Witing tresno jalara soko kulino. Cinta datang karena terbiasanya. Itu yang Radit rasakan ketika dia terlalu sering bersama dengan seorang gadis yang miliki nama lengkap Antariksa Aira Crysan. Gadis cantik salah satu wakil ketua BEM FE yang menjadi incara banyak kaum adam di kampusnya.
Dulu Radit dan Aira hanya saling mengenal nama. Tapi ada suatu kejadian, dimana seorang Aira datang padanya dengan cara yang tidak disengaja. Gadis cantik itu dkejar mantan pacarnya buat minta balikan, Aira memutar otaknya dan mengatakan dia susah memiliki pacar. Namun, Levian Ransel sang mantan kekasih tidak percaya. Secara kebetulan juga Bimasakti Airlangga Raditya lewat. Aira yang kebetulan tahu Radit adalah sahabat sepupunya, dia langsung berlari menghampirinya dan menarik tangan pemuda itu. Lalu Aira berteriak lantang dikoridor kampus.
"Ini pacar gue! Namanya..." Aira terdiam sejenak. Siapa nama pemuda ini temennya si kutu kupret. Oh, dia cuma inget nama tengahnya. "...Airalangga."
Radit tertegun ketika mendengar ucapan Aira yang ternyata mengenalnya. Seakan ada euforia dan kembang api yang meledak-ledak dihatinya. Tunggu dulu! Apaan tadi pacar? Ya Allah. Dibilang pacarnya Aira. Ini mukjizat dari rahasia illahi. Boleh Radit syukuran tujuh hari tujuh malem?
Levian hanya berdecih kesal ketika melihat satu dari empat the most wanted of technology berdiri berdampingan disebelah Aira. Sialan kenapa mereka cocok banget!
Setelah itu Levian pergi meninggalkan dua sejoli yang sedang berpura-pura itu. Aira bernapas lega. Matanya melihat kearah Radit dengan tatapan tidak enak.
"Hehehe. Maaf ya. Saya bawa-bawa kamu." katanya melepaskan genggaman tangannya pada Radit.
Radit menyeringai nakal ke arah Aira. Moto dalam hidupnya adalah nakal boleh tapi brengsek jangan. Ketika melihat Aira akan pergi. Tangan Radit menahan tangan gadis itu.
"Kamu yang mulai buat saya jadi pacaran bohongan. Kenapa nggak dilanjutin aja? Lagian kamu udah teriak-teriakan di koridor kampus. Mereka taunya kamu pacarnya Bimasakti Airlangga Raditya. Bukan pacarnya Levian Ransel lagi."
Aira melotot ke arah Radit. Ini manusia apaan sih itu senyum-senyum nggak jelas. Rasanya mau Aira lem mulutnya. "Terus? Kamu mau kita jadi pacaran bohongan?"
Radit menganggukan kepalanya sebagai jawaban. "Ya, simbiosis mutualisme."
"Fine. Kita pacaran bohongan."
Radit melongo ketika Aira setuju untuk pacar pura-pura dengannya. Antara bersyukur dan tidak bersyukur. Aira yang yang selama ini menjadi incaran para kaum adam akhirnya memilih untuk melabuhkan kapal karamnya dihati Radit yang sudah lapuk. Bersyukur ternyata Radit nggak jelek-jelek amat. Tapi tidak bersyukurnya itu pacar pura-pura doang. Radit hanya bisa menangis dalam hati.
Sampai suatu hari Aira datang menghampirinya.
"Kamu nggak usah deket-deket sama saya lagi." Aira menatap Radit dengan wajah datar.
Radit menaikan sebelah alisnya menatap heran. "Kenapa?"
"Kita udahan main pacaran pura-puranya. Saya takut khilaf. Malahan bisa lupa nanti. Kalau gitu makasih loh buat selama ini."
Setelah mengatakan itu Aira meninggalkannya. Mulut Radit hanya bisa menganga tidak percaya. Lah? Nggak salah nih?! Diputusin dari pacar bohongannya? Ini seriusan????
Sakit tapi enggak berdarah, loh!
SEE YOU NEXT STORY!!!