Kelas tiga, Sekolah Dasar
Kwon Soonyoung dan Lee Ji Hoon adalah dua bocah yang tidak pernah lepas dari satu sama lain. Di sekolah mereka selalu bersama, selalu memilih satu sama lain sebagai teman kerja kelompok, dan bahkan sepulang sekolah, keduanya juga tidak berpisah. Selalu; Soonyoung akan menghabiskan hari di rumah Ji Hoon yang selalu sepi, atau Ji Hoon menghabiskan waktu di rumah Soonyoung yang selalu ramai.
Dan liburan musim panas menjadi hal yang diam-diam tidak Ji Hoon sukai. Ia selalu kebosanan; dengan Soonyoung yang selalu pergi berlibur dengan keluarganya, dan Ji Hoon merasa kesepian. Jadi setiap musim panas usai dan Ji Hoon kembali bertemu Soonyoung di sekolah, ia tidak bisa menyembunyikan senyum lebarnya.
“Soonyoung!” Ji Hoon melangkah cepat dengan kaki kecilnya, meletakkan tas di sebelah bangku Soonyoung.
Soonyoung memanyunkan bibirnya dan menggeleng, “Mulai sekarang, panggil aku Hoshi!”
Ji Hoon mengerutkan kening. Meski sudah terbiasa dengan semua keanehan Soonyoung, Ji Hoon tetap tidak bisa menebak apa yang ada di pikiran sahabatnya itu.
“Kenapa?”
“Aku menemukan nama itu di Jepang kemarin, keren ’kan?” Soonyoung merogoh tasnya dan mengeluarkan oleh-oleh untuk Ji Hoon. Setiap pulang liburan, Soonyoung tidak pernah lupa untuk memberi Ji Hoon sesuatu.
“Wow, terimakasih Soon-, Hoshi!” Ji Hoon mengamati bingkisan besar berisi bermacam-macam snack dengan kemasan unik yang belum pernah ia lihat sebelumnya.
Soonyoung tersenyum lebar, senang karena Ji Hoon kembali memenuhi permintaan konyolnya.
“Jadi, apa artinya?” jujur, Ji Hoon menyukainya. Hoshi…
“Bintang!” Soonyoung menjawab bangga, dan matanya kembali berbinar.
Tanpa sadar, Ji Hoon tersenyum setiap kali ia melihat wajah senang Soonyoung. Bintang… Nama yang cocok untuk Soonyoung yang selalu berbinar.
“Itu keren.” Ji Hoon menganggukkan kepalanya, sebelum berbisik pelan, “aku juga ingin nama yang keren…”
Tetapi Soonyoung mendengarnya, dan sepanjang kelas, Soonyoung berusaha memikirkan nama keren untuk sahabatnya.
“Woozi!” Soonyoung tiba-tiba berteriak di tengah pelajaran, membuat seisi kelas menoleh padanya, dan Soonyoung beruntung ia hanya mendapat teguran dari gurunya, belum hukuman.
“Apa yang kau lakukan?” Ji Hoon berbisik pelan pada Soonyoung yang masih tersenyum konyol.
“Woozi, mulai sekarang namamu Woozi.”
Ji Hoon mengerutkan kening. Ia kembali harus berpikir keras dengan keanehan sahabatnya.
“Kenapa?”
“Keren ‘kan? Hoshi-Woozi, sekarang kita memiliki nama keren!” Soonyoung mengangkat jempolnya, wajahnya terlihat bangga dengan ide yang keluar dari kepalanya itu.
Dan Ji Hoon baru sadar bahwa Soonyoung memikirkan nama untuknya sepanjang kelas. Ji Hoon tersenyum dan mengangguk, “Woozi, terdengar bagus!”
Soonyoung segera tersenyum lega, mengangkat tangannya untuk high-five kecil. Ji Hoon memastikan high-five mereka tidak bersuara, atau Soonyoung pasti akan mendapat masalah.
“Apa artinya? Dari Jepang juga?”
Soonyoung menggeleng, “Woozi, Uri Jihoonie (Jihoon-ku).”