Loading...
Logo TinLit
Read Story - Moira
MENU
About Us  

.

.

.

“…”

.

.

.

Alpha memberi tahuku jika keadaan Diana sedang kurang baik. Sepertinya ia begitu kelelahan karena mengurus acara malam ini. Di tengah persiapanku, Alpha kembali masuk.

“Yang Mulia Ratu sedang menuju ruang acara, Yang Mulia.” Begitu katanya.

“Kau tidak melarangnya?” tanyaku.

“Yang Mulia ingin melihat pekerjaannya.”

Aku menarik napas panjang. Acara lelang malam ini akan sangat sibuk, terlebih baginya. Aku tidak ingin membebaninya malam ini. “Beritahukan kepada para tamu keadaan Sang Ratu, jangan biarkan para tamu membuatnya terganggu. Perhatikan juga Sang Ratu dan kabari aku jika keadaannya semakin buruk.”

“Baik Yang Mulia.”

“Kau boleh pergi sekarang.”

Alpha keluar dari ruang kerjaku, lalu Cecilia masuk.

“Malam ini aku yang akan menemanimu, Lucas. Kudengar Yang Mulia Ratu sedang tidak sehat.”

Jika aku melarangnya, Diana pasti tetap akan datang. Walaupun aku tidak begitu senang, tapi Alpha satu-satunya yang bisa menjaga Diana dari dekat. Semoga saja teman masa kecil Diana itu tidak melangkah lebih jauh dari ini.

 

**

 

Acara malam ini banyak dipuji oleh para tamu, mereka juga sangat senang dan antusias dengan barang lelang yang dipilihkan Diana, mereka memberikan harga tinggi untuk barang-barang tersebut. Tapi aku tidak melihat Diana sekarang, sejak tadi kuperhatikan ia selalu berada di sisi ruangan, apa mungkin keadaannya semakin buruk.

Kemudian Alpha menghampiriku, ia mengabari jika Diana akan kembali ke kamarnya.

“Dimana Diana sekarang?” tanyaku.

“Yang Mulia Ratu sedang menemui Nona Nara, Yang Mulia. Saya sudah mencoba membujuknya untuk saya temani, tapi Yang Mulia Ratu melarangnya.”

“Cari Sang Ratu sampai kau lihat ia bersama pelayannya, sebentar lagi aku juga akan kembali.”

Begitu Alpha pergi, aku pun berniat meninggalkan acara ini, tapi tangan Cecilia tiba-tiba meraihku. Aku menepisnya.

“Kau mau kemana?”

“Istirahat.”

“Acaranya belum selesai, Lucas. Bagaimana bisa tuan rumah yang pertama pamit?”

“Kau bisa mengandalkan Tuan Barton atau Nyonya Olivia untuk menutup acara ini, bukan? Sejak tadi merekalah yang banyak bicara soal acara ini.”

“Tapi Lucas—“

“Cecilia! Berhenti bertingkah kekanakkan.”

Aku keluar ruangan ini dengan perasaan sedikit kesal karena tingkah Cecilia. Seharusnya dia bercermin pada pekerjaan Diana. Secara tidak langsung Diana membantu pekerjaannya untuk mengurusi dana tambahan untuk Daerah Perbatasan. Kapan pikirannya bisa sedikit lebih dewasa? Merepotkanku saja.

“Kau juga simpanan Raja, bukan? Rumor yang mengatakan jika Raja Xavier hanya memanfaatkan tubuhmu lalu membuangnya begitu saja, kau sama saja murahannya dengan perempuan jalang di luar sana.”

Rahangku mengeras mendengar Franz menghina Diana seperti itu.

BUUGGHH!!!

Langkahku kemudian terhenti melihat apa yang dilakukan Diana, sampai mata kami bersinggungan. Wajahnya terlihat marah, tapi tangan yang dipakainya untuk memukul Franz lebih merah dari wajahnya sekarang.

Kemudian Diana berjalan melewatiku, ia terlihat menghiraukan kehadiranku, tak lama dari balik tubuhku, samar-samar aku bisa mendengar isakan tangisnya. Dan itu lebih menyakitkan untukku. Lalu aku melihat ke arah Franz yang sudah tersungkur, apa orang itu mengganggumu?

“Alpha, bawa dia!” kataku.

Tubuh Franz membentur lantai sampai terdengar suara benturan yang cukup keras. Pipinya memerah, hidungnya mengalirkan darah. Pukulan yang dilayangkan Diana cukup berefek padanya. Aku duduk di sebuah kursi kayu, di beberapa bagiannya ada noda darah yang sudah berubah warna. Aku menyilangkan kedua kakiku dan menyanggah kepalaku dengan satu tangan.

Alpha menyeret tubuh Franz hingga tepat di hadapanku, aku menginjak kepala pria itu keras-keras, ia berteriak kesakitan. Kedua tangannya tidak berdaya karena sudah diikat oleh Alpha.

“Ampun Yang Mulia!!! Ampun!!!”

Aku melepaskan kakiku dari kepalanya, “Bahkan aku sendiri tidak pernah menyentuhnya atau menyebutnya seperti itu. Kau sudah tidak sayang nyawamu?”

Alpha dan seorang ksatria membuat tubuh Franz bangkit agar bisa melihatku dengan jelas. Bola matanya fokus menatapku dengan tatapan ketakutan paling intens yang pernah kulihat dari seorang Wakil Komandan.

“Saya… saya…”

“Sudah jelas aku akan memaksa Thomas mengeluarkanmu dari pasukan, tapi itu tidak membayar apapun.” Aku sedikit menunduk, menarik paksa leher Franz agar lebih dekat denganku, “Anakmu sedang pergi ke akademi militer, bukan? Bagaimana? Kubuat ia juga menderita seperti yang kau lakukan pada Sang Ratu? Atau kubuat kakinya tidak bisa berjalan? Dengan begitu anakmu tidak akan bisa menjadi penerusmu, bukan?”

“Tolong Yang Mulia, jangan lakukan apapun terhadap anak saya!!! Ia tidak tahu apa-apa! Biarkan saya yang menderita, biarkan saya yang kehilangan kaki—“

KRAKKK

“AARRGGHHH!!!”

Aku hampir mematahkan lehernya, lebam berwarna biru bekas cengkramanku tercetak jelas di seputar lehernya. Aku memandangi tubuh Franz yang menggeliat kesakitan.

“Setelah kalian selesai dengannya, beritahu Thomas jika aku ingin tikus ini keluar dari Kerajaan Xavier, dan temukan lokasi pelacuran miliknya.”

“Baik Yang Mulia.”

 

**

 

“Yang Mulia, semua pesanan Anda dari Toko Daenderion sudah datang, saya sudah memeriksanya,” tutur Michael. “Barang-barang ini harus saya pindahkan kemana?”

Tumpukan kotak-kotak pakaian dan gaun-gaun yang berjajar rapi adalah pemandangan paling asing yang pernah kulihat seumur hidupku. Ini semua milik Diana, semenjak ia terjatuh dari tangga itu, aku tidak pernah melihatnya membeli pakaian lagi, aku sempat beberapa kali melihat Diana memakai pakaian yang sama dalam sebulan. Bagaimana bisa seorang Ratu tidak memperhatikan penampilannya, apalagi saat ia di laguna. Ah, wajahku selalu memanas jika mengingatnya.

“Simpan nanti saja di kamar Sang Ratu, dan juga sepatu yang kupesan apa sudah selesai?” tanyaku.

Seorang pelayan yang sejak tadi berdiri di belakang Michael membuka kotak paling berbeda dari yang lainnya. Sepatu berwarna biru langit yang khusus kupesan di toko yang sama, dan aku memintanya untuk melapisi sepatu itu dengan batu emeral yang kuminta dari Nyonya Lily. Diana selalu memakai sepatu yang sama, dan sepatu favoritnya itu rusak dan ia lempar begitu saja. Sepatu yang baru ini sengaja kuminta selaras dengan tiara pemberian Nyonya Lily.

“Sepatu ini juga datang bersamaan, Yang Mulia,” jawab Michael.

“Simpan semua barang-barang ini di kamarnya, tapi lakukan jika Sang Ratu sedang tidak di istana, aku tidak ingin ia terganggu dengan ini semua. Untuk sementara simpan saja di sini.”

“Baik Yang Mulia.”

Cecilia lalu masuk dan memberikan kertas laporannya padaku, aku pun memeriksanya sembari ekor mataku melihat gerak geriknya yang menghampiri deretan gaun-gaun itu.

“Bukankah ini model musim dingin tahun ini? Dari toko itu kan?” tanyanya antusias. “Kenapa kau membeli pakaian sebanyak ini, memangnya untuk apa kau—“

“Itu semua milik Sang Ratu,” kataku memotong ucapannya.

“Kenapa?”

“Hm?” Aku melihat ke arah Cecilia, “Apa yang kau katakan?”

“Kenapa selalu perempuan itu yang mendapatkan segalanya darimu?” Matanya menatap nyalang ke arahku, ada sedikit genangan air di pelupuk matanya.

Aku mendesah, bangkit dari tempat dudukku dan menghampirinya. “Kau tahu apa yang paling merepotkan darimu? Rengekanmu itu. Pernahkah kau berpikir kenapa selama ini aku selalu dingin padamu? Karena sejak dulu kau tidak pernah membantuku. Kau lemah! Dan aku tidak membutuhkan orang-orang sepertimu.”

“Tidak… aku tidak percaya ucapanmu, Lucas. Kau bukan orang yang seperti ini—“

“Kau hanya salah melihatku, Cecilia. Sejak dahulu aku memang sudah seperti ini. Aku sudah tidak berminat melihat laporanmu, kau membuatku malas bekerja. Cepat keluarlah dari ruang kerjaku ketika rengekanmu sudah selesai, aku butuh udara segar.”

Hahhh… Aku sedang dipusingkan dengan bencana di Daerah Perbatasan, perempuan itu menambah sakit kepalaku saja. Sekarang, apa yang sedang dikerjakan Diana ya? Aku belum melihatnya hari ini, apa sebaiknya aku menemui Sang Ratu?

Tanpa sadar Cecilia menahan langkahku, ternyata ia mengejarku sampai ke tangga, aku benci sekali dia yang seperti ini.

“Apa karena Diana?”

“Tidak sopan memanggil Ratumu dengan namanya, Cecilia,” tegurku. Bisa-bisanya ia bersikap tidak sopan begini.

“Oh! Sekarang kau benar-benar mengakui dia sebagai Ratumu?” tanyanya dengan nada tinggi dan menekankan kata terakhirnya.

“Kau seorang bangsawan yang dididik di dalam istana, sebaiknya kau benahi perilakumu ini. Aku mulai tidak suka dengan tingkahmu Cecilia,” ucapku dingin.

“Diana lagi! Diana lagi! Seharusnya dari awal aku menolak perjodohanmu dengannya!!!”

“Aku sudah pernah mengatakan itu padamu, dan sekarang kau baru sadar? Seandainya saat itu kau setuju untuk bertunangan denganku dan tidak meributkan soal—“

“Ya! Sekarang aku menyesal karena tidak mengacaukan pernikahan kalian! Puas?!”

Aku sudah menduga Cecilia akan meledak dan menyebalkan seperti ini suatu hari nanti ketika Diana datang ke istana. Padahal aku sudah memberinya kesempatan untuk menikah denganku, tapi ia menolaknya ketika tahu kami akan keluar istana jika ia menikah denganku. Ternyata dia tidak sebodoh itu juga untuk meninggalkan kehidupannya di istana.

Aku menyeringai mendengar ledakkan dari Cecilia, “Saat kita masih kecil, kau memintaku untuk menikahimu, dan aku menepatinya. Lalu kenapa kau menolak lamaranku? Apa karena istana ini? Karena ambisimu menjadi seorang ratu?”

“Tidak…” Cecilia mendadak bisu.

Aku memandang lurus ke arahnya, tatapanku yang seperti ini membuat hampir semua orang yang melihatnya menunduk ketakutan, semua kecuali Diana tentunya.

“Aku bisa saja menyingkirkanmu dari istana tanpa perlu menikahimu, aku juga tidak ingin direpotkan dengan sebuah pernikahan.”

“Lucas—“

“Lain lagi jika orang itu Diana, dan harus Diana yang akan kujadikan ratuku. Ingat itu! Dan berhenti mengoceh hal ini lagi disekitarku.”

“Sebenci itukah kau denganku?”

“Iya.”

 

**

 

Kepalaku berdenyut mendengar laporan dari Michael. Hampir semua benda yang tidak jadi dilelang hilang dari gudang karena di jual oleh Nyonya Olivia, lalu Daerah Perbatasan yang terkena bencana itu belum mendapat bantuan apapun, ternyata uang hasil lelang sudah dipakai sebagian oleh Cecilia untuk membangun pemukiman baru. Hal gila apa yang mereka pikirkan saat itu!

“Adakan rapat sekarang, Michael!” titahku.

Selain Tuan Daniel, semua berkumpul di ruang makan. Gelagat Cecilia dan Nyonya Olivia sudah pasti gelisah. Ada ketegangan yang bisa kurasakan dari mereka berdua, apa mereka pikir aku tidak bisa kejam pada mereka?

“Mulai sekarang, semua urusan asisten raja akan kuserahkan pada Diana. Aku tidak mau mendengar keluhan atau pembenaran yang lain, sudah cukup jelas? Cecilia, dana hasil lelang bukan milik Istana, Daerah Perbatasan sedang butuh bantuan itu sekarang. Apa yang akan kau lakukan untuk mengganti uang yang kau pakai?”

Cecilia pergi tanpa sepatah katapun, hanya isakkan tangis yang terdengar, lalu nyonya Olivia pun menyusul keponakannya itu. Aku belum selesai membicarakan soal tingkahnya juga yang menjual barang-barang di istana tanpa ijin, dia lupa jika sekarang dia tidak punya hak apa-apa di istana ini? Memang sudah saatnya aku mengusir mereka dari istana.

Kudengar lenguhan panjang dari Diana. Ia memandangiku dengan tatapan yang berbeda.

“Kau tidak ikut pergi?” tanyaku.

Lama sekali Diana memandangiku dengan tatapan yang sama sebelum ia menjawab pertanyaanku, “Aku mengatakannya bukan karena mengasihani kalian berdua, tapi ini kan hanya usulan Cecilia yang bisa saja kau tolak secara baik-baik, tidak perlu sampai mencabut pekerjaannya seperti ini. Keputusanmu pasti melukai perasaannya.”

Apa katanya?! Kenapa perempuan ini membela Cecilia? Kenapa… bahkan di saat seperti ini pun Diana tidak pernah ada dipihakku. Kenapa kita selalu bersebrangan?

“Kau semakin membuatku curiga.”

“Apa?”

“Mungkin saja kau sebenarnya memihak pada mereka.”

“Omong kosong macam apa itu?”

“Kau ingat, aku masih belum mempercayaimu sepenuhnya, jadi jagalah tingkahmu.”

“Harus seperti apa agar kau berhenti mencurigaiku? Kadang kecurigaanmu tidak masuk akal untuk kudengar.”

Lagi-lagi Diana melenguh, dan aku tidak menjawab. Seharusnya aku tidak mengatakan hal itu padanya, aku hanya kesal karena hubungan kami tidak pernah membaik. Aku ingin kehadiran Diana dan kehangatannya di saat-saat seperti ini.

 

**

 

Hubungan kami berdua semakin berjarak dan menjauh, meski begitu Diana masih membantu pekerjaanku sebagai asisten raja. Walaupun kami sering bertemu, tapi yang kami bicarakan hanya sebatas pekerjaan, tidak lebih dari itu. Surat-surat dari para penduduk, bahkan surat dari Komandan Pasukan Pusat akhirnya sampai padaku.

“Besok aku akan melihat Daerah Perbatasan,” ucap Diana.

Tanganku yang semula menggenggam kertas laporan, tanpa sadar sudah terjatuh. Aku memandangi Diana yang terhalang meja diantara kami. Wajahnya tampak tidak menunjukkan ekspresi tertentu.

“Jadi mungkin ada beberapa pekerjaan besok yang tidak bisa aku berikan padamu. Aku harus tahu kondisi yang terjadi di sana, dan apa saja yang bisa aku bantu untuk mereka. Aku akan pergi dengan Alpha.”

Alpha? Mereka akan pergi berdua?! Yang benar saja!

“Akan kuminta Alpha untuk membawa beberapa ksatria lain,” ucapku.

“Aku hanya perlu Alpha untuk menemaniku.”

“Kubilang aku akan meminta beberapa ksatria ikut bersamamu.”

Diana melihat ke arah lain dengan gusar untuk sesaat, lalu ia kembali melihatku, “Terserah. Kalau sudah tidak ada hal yang ingin kau bicarakan, aku pergi.”

Aku memijit pelipisku setelah Diana pergi. Hubungan kami bertambah buruk setiap harinya. Apa Diana tidak sadar jika Alpha sedang mencari perhatian padanya? Alpha bersikap tidak seperti ksatria pengawalnya, harusnya Diana sadar akan hal itu, ia sudah menjadi istri seseorang sekarang.

Keesokan harinya, dari jauh aku melihat Diana sedang bersiap untuk pergi ke Daerah Perbatasan. Surat yang dikirim Thomas meyakinkanku jika ia juga berpihak padaku. Tuan Daniel yang sedang berada di Perbatasan Timur membuatku dengan mudah memindahkan Keluarga Barton yang tersisa keluar dari Istana Utama dan pindah ke istana yang dulu pernah dipakai selir raja.

“Beberapa ksatria dan pelayan sudah memindahkan barang-barang Keluarga Barton dari Sayap Timur. Saya juga meminta seorang ksatria untuk memata-matai mereka mulai sekarang,” ucap Alpha.

“Hari ini aku akan memeriksa hutan yang dirusak oleh Cecilia. Laporkan semua itu nanti saja.”

“Baik Yang Mulia.”

Aku melihat Diana yang sedang berbincang dengan pelayan pribadinya itu. Setiap Ratu setidaknya memiliki lima atau enam pelayan yang melayani dan mengikutinya. Hanya Diana yang selalu kulihat pergi kemana pun bersama seorang pelayan pribadi yang dibawanya dari Keluarga Levada. Cecilia dan Nyonya Olivia saja bahkan memiliki masing-masing tujuh pelayan. Apa yang sebenarnya ada dipikiran Diana sekarang? Hanya membawa Alpha untuk pergi ke tempat yang sangat jauh? Dia pikir aku akan tenang melihatnya. Setidaknya lima belas ksatria itu sudah cukup untuk mengawalnya.

“Alpha.”

“Iya, Yang mulia?”

“Setelah selesai dengan Daerah Perbatasan, kembalilah menjadi tangan kananku. Ada hal yang harus kita lakukan untuk menyingkirkan Tuan Daniel.”

“Baik Yang Mulia.”

“Jaga Sang Ratu.”

“Akan saya jaga sebaik mungkin.”

 

Salam Hangat,

SR

ig: @cintikus

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (2)
Similar Tags
Reminisensi Senja Milik Aziza
918      491     1     
Romance
Ketika cinta yang diharapkan Aziza datang menyapa, ternyata bukan hanya bahagia saja yang mengiringinya. Melainkan ada sedih di baliknya, air mata di sela tawanya. Lantas, berada di antara dua rasa itu, akankah Aziza bertahan menikmati cintanya di penghujung senja? Atau memutuskan untuk mencari cinta di senja yang lainnya?
Catatan Takdirku
1235      738     6     
Humor
Seorang pemuda yang menjaladi hidupnya dengan santai, terlalu santai. Mengira semuanya akan baik-baik saja, ia mengambil keputusan sembarangan, tanpa pertimbangan dan rencana. sampai suatu hari dirinya terbangun di masa depan ketika dia sudah dewasa. Ternyata masa depan yang ia kira akan baik-baik saja hanya dengan menjalaninya berbeda jauh dari dugaannya. Ia terbangun sebegai pengamen. Dan i...
Listen To My HeartBeat
586      357     1     
True Story
Perlahan kaki ku melangkah dilorong-lorong rumah sakit yang sunyi, hingga aku menuju ruangan ICU yang asing. Satu persatu ku lihat pasien dengan banyaknya alat yang terpasang. Semua tertidur pulas, hanya ada suara tik..tik..tik yang berasal dari mesin ventilator. Mata ku tertuju pada pasien bayi berkisar 7-10 bulan, ia tak berdaya yang dipandangi oleh sang ayah. Yap.. pasien-pasien yang baru saja...
Returned Flawed
280      226     0     
Romance
Discover a world in the perspective of a brokenhearted girl, whose world turned gray and took a turn for the worst, as she battles her heart and her will to end things. Will life prevails, or death wins the match.
Perfect Love INTROVERT
10832      2017     2     
Fan Fiction
Tsurune: Kazemai Koukou Kyuudoubu - Masaki dan Misaki dan Luka Masa Lalu-
3688      1202     1     
Fan Fiction
Klub Kyudo Kazemai kembali mengadakan camp pelatihan. Dan lagi-lagi anggota putra kembali menjadi 'Budak' dalam camp kali ini. Yang menjadi masalah adalah apa yang akan dilakukan kakak Masaki, Ren, yang ingin meliput mereka selama 3 hari kedepan. Setelah menjadi juara dalam kompetisi, tentu saja Klub Kyudo Kazemai banyak menjadi sorotan. Dan tanpa diketahui oleh Masaki, Ren ternyata mengundang...
When I\'m With You (I Have Fun)
670      388     0     
Short Story
They said first impression is the key of a success relationship, but maybe sometimes it\'s not. That\'s what Miles felt upon discovering a hidden cafe far from her city, along with a grumpy man she met there.
Noterratus
414      289     2     
Short Story
Azalea menemukan seluruh warga sekolahnya membeku di acara pesta. Semua orang tidak bergerak di tempatnya, kecuali satu sosok berwarna hitam di tengah-tengah pesta. Azalea menyimpulkan bahwa sosok itu adalah penyebabnya. Sebelum Azalea terlihat oleh sosok itu, dia lebih dulu ditarik oleh temannya. Krissan adalah orang yang sama seperti Azalea. Mereka sama-sama tidak berada pada pesta itu. Berbeka...
THROUGH YOU
1341      852     14     
Short Story
Sometimes beautiful things are not seen; but felt.
Mysterious Call
502      334     2     
Short Story
Ratusan pangilan asing terus masuk ke ponsel Alexa. Kecurigaannya berlabuh pada keisengan Vivian cewek populer yang jadi sahabatnya. Dia tidak sadar yang dihadapinya jauh lebih gelap. Penjahat yang telah membunuh teman dekat di masa lalunya kini kembali mengincar nyawanya.