Daegu
Ruang kerja kecil Chang Min dipenuhi oleh suara jam yang berdetik. Pemuda dengan kantung mata tebal itu hanya bersandar di kursi kerjanya, menatap layar ponsel dalam genggaman jemari besarnya.
Dari: Kim Jun Ho
Apa kau dan Jun Su bertengkar? Jun Su mengatakan hal-hal aneh semalam, aku khawatir.
Chang Min menghela nafasnya. Tidak ada kabar dari Jun Su. Tidak ada telepon... Ia benar-benar merindukan laki-laki itu.
Apakah ia sudah keterlaluan? Apa Jun Su marah dengan perkataannya malam itu? Chang Min menghela nafasnya. Ia meraih ponselnya. Ia tidak peduli dengan foto itu lagi. Ia hanya perlu mendengar suara Jun Su.
Seoul
Jun Su menatap ponselnya yang hanya diam di meja. Ia begitu ingin meraih ponsel itu dan mendengar kabar Chang Min, tapi ia sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak mengaktifkan ponselnya lagi hingga ia mengganti nomornya.
Ya, ia akan melupakan Chang Min. Semua mimpi indahnya dengan Chang Min sudah berakhir. Laki-laki itu bahkan tidak memberinya kabar apa pun semenjak keberangkatannya ke Daegu. Itu sudah lebih dari seminggu…
Jun Su menghela nafas dan menidurkan dirinya di ranjang tua yang tidak berseprai itu. Ia hanya perlu sendiri... Ia akan mendapatkan kembali hidup cerianya di Hamufield, dan ia akan melupakan Chang Min di Seoul. Ya...
Jun Su memejamkan matanya, ia akan bersenang-senang.
Daegu
‘Tidak aktif.’
Chang Min hanya termenung di tempatnya berdiri, merasakan dadanya yang sesak. Genggamannya pada ponsel itu semakin erat, membuat buku jarinya memutih. Jun Su tidak pernah seperti ini sebelumnya.
Apa yang terjadi pada hubungan mereka akhir-akhir ini? Kenapa bisa begini? Apakah itu salahnya? Atau ini hanya karena keadaan? Chang Min tidak ingat awal permasalahan mereka, yang ia tahu, ia masih menyayangi sosok itu…
Tanpa membuang lebih banyak waktu, kaki panjangnya segera berlari keluar dari ruangannya yang sepi.
Hamufield
Jun Su membuka matanya dan melihat langit-langit kamarnya yang bernuansa kayu. Senyum kecil segera mengembang.
Ini adalah Hamufield... Ia adalah Jun Su yang bahagia...
Jun Su turun dari ranjangnya dan berjalan keluar. Perlahan, Jun Su membuka pintu kamar Jae Joong.
Kamar itu gelap. Hanya ada cahaya bulan yang masuk dari jendela besar dengan tirai yang terbuka lebar.
Jun Su berjalan perlahan menuju laki-laki yang masih terlelap dalam tidurnya itu. Meski berusaha tidak bersuara, Jae Joong tetap terbangun saat Jun Su menaiki ranjangnya.
Masih belum sepenuhnya sadar, Jae Joong berusaha menatap wajah adiknya lebih jelas.
“Aku tidak ingin bermimpi malam ini.” Jun Su tersenyum pada kakaknya yang terlihat bingung itu.
Mendengar hal itu, Jae Joong segera tersenyum dan mengangguk. Perlahan, ia bergeser dan memberikan tempat untuk Jun Su, membiarkan adiknya itu untuk masuk ke dalam selimut besarnya, dan keduanya segera terlelap dengan senyum tipis yang masih terukir.
Seoul
“Kau sudah pulang?”
Chang Min tidak menghiraukan ibunya yang terkejut dengan kehadirannya malam ini. Ia hanya ingin segera melihat Jun Su dan memeluk laki-laki itu dengan erat.
Chang Min membuka pintu kamarnya lebar-lebar, tapi sosok Jun Su tidak ada di sana. Rasa takut menjalar cepat padanya dengan pikiran yang tidak-tidak. Berjuta pertanyaan segera muncul di kepalanya, tetapi semua itu buyar saat mata tajamnya menangkap secarik kertas putih dengan cincin di atasnya, tergeletak di atas ranjangnya dengan rapi.
Kaki panjangnya segera membawanya mendekat pada cincin yang biasanya selalu ada di jari manis Jun Su. Sementara sebelah tangannya menggenggam benda dengan ukiran namanya itu, sebelah tangannya yang lain mengangkat kertas putih dengan tulisan tangan Jun Su.
Aku tahu kau tidak akan mempercayaiku, tapi aku tahu aku tidak diharapkan di sini... Terimakasih atas semuanya, Shim Chang Min. Menikahlah dengan gadis yang baik dan mencintaimu dengan tulus. Kau harus hidup dengan bahagia mulai sekarang. Aku akan melupakanmu dan hidup seperti biasa.
Selamat tinggal, aku mencintaimu.
Jun Su
Chang Min merasakan dadanya ngilu. Ia tidak mau mempercayai ini. Ia segera berbalik dan membuka lemari pakaian Jun Su, tetapi hanya bisa mematung di tempatnya berdiri. Lemari itu kosong.