Amerika, hari pertama
Pertemuannya kembali dengan keluarga Soonyoung terasa begitu canggung; dan Ji Hoon bahkan tidak berani menanyakan sejuta pertanyaan dalam kepalanya, namun begitu juga dengan ibu Soonyoung, yang justru meminta maaf karena membuat Ji Hoon harus terbang jauh sampai ke Amerika. Dan sepanjang perjalanan dari bandara, tidak banyak kata yang mereka ucapkan dengan satu sama lain.
Semakin dekat ia akan bertemu Soonyoung, semakin Ji Hoon merasa nervous. Ia tidak tau apa yang akan terjadi pada perasaannya saat melihat Soonyoung; dan mungkin rasa takut itu yang membuatnya berhenti tepat di depan kamar rawat Soonyoung, membeku di sana dan tidak berani membuka pintu itu.
“Kami akan ada di sini kalau kau butuh sesuatu.” kakak perempuan Soonyoung angkat bicara, memberinya signal bahwa mereka sekeluarga akan memberi Ji Hoon privacy bersama Soonyoung.
Ji Hoon hanya mengangguk dan menggumamkan terimakasih, sebelum ia menarik nafas dalam-dalam, dan mendorong pintu di hadapannya sebelum ia kembali ragu.
Dan hati Ji Hoon hancur dengan apa yang dilihatnya; di sanalah Soonyoung, yang hampir tidak ia kenali dengan keadaannya; masker oksigen yang menutupi wajah pucatnya, berbagai selang yang menempel di tubuhnya yang Ji Hoon tidak tau untuk apa, dan apakah Soonyoung yang ia tau memiliki wajah setirus itu?
Ji Hoon menyeret kakinya yang terasa berat, mendekat pada Soonyoung yang masih memejamkan matanya.
“Soonyoung…?” Ji Hoon memanggil pelan. Apakah ini benar-benar Soonyoung yang ia kenal? Hoshi…? Ini bukanlah Hoshi yang selalu ia rindukan…
Dan tidak peduli seberapa sering Ji Hoon memanggil namanya, Soonyoung tetap tidak bangun untuk menyambut kedatangannya.
***