Seoul
Hari Sabtu yang sudah dinanti-nantikan Jun Su itu akhirnya datang. Ia tidak tahu mana yang membuatnya begitu bersemangat Sabtu ini; pertunjukan musikal atau pergi dengan Chang Min.
Jun Su sudah duduk manis di ruang tengah. Tangannya terus menggenggam ponsel sementara matanya tidak pernah lepas dari jendela ruang tengah itu. Ia bahkan tidak menyadari tatapan ayahnya dibalik koran yang dibaca Tuan Kim itu.
Chang Min melajukan mobilnya dengan senyum yang tidak pernah lepas dari wajahnya. Ia tidak tahu apa yang begitu membuatnya senang, ia bahkan tidak pernah tertarik pada musikal sebelumnya.
Baru saja Chang Min menghentikan mobilnya, sosok yang sudah dikenalnya itu menghambur keluar dari rumah. Melihat senyum di wajah laki-laki itu membuat Chang Min tidak bisa mengalihkan pandangannya. Hanya dengan wajah bahagia si tukang tidur itu, Chang Min merasakan kebahagiaan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Lagi, dan lagi, Chang Min ingin membuat wajah laki-laki itu bersinar cerah seperti saat ini.
Selama pertunjukan berlangsung, Jun Su tidak bisa mengalihkan pandangannya dari para pemeran di panggung itu. Suara merdu yang menggelegar ditambah acting penuh penjiwaan membuat Jun Su tenggelam dalam cerita yang mereka bawakan. Ia bukan hanya menikmati pertunjukan itu, tetapi ia juga mencoba belajar. Tanpa sadar, Jun Su sudah membayangkan dirinya berada di panggung itu.
Sementara itu, Chang Min menikmati pemandangan di sampingnya; wajah Jun Su yang terlihat sangat bahagia dengan senyum dan mata berbinar. Jun Su yang mengagumi pertunjukan itu tidak juga sadar akan Chang Min yang mengaguminya.