Hamufield
Nyonya Han dan Jun Su duduk di barisan depan gereja tua kota itu. Dari tempat mereka duduk, Jae Joong terlihat jelas berada di barisan depan paduan suara gereja. Setiap minggu Jae Joong selalu menjadi anggota paduan suara gereja. Suaranya yang sudah merdu sejak kecil membuat Jae Joong selalu mendapat nilai tertinggi dalam pelajaran musik.
Jun Su tidak bisa berhenti memandangi Jae Joong yang terlihat fokus bernyanyi. Anak-anak lain di barisan paduan suara juga terlihat fokus menyanyikan lagu-lagu gereja dalam bahasa Hamufield.
Jae Joong selalu menikmati saat-saat ini. Saat-saat di mana ia bisa bernyanyi dengan teman-temannya. Hanya satu yang tidak Jae Joong sukai, berada di sebelah Yun Ho. Tinggi mereka yang hampir sama membuat Jae Joong selalu ditempatkan di sebelah Yun Ho.
Tidak hanya Jae Joong, tapi Yun Ho juga tidak menyukai posisinya berdiri setiap minggu. Walaupun teman sekelas, tetapi Jae Joong dan Yun Ho hampir tidak pernah mengobrol. Mungkin karena keduanya begitu berbeda.
Yun Ho selalu terlihat kasar. Tegas mungkin, tapi jiwa kepemimpinan Yun Ho yang tinggi memberi kesan galak di mata Jae Joong. Bersama teman-teman Yun Ho yang juga Jae Joong anggap kasar, Yun Ho selalu bermain pedang-pedangan, atau permainan-permainan lain yang terlihat mengerikan di mata Jae Joong. Sementara bagi Yun Ho, Jae Joong terlihat terlalu feminine untuk anak laki-laki. Terlalu manja dan lemah.
Kebaktian sudah berakhir beberapa menit lalu, tapi Nyonya Han masih dikelilingi oleh penduduk Hamufield yang ingin melihat Jun Su.
“Jun Su, ini adalah bibi Ann dan paman Duke.” Nyonya Han memperkenalkan seorang wanita berambut oranye panjang dan seorang laki-laki berambut coklat.
“Mampirlah ke penginapan.” Duke tersenyum lebar.
Duke dan putrinya Ann adalah pemilik penginapan satu-satunya di kota kecil ini. Penginapan itu hanya terletak beberapa ratus meter dari gereja. Bangunan penginapan yang lengkap dengan restaurant dan bar itu sudah tidak diragukan lagi menjadi bangunan paling besar di Hamufield.
“Tentu.” Nyonya Han kembali memerlihatkan senyum ramahnya. “Aku dan Jae Joong akan membawa Jun Su berkeliling kota hari ini.”
“Ya, mampirlah juga ke rumahku.” kali ini Huang Fu yang berbicara. Huang Fu adalah pemilik supermarket satu-satunya di Hamufield. Hamufield terlalu kecil untuk memiliki banyak toko yang menjual barang sejenis.
Hanya ada satu toko kain di Hamufield, milik orangtua Sakura dan Hikari. Hanya ada satu tukang jahit di Hamufield, milik bibi Ellen dan anaknya. Hanya ada satu rumah sakit, hanya ada satu perpustakaan. Bakery Nyonya Han juga merupakan satu-satunya bakery di Hamufield. Kota tua itu amat kecil hingga penduduknya saling menenal satu sama lain.