•REWIND•
©Elsy Jessy
Aku mulai kehilangan. Dia mulai sibuk mempersiapkan Ujian Nasional dan Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri. Aku jarang melihatnya di sekolah lagi. Walaupun sesekali dia mengirim pesan. Tetap saja aku rindu. Aku hanya memandangi gantungan kunci yang tadinya sudah kupungut lagi di kolong tempat tidur dan ikat rambut bebek pilihannya juga sambil mendengarkan lagu di CD yang dibelinya tempo hari sedari tadi. Aku paham sekarang, benar katanya waktu itu. Barang-barang ini bisa menjadi pengobat rindu.
Krucul. Nama itu muncul di layar ponselku. Itu panggilan darinya. Akhirnya aku bisa mendengar suaranya. Dia mengajak bertemu di kafe pertama kali dia mentraktirku.
Setibanya di kafe itu, mataku tertuju ke atas panggung. Dia di sana. Dengan piawai dia mainkan gitar akustiknya sambil bernyanyi lagu favorit kami.
Tepukan penonton riuh setelah selesai lagu, menandakan mereka puas atas sajian darinya. Dia melihatku dari atas panggung. Aku berikan senyuman termanis yang kupunya. Setelah itu dia tetap diam tak beranjak dari tempatnya.
"Cil ... " panggilnya.
Jantungku berdegup kencang. Dia kembali memainkan gitarnya.
"Ku ingin kau menjadi milikku
Entah bagaimana caranya
Lihatlah mataku untuk memintamu
Ku ingin jalani bersamamu
Coba dengan sepenuh hati
Ku ingin jujur apa adanya
Dari hati."
(Dari Hati - Club 80's)
***
Hampir lima belas menit aku menunggu, terlihat juga batang hidungnya. Dengan kemeja indigo dengan lengan yang dilipat hingga siku khas seragam perusahaannya, dia menghampiri mejaku. Badannya memang tak seramping dulu. Rambutnya pun telah banyak ditumbuhi uban. Tapi lihat senyuman itu, masih sama seperti empat belas tahun yang lalu.
"Tumben ngajak makan disini, Bun. Kayak orang pacaran aja."
"Cuma pengen cari suasana baru, Yah. Sambil nunggu Rafa pulang sekolah."
_________________Fin__________________