Loading...
Logo TinLit
Read Story - Temu Yang Di Tunggu (up)
MENU
About Us  

Jika aku di tanya berapakali aku terluka karena Devan, maka dapat kukatakan bahwa hal itu sudah tak dapat terhitung lagi jumlahnya, karena Devan melukaiku setiap harinya. Dia selalu datang dengan menebar sedikit rasa bahagia yang menciptakan sebuah harap, lalu pergi dengan meninggalkan selaksa duka yang menggores di setiap tempat yang berbeda. Dia membuat tubuhku dipenuhi jejak-jejak luka dengan iming-iming kebahagiaan yang fana.

Sekarang baru kusadari jika Devan bukannya tidak mempunyai hati. Dia mempunyainya, tapi tidak pernah ia gunakan jika itu berkaitan tentangku.

Seperti pagi ini, dengan kekerasan hatinya yang tak pernah mampu kusentuh itu, dia pergi meninggalkanku yang masih terkulai lemas di ranjang akibat perbuatannya tadi malam. Dia menjadi dingin lagi, setelah kami melewati malam yang panjang dan romantis kala itu.

Dengan langkah gontai kuseret kakiku perlahan menuju ke kamar mandi untuk bersiap pergi ke kampus. Aku tetap harus kuliah karena hari ini akan ada kegiatan malam keakraban, meskipun dengan tubuhku yang masih terasa sakit dan nyeri, persis seperti keadaan hatiku saat ini.

Setelah selesai bersiap, aku bergegas keluar rumah untuk mencari angkutan umum. Hah...sepertinya kali ini pun aku harus melewatkan sarapanku lagi, karena hampir terlambat.

"Udah gue duga Devan akan begini lagi" suara adik iparku yang tiba-tiba saja muncul cukup mengejutkanku.

"Vin kamu kok di sini?" tanyaku penasaran.

Tanpa menjawab pertanyaanku, Davin mengambil alih tas gendongku yang cukup berat karena membawa perlengkapan untuk acara makrab hari ini.

"Berat kan? Biar gue yang bawa" suara tegas Davin saat itu menunjukkan bahwa dia tengah dalam mode serius saat ini.

Davin berjalan menuju ke mobilnya, dengan tas gendongku yang masih setia dia sampirkan di bahu kanan nya. Namun sebelum dia masuk ke dalam mobilnya, dia menyempatkan diri untuk membukakan pintu untukku terlebih dahulu. Dan hal itu tentu saja membuatku terkejut dengan sikapnya.

"Makasih" ucapku, sembari masuk ke dalam mobil dengan fikiran semerawut yang tengah mencari jawaban akan perubahan sikap Davin yang tiba-tiba ini.

"Tadi malem lo buka segel yah?" tanya Davin tanpa berbasa-basi, sembari menjalankan mobilnya menyusuri jalan raya menuju ke kampus.

Aku menoleh ke arah Davin secepat kilat, pertanyaan Davin bukanlah pertanyaan biasa. Dan bukankah dia terlalu terang-terangan?

"Kok tiba-tiba nanya gitu?"

Davin menoleh kearahku sekilas, dengan raut wajah yang tak dapat kubaca apa maksudnya "Jalan lo beda"

Aku tergugup dan menatap Davin dengan kikuk "E..emang keliatan yah?"

"Lo itu bodoh apa idiot sih? Mau-maunya di manfaatin Devan buat pemuas nafsu birahinya. Lo ngga mikir buat cerai apa? Kalau sekarang lo udah ngga perawan terus gimana bisa dapet laki-laki yang lebih baik dari Devan?"

Deg!

Ucapan Davin kala itu membuatku tertegun, aku bahkan tidak pernah berfikir sampai sejauh itu. Dan itu benar, aku memang bodoh atau mungkin seorang idiot. Hanya karena beberapa penggal kata manis yang Devan katakan, aku melepas kesucianku untuknya.

Aku menoleh ke arah Davin, dan menatap ke arahnya yang masih terfokus pada jalanan di depannya. Kini aku mengerti raut wajah itu, raut wajah yang menunjukkan bahwa Davin tengah kecewa dengan diriku.

"Maaf" ucapku yang membuat Davin menghembuskan nafas pelan.

"Gue juga minta maaf karena kebawa emosi, itu hak lo juga sih. Gue ngga bisa apa-apa kalau itu udah jadi keputusan lo. Tapi hati kecil gue ngga terima aja kalau lo di sakitin terus-terusan sama si brengsek Devan"

°°°

Acara ospek kampus telah selesai sore ini, dan malam ini akan ada acara makrab sesuai dengan jadwal yang telah di tentukan oleh para dosen. Aku yakin aku akan bertemu lagi dengan Devan dan Luna nanti malam, karena para anggota BEM dan juga para alumni adalah penanggungjawab acara.

"Ta malem ini setiap kelompok tidur satu tenda kan?" tanya Eca yang menghampiriku di kelas yang biasa kami tempati selama ospek.

Aku mengangguk dan tersenyum, kali ini aku memutuskan untuk menikmati masa-masa remajaku. Aku ingin bahagia dan berusaha untuk tidak memikirkan semua tentang Devan.

Eca meneliti wajahku dengan seksama "Lo kayaknya rada beda gitu Ta. Kayak bercahaya aja gitu mukanya"

Aku mengernyit bingung " Masa?"

Eca berdehem " Ada penelitian yang bilang kalau bercinta itu menyehatkan loh. Dan akhirnya saya tahu kalau semua itu ternyata bener"

Uhuk!

Aku tersedak oleh salivaku sendiri karena terkejut dengan topik pembicaraan Eca. Aku cukup paham maksud dari pembicaraan Eca, hanya saja mengapa sedari pagi orang-orang di sekitarku selalu menyinggung pembahasan tentang masalah itu. Aku jadi merasa seperti tertangkap basah karena sudah melakukan kejahatan.

Eca menepuk bahuku, sembari tertawa "Tuh kan bener dugaan saya, padahal asal tebak. Haha"

"Selamat sore menjelang malam manis"

Aku memutar tubuhku ketika mendengar suara yang tak asing dari arah belakangku. Benar saja, ternyata si pemilik sorot mata lembut berwarna saphire itu.

Aku memeberikan tatapan jengahku "Mau apa lagi sih kak?"

Kenzo tersenyum dengan sejuta pesonanya yang membuat para mahasiswi menjerit, kecuali aku dan Eca. Untuk sejenak aku sempat berfikir jika saja aku tidak menikah dengan Devan, sudah pasti aku akan menjadi gadis terbahagia karena dengan wajahku yang tidak terlalu cantik ini, aku bisa mendapatkan perhatian dari kakak tingkat setampan dan sesempurna Kenzo Kalandra.

Kenzo mengibaskan tangannya di depan wajahku, yang membuatku berkedip bingung "Hei ngelamun aja...Lagi mikirin masa depan kita yah?"

Aku ralat. Aku lupa jika dia hanya menang tampang saja, tapi dia sama sekali tidak ada keren-kerennya. Apalagi saat ini, dia jadi terlihat seperti seorang idiot.

"Kakak mau ngapain? Kalau ngga ada kepentingan saya mau pasang tenda nih di lapangan"

Kenzo tersenyum "Kakak kesini karena ada kepentingan mendesak kok"

"Yaudah sana lakuin kepentingan mendesaknya, saya permisi" ucapku, sembari melangkah hendak pergi meninggalkan Kenzo. Namun, dengan reflek yang cepat Kenzo menahan lenganku.

"Ini lagi melakukan kepentingan mendesaknya, tanya dong apa gitu kepentingan mendesaknya"

Dia benar-benar kating konyol, tapi kalau aku tidak menurutinya maka semakin lama dia mengangguku.

Aku memutar mata malasku, cukup jengah dengan sifatnya "Apa kepentingan mendesaknya?"

"Memastikan keamanan dari calon ibu dari anak-anakku" ucap Kenzo yang membuat mahasiswi yang terdapat di sana menyoraki kami.

Sejenak ada rasa hangat yang menjalar ke tubuhku, entah itu karena rasa yang tersalurkan dari tangan Kenzo yang masih bertengger manis di lenganku, atau karena aku merasa bahagia mendengar kata-kata yang akhirnya membuatku merasa di cintai.

"Tumben pakai kata aku, biasanya juga lo gu-Mphmm"

Dengan lancang Kenzo menutup mulutku menggunakan telapak tangannya, lalu dia membisikan sesuatu di telingaku.

"Jangan bongkar kebiasaan gue, gue harus pakai aku-kamu kalau ngomong ke MABA. Gue kan ketua BEM" bisik Kenzo.

Aku menghempaskan tangan Kenzo dengan cepat, bukan karena aroma busuk atau rasa asin, tapi karena akhirnya aku menyadari batasanku. Sejujurnya aku menyukai aroma tubuh Kenzo yang beraroma seperti seorang bayi, aromanya sangat manis dan tidak menyengat. Tapi tidak ada maskulin-maskulinnya.

"Eh, maaf"

Aku mengabaikan dia, dan memilih untuk pergi ke lapangan untuk membantu kelompokku yang sedang membangun tenda.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (8)
  • Madesy

    lanjut donk.. gak sabar nihhh

    Comment on chapter Sisi lain
  • Sean_Ads

    Aha! My lovely new story ^^

    Comment on chapter Pertemuan Yang Tak Bermuara Pada Temu
  • margareth_sartorius

    The best version of yours

    Comment on chapter Pertemuan Yang Tak Bermuara Pada Temu
  • minata123

    Romance komedi seleraku

    Comment on chapter Pertemuan Yang Tak Bermuara Pada Temu
  • avalolly

    Lanjutkeun!!

    Comment on chapter Pertemuan Yang Tak Bermuara Pada Temu
  • landon123

    Such an awesome work, Fighting gurll!!
    Gue harap lo ga berhenti tengah jalan cuma karena ga ada pendukung baru, cerita lo seru ko jadi harus PD dan jangan kehilangan mood'y

    Comment on chapter Pertemuan Yang Tak Bermuara Pada Temu
  • Tarikhasabis

    Suka banget sama gaya penulisan kakak, kaya semi baku gitu, jadi bikin nyaman di baca dan ceritanya juga menarik banget. Aku suka banget sama cerita yang alurnya sakit dulu baru bahagia. Pokok nya nyesek momentnya kerasa banget di cerita ini, salam hangat dari Tarikha untuk author tercinta. Ngomong-ngomong kapan update lagi kak? Trus cerita Vanilla ice cream apa nggak niat untuk di lanjut? Padahal aku penasaran loh

    Comment on chapter Pertemuan Yang Tak Bermuara Pada Temu
  • neogara

    Bagus! Enak di baca. Lanjut terosssss... Semangat nulisnya

    Comment on chapter Pertemuan Yang Tak Bermuara Pada Temu
Similar Tags
TWINS STORY
1255      690     1     
Romance
Di sebuah mansion yang sangat mewah tinggallah 2 orang perempuan.Mereka kembar tapi kayak nggak kembar Kakaknya fenimim,girly,cewek kue banget sedangkan adiknya tomboynya pake banget.Sangat berbeda bukan? Mereka adalah si kembar dari keluarga terkaya nomor 2 di kota Jakarta yaitu Raina dan Raina. Ini adalah kisah mereka berdua.Kisah tentang perjalanan hidup yang penuh tantangan kisah tentang ci...
Laci Meja
495      333     0     
Short Story
Bunga yang terletak di laci meja Cella akhir-akhir ini membuatnya resah. Dia pun mulai bertekad untuk mencari tahu siapa pelakunya dan untuk apa bunga ini dikirim. Apa ini....teror?
My Andrean
10967      1912     2     
Romance
Andita si perempuan jutek harus berpacaran dengan Andrean, si lelaki dingin yang cuek. Mereka berdua terjebak dalam cinta yang bermula karena persahabatan. Sifat mereka berdua yang unik mengantarkan pada jalan percintaan yang tidak mudah. Banyak sekali rintangan dalam perjalanan cinta keduanya, hingga Andita harus dihadapkan oleh permasalahan antara memilih untuk putus atau tidak. Bagaimana kisah...
Aku Benci Hujan
7047      1858     1     
Romance
“Sebuah novel tentang scleroderma, salah satu penyakit autoimun yang menyerang lebih banyak perempuan ketimbang laki-laki.” Penyakit yang dialami Kanaya bukan hanya mengubah fisiknya, tetapi juga hati dan pikirannya, serta pandangan orang-orang di sekitarnya. Dia dijauhi teman-temannya karena merasa jijik dan takut tertular. Dia kehilangan cinta pertamanya karena tak cantik lagi. Dia harus...
Me & Molla
546      323     2     
Short Story
Fan's Girl Fanatik. Itulah kesan yang melekat pada ku. Tak peduli dengan hal lainnya selain sang oppa. Tak peduli boss akan berkata apa, tak peduli orang marah padanya, dan satu lagi tak peduli meski kawan- kawannya melihatnya seperti orang tak waras. Yah biarkan saja orang bilang apa tentangku,
Stars Apart
630      439     2     
Romance
James Helen, 23, struggling with student loans Dakota Grace, 22, struggling with living...forever As fates intertwine,drama ensues, heartbreak and chaos are bound to follow
Under a Falling Star
1032      610     7     
Romance
William dan Marianne. Dua sahabat baik yang selalu bersama setiap waktu. Anne mengenal William sejak ia menduduki bangku sekolah dasar. William satu tahun lebih tua dari Anne. Bagi Anne, William sudah ia anggap seperti kakak kandung nya sendiri, begitupun sebaliknya. Dimana ada Anne, pasti akan ada William yang selalu berdiri di sampingnya. William selalu ada untuk Anne. Baik senang maupun duka, ...
Big Secret
397      299     0     
Romance
Dayu Raha Dewi, seorang mahasiswi yang menutup identitasnya karena trauma masa lalu. Diluar dugaan, ia terjebak dengan kebohongannya sendiri, melibatkan keselamatan teman-temannya. Akankah ia berhasil menyelamatkan teman-temannya?
Katamu
3024      1149     40     
Romance
Cerita bermula dari seorang cewek Jakarta bernama Fulangi Janya yang begitu ceroboh sehingga sering kali melukai dirinya sendiri tanpa sengaja, sering menumpahkan minuman, sering terjatuh, sering terluka karena kecerobohannya sendiri. Saat itu, tahun 2016 Fulangi Janya secara tidak sengaja menubruk seorang cowok jangkung ketika berada di sebuah restoran di Jakarta sebelum dirinya mengambil beasis...
Hati Langit
8066      2167     7     
Romance
Ketika 2 orang teman yang saling bertukar pikiran mengenai suatu kisah sehingga terciptalah sebuah cerita panjang yang berwujud dalam sebuah novel. Buah pemikiran yang dikembangkan menjadi suatu kisah yang penuh dengan inspirasi dan motivasi dalam menghadapi lika-liku percintaan. Persembahan untuk mereka yang akan merengkuh jalinan kasih. Nani Sarah Hapsari dan Ridwan Ginanjar.