Hamufield
Sudah dua hari, dan Jun Su masih belum bisa kembali ke Tokyo.
Jun Su menatap langit yang mulai gelap. Langit yang selalu terlihat segitiga karena pohon-pohon besar di sekitarnya.
“Sampai kapan kau akan tidur di situ?”
Jun Su tersenyum kecil mendengar suara Jae Joong di belakangnya.
“Aku belum mau pulang.”
“Aku tahu. Karena itu aku kemari.”
“Kau ingin menyeretku pulang?” Jun Su terkekeh pelan.
“Tidak. Aku ingin mengajakmu berendam air panas hari ini.”
Tokyo
Chang Min membuka matanya perlahan. Pandangannya masih kabur, tapi ia sudah bisa mendengar suara ibunya dan kegaduhan-kegaduhan lainnya mulai jelas.
Chang Min tidak bisa melakukan apa pun selain membiarkan dokter melakukan apa pun itu. Ia terlalu lemas.
“Ada apa denganmu?” suara berat ayahnya terdengar.
Chang Min sendiri tidak tau apa yang terjadi padanya. Chang Min mengerutkan keningnya dan menatap ibunya yang terlihat cemas. “Apa yang terjadi?” untuk pertamakalinya, suara Chang Min terdengar lemah.
“Kau tidak ingat? Kau pingsan di ruang rawat temanmu.” Nyonya Shim menggelengkan kepalanya.
‘Jun Su!’ Chang Min segera menyedari apa yang terjadi membuat dirinya bangun. Rasa pusing segera menyerangnya saat ia mencoba berdiri.
“Chang Min!” suara Nyonya Shim yang panik terdengar kabur. “Istirahatlah!”
“Jun Su, Jun Su,” Chang Min ingin tahu keadaan Jun Su, ingin melihat laki-laki itu, tapi yang bisa ia lakukan hanyalah menggumam pelan dan mencoba berdiri.
“Keadaan temanmu itu masih sama.” suara berat Tuan Shim terdengar jelas. Tuan Shim menghembuskan nafasnya dengan keras, “Kau membuat kedua orangtuamu panik dan terbang ke negara lain hanya karena temanmu itu?”
Chang Min mengepalkan tangannya. Jun Su lebih dari sekedar temannya...
“Bukankah ini sangat nyaman?” Jae Joong berkata lebih pada dirinya sendiri. Ia terlihat sangat menikmati hot spring kesayangannya ini.
Jun Su tersenyum dan menikmati air hangat itu. Jae Joong benar, rasanya benar-benar nyaman. Tidak heran kakaknya itu selalu menyempatkan diri untuk berada di sini setiap sore.
Bahkan di musim dingin, Jae Joong akan tetap keluar rumah hanya untuk berendam, lalu Yun Ho akan mengomel. Jae Joong tidak akan peduli dan terkena flu, setelah itu Yun Ho akan merawatnya. Jun Su kembali tersenyum dengan itu.
Chang Min... Jun Su merindukannya.
Tokyo
Tuan dan Nyonya Shim hanya bisa diam melihat Chang Min yang duduk di samping ranjang Jun Su. Chang Min yang mereka kenal adalah Chang Min yang dingin dan tidak peduli dengan orang lain. Pemandangan ini membuat mereka tercengang.
“Chang Min, ayo pulang.” Tuan Shim terdengar tegas.
“Aku tidak mau.” Chang Min berkata dingin.
“Sampai kapan kau akan di situ? Kau hanya akan pingsan lagi.” kali ini suara Nyonya Shim yang terdengar.
Chang Min hanya diam. Tidak beranjak dari tempat duduknya.
“Sudahlah. Relakan dia dan cari teman baru. Dengan keadaan seperti itu, dia tidak akan bertahan lama.” Tuan Shim mencibir.
Chang Min bangkit dari tempat duduknya, menatap Tuan Shim dengan tatapan marah. Tatapan tajam yang belum pernah Tuan dan Nyonya Shim lihat sebelumnya.
“Dia akan sembuh!” suara Chang Min terdengar keras memenuhi seisi ruangan. “Kami akan hidup bersama sampai tua. Tidak ada yang bisa menggantikannya…” pandangan Chang Min menerawang, ia berkata lebih pada dirinya sendiri.
“Apa maksudmu? Apa yang kau bicarakan itu?!” kali ini, giliran suara Tuan Kim yang menggelegar.