Tokyo, 2005
Beru beberapa hari memasuki semester baru, Jun Su sudah kembali bekerja. Ia menatap tumpukan buku di troli dan menghela nafas.
Pekerjaannya terhenti saat menatap ke mana ia harus meletakkan buku yang dipegangnya; itu adalah barisan atas rak yang tidak bisa ia jangkau. Jun Su menatap ke sekeliling, menyadari bahwa Chang Min tidak ada di sana untuk membantunya seperti biasa. Untuk sesaat ia hanya terpaku, ia tidak tahu kenapa ia justru merasa kecewa.
“Biar kulanjutkan. Pulanglah, jam kerjamu sudah hampir berakhir.”
Jun Su tersadar dari lamunannya dan menatap Kenichi tersenyum lebar.
“Terimakasih.” Jun Su berkata tulus. Rekan kerjanya itu memang selalu bisa diandalkan.
“Tidak masalah. Bukankah kau seharusnya ikut merayakan ulang tahun Chang Min?”
Perkataan Kenichi membuat Jun Su segera tenggelam dalam pikirannya; ya, kenapa Chang Min harus membantunya? Anak populer itu pasti sedang bersenang-senang di hari ulang tahunnya ini. Jun Su bahkan baru tahu tanggal ulang tahun Chang Min pagi ini, saat semua orang menghampiri Chang Min untuk mengucapkan selamat. Jun Su mengutuk dirinya sendiri.
“Beri tahu aku pesta seperti apa yang diadakan anak itu. Aku penasaran seberapa besar pestanya.”
Perkataan Kenichi kembali menyadarkan Jun Su.
“Aku tidak mendengar ada pesta apa pun.” Jun Su memalsukan senyumnya, sementara Kenichi menatapnya dengan pandangan kaget. “Sampai jumpa!” Jun Su segera berjalan keluar, meninggalkan Kenichi yang masih tidak percaya dengan ucapannya.
Mungkin Chang Min memang tidak menganggapnya teman. Lagi pula, itu salahnya untuk tidak tahu apa pun tentang Chang Min. Jun Su kembali berjalan tertunduk, sibuk dengan pikirannya sendiri.
“Jun Su!”
Jun Su mendongak, mencari sumber suara itu, dan matanya terpaku pada Shim Chang Min. Anak populer yang baru saja membebaskan dirinya dari beberapa gadis yang mengerubunginya.
Chang Min memalsukan senyum dan keramahannya sembari berharap untuk bisa segera terbebas dari orang-orang yang bahkan tidak dikenalnya ini. Ia hanya ingin segera menjemput Jun Su.
Matanya melebar saat ia menangkap sosok Jun Su yang berjalan keluar dari sana.
“Jun Su!” teriakan Chang Min berhasil menghentikan langkah anak itu. Ia segera meminta maaf dan berpamitan pada beberapa gadis di sekelilingnya sebelum setengah berlari ke arah Jun Su. “Maaf, aku terlambat menjemputmu.” Chang Min tersenyum sheepish.
Jun Su menatapnya dengan mata yang membulat, “Kau tidak merayakan ulang tahunmu?”
“Apa?” alis Chang Min terangkat, ia tidak bisa menunjukkan ekspresi kagetnya. ‘Apa anak ini bisa membaca pikiran?’
“Aku kira kau akan berpesta atau semacamnya.” Jun Su masih menatap Chang Min dengan ekspresi yang sama. “Kau tidak akan merayakan ulang tahunmu hari ini?”
Chang Min menyeringai, “Aku akan merayakanya malam ini.”
“Oh,” Jun Su mengangguk pelan, tidak mengerti kenapa dadanya terasa panas, “bersenang-senanglah.”
“Denganmu.”
Ucapan Chang Min membuat Jun Su segera membeku di tempatnya. Tidak percaya dengan pendengarannya sendiri.
Seringai Chang Min masih terurai jelas di wajahnya. Ia segera berjalan menuju mobilnya, meninggalkan Jun Su yang masih membeku di tempatnya.
Menyadari Chang Min yang sudah beberapa langkah di depannya, Jun Su segera berlari kecil menyusul kaki panjang anak populer itu.
“Apa maksudmu?” Jun Su ingin memastikan pendengarannya. Sejujurnya, ia terlalu senang untuk dapat menangkap arti ucapan Chang Min.
“Temani aku makan malam.” hanya itu yang Chang Min katakan. Ia tetap berjalan lurus tanpa beralih menatap Jun Su.
Langkah mereka kembali terhenti; dikejutkan oleh apa yang mereka lihat di sekitar mobil silver Chang Min. Mobil itu sudah dikelilingi oleh berbagai macam kotak hadiah. Banyak kartu ucapan dan surat juga sudah terselip di wiper.
Jun Su tidak tahu ke mana Chang Min melajukan mobilnya, tetapi ia hanya menurut seperti biasa. Hal itu kembali mengingatkannya pada liburan kemarin; setiap sabtu dan minggu Chang Min akan membawanya berkeliling Seoul, berpindah dari restaurant satu ke restaurant lainnya.
“Kau benar-benar populer.” Jun Su berkomentar setelah kembali melirik berbagai kado di tempat duduk belakang.
Chang Min menyeringai, “Kau baru sadar?”
Jun Su tertawa geli melihat acting sombong Chang Min. Tetapi itu tidak salah, bahkan tidak sedikit adik angkatan yang sudah mengenal Chang Min. Seketika, Jun Su kembali teringat akan umur Chang Min. “Hey, Chang Min, kau bahkan lebih muda dari adik angkatan kita.”
Chang Min tertawa kecil, “Kalau ini Seoul, aku yakin mereka akan senang kupanggil ‘Nuna’.”
Jun Su bergidik geli membayangkan hal itu.
“Hey, Shim Chang Min, bukankah kau seharusnya memanggilku Hyung?”
“Tidak, bahkan dalam mimpimu.” sekilas, Chang Min melemparkan death glare pada Jun Su.
Jun Su kembali tertawa kecil, tawa yang manis bagi Chang Min.
Chang Min dan Jun Su mengikuti arahan pelayan yang membawa mereka ke meja pesanan Chang Min. Jun Su segera merasakan pipinya memanas saat ia duduk di hadapan Chang Min.
Restaurant bergaya Eropa yang lengkap dengan iringan piano classic membuat suasana terasa romantis, lengkap dengan bunga mawar segar di tengah-tengah meja mereka. Ini adalah kali pertama Chang Min membawanya untuk makan malam seperti ini. ‘Candlelit dinner?’ Jun Su masih tidak bisa menebak pikiran Chang Min.
Pelayan yang menghidangkan menu pembuka segera pergi setelah mengisi gelas champagne Jun Su dan Chang Min.
“Kau tidak ingin bersulang untukku?”
Jun Su segera tersadar dari pikirannya, “Tentu.”
Gelas mereka berdenting kecil, dan Jun Su segera menenggak minumannya. Ia menyukai rasa minuman yang baru pertama kali dirasakannya itu.
Chang Min tersenyum memperhatikan wajah tenang Jun Su, “Sepertinya kau suka minum.”
Mata Jun Su melebar dengan komentar Chang Min. Andai saja anak itu tahu seberapa sering Jun Su minum di pub milik Duke.
Jun Su tidak tahu bagaimana harus bersikap. Ia semakin merasa bersalah dengan perlakuan baik Chang Min padanya. Orang-orang yang tidak dikenal Chang Min memberinya kado, atau setidaknya kartu ucapan, tetapi dirinya yang selalu mendapat bantuan Chang Min itu bahkan tidak tahu tanggal ulang tahun anak populer di hadapannya.
“Chang Min, apa ada sesuatu yang kau inginkan?” Jun Su berkata pelan. Ia benar-benar ingin memberi sesuatu untuk Chang Min. “Maksudku, sebagai hadiah ulang tahun.”
Chang Min tersenyum lebar mendengar pertanyaan itu. Wajah Jun Su yang tersenyum tulus padanya kembali berhasil menyalakan kembang api dalam dirinya.
“Tinggalah bersamaku.”
Mata Jun Su melebar dengan jawaban Chang Min, “Apa?”
“Untuk hadiah ulang tahunku, tinggalah di apartmentku.” Chang Min merasakan wajahnya memanas. Ia mengalihkan pandangannya, terlalu malu untuk menatap wajah Jun Su lebih lama.
Dari: James
Di mana kita akan merayakan pesta ulang tahunmu besok? Aku akan mencarikan minuman apa pun yang kau mau!
Untuk: James
Maafkan aku, aku tidak bisa merayakannya besok…
Dari: James
Sabtu? Atau pesta tiga hari tiga malam lagi?
Untuk: James
Aku tidak ingin berpesta untuk ulang tahunku kali ini.
Dari: James
Apa?! Kau baik-baik saja??