. Polisi pun menyisir TKP dengan menderek truk yang digunakan pelaku tersebut dan mengamankan barang bukti yang digunakan pelaku beserta barang korban berupa smartphone rampasan pelaku dan sertifikat N3 yang berlumuran darah. Korban juga ditemukan tewas ditikam pelaku dengan pisau dapur tersebut.
Barang bukti korban tersebut berhasil teridentifikasi dengan pas foto yang terdapat dalam sertifikat korban tersebut. Korban merupakan pengidap autisme yang menjadi mahasiswa di Tsukuba.
"Chief, saya sudah eksekusi mati pelakunya dengan beberapa tikaman pisau pelakunya dan juga menemukan barang milik korban tersebut." gumamnya ketika melapor pada Chief Hino
"Nanti saya akan buat laporannya mengenai hasil penyelidikanmu."
Chief Hino briefing mengenai penyelidikan korban tersebut ke apartemen Takagi untuk menemui keluarga korban.
"Korban tersebut dideskripsikan bernama Takagi Mondo yang merupakan warga Tokyo sebagai pengidap autisme sejak SD. Pelakunya dideskripsikan sebagai Toriumi Chihiro, seorang alumni universitas yang menjadi petugas kebersihan sekolah. Tapi karena mengalami gangguan kejiwaan, dia tega membunuh beberapa mahasiswa yang gagal tes N3."
Aizawa mengembalikan pistol yang dipinjam tersebut ke Sisca setelah menyelesaikan undercovernya di jalan tol.
"Pelakunya sudah aku eksekusi mati, biar tidak membunuh lagi." gumamnya ketika sudah menyelesaikan undercovernya.
"Aku harus ikut penyelidikan ke apartemen Takagi dan mencari saksi mata dibalik kematian keluarganya." gumam Sisca ketika akan pergi ke apartemen Takagi.
Sisca pun menerima pistol yang dipinjamnya tersebut untuk pergi ke apartemen Takagi dengan mobil Toyota Estima milik TMPD. Tapi Ken'ichirou juga ikut bersamanya ketika ia yang membawa mobil tersebut ke lokasi TKP di apartemen Takagi.
Di lokasi TKP, Sisca kemudian mencatat semua pertanyaan kepada saksi mata di apartemen korban tinggal. Ken'ichirou menemukan kamar korban tersebut yang berisi banyak video game koleksinya untuk dijadikan barang bukti. Keluarga dari korban juga bersedih mendengar kematian anaknya pada kasus pembunuhan di kamar korban tersebut.
Akhirnya, Sisca bersama Ken'ichirou menelusuri lokasi TKP tersebut yang ternyata Atsumi Takagi dalang dibalik pemerasan adik kandungnya sampai tewas terbunuh di kamarnya dengan memanggil pembunuh tersebut.
"Atsumi Takagi, anda ditahan atas kejahatan pembunuhan."
Polisi pun mendatangi TKP tersebut bersama Chief Hino dan menyita sejumlah barang bukti rampasan yang terdapat dalam karung berupa perangkat video game. Polisi pun menetapkan Atsumi Takagi sebagai pelaku yang sebenarnya dibalik rencana tersebut.
"Koleksi video game di kamar korban sudah kami temukan, perangkat video gamenya tidak bisa menyala akibat dibanting pelakunya."
Perangkat video game tersebut diperiksa lebih lanjut kerusakannya sebagai barang bukti. Hasilnya menunjukkan ada sedikit pecahan pada pelindungnya. Memori sudah tidak berfungsi. Perangkat tersebut berjenis Playstation Portable yang sudah lama tidak diproduksi.
Sisca pun mendatangi toko video game itu secara sendiri untuk menemukan spesimen dari perangkat video game milik korban tersebut.
"Pak, bisa tahu perangkat video game milik korban seperti apa?" tanyanya pada pemilik toko tersebut
"Perangkat video gamenya jenis handheld, tapi sebelum PSV keluar. Jenisnya Playstation Portable."
"Saya mau tunjukkan perangkat video game milik korban tersebut."
Sisca menunjukkan perangkat video game korban tersebut pada pemilik toko untuk menunjukkan saksi mata kasus pembunuhan tersebut. Sementara itu, Aizawa menunjukkan sertifikat yang gagal tersebut pada dosen untuk dimintai keterangan mengenai saksi mata tersebut.
Sesampainya di kantor polisi, Sisca memutar rekaman video tersebut yang menunjukkan kronologi pembunuhan Takagi, seorang mahasiswa pengidap autisme yang menjadi gamer.
"Kronologinya, Mondo diketahui oleh kakaknya mendapat nilai jelek dari sertifikat N3 miliknya. Lalu Atsumi menegurnya secara kasar dengan merampas semua perangkat video game miliknya dan membanting perangkat tersebut sampai jatuh. Kemudian, ia memanggil pembunuh tersebut yang berprofesi sebagai petugas kebersihan dengan bersenjatakan pisau dapur dan membunuh adiknya dan merampas smartphone miliknya. Pembunuhnya memasukkan mayat tersebut ke dalam truknya. Setelah polisi datang olah TKP, mayat tersebut hilang dibawa pelaku dan kamarnya dipasang garis polisi."
"Jadi tersangkanya Chihiro dan Atsumi?"
"Kalau dari rekaman tersebut benar karena ada bukti yang kuat dibalik pembunuhan tersebut."
Atsumi yang menjadi tersangka pembunuhan adiknya pun dijebloskan ke penjara dengan hukuman penjara seumur hidup. Mayat dari Chihiro beserta dirinya sudah diamankan pihak polisi.
Sisca pun akhirnya pulang bersama Ken'ichirou ke apartemennya setelah melakukan penyelidikan pembunuhan Takagi.
"Sisca!" gumam Yukari ketika menyapanya.
"Aku pulang!" gumam mereka berdua
"Yukari pake rok juga sama seperti aku ketika kerja?" tanyanya pada Yukari
"Aku juga pake rok sih, tapi rokku panjang juga kok sama seperti Sisca Neechan." gumamnya
Sisca pun mengetahui kalau adiknya juga suka mengenakan rok panjang saat kondisi celana panjang yang dikenakannya masih belum kering.
"Yukari, kita mau tidur dulu soalnya habis bertugas." sahut mereka berdua.
Keesokan harinya, Sisca dan Aizawa bangun dari tidurnya setelah menyelesaikan tugas tersebut.
"Sisca Neechan, Aizawa Niichan! Selamat pagi!" sahutnya ketika bangun pada pagi hari.
"Yukari!" sahut mereka berdua.
Mereka yang bangun pada pagi hari pun menyiapkan sarapannya untuk mereka bertiga dengan natto, telur gulung dan segelas susu. Setelah sarapan, mereka langsung berangkat kerja dengan menggunakan kereta bawah tanah. Yukari sampai di sekolahan itu dan istirahat di ruang guru ketika bel sebentar lagi berbunyi.