#The Clue
"Dalam setiap langkah, akan selalu ada sebuah petunjuk yang akan membawamu pada satu titik dimana itulah tujuanmu.."
********
Lagu-lagu Yui menggema di kamarku, sengaja kukeraskan karena aku sedang membereskan barang-barangku yang berantakan. Aku takut jika Adi akan ke kost-anku dan mendapati kamar gadis yang berantakan, pasti rasanya akan sangat memalukan.
Aku membuka sebuah kotak kecil yang tersimpan di sudut lemari pakaianku, kotak kecil itu kubuka dan kudapati sebuah gelang manik-manik berwarna coklat.
Gelang ini..
Aku merasakan sesuatu yang aneh berkelebat di benakku, seperti sebuah ingatan namun aku tak yakin itu apa.
Dddrrtt dddrrttt dddrrrtt
Sebuah panggilan masuk ke ponselku, nomor tak dikenal dan segera aku terima. Tak ada suara apapun di seberang ketika aku menjawabnya, hanya suara berisik tak karuan seperti suara keributan atau entah apa. Setelah beberapa kali aku mencoba untuk menanyakannya namun tak ada jawaban, ku akhiri panggilan itu.
Udara dingin melewati tengkukku yang telanjang.
Sshhh
Tok tok tok tok
Dhegh!
Aku menoleh ke arah pintu, aku membukakan pintu dan Listi ada disana.
"Hai Listi.." aku tersenyum dan menyapanya "ada apa?"
"Kak Feb.. ngobrol yuk, temani Listi.." katanya, "Mika dan Yuni mudik, jadi aku gada temen.."
Aku tersenyum, aku menemani Listi mengobrol di dapur sembari memasak mie instan.
"Kak Feb.. Listi kemarin baru putus sama pacar Listi.." ia bercerita sembari cemberut "dia bilang kak Hikma yang minta dia mutusin aku.."
"Ha? Kenapa bisa?" Kagetku "gimana ceritanya?"
"Padahal aku udah pacaran sama dia tiga bulan ini, dia anak BEM fakultas FPOK dan katanya dia suka sama kak Hikma dan kak Hikma minta dia buat mutusin aku.." katanya.
"Jangan bercanda.." aku tak percaya Hikma melakukan itu, untuk apa dia melakukan itu.
"Sungguh, Listi juga gak percaya kak.. tapi dia nya sendiri yang bilang.."
"Gila dia.. " responku.
"Ahh.. Listi kecewa kak Feb.. tapi Listi gak apa-apa.. dia nya juga ga pernah peduli sama Listi dari awal.. Listi juga gak peduli sih.." dia terlihat murung.
"Ahh.. biarkan saja manusia seperti itu.." aku menepuk-nepuk pundak Listi mencoba menghiburnya.
"Iya kak Feb.." Listi tersenyum "gimana kabar kak Feb? Sudah sehat?" Tanyanya "maaf yaa mengganggu kak Feb yang lagi sakit.."
Aku menggeleng "aku gak sakit kok Lis.."
"Kemarin kata kak Juna.."
"Gak bener.. aku sehat kok.." aku tersenyum
"Kak Febri sama kak Juna berantem ya? Ada masalah apa?" Tanyanya.
Berantem? Masalah?
"Gak kok Lis.." aku tersenyum paksa "memangnya kak Juna suka ngapain aja??"
"Kak Feb... baik-baik aja kan?" Listi menatapku kasihan.
"Coba ceritain deh Lis..." pintaku langsung.
"Mm...yaa.. mm.. kak Juna suka ke kost hampir tiap malam minggu beberapa bulan ini cuma buat nemenin kak Feb makan dan cerita-cerita di kamar kak Feb.." ia seakan menerawang "Listi gak tahu kalian ngobrolin apa, tapi kak Juna selalu pulang larut malam sebelum ibu kost mengunci gerbang.."
"Mm.. benarkah?" Aku merasa tak percaya akan cerita yang dituturkan Listi, tapi terlalu banyak bukti yang menguatkan posisi Juna.
"Iya hhehe.." Listi terkekeh "mm.. tapi maaf ya kak Feb.. Listi waktu itu gak sengaja liat kalian pelukan sama ciuman di depan gerbang kost malem-malem.."
Apa? Pelukan? Ciuman?
Aku meraba bibirku sendiri tak percaya,
aku pernah berciuman dengan lelaki keren seperti Juna? Di depan gerbang? Ya Tuhan.. Kenapa aku tak ingat, dan aku hanya ingat Adi saja..
"Mm.. bagaimana dengan kak Adi, Lis?" Tanyaku, berharap Listi tahu.
Ia menggeleng "siapa kak Adi? Listi belum pernah dengar dan lihat.." jawabnya.
Arrgh! tidak mungkin!
Aku hanya tersenyum dan mendengarkan Listi yang banyak bercerita tentang mantan-mantannya.
*******
Angin berhembus hangat di sekitar jalanan menuju kampus, aku berjalan bersama Sora yang memberitahuku bahwa aku harus melakukan jobdesk-ku mulai hari ini, ia memintaku untuk menghubungi beberapa orang yang berhubungan dengan acara. Segera saja aku menghubungi beberapa orang yang Sora maksud.
Kami berpisah di depan gerbang kampus, Sora masuk ke kampus sedang aku hendak ke supermarket untuk belanja keperluan sehari-hari. Dan aku harus menyebrang karena supermarket berada tak jauh dari kampus. Ketika aku menyebrang, dari kejauhan kulihat sekelebat bayangan yang janggal.
"Nass..." seseorang memanggilku, suara Adi, karena hanya dia yang memanggilku 'Nanas'. Hatiku senang karena Adi memanggilku, aku menoleh padanya, ia berada di dekat pos satpam di dalam kampus, aku melambai padanya dan tersenyum, namun ketika aku ingin memanggilnya, Adi berteriak "awas Nanass.." ia terlihat berlari.
Ha?
Aku menoleh dan sebuah mobil barang melaju cepat ke arahku.
Diiiiiddd diiiiiiiddd
Ya Tuhan!
Aku merasa kakiku tak dapat digerakkan dan suaraku tak dapat keluar, aku hanya bisa menutup mataku ketakutan, berharap aku masih punya kesempatan untuk hidup lebih lama lagi.
Diiiiiiiidddd diiiiiiiidddd
Deg
deg
deg
deg
deg
Apa aku akan mati? Adi? Ya Tuhan tolong aku!!
****
GRAB
BRUKK
Sebuah tubuh menarikku dan membenamkan tubuhku dalam pelukannya.
Deg
deg
deg
deg
deg
deg
Aku merasa terlempar dan menggelinding pelan ke aspal, lenganku terasa linu dan kakiku terasa ngilu.
Ssshhh
Deg
deg
deg
deg
deg
deg
Degup jantung ini..
Ssshh Hoshhh ssshhh hosshh
Deru nafas ini...
Gyyuuuttt
Dekapan ini..
Aku mencoba membuka mataku perlahan, detak jantungnya kencang dan nafasnya masih memburu, pelukannya sangat erat hingga aku merasa ia tak akan pernah melepaskan tubuhku.
Pakaian ini.. Aku pernah berada dalam pelukan sosok yang berpakaian seperti ini..
Ya.. aku pernah.. Tapi..
Aku menengadahkan kepalaku dan mencoba melihat sosok itu, perlahan-lahan tangannya melemah dan pelukannya melonggar, aku menelan ludahku tak percaya, semua ingatan tentangnya terasa memenuhi alam sadarku, semua gerak dan kata-katanya terbayang kuat di ingatanku.
Dia itu adalah...
"Syu-kurlah.. kau ba-ik...ba-ik.. sa-ja... Bin-tang.." bisiknya.
Sosok itu tersenyum kecil, namun dahinya mengalirkan darah segar dan matanya perlahan-lahan terpejam.
Dhegh!
Aku merasa sangat sesak, sebutir cairan hangat itu mengalir dari mata coklatku.
Tidak! Aku harap ini hanya mimpi.. Aku harap ini tak pernah terjadi.. Aku harap ia bukan...
JUNAAAAAAA...!!!!!
Romantiiiiiiissssss si Juna itu ya....
Comment on chapter #PrologBerkunjung balik ke ceritaku juga ya.