MIMPI. Aku tau ini hanyalah mimpi, tetapi aku juga tidak bisa berbohong jika aku bilang ini tidak menakutkan bagiku. Di dalam mimpiku, aku sedang berada di lorong sebuah bangunan yang mempunyai banyak pintu. Keadaan yang sunyi serta menyeramkan ini sukses membuat bulu kudukku bereaksi. Lama aku berdiam hanya untuk memutuskan apa aku harus berusaha bangun dari mimpi ini atau aku harus mencari tahu kenapa aku bermimpi ini.
Tiba-tiba dari arah depan di salah satu kamar, aku mendengar suara teriakan yang menyayat pendengaranku. Dengan ragu aku beranikan diri untuk melangkahkan kaki untuk mendatangi salah satu pintu yang terdengar suara teriakan itu. Semakin dekat, suara teriakan itu semakin terdengar jelas. Jeritan yang membuatku agak ragu untuk memeriksa apa yang sebenarnya sedang terjadi. Tetapi tiba-tiba ada seorang wanita yang berumur kisaran 20 tahun berlari keluar kamar itu dan anehnya berlari menembus tubuhku. Seolah-olah aku tak kasat mata. Dia berteriak ketakutan seperti sedang di kejar sesuatu- atau seseorang. Seorang pria yang berjalan dengan santai tetapi seperti mengeluarkan aura yang mematikan, dengan sebuah kapak kecil yang berada di tangannya. Sama seperti wanita tadi, pria itu juga hanya lewat dan menembus tubuhku, berusaha untuk mengejar wanita yang berlari tadi.
Setelah jejak kedua orang itu menghilang, aku melanjutkan niatku untuk memeriksa kamar dihadapanku itu, kamar dimana wanita tadi keluar.
Keadaan kamar itu berantakan, seperti saat kau melakukan pesta menginap dengan teman-temanmu tetapi ini lebih sangat berantakan. Beberapa barang yang tercecer di lantai, juga dacron, isi dalam bantal sudah berhamburan keluar, dan ada juga beberapa pecahan kaca yang berserakan di lantai.
"Well, ini terlihat sangat buruk." gumamku pelan.
Sekilas aku mendengar kucuran air yang mengalir dari arah pintu samping, yang aku tebak itu pasti kamar mandi. Dengan langkah pelan dan sigap, aku mencoba meraih kenop pintunya dan menarik pintu untuk membukanya.
DEG
Satu hal yang berhasil membuat jantungku berhenti seperdetik dan mulai berdetak kencang lagi, suatu pemandangan mengerikan di hadapanku. Sesuatu yang mungkin aku sendiri tidak akan sanggup untuk melihatnya jika di kehidupan nyata.
Sosok perempuan tergeletak tidak berdaya di atas dinginnya lantai kamar mandi di hadapanku, dengan banyaknya darah yang keluar dari luka sayatan darinya. Aku masih merasa kalau jiwanya masih bertahan dalam tubuh itu, sempat sekilas aku melihat kelopak matanya bergetar dan juga jari tangannya yang bergerak sedikit. Tetapi aku juga bisa pastikan kalau waktunya tidak akan lama lagi karena luka sayatan itu bukan penyebab dari kematiannya nanti. Penyebabnya adalah, organ dalam wanita itu yang kini menjuntai keluar dari luka yang menganga dari perutnya. Seolah sengaja dilukai dan isi perutnya ditarik keluar oleh siapapun yang melakukannya.
Hampir semenit aku terdiam melihat sosok wanita yang akhirnya merenggang nyawa di hadapanku itu, semenit itu pula aku menahan diri untuk tidak tumbang dan berteriak histeris. Dengan pelan dan langkah tertatih aku berniat sekuat tenaga untuk menyeret kakiku keluar dari kamar mandi menuju pintu keluar. Belum sempat aku meraih gagang pintu kamar, di pojokan kamar yang gelap terhalang penerangan, aku merasakan ada sesuatu —sosok yang membuat langkahku terhenti. Sekali lagi ku beranikan diri untuk membalikkan tubuhku ke arah pojok kamar itu, berusaha menenangkan diriku sendiri jika ini hanya mimpi dan sosok-sosok disini tidak akan ada yang mengenali bahkan melihat diriku.
Akhirnya dengan memaksakan diri melihat ke arah itu, aku menangkap satu bayangan dan suara perempuan, suara yang membuatku ketakutan dan secara otomatis instingku mengatakan bahwa ini salah. Mimpi ini salah.
“Seharusnya kau tidak kesini! PERGI DARI SINI!”
HOSH HOSH
Aku terbangun dari mimpi buruk itu. Sial. Kenapa juga harus mimpi yang seperti itu sih?! Dan apa maksud mimpi itu sih? Ugh, sumpah ya makin lama kejadian yang akhir-akhir ini aku alami semakin jadi tanda tanya besar dan sangat menggangguku.
Aku beranjak dari tempat tidur menuju ke dapur kecil untuk mengambil segelas air putih karena haus saat terbangun dari mimpi buruk tadi. Serius, tadi itu sangat-sangat buruk! Aku jarang atau malah tidak pernah bermimpi seperti tadi. Kata orang, mimpi itu hasil dari pengaruh alam bawah sadar yang akhirnya hadir dalam bentuk penglihatan, pendengaran, pikiran, perasaan, atau indra lainnya dalam tidur. Tetapi itu sangat mustahil terjadi kalau alam bawah sadarku bisa menciptakan penglihatan atau hal semacamnya seperti yang ada di mimpi tadi.
Baru saja aku beranjak ingin kembali lagi ke kamar dan melanjutkan tidur yang terganggu itu. Saat aku melewati lorong antara ruang tengah dan kamar, aku merasakan ada seseorang berjalan mengikutiku dari belakang. Aku berhenti berjalan dan berniat untuk menoleh ke belakang.
Tetapi apa yang aku lihat sekarang membuatku menyesal menoleh!
Sial!
Sekarang aku bimbang, sebenarnya aku masih bermimpi ataukah sosok yang di depan ini mengikutiku sampai ke dunia nyata?!!!
Di depanku, sosok perempuan berambut panjang dengan isi perut yang terbuka dan menjuntai hingga ke lantai itu sedang menjulurkan tangannya ke arahku seolah-olah ingin menggapaiku. Panik langsung menyerangku. Mulut perempuan itu bergerak seolah-olah ingin berbicara, tetapi tidak bisa dan hanya bisa mengerang. Baru aku sadari ternyata lidahnya telah terpotong!
Sial! Sial!
Ya Tuhan, bagaimana ini bisa terjadi padaku! Sebenarnya ada apa ini?!
Aku langsung berlari ke dalam kamar dan menguncinya. Berlari lagi ke tempat tidur dan bersembunyi di balik selimut. Aku mendengar pintu kamarku di gedor-gedor dan tidak berhenti sampai disitu, dia juga seperti menggesekkan kuku-kukunya ke daun pintu. Aku menangis ketakutan. Entah berapa lama hingga akhirnya aku tertidur.
lanjut kak seru.. orang sunda wajib kudu merapat!
Comment on chapter Menilik Tabir