Loading...
Logo TinLit
Read Story - Moira
MENU
About Us  

Hai…

Aku kaget waktu views Moira udah nyampe 3K++ aja… Terima kasih apresiasi dan segala cintanya *peluk jauh*. Dan untuk merayakan, juga rasa terima kasihku, ada spesial chapter nih buat yang kangen Diana dan Lucas hihihi…

Sampai bertemu di cerita yang lain. Salam hangat dan stay healthy ya *luv luv*

SR

.

.

.

 

.

.

.

“Yang Mulia… Yang Mulia…”

Diana mengikuti langkah besar Lucas sambil memanggilnya dengan pasrah. Begitu lengan Lucas ia tangkap, dengan kasarnya laki-laki itu menghempaskannya. Lucas pun berbalik menatapnya dengan kejam.

“Tidakkah cukup kau menggangguku malam-malam begini?”

“Saya…”

“Ingin membantuku? Maka berhentilah peduli padaku.”

“Saya ini istri Anda!” Hancur sudah kesabaran Diana. Hatinya sangat kacau, keadaannya tidak pernah lebih baik di istana ini.

Tangannya kembali menangkap lengan Lucas. Dengan sisa-sisa kekuatan dan cintanya, sekali lagi Diana meminta Lucas. Mengemis pada laki-laki itu untuk setidaknya memberikan sedikit hati untuknya.

“Saya peduli pada Anda…”

“Tapi aku tidak.”

Hatinya benar-benar lolos.

Lucas kembali melanjutkan. “Hiduplah seolah kau tidak pernah ada. Tinggalah di Sayap Barat selamanya, jangan pernah bernapas maupun mati di istana. Tetaplah tinggal namun tidak menampakkan diri. Kau seharusnya tahu kenapa aku menikahimu.”

“Saya benar-benar mencintai Anda. Begitu besar sampai tidak tertampung lagi. Lalu Anda menjatuhkannya, menginjak-injaknya, dan membunuhnya.”

“Kau pintar rupanya.”

Tatapan Diana kosong menghadap lantai istana yang dingin dan gelap. Tangannya masih menggantung menggenggam lengan kokoh yang telah lancang menghancurkan hidupnya.

“Saya harap tidak pernah melihat Anda, mencintai Anda hingga mencekik, menginginkan Anda. Saya berharap tidak pernah menemukan Anda dan ditemukan…” Dalam jeda, Diana melepas genggamannya, ia masih menunduk dan tak berniat menatap laki-laki di hadapannya. “Suatu hari, di kehidupan selanjutnya, saya harap Anda akan tercekik oleh cinta seperti yang saya alami. Anda akan merasa kehilangan seumur hidup Anda hingga kematian sekalipun tidak bisa menyembuhkannya.”

Diana pergi meninggalkan Lucas, meninggalkan serpihan cintanya yang sudah tidak berbentuk. Ia pergi bersama jejak-jejak harapan yang memudar. Ia menyumpahi suaminya, satu-satunya pemuda yang ia cintai di dunia dan menjadi satu-satunya antagonis dalam kehidupannya.

Jika cinta dan benci adalah dua sisi mata koin yang bertolak belakang, bagi Diana cinta dan benci adalah garis tipis yang menghalangi laut dan langit. Samar, tapi bukan tidak mudah baginya untuk menyebrang ke sisi lain. Jika cinta tidak membawa Lucas padanya, maka kebencian harus bisa membuat Lucas mengingatnya dalam kengerian.

Lucas masih terpaku di tempatnya, ia memandangi punggung lemah Diana yang semakin menjauh, hanya memandanginya tanpa ekspresi tertentu. Lalu berbalik dan melangkah pergi sambil bergumam,

“Menyedihkan.”

 

**</3**

 

Sapuan bedak tipis dengan lembutnya mengenai wajah cantik Diana. Gaun putih yang sederhana dan sedikit dingin membuat Nara diselimuti kekhawatiran yang aneh.

“Yang Mulia, gaun yang Anda pesan bulan lalu, kenapa tidak dikenakan?”

“Aku ingin pakaian ini.”

“Tapi hari ini perayaan ulang tahun kerajaan. Pakaian Anda tidak akan sama—“

“Aku tidak berniat menyapa para tamu bersama Yang Mulia. Biarkan ia pergi dengan Cecilia.”

“Tapi—“

“Nara, percepat pekerjaanmu, sebentar lagi acara dimulai.”

Nara sangat mengenal Diana. Perempuan itu tidak pernah sedingin ini, tapi sudah seminggu Diana bertingkah aneh. Mengurung diri di kamar, lalu tidak menemui Lucas barang sedikit saja. Nara tahu hubungan keduanya tidak baik-baik saja, tapi rasanya sekarang lebih kacau dari sebelumnya.

Di aula utama, Diana sengaja berdiam diri di sudut ruangan yang lebih tenang. Ia menutup diri sehingga membuat para tamu segan menyapanya. Sementara itu Lucas di depan sana sedang menyapa para tamu bersama Cecilia dengan gaun yang senada dengannya. Tidak ada lagi perasaan tertentu bagi Diana untuk Lucas, dirinya sudah lama mati, dan hanya menunggu—

Seseorang tiba-tiba menghunuskan pisau ke tubuhnya, tanpa di sadari siapapun Diana memegang lengan orang misterius itu, matanya tidak menunjukkan sedikit pun ketakutan atau keraguan.

“Kau tidak menusukku terlalu dalam. Lakukan lebih kejam lagi, kumohon…”

Itu adalah permohonan kematian paling miris. Sampai orang yang menusuknya pelan-pelan menarik pisau itu, tapi dengan keras kepala Diana mendorongnya kembali sampai seluruh mata pisau masuk ke tubuhnya dan ia terbatuk darah.

Barulah semua orang menyadari ada yang tidak beres dengan pengawal yang ada di depan Diana, dan detik kemudian, tubuh Diana rubuh dan darah sudah mengalir dari wajah dan tubuhnya. Gaun putih itu sudah ternodai warna merah darah. Dari sedikit kesadarannya, Diana masih bisa melihat Lucas yang hanya berdiri jauh darinya. Ekspresi laki-laki itu tidak ia kenali, Lucas bukanlah buku yang mudah ia baca. Air mata masih merembes dari matanya. Diana masih merasakan hatinya yang sakit.

Aku mencintaimu… maka menderitalah karena cintaku, Lucas…

Bahkan Cecilia berlari ke arah kerumunan itu, matanya menatap ngeri tubuh Diana yang mulai lemah dan dingin. Ruangan itu menjadi kacau, suara jeritan dan tangis, juga pedang yang keluar dari sarungnya. Hanya Lucas yang berdiri mematung, memandangi tubuh istrinya yang sudah tidak bernyawa dan bersimbah darah.

Dalam keadaan yang seolah mengitarinya sampai pusing, ingatan Lucas tentang percakapannya dengan Diana menguar seperti asap.

“Bisakah Anda membatalkan ulang tahun kerajaan? Seseorang sedang mengincar kita?”

“Khayalan apa yang kau pikirkan, hah? Jika seseorang ingin membunuhku, kenapa harus repot-repot menunggu sampai ulang tahu kerajaan?”

“Karena mereka akan menggusur Anda.”

“Lalu siapa ‘mereka’ yang kau maksud?!”

Diana tidak bisa menjawabnya, selama ini diam-diam ia melihat ada kejanggalan yang dilakukan Tuan Daniel. Sampai pada kesimpulan jika Tuan Daniel akan menggusur paksa kedudukan Lucas, dan juga membunuhnya karena posisinya bisa mengganggu rencana Tuan Daniel.

“Seseorang akan membunuh saya di acara ulang tahun itu, juga Anda…”

“Diana berhentilah! Bahkan tanpa perintahku, tidak ada yang bisa membunuhmu. Kau ratu yang dikenal semua orang, siapa yang punya keberanian membunuhmu? Apa kau mulai kehilangan kewarasanmu?”

Dan itu bukan khayalan Diana, atau alasan perempuan itu untuk menarik perhatiannya. Diana memang ingin memperingatinya, tapi ia tidak mengindahkan peringatan itu. Diana sengaja tidak berada di sampingnya sekarang, karena dia ingin menjadi target pembunuhan itu. Lucas tahu itu, Lucas sangat hafal watak perempuan itu, dan Diana benar-benar pergi darinya.

 

**</3**

 

Empat bulan setelahnya, tidak ada yang berubah dari istana. Sayap Barat masih tetap sama, namun ada hal aneh dari diri Lucas yang membuatnya begitu terusik bahkan saat ia tidur. Hatinya selalu terasa perih, nyawanya seolah tidak berada di tempatnya. Ia mencari segala hal untuk meredamnya, melakukan hal seperti biasanya, tapi tidak ada yang bisa meredakan segala kepelikkan yang sudah menjerat jiwanya.

Baru ketika tidak sengaja ia menemukan foto pernikahannya yang tersimpan berdebu di sisi ruang kerjanya. Ia baru menyadari wajah perempuan yang mulai asing diingatannya. Ia juga sudah lupa senyuman perempuan dan rona kebahagiaan yang terpancar di wajahnya.

Ia…

Lucas kehilangannya.

Diana sudah tidak ada.

Sang Ratu sudah tidak ada di bumi.

“AAAAAAAAAKKKKKKKK… AAAAAAAKKKK… AAAAAAKKKKKKK…”

Lucas melemparkan apa saja yang ada di depannya, ia menghancurkan segala yang ada di sana. Memukul-mukul tangannya hingga memerah. Membenturkan kepalanya berkali-kali hingga aliran darah segar mengalir dari pelipisnya.

“KEMBALIKANNN… KEMBALIKANNN… KEMBALIKAN DIAAAA… KEMBALIKANNNN…”

Ia meraung tidak jelas sehingga membuat semua orang hanya berdiri di balik pintu yang tertutup rapat. Barulah Cecilia muncul dan memeluk Lucas yang meringkuk di ujung ruangannya. Cecilia terkejut dengan darah yang merembes dari kepala Lucas, ia juga tidak pernah menyangka air mata jatuh dari seorang Lucas. Ini pertama kalinya Cecilia melihat sisi Lucas paling menyedihkan.

“KEMBALIKAN DIA… KEMBALIKAN DIA… KEMBALIKAN DIA…”

“Lucas… Lucas tolong berhentilah… Kau melukai dirimu sendiri… Lucas kumohon…” Cecilia memohon dengan air mata di wajahnya.

Tangan yang terhias cincin yang sama dengan gadis itu sudah lebam dan berdarah, bergetar seolah kehilangan ketenangan di dunia ini. Cecilia memegangnya dengan penuh kasih sayang dan kehangatan, menyembunyikan Lucas dari keadaannya yang hancur.

 

**</3**

 

Cecilia menuangkan teh hangat itu ke dalam cangkir cantik dan menggesernya lebih dekat ke arah Lucas.

“Paman dan Bibi bilang acaranya akan diadakan di rumah kaca. Oh, aku sudah memperbaiki pakaian kita. Dan buket bunga juga sudah di pesan. Lucas…”

Selama Cecilia berbicara, Lucas sama sekali tidak menanggapi. Ia hanya menatap permukaan teh yang beriak lembut. Wajahnya lebih lesu dan tatapan matanya seperti tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan. Lucas mengambil cangkir dan menghirup sejenak aromanya.

Dia berhenti sesaat sebelum menyesapnya sampai tandas. Lalu kembali meletakkan cangkirnya sampai berbunyi denting yang ringan.

“Bawakan laporan di meja kerjaku sekarang.”

Cecilia merasa cemas, “Sebentar lagi pernikahan kita, Michael bisa menggantikan pekerjaan—“

“Bawakan sekarang.”

Dengan enggan, Cecilia pergi dari ruangan itu.

Saat itu langit cerah dan aroma rumput beserta bunga-bunga yang mekar menyeruak masuk melewati jendela dan memenuhi ruangan ini. Angin sepoi-sepoi menerpa wajah Lucas yang sedang menahan kesakitan. Ia dengan inisiatif menuangkan secangkir teh dan meminumnya kembali. Rasa sakit dan panas di tubuhnya semakin tidak terkendali. Saat cangkirnya yang ketiga, ia terbatuk dan darah keluar dari mulutnya.

Batuknya tidak berhenti sampai tubuhnya lemas, seolah energi tiba-tiba menguar seperti aroma alam di ruangan ini. Pandangannya mulai mengabur sedikit demi sedikit. Ia tidak sanggup menahan rasa panas yang membakar seluruh organ tubuhnya. Cangkir yang isinya baru tandas separuh, dengan susah payah ia telan sampai tenaganya benar-benar tidak bisa mengangkat cangkir cantik yang ringan itu.

Dia juga ingin pergi, ia ingin menangkap perempuannya, Diananya, Sang Ratunya yang sudah mengutuk ia sampai kematian tidak lebih menyakitkan. Ia ingin bertemu, menemukannya, dan membawanya kembali. Ia ingin Diana menyiksanya terang-terangan dan menghilangkan kutukannya.

Dia… hanya terlalu bodoh untuk menanggapi cintanya sendiri.

“Kau ingin menemukannya?”

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (2)
Similar Tags
Tak Segalanya Indah
704      476     0     
Short Story
Cinta tak pernah meminta syarat apapun
Love is Possible
168      155     0     
Romance
Pancaroka Divyan Atmajaya, cowok angkuh, tak taat aturan, suka membangkang. Hobinya membuat Alisya kesal. Cukup untuk menggambarkan sosok yang satu ini. Rayleight Daryan Atmajaya, sosok tampan yang merupakan anak tengah yang paling penurut, pintar, dan sosok kakak yang baik untuk adik kembarnya. Ryansa Alisya Atmajaya, tuan putri satu ini hidupnya sangat sempurna melebihi hidup dua kakaknya. Su...
Phi
2137      857     6     
Science Fiction
Wii kabur dari rumah dengan alasan ingin melanjutkan kuliah di kota. Padahal dia memutus segala identitas dan kontak yang berhubungan dengan rumah. Wii ingin mencari panggung baru yang bisa menerima dia apa adanya. Tapi di kota, dia bertemu dengan sekumpulan orang aneh. Bergaul dengan masalah orang lain, hingga membuatnya menemukan dirinya sendiri.
(Un)perfect Marriage
687      477     0     
Romance
Karina Tessa Ananda : Tak tau bagaimana, tiba-tiba aku merasakan cinta begitu dalam pada pria yang sama sekali tak menginginkanku. Aku tau, mungkin saja pernikahanku dan dia akan berakhir buruk. Tetapi--entah kenapa, aku selalu ingin memperjuangkan dan mempertahankannya. Semoga semua tak sia-sia, dan semoga waktu bisa membalik perasaannya kepadaku sehingga aku tak merasakan sakitnya berjuang da...
November Night
388      278     3     
Fantasy
Aku ingin hidup seperti manusia biasa. Aku sudah berjuang sampai di titik ini. Aku bahkan menjauh darimu, dan semua yang kusayangi, hanya demi mencapai impianku yang sangat tidak mungkin ini. Tapi, mengapa? Sepertinya tuhan tidak mengijinkanku untuk hidup seperti ini.
Accidentally in Love!
452      301     1     
Romance
Lelaki itu benar-benar gila! Bagaimana dia bisa mengumumkan pernikahan kami? Berpacaran dengannya pun aku tak pernah. Terkutuklah kau Andreas! - Christina Adriani Gadis bodoh! Berpura-pura tegar menyaksikan pertunangan mantan kekasihmu yang berselingkuh, lalu menangis di belakangnya? Kenapa semua wanita tak pernah mengandalkan akal sehatnya? Akan kutunjukkan pada gadis ini bagaimana cara...
Orange Haze
519      361     0     
Mystery
Raksa begitu membenci Senja. Namun, sebuah perjanjian tak tertulis menghubungkan keduanya. Semua bermula di hutan pinus saat menjelang petang. Saat itu hujan. Terdengar gelakan tawa saat riak air berhasil membasahi jas hujan keduanya. Raksa menutup mata, berharap bahwa itu hanyalah sebuah mimpi. "Mata itu, bukan milik kamu."
Kejutan
472      261     3     
Short Story
Cerita ini didedikasikan untuk lomba tinlit x loka media
A - Z
3067      1043     2     
Fan Fiction
Asila seorang gadis bermata coklat berjalan menyusuri lorong sekolah dengan membawa tas ransel hijau tosca dan buku di tangan nya. Tiba tiba di belokkan lorong ada yang menabraknya. "Awws. Jalan tuh pake mata dong!" ucap Asila dengan nada kesalnya masih mengambil buku buku yang dibawa nya tergeletak di lantai "Dimana mana jalan tuh jalan pakai kaki" jawab si penabrak da...
Bloody Autumn: Genocide in Thames
9566      2143     54     
Mystery
London, sebuah kota yang indah dan dikagumi banyak orang. Tempat persembunyian para pembunuh yang suci. Pertemuan seorang pemuda asal Korea dengan Pelindung Big Ben seakan takdir yang menyeret keduanya pada pertempuran. Nyawa jutaan pendosa terancam dan tragedi yang mengerikan akan terjadi.